Makalah Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik
TENAGA LISTRIK
SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI
DISUSUN OLEH :
2019
i
DAFTAR ISI
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Makalah................................................................................................................ 2
1.4 Kegunaan Makalah ........................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3
2.1 Dasar Teori ....................................................................................................................... 3
2.2 Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik ....................................................................... 4
2.3 Peralatan Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik........................................................ 6
2.4 Cara Kerja Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik ..................................................... 7
2.5 Penerapan Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik .................................................... 10
2.6 Pencegahan Gangguan Transmisi Tenaga Listrik .......................................................... 11
BAB III ......................................................................................................................................... 13
PENUTUP..................................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 14
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk menegetahui dan mendiskripsikan system proteksi yamg baik
2. Untuk mengetahui pemasangan system proteksi
3. Untuk mengetahui manfaat system proteksi
4. Untuk mengetahui Komponen apa saja yang dipakai
2
BAB II
PEMBAHASAN
saluran transmisi udara ini rawan terhadap sambaran petir yang menghasilkan gelombang
berjalan (surja tegangan) yang dapat masuk ke pusat pembangkit listrik. Oleh karena itu,
dalam pusat listrik harus ada Lightning Arrester (penangkal petir) yang berfungsi
menangkal gelombang berjalan dari petir yang akan masuk ke instalasi pusat pembangkit
listrik.Pada sistem transmisi juga harus memiliki pengaman dari gelombang berjalan yang
dapat berasal dari pembukaan dan penutupan pemutus tenaga seperti Relay dan Circuit
Breaker. Adapun macam-macamnya sebagai berikut:
1. Macam-macam relay :
a. relay over current
b. relay differential current
c. relay ground volt
d. relay contactor
2. Macam-macam Circuit Breaker
a. Air Circuit Breaker
b. Oil Circuit Breaker
c. Vacum Circuit Breaker
d. SF6 Circuit Breaker
3
2.2 Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik
Pengertian proteksi transmisi tenaga listrik adalah proteksi yang dipasang pada
peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga listrik sehingga proses penyaluaran
tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik(Power Plant) hingga Saluran distribusi
listrik (substation distribution) dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik
dengan aman. Proteksi transmisi tenaga listrik diterapkan pada transmisi tenaga listrik agar
jika terjadi gangguan peralatan yang berhubungan dengan transmisi tenaga listrik tidak
mengalami kerusakan. Ini juga termasuk saat terjadi perawatan dalam kondisi menyala.
Jika proteksi bekerja dengan baik, maka pekerja dapat melakukan pemeliharaan transmisi
tenaga listrik dalam kondisi bertegangan. Jika saat melakukan pemeliharaan tersebut terjadi
gangguan, maka pengaman-pengaman yang terpasang harus bekerja demi mengamankan
sistem dan manusia yang sedang melakukan perawatan.
Transmisi tenaga listrik terbagi dalam beberapa kategori. Kategori yang pertama
adalah transmisi dengan tegangan sebesar 500kv. Ini merupakan transmisi yang sangat
tinggi. Karena di Indonesia masih menggunakan sistem 500 kv. Kategori yang kedua
adalah transmisi dengan tegangan sebesar 150 kv. Dan yang ketiga adalah transmisi 75 kv.
Untuk dibawah 75 kv selanjutnya dinamakan dengan distribusi tenaga listrik.
Proteksi berbeda dengan pengaman. Jika pengaman suatu sistem berarti system
tersebut tidak merasakan gangguan sekalipun. Sedangkan proteksi atau pengaman sistem,
sistem merasakan gangguan tersebut namun dalam waktu yang sangat singkat dapat
diamankan. Sehingga sistem tidak mengalami kerusakan akibat gangguan yang terlalu
lama. Gangguan pada transmisi tenaga listrik dapat berupa :
Proteksi sistem tenaga listrik adalah pengisolasian kondisi abnormal pada sistem TL untuk
meminimalkan pemadaman dan kerusakan yang lebih lanjut. Dalam merancang sistem
proteksi, dikenal beberapa falsafah proteksi, yaitu:
4
1. Ekonomi : Peralatan proteksi mempunyai nilai ekonomis.
2. Selektif : Dapat mendeteksi dan mengisolasi adanya gangguan.
3. Ketergantungan : Proteksi hanya bekerja jika terjadi gangguan.
4. Sensitif : Mampu mengenali gangguan, sesuai setting yang ditentukan,
walau gangguannya kecil sekalipun.
5. Cepat : Mampu bekerja dalam waktu yang sesingkat mungkin.
6. Stabil : Proteksi tidak mempengaruhi kondisi yang normal
7. Keamanan : Memastikan proteksi tidak bekerja jika tidak terjadi gangguan
5
2.3 Peralatan Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik
1. Relay
sebagai elemen perasa yang mendeteksi adanya gangguan atau keadaan
abnormal lainnya (fault detection ).
2. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari
sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan
sekecil mungkin karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Pada umumnya
ground wire terbuat dari kawat baja (steel wire) dengan kekuatan St 35 atauSt 50,
tergantung dari spesifikasiyang ditentukan oleh PLN.
3. Pemutus Tenaga ( PMT )
Adalah alat untuk memisahkan / menghubungkan satu bagian instalasi dengan bagian
instalasi lain, baik instalasi dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terganggu.
Batas dari bagian-bagian instalasi tersebut dapat terdiri dari satu PMT atau lebih.
6
4. Trafo arus / trafo tegangan
Trafo arus (CT) diperlukan untuk mengisolasi rangkaian sekunder (seperti rele
pengukur dan meteran)dari rangkaian (daya) primer. Menyediakan besaran sisi
sekunder trafo yang sebanding dengan besaran sisi primernya.
Rating sisi primer trafo arus biasanya dipilih sama dengan atau lebih sama besar dari
arus normal beban penuh dari rangkaian yang dilindungi
7
jangka waktu kerja relay mulai pick up sampai kerja relay diperpanjang
dengan waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus yang mengerjakan relay.
iii. Relay arus lebih waktu terbalik (Inverse Relay)
Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya
arus secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu
tundanya. Karakteristik ini bermacam-macam dan setiap pabrik dapat
membuat karakteristik yang berbeda-beda, karakteristik waktunya dibedakan
dalam tiga kelompok :Standar invers, Very inverse, Extreemely inverse
c. Relay diferensial
Relay differensial adalah suatu alat proteksi yang sangat cepat bekerjanya dan
sangat selektif berdasarkan keseimbangan (balance) yaitu perbandingan arus yang
mengalir pada kedua sisi trafo daya melalui suatu perantara yaitu trafo arus (CT).
Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan
(generator, transformator dan lain-lainnya).
Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan
(generator, transformator dan lain-lainnya). Arus-arus sekunder transformator
arus, yaitu I1 dan I2 bersikulasi melalui jalur IA. Jika relay pengaman dipasang
antara terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi normal tidak akan ada arus Jika
terjadi gangguan diluar peralatan listrik peralatan listrik yang diamankan (external
fault), maka arus yang mengalir akan bertambah besar, akan tetapi sirkulasinya
akan tetap sama dengan pada kondisi normal, sehingga relay pengaman tidak akan
bekerja untuk gangguan luar tersebut. Jika gangguan terjadi didalam (internal
fault), maka arah sirkulasi arus disalah satu sisi akan terbalik, menyebabkan
keseimbangan pada kondisi normal terganggu, akibatnya arus ID akan mengalir
melalui relay pengaman dari terminal 1 menuju ke terminal 2. Selama arus-arus
sekunder transformator arus sama besar, maka tidak akan ada arus yang mengalir
melalui kumparan kerja (operating coil) relay pengaman, tetapi setiap gangguan
8
(antar fasa atau ke tanah) yang mengakibatkan sistem keseimbangan terganggu,
akan menyebabkan arus mengalir melalui Operating Coil relay pengaman, maka
relai pengaman akan bekerja dan memberikan perintah putus (tripping) kepada
circuit breaker (CB) sehingga peralatan atau instalasi listrik yang terganggu dapat
diisolir. Adapun gambar kerja dari relai differensial seperti gambar dibawah ini.
d. Relay jarak
Rele jarak merupakan proteksi yang paling utama pada saluran transmisi. Rele
jarak menggunakan pengukuran teganan dan arus untuk mendapatkan impedansi
saluran yang harus diamankan. Di sebut rele jarak, karena impedansi pada saluran
besarnya akan sebanding dengan panjang saluran. Oleh karena itu, rele jarak tidak
tergantung oleh besarnya arus gangguan yang terjadi, tetapi tergangung pada jarak
gangguan yang terjadi terhadap rele proteksi. Impedansi yang diukur dapat berupa
Z, R saja ataupun X saja. Tergantung rele yang dipakai.
Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang terlihat
dari relai, dengan membagi besaran tegangan dan arus, maka impedansi sampai
titik terjadinya gangguan dapat ditentukan. Perhitungan impedansi dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑉𝑓
𝑍𝑓 =
𝐼𝑓
Dimana:
Zf = Impedansi (ohm)
Vf = Tegangan (Volt)
If = Arus gangguan
9
Relay jarak akan bekerja dengan cara membandingkan impedansi gangguan yang
terukur dengan impedansi setting, dengan ketentuan:
a) Bila harga impedansi gangguan lebih kecil dari pada impedansi seting
relai maka relai akan trip.
b) Bila harga impedansi ganguan lebih besar daripada impedansi setting relai
maka relai akan tidak trip.
2. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari sambaran
petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan sekecil mungkin
karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Kawat ini merupakan proteksi transmisi
tenaga listrik yang bersifat pasif. Jika terjadi sambaran petir, maka kawan ini akan
mebyalurkan arus petir langsung ketanah. Sehingga sistem transmisi aman dari gangguan.
Kawat yang bagus adalah yang memiliki tahanan kurang dari 4 ohm. Jika lebih dari 4
ohm, maka arus yang mengalir tidak bisa cepat, dapat menyebabkan putusnya kawat atau
terjadinya flashover antara kawat dasa dengan kawat tanah.
Proteksi transmisi tenaga listrik diberlakukan di semua transmisi tenaga listrik. Namun,
untuk pemasangannya hanya berada di gardu induk. Pemasangannya pada saluran masuk
ke gardu induk dan di saluran keluar garu induk. Sehingga jika jaringan transmisis terjadi
10
gangguan, maka gardu induk tidak mengalami kerusakan. Jika terjadi kerusakan, maka
kerusakannya minimal. Kecuali kawat tanah. Kawat tanah dipasang diatas kawat fasa
yang berfungsi untuk melindungi kawat fasa dari sambaran petir. Sehingga
pemasanggannya berada diseluruh jaringan transmisi tenaga listrik.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pada sistem transmisi tegangan tinggidiperlukan adanya sistem proteksidengan tujuan :
a. Mengamankan peralatan terhadapkerusakan akibat gangguan.
b. Melokalisir sehingga pemadamanbagi konsumen diusahakan minimaldan sesingkat
mungkin.
c. Mencegah runtuhnya sistem ,sehingga pemadaman total (black-out)dapat dihindari.
13
DAFTAR PUSTAKA
14