BAB IX
STRUKTUR TARIF ENERGI LISTRIK
Project Engineer akan menyiapkan perhitungan struktur tarif PT. PLN (Persero),
termasuk harga dan syarat-syaratnya untuk penjualan energi yang dihasilkan.
Harga yang dinyatakan merupakan hasil kajian biaya rekayasa yang merupakan
refleksi nominal dari PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW. Dengan begitu, studi
kelayakan harus merefleksikan pertimbangan biaya saat ini dan penawarannya.
Project Engineer akan menawarkan struktur tarif, atas dasar asumsi untuk seluruh
biaya produksi dan penyaluran dari energi yang dihasilkan.
Tarif yang digunakan dalam proyek ini mengacu pada feed dan tariff yang telah
ditetapkan oleh pemerintah dalam Permen ESDM No. 12 tahun 2017, yaitu tariff
harga listrik sebesar 85% dari BPP regional dan penyesuaian Kurs USD terbaru
adalah sebesar 8,83 cUSD per kWh.
Bila terjadi kondisi darurat (emergency) pada sistem jaringan listrik PT. PLN
(Persero) setelah tanggal operasi PLTBm.
Emergency Output berarti energi listrik yang diminta melebihi batas atas
(dalam kWh) termasuk untuk setiap kelebihan jam setelah perhitungan Actual
Availability Factor (Afa) untuk setiap periode penagihan (MHL) yang ada. Daya
semacam itu adalah :
Daya yang dikirim menanggapi permintaan sistem PT. PLN (Persero) dinyatakan
kondisi darurat pada sistem jaringan listrik PT. PLN (Persero).
Daya yang diproduksi oleh PLTBm pada level di atas MHL.
Pembayaran harus dilakukan untuk biaya bahan bakar yang terkait dengan start-
up PLTBm ketika start-up menjadi konsekuensi dan pengiriman energi (dispatch)
atau dipertimbangkan sebagai pengiriman energi oleh PT. PLN/Supplier
biomassa berdasarkan perjanjian.
Sebelum tanggal operasi komersial PT. PLN (Persero) harus membeli setiap
energi listrik yang diproduksi oleh PLTB. Biaya per unit dari energi listrik yang
dibeli oleh PT. PLN (Persero) dalam kondisi seperti ini harus ditentukan pada
Energy Charge Rate (ECR) dengan mengacu pada biaya bahan bakar per kWh dari
energi yang diproduksi dalam periode penagihan tertentu.