Anda di halaman 1dari 2

Kebijakan Tarif Pembelian Listrik Non-PLN Oleh PLN

Dalam Sistem Smart Grid

Smart grid tidak hanya mampu mengakomodasi pembangkit besar yang


tersentralisasi, tetapi juga harus mampu mengakomodasi pertambahan pembangkit
yang terdistribusi. Bahkan dimungkinkan adanya sistem prosumen (produsen–
konsumen), yaitu konsumen bisa memproduksi listrik sendiri dengan tujuan untuk
pemakaian sendiri maupun untuk disalurkan ke grid. Untuk melakukan ini dibutuhkan
smart meter yang mampu mengukur pemakaian energi dua arah, biasa disebut meter
eksim (ekspor –impor).
Selain itu, dibutuhkan juga kebijakan dari pemerintah untuk mengaturnya.
Kementrian ESDM telah mengeluarkan berbagai kebijakan terkait harga pokok
pembelian listrik oleh PLN ke pembangkit-pembangkit non-PLN, sebagai contoh adalah
Peraturan Menteri ESDM No. 17 Tahun 2013 tentang Pembelian Tenaga Listrik Oleh PT.
Perusahaan Listrik Negara (Persero) dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya photovoltaic,
yang menyebutkan bahwa harga beli listrik dari PLTS oleh PLN adalah sebesar 0,25 $
per kWh.
Beberapa aspek perlu diregulasi untuk mendukung pengaplikasian smart grid,
antara lain dari sistem pentarifan. Sebagai contoh, harga jual dan beli listrik oleh PLN
diregulasi dari Kementerian ESDM dan insentif penggunaan teknologi yang ramah
lingkungan diregulasi oleh Kementerian Keuangan. Pentarifan yang perlu diregulasi
antara lain :
a. Perbedaan tarif listrik pada saat beban puncak dan diluar beban puncak,
sehingga konsumen bisa mengatur konsumsi listriknya dan memungkinkan load
shifting serta demand supply management yang lebih baik
b. Harga beli listrik oleh PLN dari pembangkit bukan PLN, selain pertimbangan
biaya produksi listrik, juga harus dipertimbangankan konstribusinya dalam
menjaga kelestarian lingkungan
c. Regulasi tarif penjualan listrik dari daerah dengan harga listrik murah ke daerah
dengan harga listrik yang lebih mahal
d. Regulasi tarif listrik untuk pelanggan yang membutuhkan daya dengan kualitas
yang tinggi
Berikut adalah daftar harga beli energi listrik oleh PT. PLN (Persero) sesuai
kebijakan menteri ESDM:
 PLTS (Photovoltaic Power Generation), tarif maksimum sebesar US$ 0,25/Kwh
 PLTS tingkat komponen modul photovoltaic dalam negeri (TKDN) minimal 40%,
tarif maksimum sebesar US$ 0,30/kWh
 PLTP (Geothermal Power Generation), tarif sebesar US$ 0,15/Kwh

Untuk pembangkit renewable lainnya, tarif pembelian di atur dalam peraturan


menteri ESDM nomor 31 tahun 2009 bahwa PT. PLN (Persero) harus membeli tenaga
listrik dari pembangkit yang menggunakan renewable energi skala kecil dan menengah
hingga 10 MW atau kelebihan daya listrik dari BUMN, BUMD, Badan Usaha Swasta,
Koperasi dan Swadaya Masyarakat. Harga pembelian listrik ditetapkan sebagai berikut :
Tarif = H x F
H adalah harga listrik dalam rupiah per kWh sesuai dengan klasifikasi level tegangan
(menengah atau rendah) dan lokasi pembelian, F adalah faktor insentif sesuai dengan
lokasi pembelian yang dilakukan oleh PT PLN Persero, berikut tabel nilai H dan F

Anda mungkin juga menyukai