Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


Tahun Akademik 2019/2020

Oleh :
Kelompok 4
1. Putri Intan Kumalasari
2. Afidaturrahmah
3. Fitrih Hanifiah Megarani
4. Agres Nofela Devi
5. Nur Fadilah

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
JL.Khairil Anwar No. 3B Telp/Fax. (0332) 433015 Bondowoso
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Gagal Ginjal Kronis


Sasaran : Keluarga dan pasien di Ruang Bougenville
Hari/Tgl : Jum'at, 8 November 2019
Waktu : 20-30 menit
Tempat : Ruang Bougenville RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso

I. Analisis Situasi
1.1 Peserta Diskusi : Keluarga dan pasien ruang Bougenville
1.2 Ruangan Diskusi : Ruang Bougenville
1.3 Pemberi Materi : Mahasiswa DIII Keperawatan Universitas Bondowoso
II. Tujuan
2.1 Tujuan Umum :
Setelah mengikuti diskusi kelompok tentang Gagal Ginjal Kronis diharapkan keluarga
dan pasien dapat mengerti dan menjelaskan tentang Gagal Ginjal Kronis.
2.2 Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti diskusi kelompok tentang Gagal Ginjal Kronis , diharapkan peserta
dapat :
a. Menjelaskan pengertian Gagal Ginjal Kronis.
b. Menjelaskan proses Gagal Ginjal Kronis.
c. Menjelaskan aturan pelaksanaan Gagal Ginjal Kronis.
d. Menjelaskan tujuan Gagal Ginjal Kronis.
e. Menjelaskan manfaat Gagal Ginjal Kronis.
III. Materi
3.1 Pengertian Gagal Ginjal Kronis
3.2 Kerugian Gagal Ginjal Kronis
3.3 Komposisi Gagal Ginjal Kronis
IV. Metode dan Media
4.1 Metode : Ceramah, demonstrasi, tanya jawab
4.2 Media:Leaflet mengenai Gagal Ginjal Kronis.
V. Kegiatan Diskusi
No. Topik Waktu Kegiatan Diskusi Kegiatan Peserta PJ
1. Pembukaan 2 menit - Membuka kegiatan - Menjawab salam Afidaturrahmah
diskusi dengan
mengucapkan salam
2. Pelaksanaan 15 - Menyampaikan sekilas - Memperhatikan Putri Intan
menit tentang materi Gagal Kumalasari
Ginjal Kronis
- Mempersilahkan penyaji - Kelompok sangat
untuk memulai antusias
penyuluhan
- Pemateri menyampaikan Memperhatikan
materi
-

3. Feedback 3 menit - Menanyakan kepada - Kelompok sangat Agres nofela devi


audiens terkait materi antusias
yang sudah disampaikan - Kelompok
- Memberikan leaftet menerima leaflet

3. Evaluasi 5 menit Tanya jawab - Tanya jawab 1. Putri Intan


Kumalasari
2. Afidaturrahmah
3. Fitrih Hanifiah
Megarani
4. Agres Nofela
Devi
5. Nur Fadilah
4. Penutup 3 menit - Salam penutup, doa dan - Mendengarkan Putri Intan
harapan. - Mendengarkan Kumalasari
Menjawab salam

VI. Kriteria Evaluasi


6.1 Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : leaflet
d. Peserta hadir di tempat diskusi
e. Penyelenggaraan diskusi dilaksanakan di Ruang Bougenville
6.2 Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan
b. Peserta antusias terhadap materi diskusi yang ditandai dengan peserta
menyampaikan pendapatnya.
c. Suasana menyenangkan.
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat diskusi sebelum diskusi selesai.
6.3 Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat mengulangi materi yang telah diberikan.
b. Peserta dapat memahami tentang penyakit Gagal Ginjal Kronis.

VII. DaftarPustaka
Almatsier. 2016. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Edisi Ke-6. Jakarta: Gramedia.
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Rendi, Clevo M. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedal dan Penyakit Dalam. Yogyakarta:
Noha Medika.

VIII. Pengorganisasian
8.1 Pemimpin Diskusi
Tugas :
a. Pembawa acara
b. Membuka tanya jawab antara pemandu dan peserta yang bertanya
c. Mengatur jalannya acara yang disajikan
d. Menyajikan kesimpulan tentang topik yang telah dibahas
e. Menutup acara
8.2 Pemandu Diskusi Kelompok
Tugas :
a. Menyiapkan topik atau pokok yang akan dibahas.
b. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peserta yang bertanya.
Tata Cara Berdiskusi yang Benar:
Salah satu cara memecahkan permasalahan adalah dengan berdiskusi. Saling bertukar
pikiran dan wawasan, permasalahan yang rumit niscaya dapat diuraikan dan pada akhirnya akan
diperoleh jalan keluarnya. Proses diskusi akan berjalan secara efektif jika peserta menyadari
hakikat diskusi dan memegang teguh prinsip-prinsip pelaksanaan diskusi.
Berikut ini beberapa prinsip berdiskusi yang harus diperhatikan:
1. Diskusi merupakan forum ilmiah untuk bertukar pikiran dan wawasan dalam menyikapi suatu
permasalahan yang dihadapi bersama. Diskusi bukan forum untuk berbagi pengalaman
(sharing), perasaan (curhat), kepentingan (musyawarah), atau ilmu kepintaran (mengajar).
2. Dalam diskusi, harus terjadi dialog atau komunikasi intelektual dan ilmiah. Dalam hal ini, harus
dijauhkan unsur emosional dan mengabaikan kedekatan hubungan personal sehingga terlahir
pemikiran – pemikiran yang rasional dan objektif.
3. Diskusi merupakan forum resmi, formal, dan terbuka. Oleh karena itu, proses komunikasi
menggunakan bahasa nasional yang baku sehingga dapat dipahami semua kalangan dengan
baik. Diskusi bukan forum kekeluargaan yang ditujukan pada kelompok terbatas.
4. Diskusi berlangsung dalam situasi yang tertib, teratur, dan terarah serta bertujuan jelas. Oleh
karena itu, diperlukan adanya perangkat dan instrumen pendukung seperti ketua/moderator,
notulis, dan tata tertib. Proses diskusi dikatakan hidup dan sehat jika seluruh peserta terlibat
secara aktif dengan mengikuti tatanan yang ada. Sebaliknya, akan dikatakan tidak sehat jika
proses bertukar pikiran didominasi oleh satu atau dua pikiran saja.
Menyampaikan gagasan dan tanggapan dengan alasan yang logis dalam diskusi . Inti dari
kegiatan diskusi adalah terjadinya proses bertukar pikran antar peserta diskusi . peserta diharap
menyampaikan pendapatnya terhadap permasalahan yang di hadapi selanjutnya pendapat tersebut
harus disampaikan oleh peserta lain . bermacam- macam bentuk tanggapan dapat disampaikan ,
misalnya dengan mempertahankan maksud dari pendapat tersebut jika dianggap belum jelas.
Tanggapan juga dapat disampaikan dengan menyatakan sikap setujuatau tidak setuju/ mendukung
atau tidank mendukung terhadap pendapat yang telah di kemukakan. Munculnya berbagai sikap
dan pikiran dan tanggapan yg berbeda – beda itu merupakan hal yang positif dalam kegiatan
berdiskusi.
Materi Penyuluhan
GAGAL GINJAL KRONIS

A. Pengertian Gagal Ginjal Kronis


Gagal ginjal Kronis adalah gangguan fungsi ginjal yang menurun secara cepat dan fungsi
tersebut tidak dapat kemali seperti semula, yaitu dimana ginjal mengalami kegagalan dalam
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.

B. Penyebab Gagal Ginjal Kronis


Penyebab penyakit ginjal kronik idak diketahui secara pasti. Tapi kondisi atau penyakit yang
merusak pembuluh darah atau struktur lainnya dalam ginjal dapat menyebabkan penyakit ginjal.
Penyebab paling umum dari penyakit ginjal adalah:
1. Kadar gula darah tinggi menyebabkan pembuluh darah pada ginjal mengalami kerusakan.
Jika tingkat gula darah tetap tinggi selama bertahun-tahun, kerusakan ini secara bertahap
akan mengurangi fungsi ginjal.
2. Tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi juga akan menyebabkan kerusakan pada
pembuluh darah yang tidak terkontrol, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan
pada pembuluh darah ginjal juga. Tekanan darah juga sering meningkat akibat penyakit
ginjal kronis, dan tekanan darah yang sangat tinggi dapat merusak fungsi ginjal, sehingga
tekanan darah tinggi dan kerusakan ginjal saling membuat hubungan sebab-akibat.
Kondisi lain yang dapat menjadi penyebab gagal ginjal kronik, meliputi:
1. Penyakit ginjal dan infeksi, seperti penyakit ginjal polikistik, pielonefritis,
glomerulonefritis, atau masalah ginjal kongenital (bawaan lahir).
2. Arteri renalis (pembuluh darah yang menyuplai ginjal) menyempit atau tersumbat.
3. Penggunaan jangka panjang obat-obatan yang dapat merusak ginjal. Contohnya meliputi
obat nonsteroidal anti-inflammatory (NSAID), seperti celecoxib dan ibuprofen, dan
antibiotik tertentu.
Sementara itu, diabetes dan tekanan darah tinggi adalah penyebab paling umum dari penyakit
gagal ginjal kronik yang menyebabkan kegagalan ginjal. Diabetes atau tekanan darah tinggi juga
dapat mempercepat perkembangan penyakit ginjal pada seseorang yang sudah memiliki penyakit
ini.

C. Tanda dan Gejala Gagal Ginjal Kronis


Gejala gagal ginjal kronis disebabkan penurunan fungsi ginjal secara perlahan. Pada tahap
awal, gejala belum dapat terasa dengan jelas karena penurunan fungsi ginjal masih dapat
ditoleransi oleh tubuh. Gejala lebih parah mulai terasa jelas saat penununan fungsi ginjal sudah
memasuki tahap lanjut. Gejala tersebut antara lain:
1. Mual.
2. Muntah.
3. Kehilangan nafsu makan.
4. Kulit gatal yang berkepanjangan.
5. Penurunan berat badan atau malah meningkat akibat penumpukan cairan.
6. Lebih sering ingin buang air kecil, terutama di malam hari atau bila tahap lebih lanjut lagi
urine semakin sedikit.
7. Terdapat darah dalam urine.
8. Edema atau pembengkakan pada mata kaki, tungkai, atau tangan akibat penumpukan
cairan.
9. Nyeri dada, terutama jika ada penumpukan cairan pada jaringan jantung.
10. Sesak napas, jika ada penumpukan cairan di paru-paru.
11. Tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan.
12. Gangguan tidur atau insomnia.
13. Kram dan kejang otot.
14. Pucat.
15. Pusing.
16. Disfungsi ereksi pada pria.

D. Komplikasi Gagal Ginjal Kronis


Gagal ginjal kronis dapat memicu sejumlah komplikasi, antara lain:
1. Gangguan elektrolit, seperti penumpukan fosfor dan hiperkalemia atau kenaikan kadar
kalium yang tinggi dalam darah.
2. Penyakit jantung dan pembuluh darah.
3. Anemia atau kekurangan sel darah merah.
4. Kerusakan sistem saraf pusat dan menimbulkan kejang.
E. Pengobatan Gagal Ginjal Kronis
Untuk mengobati dan menghambat perkembangan penyakit ginjal kronis, pasien perlu
menjalani sejumlah diet, pengobatan, mengontrol olahraga dan aktivitas yang dapat memperparah
penyakit ini, dialisis atau transplantasi ginjal juga dapat dilakukan atas saran dokter. Beberapa
pilihan pengobatan untuk penyakit gagal ginjal kronis adalah:
1. Hindari makanan banyak mengandung kalium, fosfor, garam atau protein tinggi.
2. Sangat penting untuk menjaga tekanan darah dan memeriksanya secara berkala.
3. Dokter akan melakukan transfusi darah apabila pasien mengalami anemia.
4. Obat yang bersifat diuretik dapat mencegah terjadinya penumpukan cairan dalam tubuh.
5. Hentikan penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat memicu kerusakan pada ginjal.
6. Menjalani pengobatan untuk hipertensi, diabetes, gagal jantung kongestif serta infeksi.
7. Beberapa pasien perlu menjalani dialisis ginjal bia pengobatan tidak berhasil. Dialisis
membantu membersihkan ginjal dari zat-zat sisa metabolisme dalam darah ketika ginjal
tak mampu menjalankan tugasnya. Dialisis ginjal ini dapat bersifat sementara ataupun
permanen.

F. Pencegahan Gagal Ginjal Kronik


Mengatasi penyakit yang dapat meningkatkan risiko terkena gagal ginjal kronis, seperti
diabetes dan darah tinggi, adalah cara paling utama yang bisa dilakukan agar terhindar dari
penyakit ini. Sedangkan pada penderita, upaya pencegahan agar gagal ginjal kronis tidak
bertambah buruk meliputi:
1. Menjaga berat badan ideal.
2. Menghentikan kebiasaan merokok, karena kebiasaan ini dapat memperburuk kondisi
ginjal.
3. Mengikui petunjuk dokter dalam mengatur pola makan dan mengonsumsi obat.
4. Hindari konsumsi obat pereda nyeri golongan OAINS yang dapat memperburuk kondisi
ginjal.

Anda mungkin juga menyukai