Bukhari Naufal - BAB 1 - Proposal
Bukhari Naufal - BAB 1 - Proposal
“B-HELMET”
BIDANG KEGIATAN
PKM KARSA CIPTA
Disusun Oleh:
Bukhari Naufal Nur A G
DaftarIsi…………………………………………………………………….....2
BAB I
Pendahuluan…………………………………………………………………..3
A. Latar Belakang……..………………………………………………....3
B. RumusanMasalah……………………………………………………. 5
C. Tujuan…………………………………………………………………5
D. Luaran Yang Diharapkan………………………………………........5
E. Kegunaan………………………………………...................................5
BAB II
Tinjauan pustaka…………………………………………………………......7
A. HELM…………………………………………………………............7
B. Vibrator………………………………………………………….........7
C. Arduino Mega…………………………………………………………9
D. Camera SQ12…………………………………………………………10
BAB III
Metode Pelaksanaan…….……………………………………………………11
A. Langkah Penelitian…….……………………………………………..11
B. Tahap Penelitian Awal……………………………………………......11
C. Tahap Pengumpulan Data……………………………………………12
D. Tahap Desain……………………………………………......................12
E. Tahap Uji Coba Dan Evaluasi………………………………………...13
F. Tahap Analisa ……………………………………………....................13
G. Tahap Kesimpulan Dan Saran………………………………………..13
BAB IV
Anngaran dan Waktu Pelaksanaan...................................................................14
A. Biaya…………………………………………….....................................14
B. Tempat Pelaksanaan……………………………………………...........14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….......15
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Helem adalah alat yang biasa digunakan pada saat mengendarai
sebuah motor, helem sendiri fungsinya untuk melindungi kepala apabila
terjadi kecelakaan pada saat di jalan, helm di gunakan pada kepala, karna
potensi terjadinya cacat atau kematiann ada pada kepala, ooleh sebab itu
kepala dijadikan preroritas utama dalam berkendara, selain melindungi dari
benturan apabila kecelekaan, helem juga memiliki fungsi untuk melindungi
wajah dari debu dan air apabila hujan dan sebagainya
Pada awalnya helem digunakan sebagai bagian dari baju
zirah Peradaban Yunani kuno, Romawi klasik, sepanjang zaman
pertengahan, sampai akhir abad 17 menyaksikan penggunaan helm secara
luas di sepanjang Eropa sampai Jepang. Bisa dikatakan tidak ada
penggunaan lain helm selain keperluan perang. Helm melindungi kepala
dari tebasan senjata lawan, datangnya panah, atau bahkan peluru
berkecepatan rendah (dari senapan awal seperti arquebus). Penggunaan
helm menurun sejak 1670 ketika efisiensi dan kecepatan peluru senapan
meningkat pesat.
Pada abad 18 sama sekali tak ada infantri yang menggunakannya
lagi. Era Napoleon menjadi pengukuhan penggunaan helm bagi
prajurit kavaleri. Penggunaan artileri berat di Perang Dunia I menunjukkan
perlunya menggunakan helm bagi prajurit biasa untuk mengurangi korban
karena serpihan bom atau schrapnel. Pada Perang Dunia kedua dan saat
inipun demi keperluan yang sama helm masih menjadi perlengkapan standar
bagi prajurit. Hingga pada tahun 1885 helem atau pelindung kepala yang
digunakan saat mengendarai sepeda motor pertama kali diciptakan oleh
Goottlieb Daimler, dalam bentuk yang sederhana dan tidak terlalu bersifat
alat keselematan (karena kecepatan sepeda motor masih rendah). Tahun
1953 Prof. C.F. Lombord menciptakan dan mempatenkan hlem untuk
3
sepeda motor yang mementingkan keselamatan. Berdasarkan ciptaan ini
helem sepeda motor kemudian di sempurnakan dan di terapkan di dunia.
Di indonesia sendiri pada masanya masih menggunakan helem yang
biasa digunakan oleh seorang konstruksi bangunan pada saat bekerja, dan
tentu tingkat keamanan helem tersebut sangatlah rendah, bisa dikatakan
helem tersebut sama halya jika mengguanakan topi. Seiring berjalannya
waktu dibuatlah helem yang mennutuoi seluruh bagian kepala dengan
lapisan plastic keras yang di dalamnya memiliki banyak materi seperti
sterofom, spons, alat pengait agar helem tidak mudah terlepas dan
sebagainya.
Pada tahun 2014 di ciptakan helem anti ngantuk, caranya sama yaitu
dengan mendeteksi denyut nadi, namun alat tersebut difikir belum efisien
digunakan karna hanya dapat mendeteksi bahwa pengendara sedang
mengantuk dan harganya pun mencapai 10 jt rupiah untuk satu buah helem,
dan pada tahun 2018 diciptakan helem dengan kamera yang terdapat di
begian belakang helem yang terhubung di keca helem, jadi helem tersebut
bisa dikatakan sebagai pengganti spion, namun alat tersebut untuk satu buah
helem mencapai 20,5 juta rupiah, tentu dari harga tersebut kita berfikir dua
kali untuk mengeluarjkan harga yang sebesar itu.
Namun pernahkah kita berfikir bahwa penggunaan helm yang saaat
ini masih kita pakai, itu lebih cenderung siap dengan kecelakaan di
bandingkan memekirkan mencegah kecelakaan tersebut. Faktanya
kecelakaan yang terjadi di jalan walaupun anda menggunakan helem yang
mahal kita hanya dapat melindungi bagian kepala artinya anggota badan
yang lainnya beresiko mendapatkkan kerusakan yang fatal akibat dari
kecelakaan. Maka perspektif yang benar kita gunakan adalalah mencegah
sebelum terjadi.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka saya terinspirasi untuk
membuat sebuah helem yang dapat mencegah terjadinya kecelakaan. Alat
tersebut bernama B-helmet : helm yang memiliki 2 fungsi dan keunggulan
yaitu, sebagai alat yang mencegah kantuk pada saat di jalan dan helm yang
4
dilengkapi camera belakang yang langsung terhubung ke layar kaca helm
jadi sang pengendara tidak perlu melihat spion atau menoleh ke belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dari program alat tersebut adalah sebagai
berikut:
5
E. Kegunaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. HELM
6
B. Vibrator
Vibrator adalah perangkat dengan kontak sakelar yang dipasang
di ujung strip logam fleksibel. Dalam operasi, strip ini digetarkan oleh
elektromagnet, menyebabkan kontak terbuka dan menutup dengan cepat.
Kontak menyela arus langsung 6 atau 12V dari baterai untuk membentuk
aliran pulsa yang berubah-ubah dari 0 volt ke tegangan baterai, yang secara
efektif menghasilkan gelombang persegi. Tidak seperti arus searah yang
stabil, ketika arus denyut seperti itu diterapkan pada belitan primer
transformator, arus arus bolak-balik pada belitan sekunder, pada tegangan
yang ditentukan sebelumnya berdasarkan rasio putaran belitan. Arus ini
kemudian dapat diperbaiki dengan dioda termionik atau penyearah
tembaga-oksida atau selenium, atau dengan rangkaian kontak mekanis
tambahan (dalam hal ini vibra tor bertindak sebagai jenis penyearah
sinkron). Keluaran yang diperbaiki kemudian disaring, pada akhirnya
menghasilkan tegangan DC yang biasanya jauh lebih tinggi daripada
tegangan baterai, dengan beberapa kerugian hilang sebagai panas.
Pengaturan ini pada dasarnya adalah rangkaian inverter elektromekanis.
Kontak utama vibrator secara bergantian membuat dan memutus
pasokan arus ke primer transformator. Karena kontak vibrator tidak
mungkin berubah secara instan, medan magnet yang runtuh di inti akan
menyebabkan tegangan tinggi pada belitan, dan akan menyebabkan
percikan pada kontak vibrator. Ini akan mengikis kontak dengan sangat
cepat, sehingga kapasitor snubber dengan peringkat tegangan tinggi (C8
dalam diagram) ditambahkan di transformator sekunder untuk mengurangi
"paku" tegangan tinggi yang tidak diinginkan.
7
Gambar 1.1 Vibrator
C. Arduino Mega
Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat sumber
terbuka, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan
penggunaan elektronik dalam berbagai bidang. Perangkat kerasnya
memiliki prosesor Atmel AVR dan softwarenya memiliki bahasa
pemrograman sendiri.
Arduino juga merupakan senarai perangkat keras terbuka yang
ditujukan kepada siapa saja yang ingin membuat purwarupa peralatan
elektronik interaktif berdasarkan hardware dan software yang fleksibel dan
mudah digunakan. Mikrokontroler diprogram menggunakan bahasa
pemrograman arduino yang memiliki kemiripan syntax dengan bahasa
pemrograman C. Karena sifatnya yang terbuka maka siapa saja dapat
mengunduh skema hardware arduino dan membangunnya.
Arduino menggunakan keluarga mikrokontroler ATMega yang
dirilis oleh Atmel sebagai basis, namun ada individu/perusahaan yang
membuat clone arduino dengan menggunakan mikrokontroler lain dan tetap
kompatibel dengan arduino pada level hardware. Untuk fleksibilitas,
program dimasukkan melalui bootloader meskipun ada opsi untuk mem-
bypass bootloader dan menggunakan pengunduh untuk memprogram
mikrokontroler secara langsung melalui port ISP.
8
Gambar 1.2 Arduino Mega
D. Camera SQ12
9
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Langkah Penelitian
e. Tahap analisa
10
C. Tahap Pengumpulan Data
Untuk data yang dibutuhkan, metode yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Metode Pustaka, metode ini berupa pengumpulan data dari beberapa
referensi serta tulisan ilmiah yang mendukung terbentuknya suatu
landasan teori.
2. Studi Lapangan dilakukan dengan metode observasi dan wawancara.
Pada metode observasi dilakukan pengamatan secara langsung terhadap
proses pemecahan masalah yang terjadi pada saat melakukan proses
pemisah bunga cengkeh dengan cara tradisional. Sedangkan wawancara
yang dilakukan dengan tanya jawab terhadap pihak-pihak yang terkait.
Adapun data-data yang diperlukan adalah :
a. Data pengamatan proses produksi Cara pemisahan yang di
lakukan saat ini
b. Uji Kecukupan Data dan Uji Keseragaman Data Uji kecukupan
data digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
data. Suatu data dikatakan valid jika perttanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesutu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Uji keseragaman data sebenarnya adalah alat
untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel atau konstan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu kewaktu.
D. Tahap Desain
Tahap ini dilakukan pengolahan data yang dibutuhkan untuk
membuat suatu mesin pemisah bunga cengkehyang dapat meningkatkan
tingkat produktifitas, dimana desain alat ini dibuat untuk mengatasi
masalah-masalah 6 yang ada pada mesin rol yang telah beredar di
masyarakat guna meningkatkan produktivitas. Tahap desain dan pembuatan
alat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pendefinisian arsitektur produk
11
2. Bentuk alat s
3. Skema spesifikasi produk
4. Spesifikasi lengkap bentuk geometri produk dan bahan
5. Ukuran seluruh komponen
6. Proses pengerjaan seluruh bagian
E. Tahap Uji Coba Dan Evaluasi
Tahap ini akan dilakukan proses uji coba apakah sensor getar yang
terhubung dengan denyut nadi akan bekerja atau tidak, dimana apabila
denyut nadi berada di bawah 80 maka secara otomatis vibrator akan bergetar
secara otomatis, setelah itu pengujian selanjutnya adalah kamera belakang
yang terdapat pada bagian belakang helem akan diuji apakah gambarnya
dapat terhubung ke layar kaca helem atau tidak kedua haal tersebut akan
diuji dan bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan
Berikut standar parameter sukses
1. Helem dapat menghasikan getaran secara otomatis apabila pengendara
mengantuk
2. Helem dapat melihat sekeliling 360o
3. Meminimalisir angka kecelakaan yang ada di jalan raya
F. Tahap Analisa
Analisa dan pembahasan yang dilakukan pada tahap ini adalah
membahas hasil rancangan yang telah dibuat. Dengan ini akan diketahui
kelebihan dan kekurangan dari mesin yang sudah ada. Selain itu juga dapat
diketahui perbedaan perbandingan dari mesin sebelum dan sesudah
perancangan yang dilakukan.
G. Tahap Kesimpulan Dan Saran
Pada tahap ini akan ditarik kesimpulan dengan atas apa yang telah
dicapai dan memberikan saran bagi pihak yang terkait maupun bagi
penelitian-penelitian selanjutnya.
12
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
H. Biaya
3. Perjalanan 500.000
4. Lain-lain 1.500.000
JUMLAH 9.037.000
I. Jadwal Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengumpulan dan
Pengkajian
Literatur
2. Persiapan
Komponen
3. Pemrograman
Denyut nadi ke
Vibrator
4. Desain Alat
5. Pembuatan Alat
6. Cek Fungsional
Sistem
7. Tahap uji coba
13
J. Tempat Pelaksanaan
DAFTAR PUSTAKA
https://medan.tribunnews.com/2014/10/06/mau-helm-anti-ngantuk-ini-cara-
kerjanya
https://id.wikipedia.org/wiki/Kamera_video
https://forum.arduino.cc/index.php?topic=381789.0
14