Anda di halaman 1dari 4

Nama : Elsa Aini Gustiawati

NIM : 191424008
Kelas : 1A – TKPB

PANDANGAN ISLAM MENGENAI ALAM SEMESTA


Alam semesta adalah segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya yang
merupakan suatu kesatuan sistem yang unik dan misterius. Dalam pandangan islam alam semesta
secara umum dibedakan menjadi dua jenis yaitu, alam syahadah dan alam ghaib. Alam syahadah
adalah wujud yang konkrit dan dapat dirasakan oleh panca indra manusia (fenomena), sedangkan
alam ghaib adalah wujud yang tidak dapat dirasakan oleh panca indra manusia (noumena).
Kata alam berasal dari bahasa Arab yang seakar dengan ’ilmu (‫علم‬, pengetahuan) dan
alamat (‫مة عال‬, pertanda). Kedua istilah tersebut mempunyai korelasi makna yaitu, alam sebagai
ciptaan Allah merupakan identitas yang penuh hikmah. Dengan memahami alam, seseorang akan
memperoleh pengetahuan dan dengan pengetahuan tersebut orang itu akan mengetahui tanda-
tanda akan adanya kekuasaan Allah. Istilah alam dalam Al-Quran disebut dalam 73 kali yang
tercantum dalam 30 surat.
Di dalam Al-Quran pengertian alam semesta dalam arti jagat raya dapat dipahami dengan
istilah assamaawaat wa al-ardh wa maa baynahumaa yang bermakna apapun yang terdapat di
alam semesta baik dalam bentuk nyata maupun gaib merupakan bagian yang saling berkaitan satu
sama lain. Istilah tersebut terdapat dalam Q.S Maryam ayat 64 dan 65:

‫ َّرب‬٦٤ ‫َو َما نَتَن ََّز ُل إِ ََّّل بِأ َ ۡم ِر َربِ َۖ َك لَ ۥهُ َما َب ۡينَ أَ ۡيدِينَا َو َما خ َۡلفَنَا َو َما َب ۡينَ َٰذَ ِل َۚ َك َو َما َكانَ َرب َك نَس ِّٗيا‬
]65-64:‫ [ مريم‬٦٥ ‫س ِم ّٗيا‬ َ ُ‫طبِ ۡر ِل ِع َٰ َبدَتِ َِۚۦه ه َۡل تَعۡ لَ ُم لَ ۥه‬
َ ۡ‫ٱعب ُۡدهُ َوٱص‬
ۡ َ‫ض َو َما َب ۡينَ ُه َما ف‬ِ ‫ت َو ۡٱۡل َ ۡر‬ ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬
َّ ‫ٱل‬
“Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya-lah apa-apa
yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara
keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa. Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang
ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya.
Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?”
[Maryam:64-65]
Terdapat perbedaan pandangan dikalangan umat muslim, tentang asal mula penciptaan
alam semesta. Ada yang menyatakan bahwa alam semesta ini diciptakan dari tiada menjadi ada,
sementara pendapat lain mengemukakan bahwa alam semesta diciptakan dari materi atau sesuatu
yang sudah ada. Pendapat yang pertama, didasarkan pada informasi Alquran yang
mengindikasikan bahwa alam semesta ini diciptakan dari materi yang sudah ada. Informasi seperti
ini diantaranya ditemukan dalam Q.S Al-Anbiya ayat 30 :

ٍ ‫ض َكا َنتَا َر ۡت ّٗقا فَفَت َ ۡق َٰنَ ُه َم َۖا َو َج َع ۡلنَا ِمنَ ۡٱل َما ٓ ِء ُك َّل ش َۡيءٍ َح َۚي‬
َ ‫ت َو ۡٱۡل َ ۡر‬ َّ ‫أ َ َو لَ ۡم َي َر ٱلَّذِينَ َك َف ُر ٓواْ أ َ َّن أ َ َّن ٱل‬
ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬
]30-30:‫ [ اۡلنبياء‬٣٠ َ‫أَفَ ََل ي ُۡؤ ِمنُون‬
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al
Anbiya":30]
Dalam ayat tersebut menerangkan bahwa langit dan bumi dahulunya merupakan satu
kesatuan yang padu, lalu Allah memisahkan keduanya. Pandangan ini memiliki kesamaan degan
penelitian yang dilakukan para pakar astronomi dan astrofisika yang menyimpulkan bahwa
keseluruhan alam semesta ini pada awalnya satu masa yang besar kemudian terjadi pemisahan,
sehingga terbentuk galaksi. Galaksi tersebut kemudian terbagi-bagi dalam bentuk bintang-
bintang, planet-planet, matahari,bulan dan lain-lain.
Sementara itu, Pendapat kedua selalu didasarkan pada kata khalaqa yang digunakan dalam
penciptaan alam semesta. Mereka berpendapat bahwa penggunaan kata khalaqa memiliki arti
penciptaan sesuatu dari bahan yang belum ada menjadi ada. Informasi ini terdapat dalam Q.S
Fussilat ayat 9-12 :

‫ َو َج َع َل‬٩ َ‫ض فِي َي ۡو َم ۡي ِن َوتَ ۡج َعلُونَ لَ ٓۥهُ أَندَادّٗ َۚا َٰذَ ِل َك َرب ۡٱل َٰ َع َل ِمين‬ َ ‫۞قُ ۡل أ َ ِئنَّ ُك ۡم لَتَ ۡكفُ ُرونَ ِبٱلَّذِي َخلَقَ ۡٱۡل َ ۡر‬
‫ى‬ ۡ ‫ ث ُ َّم‬١٠ َ‫سآئِلِين‬
ٓ َٰ ‫ٱستَ َو‬ َّ ‫س َوآ ّٗء ِلل‬َ ‫ي ِمن َف ۡوقِ َها َو َٰ َب َر َك فِي َها َوقَد ََّر ِفي َها ٓ أ َ ۡق َٰ َوتَ َها فِ ٓي أ َ ۡر َب َع ِة أَي َّٖام‬ َ ‫فِي َها َر َٰ َو ِس‬
‫ض َٰى ُه َّن‬ َ َ‫ فَق‬١١ َ‫طآئِعِين‬ َ ‫عا أ َ ۡو َك ۡر ّٗها قَالَتَا ٓ أَت َ ۡينَا‬ َ ‫ض ۡٱئ ِت َيا‬
ً ‫ط ۡو‬ ِ ‫َان َفقَا َل لَ َها َو ِل ۡۡل َ ۡر‬ ٞ ‫ي دُخ‬ َ ‫س َما ٓ ِء َو ِه‬َّ ‫ِإلَى ٱل‬
‫ِير‬ ُ ‫ص ِبي َح َو ِح ۡف ّٗظ َۚا َٰذَ ِل َك ت َ ۡقد‬ َّ ‫س َمآءٍ أ َ ۡم َره ََۚا َوزَ يَّنَّا ٱل‬
َ َٰ ‫س َما ٓ َء ٱلد ۡن َيا ِب َم‬ َ ‫ات فِي َي ۡو َم ۡي ِن َوأ َ ۡو َح َٰى فِي ُك ِل‬ ٖ ‫س َٰ َم َو‬ َ ‫س ۡب َع‬َ
]12-9:‫ [ فصلت‬١٢ ‫يز ٱل َع ِل ِيم‬ ۡ ِ ‫ۡٱل َع ِز‬
“Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua
masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb
semesta alam".” [Fussilat:9]
“Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya
dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa.
(Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.” [Fussilat:10]
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia
berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan
suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".” [Fussilat:11]
“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit
urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami
memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui.” [Fussilat:12]
Dalam ayat tersebut menyatakan bahwa Allah menuju langit, sedangkan langit ketika itu
masih berupa dukhan (asap). Dalam ayat tersebut disebutkan adanya kabut asap (dukhan) sebagai
materi penciptaan kosmos dan disebutkan pula bahwa penciptaan kosmos (alam semesta)
dilakukan secara bertahap. Selain itu ayat tersebut menerangkan bahwa yang pertama kali Allah
ciptakan adalah bumi. Kemudian, setelah itu Allah ciptakan langit dan bintang-bintang dalam
enam masa, seperti yang diterangkan dalam Q.S Al-A’raf ayat 54 :

‫ار‬ َۖ ِ ‫علَى ۡٱلعَ ۡر‬


َ ‫ش ي ُۡغشِي ٱلَّ ۡي َل ٱلنَّ َه‬ َ ‫ٱستَ َو َٰى‬ ۡ ‫ض فِي ِست َّ ِة أَي َّٖام ث ُ َّم‬ َ ‫ت َو ۡٱۡل َ ۡر‬ َّ ‫ٱَّللُ ٱلَّذِي َخلَقَ ٱل‬
ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬ َّ ‫إِ َّن َربَّ ُك ُم‬
َ‫ٱَّللُ َرب ۡٱل َٰعَلَ ِمين‬
َّ ‫ت بِأ َ ۡم ِر ۗٓ ِٓۦه أ َ ََّل لَهُ ۡٱلخ َۡل ُق َو ۡٱۡل َ ۡم ۗٓ ُر تَبَا َر َك‬
ِ ِۢ ‫س َّخ َٰ َر‬ َ ‫س َوٱلقَ َم َر َوٱلن ُج‬
َ ‫وم ُم‬ ۡ َ ‫ش ۡم‬ َّ ‫يَ ۡطلُبُ ۥهُ َحثِي ّٗثا َوٱل‬
]54-54:‫ [ اۡلعراف‬٥٤
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya
dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha
Suci Allah, Tuhan semesta alam.” [Al A'raf:54]
Dalam Al-Quran disebutkan juga bahwa sebelumnya bumi adalah planet yang mati, lalu
Allah menghidupkannya dengan cara menurunkan air dari langit. Pernyataan tersebut terdapat
dalam Q.S An Nahl ayat 65 :

[ ٦٥ َ‫ض بَعۡ دَ َم ۡوتِ َه َۚا ٓ ِإ َّن فِي َٰذَ ِل َك َۡل ٓ َي ّٗة ِلقَ ۡو ٖم يَ ۡس َمعُون‬
َ ‫س َما ٓ ِء َما ٓ ّٗء فَأ َ ۡحيَا بِ ِه ۡٱۡل َ ۡر‬
َّ ‫ٱَّللُ أَنزَ َل ِمنَ ٱل‬
َّ ‫َو‬
]65-65:‫النحل‬
“Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah
matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran
Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran).” [An Nahl:65]
Setelah air diturunkan maka segala sesuatu yang ada di bumi menjadi hidup, lalu Allah
menciptakan tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sebagaimana yang terkandung dalam Q.S Tha’ha ayat
53 dan Q.S An Nur ayat 45.

‫س َما ٓ ِء َما ٓ ّٗء فَأ َ ۡخ َر ۡجنَا ِب ِ ٓهۦ أ َ ۡز َٰ َو ّٗجا ِمن‬


َّ ‫سب َُّٗل َوأَنزَ َل ِمنَ ٱل‬
ُ ‫سلَ َك لَ ُك ۡم فِي َها‬ َ ‫لَ ُك ُم ۡٱۡل َ ۡر‬
َ ‫ض َمهۡ دّٗ ا َو‬ ‫ٱلَّذِي َج َع َل‬
]53-53:‫ [ طه‬٥٣ ‫شت َّ َٰى‬ ٖ ‫نَّ َب‬
َ ‫ات‬
“Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di
bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air
hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.” [Ta Ha:53]

‫علَ َٰى بَ ۡطنِ ِۦه َو ِم ۡن ُهم َّمن يَ ۡمشِي‬


َ ‫ع َل َٰى بَ ۡطنِِۦه َو ِم ۡن ُهم َّمن يَ ۡمشِي‬
َ ‫ٱَّللُ َخلَقَ ُك َّل دَآب َّٖة ِمن َّما ٓ ٖ َۖء فَ ِم ۡن ُهم َّمن َي ۡمشِي‬
َّ ‫َو‬
]45-45:‫ [ النور‬٤٥ ‫ِير‬ ٞ ‫علَ َٰى ُك ِل ش َۡي ٖء قَد‬ َ َ‫ٱَّلل‬ َ ‫علَ َٰى ِر ۡج َل ۡي ِن َو ِم ۡن ُهم َّمن َي ۡم ِشي‬
َّ ‫علَ َٰ ٓى إِ َّن‬ َ
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang
berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain)
berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [An Nur:45]
Alam semesta bukanlah produk dari hasil pemikiran manusia, melainkan produk dari hasil
pemikiran Allah SWT berdasarkan bukti yang nyata dan valid dalam ayat-ayat al-Qur’an seperti
Q.S Fussilat: 9-12, Al-Anbiya:30, Al-Araf: 54, An Nahl: 56, Ta Ha:53, An Nur:45 serta ayat-ayat
lain dalam Al-Quran. Allah SWT menciptakan alam semesta ini dalam keadaan yang sangat
harmonis, serasi serta dapat memenuhi kebutuhan setiap makhluk. Allah SWT mempunyai
kewenangan dan kekuasaan untuk melestarikan atau menghancurkannya tanpa diminta
pertanggungjawaban oleh siapapun. walaupun demikian, Allah telah mengamanatkan alam dan
seisinya pada manusia yang kelak akan diminta pertanggungjawabannya.

Daftar pustaka
Mansoer, Hamdan. 2004. Materi Instrukional Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi
Umum. Jakarta : DIKTI
Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam, Membangun Kerangka Ontologi, Epistimologi, dan
Aksiologi Praktik Pendidikan Islami (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2008)
omar Mohd. Al-Thoumiy al-saibani, Filsafat Pendidikan Islam ( Jakarta : Bulan Bintang, 1979 )
http://isic-suka.blogspot.com/2013/01/penciptaan-alam-dalam-perspektif-islam.html

Anda mungkin juga menyukai