NIM : 191424008
Kelas : 1A – TKPB
َّرب٦٤ َو َما نَتَن ََّز ُل إِ ََّّل بِأ َ ۡم ِر َربِ َۖ َك لَ ۥهُ َما َب ۡينَ أَ ۡيدِينَا َو َما خ َۡلفَنَا َو َما َب ۡينَ َٰذَ ِل َۚ َك َو َما َكانَ َرب َك نَس ِّٗيا
]65-64: [ مريم٦٥ س ِم ّٗيا َ ُطبِ ۡر ِل ِع َٰ َبدَتِ َِۚۦه ه َۡل تَعۡ لَ ُم لَ ۥه
َ ۡٱعب ُۡدهُ َوٱص
ۡ َض َو َما َب ۡينَ ُه َما فِ ت َو ۡٱۡل َ ۡر ِ س َٰ َم َٰ َو
َّ ٱل
“Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya-lah apa-apa
yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara
keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa. Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang
ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya.
Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?”
[Maryam:64-65]
Terdapat perbedaan pandangan dikalangan umat muslim, tentang asal mula penciptaan
alam semesta. Ada yang menyatakan bahwa alam semesta ini diciptakan dari tiada menjadi ada,
sementara pendapat lain mengemukakan bahwa alam semesta diciptakan dari materi atau sesuatu
yang sudah ada. Pendapat yang pertama, didasarkan pada informasi Alquran yang
mengindikasikan bahwa alam semesta ini diciptakan dari materi yang sudah ada. Informasi seperti
ini diantaranya ditemukan dalam Q.S Al-Anbiya ayat 30 :
ٍ ض َكا َنتَا َر ۡت ّٗقا فَفَت َ ۡق َٰنَ ُه َم َۖا َو َج َع ۡلنَا ِمنَ ۡٱل َما ٓ ِء ُك َّل ش َۡيءٍ َح َۚي
َ ت َو ۡٱۡل َ ۡر َّ أ َ َو لَ ۡم َي َر ٱلَّذِينَ َك َف ُر ٓواْ أ َ َّن أ َ َّن ٱل
ِ س َٰ َم َٰ َو
]30-30: [ اۡلنبياء٣٠ َأَفَ ََل ي ُۡؤ ِمنُون
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al
Anbiya":30]
Dalam ayat tersebut menerangkan bahwa langit dan bumi dahulunya merupakan satu
kesatuan yang padu, lalu Allah memisahkan keduanya. Pandangan ini memiliki kesamaan degan
penelitian yang dilakukan para pakar astronomi dan astrofisika yang menyimpulkan bahwa
keseluruhan alam semesta ini pada awalnya satu masa yang besar kemudian terjadi pemisahan,
sehingga terbentuk galaksi. Galaksi tersebut kemudian terbagi-bagi dalam bentuk bintang-
bintang, planet-planet, matahari,bulan dan lain-lain.
Sementara itu, Pendapat kedua selalu didasarkan pada kata khalaqa yang digunakan dalam
penciptaan alam semesta. Mereka berpendapat bahwa penggunaan kata khalaqa memiliki arti
penciptaan sesuatu dari bahan yang belum ada menjadi ada. Informasi ini terdapat dalam Q.S
Fussilat ayat 9-12 :
َو َج َع َل٩ َض فِي َي ۡو َم ۡي ِن َوتَ ۡج َعلُونَ لَ ٓۥهُ أَندَادّٗ َۚا َٰذَ ِل َك َرب ۡٱل َٰ َع َل ِمين َ ۞قُ ۡل أ َ ِئنَّ ُك ۡم لَتَ ۡكفُ ُرونَ ِبٱلَّذِي َخلَقَ ۡٱۡل َ ۡر
ى ۡ ث ُ َّم١٠ َسآئِلِين
ٓ َٰ ٱستَ َو َّ س َوآ ّٗء ِللَ ي ِمن َف ۡوقِ َها َو َٰ َب َر َك فِي َها َوقَد ََّر ِفي َها ٓ أ َ ۡق َٰ َوتَ َها فِ ٓي أ َ ۡر َب َع ِة أَي َّٖام َ فِي َها َر َٰ َو ِس
ض َٰى ُه َّن َ َ فَق١١ َطآئِعِين َ عا أ َ ۡو َك ۡر ّٗها قَالَتَا ٓ أَت َ ۡينَا َ ض ۡٱئ ِت َيا
ً ط ۡو ِ َان َفقَا َل لَ َها َو ِل ۡۡل َ ۡر ٞ ي دُخ َ س َما ٓ ِء َو ِهَّ ِإلَى ٱل
ِير ُ ص ِبي َح َو ِح ۡف ّٗظ َۚا َٰذَ ِل َك ت َ ۡقد َّ س َمآءٍ أ َ ۡم َره ََۚا َوزَ يَّنَّا ٱل
َ َٰ س َما ٓ َء ٱلد ۡن َيا ِب َم َ ات فِي َي ۡو َم ۡي ِن َوأ َ ۡو َح َٰى فِي ُك ِل ٖ س َٰ َم َو َ س ۡب َعَ
]12-9: [ فصلت١٢ يز ٱل َع ِل ِيم ۡ ِ ۡٱل َع ِز
“Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua
masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb
semesta alam".” [Fussilat:9]
“Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya
dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa.
(Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.” [Fussilat:10]
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia
berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan
suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".” [Fussilat:11]
“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit
urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami
memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui.” [Fussilat:12]
Dalam ayat tersebut menyatakan bahwa Allah menuju langit, sedangkan langit ketika itu
masih berupa dukhan (asap). Dalam ayat tersebut disebutkan adanya kabut asap (dukhan) sebagai
materi penciptaan kosmos dan disebutkan pula bahwa penciptaan kosmos (alam semesta)
dilakukan secara bertahap. Selain itu ayat tersebut menerangkan bahwa yang pertama kali Allah
ciptakan adalah bumi. Kemudian, setelah itu Allah ciptakan langit dan bintang-bintang dalam
enam masa, seperti yang diterangkan dalam Q.S Al-A’raf ayat 54 :
[ ٦٥ َض بَعۡ دَ َم ۡوتِ َه َۚا ٓ ِإ َّن فِي َٰذَ ِل َك َۡل ٓ َي ّٗة ِلقَ ۡو ٖم يَ ۡس َمعُون
َ س َما ٓ ِء َما ٓ ّٗء فَأ َ ۡحيَا بِ ِه ۡٱۡل َ ۡر
َّ ٱَّللُ أَنزَ َل ِمنَ ٱل
َّ َو
]65-65:النحل
“Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah
matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran
Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran).” [An Nahl:65]
Setelah air diturunkan maka segala sesuatu yang ada di bumi menjadi hidup, lalu Allah
menciptakan tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sebagaimana yang terkandung dalam Q.S Tha’ha ayat
53 dan Q.S An Nur ayat 45.
Daftar pustaka
Mansoer, Hamdan. 2004. Materi Instrukional Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi
Umum. Jakarta : DIKTI
Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam, Membangun Kerangka Ontologi, Epistimologi, dan
Aksiologi Praktik Pendidikan Islami (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2008)
omar Mohd. Al-Thoumiy al-saibani, Filsafat Pendidikan Islam ( Jakarta : Bulan Bintang, 1979 )
http://isic-suka.blogspot.com/2013/01/penciptaan-alam-dalam-perspektif-islam.html