DOSEN PEMBIMBING
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang memanfaatkan
air sebagai sumber listrik. Pembangkit ini merupakan salah satu sumber energi listrik utama yang
ada di Indonesia. Keberadaannya diharapkan mampu memenuhi pasokan listrik bagi masyarakat
Indonesia, selain yang berasal dari bahan bakar batu bara. Pembangkit listrik tenaga air di
Indonesia banyak dikembangkan. Hal ini karena persediaan air di Indonesia cukup melimpah.
Keberadaan beberapa waduk besar di Indonesia, selain digunakan untuk penampungan air juga
dimanfaatkan untuk menjadi energi penghasil listrik. Pilihan mengembangkan pembangkit listrik
tenaga air ini salah satunya disebabkan potensi air yang ada di Indonesia. Jumlah air yang
melimpah, dikembangkan untuk menciptakan energi yang diubah menjadi sebuah arus listrik. Hal
ini ditujukan untuk menciptakan biaya produksi yang murah pada listrik di Indonesia. Pembangkit
listrik tenaga air termasuk salah satu sumber pembangkit listrik tertua yang pernah ditemukan.
Selain pembangkit ini, masih ada pula beberapa jenis pembangkit listrik yang ada di dunia. Seperti
pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga diesel, dan juga pembangkit listrik
tenaga nuklir. Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial
(dari dam atau a i r t e r j u n ) m e n j a d i e n e r g i m e k a n i k ( d e n g a n b a n t u a n t u r b i n a i r )
d a n d a r i e n e r g y mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Kapasitas PLTA
diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau
samadengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang. PLTA
termasuk jenis pembangkitan hidro. Karena pembangkitan ini menggunakan air untuk kerjanya.
Saat ini pengetahuan tentang PLTA perlu untuk diketahui oleh para mahasiswa sebagai
modal awal untuk kedepannya.
PLTA mulai dikembangkan di Indonesia secara bertahap pada tahun 1900. Masa itu
merupakan era dimana penggunaan bahan bakar minyak merupakan sumber energi utama di dunia.
Pengembangan PLTA tidak terlalu diprioritaskan oleh karena itu progresnya berjalan lambat.
Sedangkan sekarang, pengembangan PLTA mulai di tinjau ulang karena penggunaan bahan bakar
minyak mengahasilkan banyak polusi lingkungan dan persediaan bahan bakar minyak mulai
menipis.
Beberapa alasan tambahan bahwa PLTA lebih menguntungkan dibandingkan tipe
generator lain adalah :
1. Persediaan air cenderung tidak habis dan dapat diperbaharui.
2. Ramah Lingkungan.
3. Tidak memerlukan bahan bakar.
4. Periode mulainya terjadi secara terus menerus.
5. Pengoperasiannya sederhana dan biaya perawatannya murah.
6. Hampir tidak ada resiko meledak.
B. Rumusan Masalah
Adapun hal yang akan dibahas mengenai PLTA pada makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan PLTA?
2. Bagaimana sebuah PLTA bisa beroperasi?
3. Bagaimana prinsip kerja PLTA?
4. Siapa sasaran dari pembangunan PLTA?
5. Apa saja yang dibutuhkan untuk membangun PLTA?
6. Apakah dampak dari pembangunan PLTA?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan mengenai PLTA pada makalah ini adalah:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pembangkitan listrik, khususnya PLTA.
2. Mahasiswa mengetahui bagaimana prinsip kerja dari sebuah PLTA.
3. Dengan membahas PLTA, kita bisa mengetahui faktor penting dalam pembangunan PLTA dan
dampak bagi masyarakat sekitar.
BAB II
ISI
A. Landasan Teori
Tenaga air merupakan sumber daya terpenting. Tenaga air memiliki beberapa
keuntungan yang tidak dapat dipisahkan. Bahan bakar untuk PLTU adakah batubara.
Berdasarkan pengertian yang sama, kita dapat mengatakan bahwa bahan bakr untuk PLTA
adalah air. Nyatanya suatu jurnal teknis mengenai tenag air menamakannya sebagi
batubara putih. Tetapi keunggulan untuk bahan bakar PLTA ini sama sekali tidak akan
habis terpakai ataupun berubah menjadi yang lain.
1. Pengertian PLTA
Pengertian pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial
(dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbinair) dan dari energi
mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator) Pembangkit listrik tenaga air
konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Pada
saat beban puncak air dalam lower reservoir akan di pompa ke upper reservoir sehingga cadangan
air pada waduk utama tetap stabil.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam
atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik
menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
PLTA dapat beroperasi sesuai dengan perancangan sebelumnya, bila mempunyai Daerah
Aliran Sungai (DAS) yang potensial sebagai sumber air untuk memenuhkebutuhan dalam
pengoperasian PLTA tersebut. Pada operasi PLTA tersebut, perhitungan keadaan air yang masuk
pada waduk / dam tempat penampungan air, beserta besar air yang tersedia dalam waduk / dam
dan perhitungan besar air yang akan dialirkan melalui pintu saluran air untuk menggerakkan turbin
sebagai penggerak sumber listrik tersebut, merupakan suatu keharusan untuk dimiliki, dengan
demikian kontrol terhadap air yang masuk maupun yang didistribusikan ke pintu saluran air untuk
menggerakkan turbin harus dilakukan dengan baik, sehingga dalam operasi PLTA tersebut, dapat
dijadikan sebagai dasar tindakan pengaturan efisiensi penggunaan air maupun pengamanan
seluruh sistem, sehingga PLTA tersebut, dapat beroperasi sepanjang tahun, walaupun pada musim
kemarau panjang.
Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel
minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang.
Dalam penentuan pemanfaatan suatu potensi sumber tenaga air bagi pembangkitan tanaga
listrik ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
a. Jumlah air yang tersedia, yang merupakan fungsi dari jatuh hujan dan atau salju.
b. Tinggi terjun yang dapat dimanfaatkan, hal mana tergantung dari topografi daerah tersebut.
c. Jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap adanya pusat-pusat beban atau jaringan transmisi.
c. Travo
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak banyak
terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah travo step up. Transmisi
berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah atau industri. Sebelum listrik kita
pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step down. Pembangkit listrik tenaga air
konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Saat
ini ada teknologi baru yang dikenal dengan pumped-storage plant.
d. Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk,
danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pusat
Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk
membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Jenis bendungan antara
lain:
i. Bendungan Beton
Bendungan Gravitasi
Bendungan Busur
Bendungan Rongga
ii. Bendungan Urugan
Bendungan Urugan Batu
Bendungan Tanah
iii. Bendungan Kerangka Baja
iv. Bendungan Kayu
4. Jenis PLTA
a. PLTA jenis terusan air (water way)
Adalah pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai dan
mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengan kemiringan (gradient) yang agak kecil.Tenaga
listrik dibangkitkan dengan cara memanfaatkan tinggi terjun dan kemiringan sungai.
Kontribusi utama Cirata terhadap sistem Jawa Bali yaitu memikul beban puncak
dan beroperasi pada pukul 17.00-22.00, dengan moda operasi LFC (Load Frequency
Control), dimana memiliki fasilitas line charging bila sistem Jawa Bali mengalami Black
Out dan Start up operasi/ sinkron ke jaringan 500 KV yang relatif cepat yaitu kurang lebih
lima menit.
PLTA Cirata terletak di daerah aliran sungai (DAS) Citarum di Desa Tegal Waru,
Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Latar belakang pendirian PLTA
ini, dengan letak sungai Citarum yang subur, bergunung-gunung dan dianugerahi curah
hujan yang tinggi. Pembangunan proyek PLTA Cirata merupakan salah satu cara
pemanfaatan potensi tenaga air di Sungai Citarum yang letaknya di wilayah kabupaten
Bandung, kurang lebih 60 km sebelah barat laut kota Bandung atau 100 km dari Jakarta
melalui jalan Purwakarta. (ferial).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komponen – kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.
Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan pasokan air
yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir. contoh waduk
Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume efektif sebesar 2,6 miliar kubik.
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. gaya jatuh air
yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir
angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air
untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator. Turbin terdiri dari
berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dll.
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan
perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi pergerakan
elektron yang membangkitkan arus AC.
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak banyak
terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah travo step up.
Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah atau industri.
Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step down.
DAFTAR PUSTAKA