Anda di halaman 1dari 3

STEP 1

STEP 2

1. Tujuan kita menggali informasi seperti di skenario dan apa saja yang perlu digali lagi?
2. Apa hubugan onset (malam) secara tiba-tiba dan setelah beraktivitas ?
3. Apakah riwayat hipertensi dan diabetes melitus dan hasil tensi 140/100 pada pasien
ini bermakna serta apakah ada hubungannya ?
4. Apa intepretasi dari hasil pemeriksaan fisisk dan neurologis ?
5. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis ?
6. Kemungkinan diagnosa sementara dan diagnosa banding ?
7. Apa penatalaksanaan awal di pelayanan kesehatan primer ?

STEP 3

1. Tujuan menggali informasi atau anamnesis


a. Menegakkan diagnosis yaitu mengarakan ke suatu penyakit
b. Membantu tatalaksana awal
c. Menyingkirkan diagnosa banding

Yang harus ditanyakan lagi antara lain :

a. Menanyakan riwayat trauma dan tanda-tanda infeksi


b. Menanyakan riwayat pengobatan hipertensi, DM, apakah rutin dikonsumsi
c. Menanyakan riwayat dislipidemia
d. Menanyakan apakah keluhan ini pertama kali
e. Menanyakan gaya hidup pasien
f. Menanyakan apakah rutin kontrol ke dokter
g. Menanyakan penyakit keluarga
h. Menanyakan hubungan sosial dengan keluarga maupun lingkungan
i. Menanyakan fokus penyakit selain penyakit saraf
2. Muncul keluhan secara tiba-tiba dikaitkan dengan kondisi penyakit pasien yang akut.
Namun harus diselidiki kembali dengan anamnesis lebih lengkap. Selain itu harus
dikonfirmasi dengan adanya pemeriksaan fisik secara objektif. Aktifitas ringan
sedanga dan berat memiliki hubungan dengan kejadian atau berpotensi menyebabkan
resiko timbulnya penyakit pasien. Dengan keluahan kelemahan anggota gerak maka
harus dilihat dari berbagai penyakit berasal dari saraf, tulang dan otot. Waktu malam
hari dapat terjadi gangguan vaskularisasi pada otak yaitu gangguan perfusi darah otak
(ETPA) selain itu resiko dari hipertensi meningkatkan kejadian penyakit.
3. Hubungan dengan riwayat sakit pasien
Diabetes melitus apabila tidak terkontrol menimbulkan hiperglikemia yang persisten
dan permanen. Gula dalam darah akan diubah menjadi sorbitol yang berakibat
penurunan kerja pembuluh darah yang akan terbentuk toksis ADE menurunkan
sintesis NO. Sehingga dapat terjadi kerusakan pembuluh darah, inflamasi penebalan
dinding pembuluh darah sehingga alirannya tidak lancar bisa menimbulkan iskemik
dan infark pada otak
Hipertensi memiliki beberapa mekanisme menyebabkan perubahan pada pembuluh
darah. Yang pertama hipertensi memiliki hubungan erat dengan dislipidemia yang
membuat pembuluh darah memiliki plak arterosklerosis. Tunika intima dan media
pembuluh darah menyempit sehingga dapat menimbukan iskemik pada jaringan
distalnya. Selain itu hipertensi menyebabkan aliran darah turbulen dapat membuat
perubahan pada pembuluh darah menjadi kaku dan mudah pecah.
4. Intrepetasi pemeriksaaan fisik dan neurologis
Terjadi kelemahan anggota gerak berdasarkan MMT
Pada lengan kiri bernilai 2 yang berarti menahan gravitasi tapi tidak bisa
mempertahankan. Pada kaki kiri bernilai 3 yang berarti melawan gravitasi dan dapat
mempertahankan.
5. Dapat dilakukan pemeriksaan hematologi, kima darah, elektrolit, analisis gas darah,
EKG dan CT Scan kepala
6. Diagnosa sementara adalah Hemiparese sinistra ec Stroke Non Hemoragic
Diagnosa banding Stroke Hemoragic
7. Penatalaksanaan awal
a. Nilai kegawatdaruratan, tangani airway, breathing, dan circulation.
b. Cek saturasi apabila <95% beri oksigen yang adekuat
c. Tekanan diturunkan 15% dari tensi awal dipertahankan TD 160/90 untuk
menjaga perfusi ke otak
d. Pemberian cairan isotonis dengan RL sesuai kebutuhan cairan
e. Setelah stabilisasi pasien segera dirujuk untuk penanganan lanjut
STEP 4

saraf
Faktor resiko Kelemahan anggota
gerak otot

tulang

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan
penunjang

Diagnosa banding

Tatalaksana

STEP 5

1. Penyebab-penyebab kelemahan anggota gerak


2. Definisi hingga tatalaksana SNH
3. Definisi hingga tatalaksana SH

Anda mungkin juga menyukai