Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH FISIKA DASAR

“KINEMATIKA GERAK MELINGKAR”

DISUSUN OLEH :

1. I PUTU ADI PAYANA PUTRA (1913071015)


2. VIONNA VERONIKA MAHARANI (1913071017)
3. STEVANY REGINA BR SEBAYANG (1913071021)
4. I GUSTI AYU AGUNG INTAN WIDYANTI PUTRI (1913071022)

S1 PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2019
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Kinematika
Gerak Melingkar”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan
dalam mata kuliah Pengantar Pendidikan di Universitas Pendidikan Ganesha.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu,
kritik dan aran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada pihak – pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

i
DAFTAR ISI
PRAKATA………………………………..…………………………………….….. i
DAFTAR ISI..………………………..…………………………………………..... ii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….…iii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….….iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………..….…..….1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………...….….. 1
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………….............................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Besaran fisis dalam gerak melingkar……………….…………………………..... 2
2.2 Hubungan antara Besaran Gerak Lurus dan Gerak Melingkar………………….7

2.3 Gerak melingkar beraturan…………………………………………….……...…. 10

2.4 Penyelesaian masalah yang melibatkan GMB…………...……………………….17


BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan………………………………………………………………………..…18
3.2 Saran………………………………………………….……………………………18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………....…19

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1……………………………………………………………….…………..….2
Gambar 2.2………………………………………………………………………..……. 3
Gambar 2.3………………………………........................................................................4
Gambar 2.4………….……………………………………...………………..…………. 5
Gambar 2.5………………………………………………...…………………………….6
Gambar 2.6.………………………………………………………………………….…. 7

Gambar 2.7…………………………………………………………………………...….7
Gambar 2.8………………………………………………………………………………9
Gambar 2.9…………………………………………………………………………...…11
Gambar 2.10………………………………………………………………………....….12
Gambar 2.11……………………………………………………………………..………13
Gambar 2.12………………………………………………………………..………..…..14
Gambar 2.13……………………………………………………..…………………....…14
Gambar 2.14……………………………………………………………………………..15
Gambar 2.15…………………………………………………………………………..…15
Gambar 2.16……………………………………………………………………..………16
Gambar 2.17………………………………………………………………..……………16

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1………………………………………………………………….…………..….10

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kinematika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari gerak titik partikel secara
geometris, yaitu meninjau gerak partikel tanpa meninjau penyebab geraknya. Kinematika
adalah cabang dari ilmu mekanika, yaitu ilmu yang mempelajari gerak benda.
Sebuah benda yang bergerak membentuk suatu lingkaran dengan laju konstan v
dikatakan mengalami gerak melingkar beraturan. Besar kecepatan dalam gerak melingkar
adalah konstan, tetapi arah kecepatan terus berubah sementara benda bergerak dalam lingkaran.
Gerak melingkar juga diartikan sebagai benda yang bergerak pada garis lurus jika gaya total
yang ada padanya bekerja pada arah gerak benda tersebut, atau sama dengan nol. Jika gaya
total bekerja dengan membentuk sudut terhadap arah gerak pada setiap saat, benda akan
bergerak dalam lintasan yang berbentuk kurva. Gaya tersebut biasanya dinamakan gaya
sentripetal. Suatu gerak melingkar beraturan dapat dikatakan sebagai suatu gerak dipercepat
beraturan, mengingat perlu adanya suatu percepatan yang besarnya tetap dengan arah yang
berubah, yang selalu mengubah arah gerak benda agar menempuh lintasan berbentuk lingkaran.
Contoh gerak melingkar sederhana lain dari suatu tempat di mana peletakan suatu
kerangka acuan padanya akan menyebabkan kerangka acuan menjadi non-inersia, walapun
gerak melingkar yang dimaksud memiliki kecepatan putar tetap (gerak melingkar beraturan)
Contoh gerak melingkar, misal gerak rotasi. Kecepatan putaran tetap adalah kecepatan linier
yang arahnya setiap saat dapat di percepat dengan teratur, jadi pada dasarnya adalah suatu gerak
akan berubah beraturan. Dalam suatu gerak melingkar baik yang vertikal, maupun horizontal,
terdapat perbedaan pengamatan antara pengamat yang diam di atas tanah P2 dengan pengamat
yang bergerak bersama obyek O yang diamati P1, Pengamat P2 dengan jelas melihat adanya
gaya tarik menuju pusat yang selalu merubah arah gerak obyek sehingga bergerak melingkar
(tanpa adanya gaya ini obyek akan terlempar keluar, hukum inersia Newton), akan tetapi P1
tidak menyadari hal ini. P1 tidak mengerti mengapa ia tidak jatuh (meluncur) padahal ia
membuat sudut A dengan arah vertikal. Dalam kasus ini timbul gaya fiktif yang seakan-akan
menahan pengamat P1 sehingga tidak jatuh.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud besaran fisis dalam gerak melingkar?
2. Bagaimana hubungan antara besaran fisis gerak lurus dan besaran-besaran fisis gerak
melingkar?
3. Apa yang dimaksud GMB?
4. Bagaimana cara penyelesaian masalah yang melibatkan GMB?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui apa itu besaran fisis dalam gerak melingkar
2. Mengetahui hubungan antara besaran fisis gerak lurus dan besaran-besaran fisis gerak
melingkar

1
3. Mengetahui apa itu GMB
4. Mengetahui cara penyelesaian masalah yang mlibatkan GMB

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Besaran fisis dalam gerak melingkar
A. Posisi
Suatu benda bergerak melingkar terhadap sumbu O dari titik A ke titik B dalam
selang waktu t. Posisi benda tersebut dapat dilihat dari besarnya sudut yang ditempuh,
yaitu θ (tetta) yang dibentuk oleh garis OA dan garis OB. Sudut θ inilah yang dinamakan
dengan posisi sudut. Jadi dapat kita simpulkan pengertian posisi sudut sebagai berikut:

Gambar 2.1 Posisi sudut

Posisi sudut adalah besarnya sudut yang menyatakan panjang lintasan suatu benda
yang bergerak melingkar dalam selang waktu tertentu atau bisa dikatakan sudut tempuh
benda yang bergerak melingkar. Besarnya sudut putar secara umum dinyatakan dengan
derajat (o) namun dalam fisika satuan posisi sudut tidak dinyatakan dalam derajat melainkan
dalam radian atau disingkat rad.

2
Gambar 2.2 sudut pusat lingkaran
1 rad diartikan sebagai sudut pusat lingkaran yang panjang busurnya sama dengan
jari-jari lingkaran. Untuk lebih jelas perhatikan gambar di atas. Jari-jari lingkaran adalah OA
dan OB yang panjangnya R. Besar sudut θ adalah 1 radian karena panjang busur yang
dibentuk sudut tersebut yaitu AB besarnya sama dengan jari-jari lingkaran (R). Secara
matematis, persamaan sudut θ dapat dituliskan sebagai berikut.

θ = 1 radian → AB = R

AB
Θ = = 1 radian
R
panjang busur yang dibentuk
Θ = ( ) radian
jari-jari lingkaran

Jika benda bergerak melingkar satu putaran penuh maka panjang busur yang dibentuk sudut θ akan
sama dengan keliling lingkaran yaitu 2πR, sehingga:
2πR
θ = radian
R
θ = 2π rad

Karena satu putaran penuh itu besar sudut tempuhnya adalah 360o, maka

3
360o = 2π rad
360o 360o 360o
1 rad = = = ≈ 57,3o
2π 2 × 3,14 6,28
Dengan demikian nilai 1 rad ≈ 57,3 o

Gambar 2.3 rumus posisi sudut


Jika θ adalah sudut pusat lingkaran yang panjang busurnya s dan jari-jari lingkaran
tersebut adalah R, maka persamaan posisi sudut dapat kita tuliskan sebagai berikut:

s
θ =
R
Dengan:
θ = lintasan/posisi sudut (rad)
s = busur lintasan (m)
R = jari-jari (m)

B.Perpindahan

Gerak melingkar benda menghasilkan perpindahan yang disebut perpindahan sudut


(anguler) dan perpindahan linear (tangensial). Ilustrasi keduanya ditampilkan dalam gambar di
samping.

Perpindahan sudut (anguler) dirumuskan:

4
∆ϴ=ϴ1 – ϴ0

Sedangkan perpindahan tangensial dirumuskan:

∆r = r1 – r0

C. Kecepatan

Pada gerak melingkar terdapat hal penting yang harus diperhatikan, yaitu semua
persamaan kecepatan selalu menggunakan persamaan kecepatan sudut. Perhatikan gambar
lintasan di bawah ini.

Gambar2.4 Kecepatan linear

Kecepatan ( ) merupakan kecepatan linier atau kecepatan yang biasa kamu jumpai
dalam gerak lurus. Kecepatan sudut atau disebut omega ( ) dan kecepatan linear ( )
dihubungkan dengan persamaan:

Dimana:
= kecepatan linear (m/s)
= jari-jari lintasan (m)

Nilai kecepatan sudut dapat dicari jika diketahui frekuensi ataupun periodenya. Untuk
mencari nilai kecepatan sudut ( ) dipakai rumus:

atau

5
Dimana:
= kecepatan sudut (rad/s)
= 22/7 atau 3,14

D. Percepatan

Pada gerak melingkar, terdapat suatu percepatan pada objek yang mengarah ke pusat
titik lintasan yang dinamakan percepatan sentripetal. Perhatikan gambar dibawah ini.

Gambar 2.5 Percepatan sentripental

Persamaan percepatan sentripetal yakni:

Dimana:

= percepatan sudut (m/s2)

Percepatan sentripetal ( ) menyebabkan timbulnya gaya sentripetal ( ) yang juga


mengarah ke pusat titik lintasan. Gaya sentripetal harus ada agar objek tetap bergerak dalam
lintasannya (lingkaran). Perhatikan gambar dibawah.

6
Gambar 2.6 Percepatan sentripental

Persamaan gaya sentripetal yakni:

Dimana:
= gaya sentripetal (N)
= massa benda (m)

Jika sebuah benda digerakkan melingkar secara vertikal, maka komponen gaya-
gayanya dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 2.7 Benda melingkar secara vertikal

Jadi dapat langsung dicari nilai kecepatan linier benda dengan persamaan:

2.2 Hubungan Antara Besaran Gerak Lurus dan Gerak Melingkar

A. Hubungan antara Perpindahan Linear dengan Perpindahan sudut

Pada gerak melingkar, apabila sebuah benda berputar terhadap pusat/porosnya maka
setiap bagian benda tersebut bergerak dalam suatu lingkaran yang berpusat pada poros tersebut.
Misalnya gerakan roda yang berputar atau bumi yang berotasi. Ketika bumi berotasi, kita yang
berada di permukaan bumi juga ikut melakukan gerakan melingkar, di mana gerakan kita
berpusat pada pusat bumi. Ketika kita berputar terhadap pusat bumi, kita memiliki kecepatan
linear, yang arahnya selalu menyinggung lintasan rotasi bumi. Pemahaman konsep ini akan
membantu kita dalam melihat hubungan antara perpindahan linear dengan perpindahan sudut.
Adapun hubungan antara perpindahan linear dengan perpindahan sudut dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:

7
Ketika benda berputar terhadap poros O, titik A memiliki kecepatan linear (v) yang
arahnya selalu menyinggung lintasan lingkaran.
atau x = r

Hubungan antara perpindahan linear titik A yang menempuh lintasan lingkaran sejauh x dan
perpindahan sudut (dalam satuan radian), dinyatakan sebagai berikut :
Di mana r merupakan jarak titik A ke pusat lingkaran/jari-jari lingkaran.

B. Hubungan antara Kecepatan Linier dengan Kecepatan sudut


Besarnya kecepatan linear (v) benda yang menempuh lintasan lingkaran sejauh delta x
dalam suatu waktu dapat dinyatakan dengan persamaan :
v = → persamaan 1

Dengan menggunakan persamaan yang menyatakan hubungan antara perpindahan


linier dengan perpindahan sudut ( atau x = r ), kita dapat menurunkan antara besarnya posisi
pada lintasan dan besarnya perpindahan sudut.
= r → persamaan 2

Dimana = perubahan posisi, r = jari- jari lingkaran dan = besarnya perpindahan sudut. Sekarang
kita subtitusikan pada persamaan 2 ke dalam persamaan 1 maka dapat diturunkan persamaan
yang menghubungkan kecepatan linier (v) dengan kecepatan sudut.
Keterangan:
v = kecepatan linier (m/s)
r = jari-jari lingkaran (lintasan) (m)
= kecepatan sudut(rad/s)
Hubungan antar roda-roda

Gambar 2.8 Hubungan antar roda-roda

8
Dari persamaan di atas tampak bahwa semakin besar nilai r (semakin jauh suatu titik
dari pusat lingkaran), maka semakin besar kecepatan linearnya dan semakin kecil kecepatan
sudutnya.

C. Hubungan antara Percepatan Linier dengan Percepatan Sudut


Besarnya percepatan tangensial untuk perubahan kecepatan linear selama selang waktu tertentu
dapat kita nyatakan dengan persamaan:
= → persamaan 1

Keterangan :
= percepatan tangensial
= perubahan kecepatan linier
= perubahan selangwaktu

Dengan menggunakan persamaan yang menyatakan hubungan antara kecepatan linier dengan
kecepatan sudut (v = ) ,kita dapat menurunkan hubungan anatara besarnya perubahan kecepatan
linier ( dan besarnya perubahan kecepatan sudut yakni :
= → persamaan 2
Sekarang kita subtitusikan nilai pada persamaan 2 ke persamaan 1
= →=

Karena = , maka kita dapat menurunkan hubungan antara percepatan tangensial ( , dengan
percepatan sudut ( .
=
=(
Keterangan :
= percepatan tangensial
r = jarak ke pusat lingkaran (jari-jari lingkaran)
= percepatan sudut
Berdasarkan persamaan ini, tampak bahwa semakin jauh suatu titik dari pusat
lingkaran maka semakin besar percepatan tangensialnya dan semakin kecil percepatan sudut.
Semua persamaan yang telah diturunkan di atas kita tulis kembali pada tabel di bawah ini:

Gerak Lurus Gerak Melingkar

9
Besaran Satuan Besaran Satuan SI Hubungan antara
SI Gerak Lurus dan
Gerak Melingkar

x (jarak) M rad x=

v (kecepatan ) m/s rad/s v=

m/s2 rad/s2

Tabel 2.1 Persamaan gerak lurus dan gerak melingkar

Catatan : Pada gerak melingkar, semua titik pada benda yang melakukan gerak melingkar
memiliki perpindahan sudut, kecepatan sudut dan percepatan sudut yang sama, tetapi besar
perpindahan linear, kecepatan tangensial dan percepatan tangensial berbeda-beda, bergantung
pada besarnya jari-jari (r)

2.3 Gerak Melingkar Beraturan (GMB)

A.Pengertian gerak melingkar

Gerak melingkar beraturan adalah gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran dengan
laju konstan dan arah kecepatan tegak lurus terhadap arah percepatan. Arah kecepatan terus
berubah sementara benda bergerak dalam lingkaran tersebut, Oleh karena percepatan
didefinisikan sebagai besar perubahan kecepatan, perubahan arah kecepatan menyebabkan
percepatan sebagaimana juga perubahan besar kecepatan. Dengan demikian, benda yang
mengelilingi sebuah lingkaran terus dipercepat, bahkan ketika lajunya tetap konstan (v1 = v2
= v).
Besaran dalam gerak melingkar :

1. Sebuah partikel/benda yang bergerak melingkar baik gerak melingkar beraturan ataupun
yang tidak beraturan, geraknya akan selalu berulang pada suatu saat tertentu. Dengan
memerhatikan sebuah titik pada lintasan geraknya, sebuah partikel yang telah melakukan
satu putaran penuh akan kembali atau melewati posisi semula. Gerak melingkar sering
dideskripsikan dalam frekuensi ( f ), yaitu jumlah putaran tiap satuan waktu atau jumlah
putaran per sekon. Sementara itu, periode (T ) adalah waktu yang diperlukan untuk
menempuh satu putaran. Hubungan antara periode (T ) dan frekuensi ( f ) adalah:
T = 1/f atau f = 1/T dengan: T = periode (s) f = frekuensi (Hz). Sebagai contoh, jika
sebuah benda berputar dengan frekuensi 3 putaran/sekon, maka untuk melakukan satu
putaran penuh, benda itu memerlukan waktu 1/3 sekon. Untuk benda yang berputar
membentuk lingkaran dengan laju konstan v, dapat kita tuliskan: V=2πR/T
2. Posisi Sudut θ
Sebuah titik P yang berputar terhadap sumbu yang tegak lurus terhadap bidang gambar
melalui titik O. Titik P bergerak dari A ke B dalam selang waktu t. Posisi titik P dapat
dilihat dari besarnya sudut yang ditempuh, yaitu θ yang dibentuk oleh garis AB terhadap
sumbu x yang melalui titik O. Posisi sudut θ diberi satuan radian (rad). Besar sudut satu

10
putaran adalah 360° = 2θ radian. Jika θ adalah sudut pusat lingkaran yang panjang
busurnya s dan jari-jarinya R, diperoleh hubungan: θ = s/R
dengan:

Gambar 2.9 Posisi sudut

θ = lintasan/posisi sudut (rad)


s = busur lintasan (m)
R = jari-jari (m)
3. Kecepatan Sudut
Dalam gerak melingkar beraturan, kecepatan sudut atau kecepatan anguler untuk selang
waktu yang sama selalu konstan. Kecepatan sudut didefinisikan sebagai besar sudut yang
ditempuh tiap satu satuan waktu. Untuk partikel yang melakukan gerak satu kali putaran,
didapatkan sudut yang ditempuh θ=2π dan waktu tempuh t = T. Berarti, kecepatan sudut
(ω) pada gerak melingkar beraturan dapat dirumuskan: ω = 2π/T atau ω = 2πf
Dengan :ω = kecepatan sudut (rad/s)
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)
4. Kecepatan linier
Kecepatan linear pada gerak melingkar beraturan dapat didefinisikan sebagai jarak yang
ditempuh dibagi waktu tempuhnya atau keliling lingkaran di bagi periode gerak benda
Dengan persamaan : ∆𝑠 = 2𝜋𝑟
Ket : ∆s = panjang lintasan yang ditempuh
r = jari-jari lintasan yang berbentuk lingkaran
Rumus : 𝑣 = ∆𝑠/∆𝑡 = 2𝜋𝑟/𝑇 = 2𝑟f
Keterangan: v = kecepatan linear (m/s)
r = jari-jari putaran (m)
T = periode (s)
f = frekuensi

5. Percepatan Sentripetal

merupakan suatu benda yang bergerak melingkar secara beraturan dan mempunyai
percepatan yang disebut dengan sentripetal. Pada arah percepatan ini kerap kali menuju ke
arah pusat lingkaran. Percepatan sentripetal berfungsi untuk mengubah arah kecepatan.

11
Gambar 2.10 Percepatan sentripental

Percepatan sentripetal dapat ditentukan dengan penguraian arah kecepatan. Jadi


dikarenakan pada GMB besar kecepatan itu tetap, maka segitiga yang diarsir di atas
merupakan segitiga sama kaki. kecepatan rata-rata dan selang waktu yang dibutuhkan untuk
menempuh panjang busur AB (r) dapat ditentukan melalui persamaan berikut.

Jika kecepatan rata-rata dan selang waktu yang digunakan telah diperoleh, maka
percepatan sentripetalnya adalah sebagai berikut.

Jika mendekati nol, maka persamaan percepatannya menjadi seperti berikut.

Sebab ω, jadi bentuk lain dari persamaan di atas ialah as = ω2 r. Maka, untuk benda
yang melakukan GMB, percepatan sentripetalnya (as ) dapat dicari melalui persamaan
berikut.

12
Penerapan GMB dalam kehidupan sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari saja banyak yang bisa kita jadikan contoh. Berikut ini
adalah beberapa di antaranya.
1. Komedi Putar

Gambar 2.11 Komedi putar


Kuda pada komedi putar akan berputar mengelilingi pusat putaran yakni tiang komedi
putar. Kuda-kuda akan bergerak berputar dalam waktu tertentu dengan frekuensi tertentu pula.

2. Gerak revolusi bulan terhadap bumi

13
Gambar 2.12 Gerak Revolusi bulan terhadap bumi
Pada contoh ini, bumi adalah sumbu pusat putaran. Bulan akan berputar mengelilingi
matahari dengan lintasan melingkar. Perputaran bulan terhadap bumi dalam ilmu falaq atau
ilmu astronomi. Hal ini dapat menyebabkan pergantian bulan dalam tahun qamariah.

3. Jarum jam

Gambar 2.13 Jarum jam


Ketiga jarum jam juga termasuk dalam salah satu contoh gerak melingkar. Ketiga
jarumnya akan berputar dengan kecepatan yang berbeda karena masing-masing jarum jam

14
menunjukkan waktu yang berbeda (detik, menit dan jam). Poros jarum jam yang berperan
sebagai pusat lingkaran sementara jarum jam akan berputar beraturan sesuai dengan fungsi
waktu masing-masing jarum.
4. Ban motor

Gambar 2.14 Ban motor


Ban motor tentu saja selalu berputar ketika morot dijalankan. Ban motor akan
melakukan gerak melingkar terhadap poros ban. Tak terhitung berapa frekuensi putaran yang
dihasilkan ban motor selama melakukan perjalanan. Kecepatannya akan berubah sesuai dengan
keinginan pengendara dengan menggunakan bantuan rem dan gas.
5. Kipas angin

Gambar 2.15 Kipas angin

Kipas angin merupakan suatu benda yang tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita.
Kipas angin merupakan benda yang sering kita gunakan di kehidupan sehari-hari. Apalagi saat

15
kita kepanasan dan membutuhkan angin atau udara penyegar. Dalam sebuah kipas angin
terdapat sistem hubungan roda-roda “sepusat”, terutama pada baling-balingnya karena arah
putarannya searah.

6. Roller coaster

Gambar 2.16 Roller coaster


Roller coaster merupakan suatu wahana permainan yang dapat kita jumpai di suatu
tempat berkumpulnya wahana permainan atau suatu tempat untuk berekreasi. Dalam roller
coaster terdapat hubungan roda-roda saling bersinggungan, arah putarannya berlawanan.

7. Katrol

Gambar 2.17 Katrol


Katrol, merupakan suatu alat yang di gunakan untuk memudahkan kita dalam
melakukan suatu pekerjaan yang berat agar menjadi lebih ringan, misalnya pada saat kita
mengambil air di dalam sumur, pada saat kita mengerek bendera, dan lain-lain. Dalam katrol,
terdapat suatu sistem hubungan roda-roda yang dihubungkan dengan sabuk. Karena dalam

16
sebuah katrol, terdapat sebuah sabuk yang melilit pada katrol tersebut, yang memudahkan kita
dan meringankan pekerjaan kita. Arah putarannya searah.

2.4 Penyelesaian masalah yang melibatkan GMB


Di titik A orang merasakan tubuhnya lebih berat dibandingkan di titik B dan dititik C.
Di titik A berat semu orang terdiri dari mg + mv²/r. dititik B berat semunya mg sedangkan
dititk C berat semunya mg - mv²/r. perbedaan berat semu ini tidak akan terasa jika kecepatan
bianglala terlalu lambat.
Soal :
1. Sebuah partikel bergerak melingkar dengan kelajuan sudut konstan 10 rad/s. Tentukan (a) kelajuan
sudut partikel setelah 10 sekon (b) sudut yang dikelilingi partikel setelah 10 sekon.
Pembahasan :
Diketahui : Kelajuan Sudut (w) = 10 rad/s
Ditanya : a) Kelajuan sudut setelah t = 10 s
b) Sudut tetha setelah t = 10 s
Jawab :
a) Kelajuan sudut setelah 10 s
Partikel bergerak melingkar beraturan = partikel bergerak dengan kecepatan sudut
tetap. Jadi, kelajuan sudut setelah 10 s tetap 10 rad/s.
b) Sudut yang dikelilingi setelah 10 s
Kelajuan sudut konstan 10 rad/s, artinya setiap 1 s, partikel bergerak mengelilingi sudut
10 rad. Setelah 2 s, partikel telah mengelilingi sudut 2x10 =20 rad. Setelah 10 s, partikel
telah mengelilingi sudut 10x10 rad = 100 rad.

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Gerak melingkar merupakan gerak benda yang lintasannya membentuk lingkaran. Banyak
contoh gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari, seperti gerakan komidi putar, gerakan
bandul yang diayunkan berputar, pelari yang mengelilingi lapangan berbentuk lingkaran,dan
masih banyak lagi contoh lainnya.
2. Gerak melingkar juga memiliki besaran-besaran fisis yaitu perpindahan sudut, kecepatan
sudut dan percepatan sudut.
3. Besaran fisis pada Gerak Melingkar memiliki hubungan dengan besaran fisis pada gerak
lurus (perpindahan linear, kecepatan linear dan percepatan linear).
4. Gerak Melingkar Beraturan merupakan gerakan benda pada lintasan yang melingkar dengan
kelajuan dan kecepatan sudut yang tetap.
5. Pada gerak melingkar Periode (T) dari benda yang melakukan gerakan melingkar merupakan
waktu yang diperlukan oleh benda tersebut untuk menyelesaikan satu putaran. Sedangkan,
Frekuensi (f) adalah jumlah putaran perdetik dalam gerak melingkar tersebut. Frekuensi dan
periode memiliki hubungan yang sangat erat. Waktu yang diperlukan benda untuk
menyelesaikan satu putaran penuh (T) dinyatakan dalam sekon atau detik, sedangkan jumlah
putaran perdetik (f) dinyatakan dengan satuan atau dan lebih sering dinyatakan dengan Hertz
(Hz).
6. Percepatan Sentripetal ( merupakan percepatan yang terjadi pada gerak melingkar beraturan
yang arahnya selalu menuju pada pusat lingkaran. Jika suatu benda melakukan gerak dengan
kelajuan tetap mengelilingi suatu lingkaran, maka arah dari gerak benda tersebut mempunyai
perubahan yang tetap. Percepatan sentripetal disebut juga percepatan radial karena mempunyai
arah sepanjang radius atau jari‐jari lingkaran.
7. Beberapa masalah yang melibatkan Gerak Melingkar Beraturan (GMB) antara lain : komedi
putar, jarum jam, ban motor,dan kipas angin.

3.2 Saran
Materi gerak melingkar ini perlu dikaji lebih mendalam. Hal ini agar materi gerak
melingkar dapat dikuasai dengan sempurna oleh mahasiswa sehingga mahasiswa dapat dengan
mudah mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Praktikum gerak melingkar perlu
dilakukan secara menyeluruh tidak hanya pada rotasi benda tegar saja.

18
Daftar Pustaka
Giancoli, C Douglas. 2002. Fisika. Jakarta : Erlangga

http://fisikazone.com/besaran-besaran-dalam-gerak-melingkar/ (Diakses pada 4 Oktober 2019


10.05

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gerak_melingkar#Besaran_gerak_melingkar (Diakses pada


05 Oktober 08.22)

https://id.m.wikibooks.org/wiki/Rumus-Rumus_Fisika_Lengkap/Gerak (Diakses pada 05


Oktober 09.10)

https://tugas-sekolah2016.blogspot.com/2016/12/makalah-gerak-melingkar-mapel-fisika.html
(Diakses pada 05 Oktober 09.17)

http://mynefile.blogspot.com/2016/06/makalah-gmb-gerak-melingkar-beraturan.html
(Diakses pada 05 Oktober 11.55)

19

Anda mungkin juga menyukai