Anda di halaman 1dari 2

"CARA MEMBACA EKG DASAR"

Alur membaca EKG :

1. Tentukan regular atau tidak, regular jika jarak R ke R sama, dengan menggunakan kertas

2. Lihat Gelombang P, normalnya gelombang P lebar dan tingginya tidak boleh lebih dari 3 kotak kecil
( lebar & tinggi < 3 kotak kecil)

Note : untuk lebar kotak dinyatakan dengan satuan second (detik), sedangkan tinggi kotak dinyatakan
dengan milivolt (mv) atau milimeter (mm).

a. Untuk lebar 1 kotak kecil = 0,04 second (detik), dan dalam 1 kotak besar mempunyai 5 kotak kecil
berarti dalam 1 kotak besar = 0,2 second (detik).

Dalam menghitung HR (Heart Rate) waktu yang digunakan adalah 6 second berarti dalam 6 detik
terdapat 30 kotak besar (didapat dari 6 detik : 0,2 detik), jadi untuk menghitung HR bisa menggunakan
patokan 30 kotak besar.

b. Untuk tinggi 1 kotak kecil adalah 0,1 mv atau 1 mm.

3. Tentukan jumlah HR (Heart Heart), yaitu dengan :

a. Jika gambaran EKG irreguler, ada 2 cara :

- Menggunakan penghitungan kotak besar (1 kotak besar mengandung 5 kotak kecil) :

300 : jumlah kotak besar dari R ke R = ………. x/mnt

- Menggunakan penghitungan kotak kecil :

1500 : jumlah kotak kecil dari R ke R (disarankan menggunakan ini) = ………. x/mnt

b. Jika gambaran EKG regular :

Jumlah R x 10 = …… x/mnt

Note : Hitung jumlah R (hitungnya dengan berpatokan selama 6 detik/30 kotak besar)

4. Jika ada gelombang P maka selalu diikuti oleh gelombang QRS, maka tentukan jarak P-R (cara
menghitungnya dengan menghitung jarak dari Awal P dan Akhir Q). Normalnya lebarnya 0,12 – 0,20
detik / 3 – 5 kotak kecil).

5. Tentukan apakah QRS menyempit atau melebar, jika menyempit lebar QRS < 3 kotak kecil (< 0,12 detik)
sedangkan melebar jika QRS > 3 kotak kecil (> 0,12 detik). Jika QRS menyempit maka impuls listrik berasal
dari atrium (SA Node & AV Node), sedangkan jika QRS melebar maka impuls berasal dari ventrikel (Serat
Purkinje).

Membaca Monitor/Kertas EKG :

1. SA Node = Sinus (Baca kondisinya) & kecepatan 60-100 x/mnt, dibaca ketika terdapat 1 gel. P yang
diikuti QRS (Artinya setiap 1 gel. P diikuti oleh 1 QRS), jika HR normal maka disebut Sinus Rhytm, jika HR
> 100 x/mnt disebut Sinus Takikardi, jika HR < 60 x/mnt disebut Sinus Bradikardi.

Note : SA Node adalah patokan kenormalan jantung soalx meskipun AV Node & serat purkinje dapat
menghantarakan impuls namun dalam keadaan normal hanya SA yang menghantarakan impuls (Logikax
tidak mungkin kita menggunakan 3 generator dalam 1 rumah).

Note : Aturan awal untuk SA Node & AV Node adalah QRS menyempit (lebar QRS < 3 kotak kecil)

2. AV Node = Junction (Baca kondisinya) & kecepatan 40-60 x/mnt dibaca ketika :

a. Tidak ada gel. P

b. Gel. P terbalik

c. Gel. P ada sesudah gel. QRS

Note : Aturan awal untuk SA Node & AV Node adalah QRS menyempit (lebar QRS < 3 kotak kecil)

3. Atrium = Atrial (Baca Kondisinya), digunakan ketika QRS menyempit & dalam 1 QRS terdapat lebih dari
1 gelombang P, jika dalam 1 QRS gelombang P dapat dihitung maka disebut Atrial Flutter, sedangakan jika
dalam 1 QRS gelombang P tidak dapat dihitung maka disebut Atrial Fibirilation.

4. Ventrikel = Ventrikuler (Baca Kondisinya), digunakan ketika QRS melebar & tidak terdapat gelombang P
(hanya QRS saja), kondisi ketika QRS banyak dapat dihitung dan teratur (tinggi R sama) disebut
Ventrikuler Takikardi (VT), sedangkan kondisi ketika QRS banyak tidak dapat dihitung dan tidak teratur
(tinggi R tidak sama, ada yang tinggi & ada yang turun) disebut Ventrikuler Fibrillation (VF)

By : Irman Dinejad (Mohon dikoreksi kalau keliru/salah ya) :) :)

Anda mungkin juga menyukai