Anda di halaman 1dari 27

Makalah Spesialite Dan Terminologi Kesehatan

“Jurnal Kesehatan Kabut Asap”

Kelompok 4

1. Fadilah Dwi Wardani (PO.71.39.0.18.010)


2. Oktarisa (PO.71.39.0.18.025)
3. Preti Marsyanda Putri (PO.71.39.0.18.027)
4. Risma Nabila (PO.71.39.0.18.030)
5. Sabilla Gustiharda (PO.71.39.0.18.031)

Kelas :
Reguler II A

Dosen Pembimbing :
Dr. Sonlimar Mangunsong, Apt, M. Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “Spesialite dan
Terminologi Kesehatan” ini dalam bentuk maupun isinya yang sederhana.
Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat
sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah
wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya kami dapat memperbaiki
bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Sebagai penulis, kami mengakui bahwasanya masih banyak kekurangan
yang terkandung di dalamnya jadi kami memohon maaf atas kekurangan kami.

Palembang, 23 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii


DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
2.1 Pengertian Kabut Asap ........................................................................ 3
2.2 Peyebab Terjadinya Kebakaran .......................................................... 3
2.3 Isi Atau Kandungan Dari Asap Kebakaran Hutan .............................. 4
2.4 Ukuran Partikel Asap .......................................................................... 4
2.5 Penyebaran Kabut Asap ...................................................................... 5
2.6 Dampak Yang ditimbulkan Dari Kabut Asap ..................................... 5
2.7 Penyakit Yang Ditimbulkan Dari Kabut Asap dan pengobatan .......... 7
2.8 Hal-hal Yang Sebaiknya Kita Lakukan Ketika Terjadi Kabut Asap ... 8
2.9 Upaya Pencegahan Kebakaran Hutan ................................................ 8
2.10 Upaya Untuk Mengantisipasi Kebakaran Hutan .............................. 9

BAB III
PENUTUP ................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 12
3.2 Saran .................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebakaran hutan di Indonesia selalu terjadi pada musim kemarau, yaitu
pada bulan Agustus, September, dan Oktober, atau pada masa peralihan
(transisi). Wilayah hutan di Indonesia yang berpotensi terbakar antara lain di
Pulau Sumatera (Riau, Jambi, Sumut, dan Sumsel) dan di Pulau Kalimantan
(Kalbar, Kaltim, dan Kalsel). Penyebab kebakaran hutan dan lahan di
Indonesia secara umum disebabkan oleh dua faktor. Pertama, karena faktor
kelalaian manusia yang sedang melaksanakan aktivitasnya di dalam hutan.
Kedua, karena faktor kesengajaan, yaitu kesengajaan manusia yang membuka
lahan dan perkebunan dengan cara membakar. Kebakaran hutan karena faktor
kelalaian manusia jauh lebih kecil dibanding dengan faktor kesengajaan
membakar hutan.
Pembukaan lahan dengan cara membakar dilakukan pada saat pembukaan
lahan baru atau untuk peremajaan tanaman industry pada wilayah hutan.
Pembukaan lahan dengan cara membakar biayanya murah, tapi jelas cara ini
tidak bertanggung jawab dan menimbulkan dampak yang sangat luas.
Kerugian yang ditimbulkannya juga sangat besar. Kebakaran Hutan dan
Lahan menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan. Asap kebakaran hutan
dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan menimbulkan penyakit infeksi
pada saliran pernapasan (ispa) serta kelancaran transportasi akibat visibility
yang jelek. Kebakaran hutan yang luas dapat mengganggu masyarakat Negara
tetangga, dan bila tidak segera diatasi dapat mengakibatkan penilaian negatif
masyarakat internasional terhadap pemerintah Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari kabut asap ?
2. Apa penyebab terjadinya kebakaran hutan?
3. Apa isi atau kandungan dari asap kebakaran hutan ?
4. Bagaimana ukuran partikel asap?
5. Bagaimana penyebaran kabut asap ?

4
6. Apa saja dampak yang ditimbulkan kabut asap?
7. Penyakit yang ditimbulkan dari kabut asap ?
8. Hal-hal apa saja yang sebaiknya kita lakukan ketika terjadi kabut asap?
9. Bagaimana upaya pencegahan kebakaran hutan?
10. Bagaimana upaya untuk mengantisipasi kebakaran hutan ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari kabut asap
2. Mengetahui apa penyebab kebakaran hutan
3. Mengetahui isi atau kandungan dari asap kebakaran hutan
4. Mengetahui ukuran partikel asap
5. Mengetahui penyebaran kabut asap
6. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kabut asap
7. Mengetahui penyakit apa saja yang ditimbulkan dari kabut asap
8. Mengetahui hal-hal yang sebaiknya dilakukan ketika terjadi kabut asap
9. Mengetahui upaya pencegahan kebakaran hutan
10. Mengetahui upaya untuk mengantisipasi kebakaran hutan

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kabut Asap


Kabut asap merupakan kumpulan asap dan kabut yang bercampur
menjadi satu kesatuan. Pengertian kabut Asap adalah kasus pencemaran udara
berat yang bisa terjadi berhari-hari hingga hitungan bulan. Kabut asap juga
sering dikaitkan dengan pengertian pencemaran udara. Kabut asap itu sendiri
adalah koloid jenis aerosol padat dan aerosol cair.

2.2 Penyebab Terjadinya Kebakaran Hutan


Asap terjadi karena adanya sumber yang terbakar. Sumber api dihasilkan
oleh profil manusia yang dalam mata pencahariannya selalu menggunakan api
sehingga sumber api tersebut bersifat rutin pengetahuan sumber api merupakan
faktor kunci dalam meningkatkan keberhasilan pencegahan kebakaran. Bila
sumber-sumber penyebab kebakaran diketahui maka akan mudah dilakukan
kegiatan (Chandler et al, 1983; Suratmo et al,2003).
Peristiwa kebakaran pada umumnya sangat sulit dibuktikan karena selalu
dimulai dengan adanya api kecil yang berawal dari kelalaian pengguna api
rutin saat pembakaran lahan, peristiwa yang bersifat insidentil seperti
pembakaran akibat tujuan kriminal, puntung rokok, dan peristiwa alam. Data
hotspot dari citra satelit NOAA-AVHR dapat menunjukkan kejadian
kebakaran di suatu tempat (Saharjo,2004), tetapi belum bisa menentukan
profil manusia mana yang menjadi pemicu insiden kebakaran tersebut.
Terjadinya kebakaran hutan dapat mengakibatkan pencemaran udara
yang bersifat lintas batas, Kebakaran hutan yang terjadi di Riau juga dapat
disebabkan oleh 2 hal, penyebabnya kebakaran hutan tersebut yakni:
pertama Kebakaran hutan yang disebabkan oleh alam (1) Gejala alam skala
global merupakan kondisi alam yang tidak mendukung, misalnya, bencana
alam, musim kemarau panjang yang membuat areal kehutanan menjadi panas.
(2) Lahan gambut dapat menjadi bahan bakar yang relative melimpah sebab
kekeringan telah menyebabkan air tanah menurun di rawa-rawa air tanah yang

6
besar di pedalaman. Lantas lapisan gambut terpapar dan mengering.
Pohon yang kebanyakan yang memiliki perakaran dangkal mengering dan
tumabang baik gambut kering maupun kayu mati akhirnya merupakan bahan
bakar yang efektif bagi penyebaran api pada permukaan dan di atas tanah.
Kedua Kebakaran hutan yang disebabkan oleh manusia. (1) Ahli fungsi hutan
/ pembukaan lahan untuk perkebunan, pertanian, pemukiman, transmigrasi
dengan menggunakan api yang tidak terkendali. Ini merupakan penyebab
utama dari kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia. (2) Illegal logging yang
dilakukan oleh pengusaha-pengusaha yang tidak bertanggung jawab
merupakan salah satu penyebabkan kebakaran hutan. Karena sisa-sisa
penebagan hutan tersebut dapat menjadi salah satu bahan bakar potensial yang
memperpanjang usia kebakaran hutan yang terjadi.

2.3 Kandungan Asap Kebakaran Hutan


Asap kebakaran hutan dan lahan secara umum berisi gas CO, CO2, H2O,
jelaga, debu (partikel) ditambah dengan unsur-unsur yang telah ada di udara
seperti N2, O2, CO2, H2O, dan lainlain. Berdasarkan data pengamatan tahun
1997, ketinggian puncak lapisan asap di pulau Sumatera berkisar antara 7000
kaki hingga 9000 kaki dan di Kalimantan berkisar antara 5000 kaki hingga
6000 kaki. Pada saat observasi lapangan tanggal 15 s.d 17 Maret 2002,
diketahui bahwa puncak lapisan asap di wilayah Sumatera Bagian Utara
bervariasi antara 8000 kaki hingga 9000 kaki. Asap tersebut tidak segera naik
ke angkasa karena gas asap tersebut lebih berat dari udara normal, sehingga
lama-kelamaan asap tersebut terakumulasi dan menjadi pekat (BPPT, 1997).
Asap yang pekat menyebabkan visibility (kekuatan jarak pandang)
menjadi rendah, dan menghalangi radiasi matahari ke permukaan tanah,
sehingga tidak terjadi proses konveksi. Temperatur di lokasi asap umumnya
rendah yaitu sekitar 24 derajat Celcius. Di sekitar lokasi asap umumnya
terdapat awan. Dasar awan umumnya berkisar antara 5000 kaki hingga 6000
kaki, atau lebih rendah dari puncak lapisan asap, sehingga awan yang berada di
sekitar lokasi asap tertahan masuk. Di atas lapisan asap terdapat aliran yang

7
laminer, dimana angin berhembus mengikuti pola aliran laminar tersebut
(Sitorus, 2002).
2.4 Ukuran Partikel Asap
Selain gas, partikel-partikel berbagai ukuran juga terkandung di dalam
kabut asap. Ukuran partikel mulai dari 10 mikrometer hingga yang sangat
kecil di bawah 0,5 mikrometer dapat mengganggu kesehatan. Semakin kecil
ukuran partikel, disebut dr Feni semakin mampu masuk ke dalam organ
terkecil di sistem pernapasa, dalam hal ini adalah alveoli di paru-paru dan
merusaknya. Sementara partikel yang berukuran lebih besar bisa tertahan di
saluran pernapasan atas

2.5 Penyebaran Kabut Asap


Kabut asap yang menyebar dan menyelimuti propinsi Sumatera Utara
berasal dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kabupaten Bengkalis -
Riau dan Hot Spot yang terindikasi di Kabupaten Labuhan Batu – Sumatera
Utara. Kondisi udara di lapisan atmosfer atas di wilayah tersebut sangat stabil
dan cenderung bergerak turun, sehingga angin di lapisan bawahnya (± 100 m
dari permukaan tanah) yang bergerak dari timur tidak mampu naik ke
pengunungan Bukit Barisan melainkan berbelok ke utara menyusuri lereng
Timur Bukit Barisan. Selanjutnya yang terjadi adalah, kabut asap terbawa ke
utara menuju wilayah propinsi Sumatera Utara dan kota Medan.

2.6 Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Kabut Asap


Sebagaimana kita ketahui bersama, pencemaran udara atau perubahan
salah satu komposisi udara dari keadaan normal, mengakibatkan terjadinya
perubahan suhu dalam kehidupan manusia. Pembangunan transportasi yang
terus dikembangkan menyusul dengan permintaan pasar, ternyata, telah
mendorong terjadinya bencana pembangunan. Saat ini, kita semua telah
mengetahui bahwa pengaruh polusi udara juga dapat menyebabkan
pemanasan efek rumah kaca (ERK) bakal menimbulkan pemanasan global
atau (global warming) (Sudrajad, 2006).

8
Akibatnya, udara sebagai salah satunya commons yang open access
menjadi berbahaya bagi kesehatan manusia dan alam sekitarnya.
Dari hasil penelitian mengenai dampak kabut asap pada masyarakat di
Kelurhan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Provinsi Riau
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kesehatan di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru
pada saat kabut asap terjadi memang sangat berdampak terhadap kodisi
kesehatan jasmani seperti penyakit ISPA, alergi, batuk-batuk dan iritasi
mata, tidak hanya kesehatan jasmani tetapi kenyamanan warga jg ikut
terganggu saat terjadinya kabut asap. Sedangkan dilihat dari tingkat sosial
warga sangat kurang karena kebanyakan warga yang acuh tak acuh dengan
warga lainnya saat kabut asap terjadi, dan jarak yang harus di tempuh
warga untuk pergi berobat juga sangat jauh yaitu sekitar 5 kilo dari rumah
warga.
2. Pendapatan di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru
pada saat terjadi memang sangat berpengaruh terhadap pendapatan warga
Tuah Karya dimana pendapatan pokok/bulan yang mereka memperoleh
ratarata Rp 1.000.000 – Rp1.500.000/bulan, sedangkan pendapata
perminggu rata-rata mereka hanya mendapatkan Rp. 500.000 – Rp.
700.000 Selama kabut asap terjadi. Berbeda dengan Sebelum terjadinya
kabut asap dimana pendapatan warga Tuah Karya lebih besar
dibandingkan saat kabut asap. terjadi bisa dilihat pendapatan perbulan
sebelum terjadinya kabut asap mereka rata-rata berkisar Rp 4.000.000 –
Rp 5.000.000/bulan, sedangkan pendapatan rata-rata warga Tuah Karya
Rp 500.000 dan pendapatan dari pekerjaan sampingan warga rata-rata
memperoleh Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000.
3. Lingkungan warga Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru
Provinsi Riau bahwa dampak kabut asap terhadap lingkungan fisik dan
sosial sangat berpengaruh terhadap kualitas udara dikarenkan kabut
asap yang tebal membuat kondisi lingkungan warga menjadi tidak
terkendali dan jarak pandang pun bisa dikatakan hanya 100 m, tidak hanya
kulitas udara tetapi dampak kabut asap juga sangat berpengaruh terhadap

9
tanaman dimana akibat dampak kabut asap tanaman banyak yang mrnjadi
layu dan mati sehingga membuat warga menjadi rugi, dan pengaruh kabut
asap juga berpengaruh terhadap kelancaran transportasi dimana banyaknya
angkot yang tidak jalan akibat kabut asap dan pemasuakan warga pun
menjadi berkurang, dan kabut asap juga membuat aktivitas warga
terganggu sehingga banyak warga yang hanya berdiam diri dirumah
selama kabut asap terjadi.

2.7 Penyakit Yang ditimbulkan Dari Kabut Asap dan contoh


pengobatannya

1. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

ISPA adalah penyakit infeksi akut yang menyerang. Salah satu bagian
dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga
alveoli (saluran baawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus,
rongga telinga tengah dan pleura, berlangsung selama 14 hari.
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-
paru (alveoli), terjadinya gangguan pada saluran pernafasan akibat dari
jmaur, bakteri, virus dan partikel lainnya (Rasmaliah, 2004, Pubmed
health, 2011). Menurut WHO, Pneumonia dalah bentuk peradangan dari
jaringan paru yang ditandai dengan gejala batuk dan sesak nafas atau nafas
cepat. Berdasarkan buku pedoman P2-ISPA, Pneumonia diklasifikasikan

10
sebagai bukan pneumonia, pneumonia, dan pneumonia berat (Kemenkes,
2011).
Pengobatan : pada pengobatan ISPA bukan pneumonia tidak diberikan
Antibiotik tetapi obat kombinasi tablet/ pulvis sebanyak 26 kasus atau 7,10
% yakni antipiretik (Paracetamol) Spesialite (Sanmol dumin, panadol),
ekspektoran (Glyceryl Guaiacolas), anti histamin (CTM), dan vitamin
(Vitamin C/Vitamin B Complex). Pengobatan lainnya bisa
Diphenhydramine dan pseudoefedrin untuk mengatasi pilek dan hidung
trsumbat. Untk obat batuk bisa digunakan Ambroxol Hcl.
Sedangkan pada pengobatan ISPA sedan sesuai MBTS diberikan
Antibiotik seperti Amoksisillin, Kotrimoksazol dan antipiretik seperti
paracetamol.
Pengobatan lainnya bisa dicegah dengan memakai menggunakan
masker saat keluar rumah, dan bila mata terasa pedih akibat aap bisa
menggunakan tetes mata insto reguler, visine atau braito untuk mengatasi
mata yang perih akibat kabut asap.

2. Asma

Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran
pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran

11
napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas,
penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-
batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik
muda atau tua. Meskipun penyebab pasti asma belum diketahui secara
jelas, namun ada beberapa hal yang kerap memicunya, seperti asap rokok,
debu, bulu binatang, aktivitas fisik, udara dingin, infeksi virus, atau
bahkan terpapar zat kimia.

Bagi seseorang yang memiliki penyakit asma, saluran pernapasannya


lebih sensitif dibandingkan orang lain yang tidak hidup dengan kondisi ini.
Ketika paru-paru teriritasi pemicu di atas, maka otot-otot saluran
pernapasan penderita asma akan menjadi kaku dan membuat saluran
tersebut menyempit. Selain itu, akan terjadi peningkatan produksi dahak
yang menjadikan napas terasa berat.

Pengobatan asma

Ada dua tujuan dalam pengobatan penyakit asma, yaitu meredakan


gejala dan mencegah gejala kambuh. Untuk mendukung tujuan tersebut,
diperlukan rencana pengobatan dari dokter yang disesuaikan dengan
kondisi pasien. Rencana pengobatan meliputi cara mengenali dan
menangani gejala yang memburuk, serta obat-obatan apa yang harus
digunakan.

Penting bagi pasien untuk mengenali hal-hal yang dapat memicu asma
mereka agar dapat menghindarinya. Jika gejala asma muncul, obat yang
umum direkomendasikan adalah inhaler pereda.

Bilamana terjadi serangan asma dengan gejala yang terus memburuk


(secara perlahan-lahan atau cepat) meskipun sudah ditangani dengan
inhaler atau obat-obatan lainnya, maka penderita harus segera
mendapatkan penanganan di rumah sakit. Meski jarang terjadi, serangan
asma bisa saja membahayakan nyawa. Bagi penderita asma kronis,
peradangan pada saluran napas yang sudah berlangsung lama dan
berulang-ulang bisa menyebabkan penyempitan permanen.

12
Komplikasi asma

Berikut ini adalah dampak akibat penyakit asma yang bisa saja terjadi:

 Masalah psikologis (cemas, stres, atau depresi).


 Menurunnya performa di sekolah atau di pekerjaan.
 Tubuh sering terasa lelah.
 Gangguan pertumbuhan dan pubertas pada anak-anak.
 Status asmatikus (kondisi asma parah yang tidak respon dengan terapi
normal).
 Pneumonia.
 Gagal pernapasan.
 Kerusakan pada sebagian atau seluruh paru-paru.
 Kematian.

Mengendalikan penyakit asma

Jika Anda kebetulan mengidap asma atau hidup dengan asma sejak
lama, jangan cemas dengan kondisi ini karena asma merupakan penyakit
yang masih dapat dikendalikan asalkan Anda:

 Mengenali dan menghindari pemicu asma.


 Mengikuti rencana penanganan asma yang dibuat bersama dokter.
 Mengenali serangan asma dan melakukan langkah pengobatan yang
tepat.
 Menggunakan obat-obatan asma yang disarankan oleh dokter secara
teratur.
 Memonitor kondisi saluran napas Anda.

Jika penggunaan inhaler pereda asma reaksi cepat makin meningkat,


segera konsultasikan kepada dokter agar rencana penanganan asma Anda
disesuaikan kembali. Selain itu, disarankan untuk melakukan vaksinasi
influenza dan pneumonia secara teratur untuk mencegah memburuknya
penyakit asma yang disebabkan kedua penyakit tersebut.

13
Pengobatan Asma
Pengobatan penyakit ini ada dua jenis, yaitu obat kontrol jangka panjang
dan jangka pendek.

Obat kontrol jangka panjang


Obat kontrol jangka panjang memiliki beberapa jenis, yang meliputi:

 Leukotriene modifiers; montelukast, zafirlukast, dan zileuton. Obat ini


efektif untuk meringankan gejala hingga 24 jam. Sayangnya, obat ini
dapat menyebabkan reaksi psikologis, seperti rasa gelisah berlebih,
halusinasi, hingga depresi.
 Kortikosteroid hirup; budesonide, fluticasone, ciclesonide,
beclomethasone, fluticasone furoate, flunisolide, fluticasone furoate,
dan mometasone. gunakan obat-obatan jenis ini selama beberapa hari
hingga minggu untuk mencapai hasil yang optimal. Efek samping obat
ini relatif rendah meski digunakan untuk jangka panjang.
 Long-acting beta agonists; formoterol dan salmeterol. Biasanya obat
ini dikombinasikan dengan kortikosteroid hirup. Penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan obat ini secara tunggal dapat
meningkatkan risiko serangan asma yang parah.
 Obat kombinasi; obat kortikosteroid hirup dengan long-acting beta
agonists. Misalnya, fluticasone-salmeterol, budesonide-formoterol, dan
formoterol-mometasone.
 Theophylline; seperti Theo-24 dan Elixophyllin. Obat ini biasanya
digunakan setiap hari untuk membantu melemaskan otot-otot di sekitar
saluran udara.

Obat kontrol jangka pendek


Fungsi obat ini adalah membantu meringankan gejala asma yang baru
muncul dan kambuh sewaktu-waktu. Namun, obat ini tidak boleh diminum
lebih dari 2 minggu.

Berikut beragam jenis obat kontrol jangka pendek yang paling umum:

14
 Short-acting beta agonists; albuterol, levalbuterol, pirbuterol, dan
bitolterol. Obat ini bertindak sebagai bronkodilator yang bekerja cepat
untuk meredakan gejala ketika serangan kambuh. Obat jenis ini dapat
digunakan lewat inhaler genggang atau nebulizer.
 Ipratropium. Obat ini bekerja seperti bronkodilator yang secara cepat
akan melemaskan saluran udara ketika serangan kambuh. Alhasil,
Selain untuk penyakit pernapasan kronis, obat ini juga dapat digunakan
untuk mengobati penyakit emfisema dan bronkitis akut.
 Kortikosteroid oral atau suntik; predisone dan methylpredisolone.
Obat-obatan ini dapat meredakan peradangan di saluran napas yang
memicu gejala. Obat ini dapat menyebabkan efek samping yang serius
bila digunakan dalam jangka panjang.

3. Iritasi Mata

Iritasi mata dapat dipicu oleh beberapa faktor, seperti alergi, asap
rokok, pasir, debu, serpihan kayu, lensa kontak, pasca operasi
(misalnya operasi kantung mata) hingga infeksi.
Konjungtivitis atau pink eye adalah salah satu bentuk iritasi mata
yang paling umum. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus
atau bakteri dan alergi. Konjungtivitis yang disebabkan oleh infeksi

15
dapat dengan mudah menyebar dan menulari orang lain. Sedangkan
konjungtivitis alergi tidak menular.

Cara Mengatasi Iritasi Mata


Pemulihan iritasi mata menjadi lebih mudah dan cepat jika Anda
memahami cara-cara untuk mengatasinya. Berikut adalah langkah-
langkah yang bisa Anda lakukan, di antaranya:
 Cari tahu jenis-jenis iritasi yang kemungkinan dialami
Gejala iritasi mata yang dialami penderita konjungtivitis kurang lebih
sama, yaitu mata merah, berair, dan gatal. Akan tetapi, penyebab pasti
konjungtivitis bisa jadi berbeda berdasarkan jenis dan faktor
pemicunya. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
seperti alergi, iritasi terhadap zat kimia, ataupun infeksi virus dan
bakteri.
o Konjungtivitis yang disebabkan oleh virus umumnya akan pulih
dalam satu sampai dua minggu tanpa pengobatan khusus. Namun,
kompres mata dengan air dingin yang bersih dapat membantu
mengurangi ketidaknyamanan.
o Konjungtivitis yang disebabkan oleh bakteri umumnya disertai
dengan keluarnya lendir atau nanah dari sudut mata. Biasanya
diberikan obat antibiotik, baik dalam bentuk obat minum, salep,
ataupun obat tetes mata.
o Konjungtivitis yang disebabkan oleh alergi umumnya akan
berdampak pada kedua mata dan menyebabkan gejala-gejala
umum alergi, seperti mata gatal, berair, dan bengkak. Pemberian
obat tetes mata dapat membantu meringankan gejala.

Cara mengatasi iritasi mata


 Bersihkan cairan yang keluar dari mata secara rutin
Cuci tangan sebelum membersihkan mata. Dengan tangan yang
bersih, bersihkan mata yang mengalami iritasi beberapa kali sehari.
Gunakan lap atau tisu berbeda untuk masing-masing mata.

16
Segera cuci tangan dan buang tisu sekali pakai begitu selesai
digunakan. Tindakan ini penting untuk mencegah penularan.
 Gunakan kompres untuk meredakan iritasi
Rendam kain lembut di dalam air hangat atau dingin. Lalu, peras
dan tekan secara perlahan-lahan pada mata yang terinfeksi. Segera
ganti lap sebelum beralih ke mata yang lain untuk menghindari
penularan.
 Hindari penggunaan lensa kontak
Lensa kontak dapat menyebabkan iritasi mata dan bakteri yang
terperangkap mengakibatkan konjungtivitis. Setelah pink
eye sembuh, cuci bersih lensa kontak sebelum digunakan kembali.

Beberapa masalah mata dan obat sakit mata yang penting untuk Anda ketahui, di
antaranya:
 Mata kering
Keluhan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal yakni : penurunan
jumlah produksi air mata, air mata yang terlalu cepat menguap atau jika
terdapat penyakit penyerta yang mendasari timbulnya gejala mata kering.
Kadang obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan mata kering. Untuk
mengatasi masalah tersebut, obat sakit mata yang cocok yakni air mata buatan
(artificial tears). Obat tetes mata ini berfungsi sebagai pelumas untuk
membasahi mata yang kering sehingga mata senantiasa basah dan mengurangi
rasa tidak nyaman yang dirasakan. Obat tetes mata ini dapat didapatkan di
apotek dan dapat dijual bebas tanpa resep khusus dari dokter. Selain dalam
sediaan obat tetes, air mata buatan juga terdapat dalam bentuk gel. Kompres
hangat pada mata selama 10 menit juga dapat menstimulasi pembentukan
pelumas pada mata untuk meringankan gejala mata kering. Jika obat tetes
mata jenis air mata buatan ini tidak memberikan efek yang diharapkan,
mungkin akan diganti dengan siklosporin untuk merangsang produksi air mata
atau liftegrast untuk mengurangi peradangan pada mata. Selain itu juga dapat
menggunakan obat tetes kortikosteroid. Dan obat tetes anti-inflamasi non
steroid (OAINS) juga dapat gunakan untuk mengatasi mata kering.

17
Penggunaan obat-obatan tetes mata golongan kortikosteroid dan obat khusus
lainnya perlu dikonsultasikan dengan dokter atau dokter spesialis mata terlebih
dahulu.

 Mata merah
Mata merah biasanya bersifat sementara dan cepat sembuh. Beberapa
penyebab mata merah yakni konjungtivitis (pink eye) yang dapat disebabkan
oleh infeksi virus, bakteri, atau alergi, dan blefaritis. Obat sakit mata merah
yang tepat tergantung pada penyebab spesifiknya. Untuk meringankan gejala
mata merah akibat infeksi virus cara sederhana dengan kompres dingin mata
atau pemberian air mata buatan yang dingin biasanya dapat mengatasi gejala
dalam waktu 1-2 minggu. Pengobatan antivirus tetes mata atau oral perlu
diberikan pada infeksi herpes pada mata, gejalanya berupa nyeri pada satu sisi
mata, gangguan penglihatan, silau pada mata yang terkena dan terdapat
lentingan berisi cairan pada kelopak mata yang sakit. Penyakit ini perlu
ditangani oleh spesialis mata. Pada kasus mata merah karena infeksi bakteri
dokter dapat meresepkan antibiotik tetes, salep untuk mata atau pun antibiotik
oral jika terdapat gejala mata merah yang disebabkan oleh infeksi bakteri,
gejalanya biasanya berupa mata merah disertai nanah (belekan) dan biasanya
terdapat nyeri atau gatal. Mata merah disertai gatal yang disebabkan oleh alergi
dapat diobati dengan menghindari faktor pencetus (misalnya debu) kompres
dingin mata, atau pun obat antihistamin tetes mata. Kemudian harus diperiksa
lebih lanjut jika gejala mata merah disertai: nyeri mata berat dan menetap,
gangguan penglihatan, riwayat trauma/cedera kepala, riwayat terkena zat kimia
atau jika gejala tidak membaik setelah pengobatan.

 Glaukoma
Glaukoma adalah rusaknya saraf optik yang menghubungkan mata dengan
otak. Hal ini dapat menyebabkan kebutaan jika tidak terdeteksi dan diobati
sejak dini. Adapun gejala yang ditimbulkan yakni mata merah, sakit kepala
berat, mual, dan penglihatan menjadi kabur. Obat sakit mata untuk glaukoma
biasanya dengan carbonic anhydrase (CA) inhibitor misalnya acetazolamide

18
atau golongan diuretik yang berfungsi untuk mengurangi tekanan di dalam
bola mata Anda, perawatan laser dan prosedur operasi untuk membuka saluran
penyerapan cairan di dalam bola mata yang tersumbat untuk mengurangi
tekanan dan memperbaiki sistem penyerapan cairan di mata Anda. Glaukoma
merupakan kondisi serius dan perlu segera mendapatkan penanganan dari
spesialis mata untuk mencegah kebutaan permanen.

 Mata tegang atau lelah


Istilah mata tegang atau lelah menggambarkan sekelompok gejala yang
terjadi setelah penggunaan mata secara berlebihan. Meski ketegangan mata
dapat terasa tidak nyaman, hal tersebut tidak menyebabkan kerusakan mata.
Penggunaan komputer yang berlebihan atau pencahayaan yang tidak memadai
dapat menyebabkan ketegangan pada mata. Gejalanya meliputi sakit kepala,
penglihatan kabur, adanya perasaan kering pada mata, dan sensasi
ketidaknyamanan lainnya. Untuk mengatasi mata tegang atau lelah, obat sakit
mata yang di gunakan adalah beristirahat sejenak untuk mengurangi kelelahan
pada otot mata dan jika tidak membaik dapat menggunakan obat tetes mata.
Selain itu, dapat mengompres mata dengan kain yang telah direndam ke dalam
air hangat.

 Benda asing pada mata


Benda asing pada mata adalah sesuatu yang memasuki mata yang berasal
dari luar tubuh. Hal ini bisa berupa apa saja, dari partikel debu hingga pecahan
logam. Benda asing yang masuk pada mata kemungkinan besar akan
memengaruhi kornea mata atau konjungtiva. Pasalnya, benda asing yang
masuk ke mata memang jarang masuk ke bagian belakang bola mata. Namun,
benda asing tersebut dapat menyebabkan goresan pada kornea sehingga mata
berisiko terinfeksi dan mengalami gangguan penglihatan. Adapun gejala yang
ditimbulkan dari benda asing tersebut adalah adanya rasa ketidaknyamanan
pada mata, nyeri mata, mata menjadi merah dan terlihat seperti berdarah, rasa
sakit saat melihat cahaya, dan berkedip berlebihan. Beberapa macam benda
asing yang paling umum masuk pada mata, adalah bulu mata, lendir kering,

19
serbuk gergaji, kotoran, pasir, kosmetik, lensa kontak, partikel logam, zat
kimia, dan pecahan kaca. Kotoran biasanya masuk mata karena terbawa angin,
sedangkan bahan tajam seperti logam/kaca bisa masuk ke mata akibat ledakan
atau kecelakaan dengan alat seperti palu atau pemotong rumput. Perlu
diketahui, bahwa benda asing yang masuk ke mata dengan kecepatan tinggi
berisiko tinggi menyebabkan cedera berat pada mata.Beberapa hal yang dapat
dilakukan ketika mengalami masalah ini, yakni cuci tangan dengan sabun dan
air; cobalah untuk menyiram objek/benda asing pada mata dengan
menggunakan air hangat; jika menggunakan lensa kontak, sebaiknya lepaskan
lensa terlebih dahulu atau saat mengairi permukaan mata dengan air.
Terkadang benda asing dapat berada di bawah lensa kontak. Masalah ini
sangat membahayakan penglihatan. Biasanya, hal yang sering terjadi
disebabkan oleh lensa kontak. Jika sering menggunakan lensa kontak, ada
baiknya mengetahui informasi terkait penggunaan lensa kontak yang baik dan
benar untuk menghindari masalah tersebut, jangan gunakan lensa kontak yang
retak atau rusak; saat membersihkan, gosok lensa kontak dengan jemari, lalu
bilas lensa dengan larutan sebelum merendamnya. Jika mengalami masalah
mata seperti ini, maka diharuskan membutuhkan pertolongan medis. Jangan
mencoba untuk menghilangkan benda asing tersebut sendiri. Selain itu,
dilarang untuk menekan atau menggosok mata, dan tidak disarankan untuk
menggunakan pinset atau penyeka kapas di permukaan mata.
Penggunaan kortikosteroid tetes mata perlu disesuaikan dengan saran dan
dosis yang dianjurkan dokter. Tidak semua penyakit pada mata perlu
menggunakan obat ini, kecuali pada penyakit yang dapat menimbulkan
kerusakan struktural mata. Penyimpanan obat tetes mata harus sesuai dengan
petunjuk penggunaan yang tertera pada label atau sesuai anjuran dokter.
Simpanlah obat tetes mata di tempat yang bersih Jangan biarkan botol obat
tetes mata terbuka terlalu lama setelah pemakaian untuk mencegah kontaminasi
dengan debu. Dan usahakan agar tidak mengusap mata untuk mencegah infeksi
dan iritasi berlanjut.
Sakit mata memang tidak dapat dianggap sepele, karena aktivitas
sederhana pun akan terganggu jika mengalami masalah pada mata. dapat

20
menggunakan obat anti-inflamasi non steroid seperti ibuprofen untuk
membantu mengurangi pembengkakan, nyeri, dan demam.

2.8 Hal-hal Yang Sebaiknya Kita Lakukan Ketika Terjadi Kabut Asap
1. Tetap di dalam ruangan dengan jendela dan pintu tertutup.
2. Tutup tiap ada akses ke luar ruangan
3. Kurangi aktivitas di luar rumah
4. Hindari aktivitas di dalam rumah yang menambah kontaminasi seperti
merokok atau menyedot debu
5. Gunakan masker dan alat pelindung lainnya seperti sarung tangan, baju
lengan panjang dan celana panjang
6. Cuci buah dan sayur sebelum dimakan
7. Ganti masker bila sudah kotor (masker yang kotor ditandai dengan
perubahan warna masker atau saat bernapas melalui masker menjadi
bertambah sulit).
8. Sediakan obat-obat penting di rumah
9. Mempersiapkan tempat-tempat umum seperti sekolah, aula, gedung
olah raga, hotel, musholla/ masjid, kantor, gedung serba guna, dan
lainnya untuk dijadikan penampungan berudara bersih.

2.9 Upaya Pencegahan Kebakaran Hutan


Aktivitas pencegahan kebakaran hutan rawa gambut perlu didasari
oleh adanya pengetahuan tentang profil manusia pengguna api rutin di lahan
yang identik dengan sumber-sumber api pemicu kebakaran. Pengetahuan
tersebut berguna untuk mengarahkan pembinaan pencegahan kebakaran
yang dilakukan oleh pemerintah sehingga tepat sasaran. Respon masyarakat
terhadap jenis-jenis inovasi pencegahan kebakaran yang diterapkan perlu
digali agar tercipta peluang kolaborasi antara pihak pemerintah atau
pengelola dengan masyarakat target sehingga proses peningkatan kesadaran,
kesiagaan dan difusi inovasi dapat berjalan secara cepat. Melalui penelitian
survey opini publik di lima desa contoh sekitar hutan konservasi Mawas di
Kalimantan Tengah diketahui bahwa sumber api rutin berasal dari petani

21
ladang dan penangkap ikan, sedangkan pengguna api lain bersifat tidak rutin
yaitu petani rotan, pencari rotan, pencari kulit gemor, dan pencari madu,
pengayu, penambang emas, dan pengrajin perahu klotok. Kegiatan
pencegahan yang mendapat respon masyarakat adalah semua pola
penyuluhan dan penerapan teknologi yang umum dilakukan dalam
pencegahan kebakaran kecuali persiapan lahan tanpa bakar dan pola tanam
agroforestry. Disimpulkan bahwa aktivitas pencegahan kebakaran jika
dilakukan melalui kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat sekitar
hutan terutama dengan petani ladang dan penangkap ikan berpotensi
menurunkan frekuensi terjadinya kebakaran.

2.10 Upaya Untuk Mengantisipasi Kebakaran Hutan


Antisipasi kebakaran hutan dan lahan dapat dilakukan dengan cara
membuat suatu indicator potensi kebakaran versi Indonesia sebelum
terjadi kebakaran. Indikator ini yang akan dijadikan sebagai rujukan
tingkat potensi kebakaran dari suatu wilayah sehingga kebakaran dapat
diantisipasi dan bila memungkinkan untuk dicegah. Kepada pengelola
hutan perlu dilakukan pengawasan dengan penuh tanggung jawab, agar
mereka tunduk pada aturan yang berlaku tidak melakukan pembakaran
untuk membuka lahan baru, baik ketika diawasi maupun tidak diawasi.
Selanjutnya dampak kebakaran hutan dan lahan ini terus menerus
disosialisasikan kepada seluruh masyarakat agar peristiwa serupa tidak
terulang kembali. Langkah yang terpenting dari semua ini adalah
penegakan hukum yang tegas, tidak pandang bulu, dan konsisten, yaitu
sanksi dan hukuman bagi yang terbukti melanggar peraturan pemerintah
dalam kebakaran hutan. Upaya untuk mengatasi dan menanggulangi
kebakaran hutan dan lahan dapat dikelompokan pada dua cara. Cara
pertama, yaitu pemadaman dari permukaan. Cara kedua, yaitu pemadaman
dari udara. Penanggulangan cara pertama dapat dilaksanakan oleh
instansi yang terkait yaitu Departemen Kehutanan, dan Pemerintah
Daerah. Penanggulangan cara kedua , yaitu dari udara dapat dilakukan
dengan menerbangkan pesawat pembom air misalnya US-1A Water
Bomber, dan pesawat CL-415M. Penanggulangan dengan pesawat water

22
bomber tidak direkomendasikan karena tidak mungkin berhasil. Air yang
dijatuhkan ke lokasi kebakaran hutan malahan dapat menimbulkan
semakin maraknya api kebakaran apabila jumlah air yang jatuh per satuan
luas kebakaran tidak sesuai. Lagi pula dalam kondisi hutan yang terbakar,
visibility sangat rendah dan hampir nol, sehingga menerbangkan pesawat
kecil dalam ketinggian yang rendah di dalam asap dan mencari titik api
hampir mustahil dilakukan.
Cara kedua yang efektif dan telah beberapa kali dilakukan dan
berhasil (1997, 1998 dan 2001) yaitu menggunakan Teknologi Modifikasi
Cuaca (TMC). Penerapan TMC untuk mengatasi kebakaran hutan dan
lahan ini adalah sebagai teknologi alternatif apabila asap sudah
terakumulasi. Kebakaran hutan yang meluas tidak mungkin dipadamkan
dari permukaan karena fasilitas jalan ke lokasi kebakaran di hutan sangat
terbatas sehingga mobilisasi mobil pemadam kebakaran dan pasukan
pemadam menjadfi terbatas. Oleh karena itu pemadaman kebakaran hutan
dari udara dengan menerapkan TMC sangat mungkin utnuk dilakukan.
Teknologi ini memanfaatkan peluang yang ada di alam, dimana peluang
tersebut yang akan menstimulus proses yang terjadi di alam. Sebagai
contoh, dengan penerapan TMC energi yang ada di alam dapat
dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk memadamkan kebakaran.
Energi tersebut antara lain energi aliran angin, energy radiasi matahari,
dan energi kandungan kelembaban udara (awan potensial) yang tersedia
(Sitorus, 2002).
Kebakaran Hutan tidak akan berlanjut apabila jumlah hujan yang
turun cukup, dan mampu memadamkan api kebakaran. Jumlah hujan yang
turun akan mencukupi, apabila di sekitar lokasi kebakaran hutan terdapat
awan potensial. Ada beberapa syarat agar keberadaan awan potensial
terdapat di wilayah sekitar lokasi kebakaran hutan. Syarat itu antara lain,
jumlah kandungan moisture dalam udara. Jumlahnya harus sesuai dengan
kondisi kolom udara atau tingkat kelabilan udara yang dapat mendukung
pertumbuhan awan potensial. Meskipun jumlah kandungan moisture nya
tinggi, awan yang tumbuh tidak akan menjadi awan Cu potensial apabila

23
kolom udara pada lokasi tersebut stabil. Penerap an TMC adalah bertujuan
untuk membuat kolom udara asap kebakaran hutan tersebut menjadi
dinamis, labil, atau netral.Akumulasi asap kebakaran hutan yang
meningkat malahan cenderung memicu kebakaran hutan semakin luas,
karena peluang turunnya hujan secara alami pada lokasi kebakaran
tersebut semakin mengecil. Akumulasi asap terjadi karena produksi asap
yang tidak sebanding dengan daya angkut angin terhadap asap, sehingga
radiasi matahari terhalang masuk ke permukaan tanah. Sehingga proses
pemanasan permukaan tanah tidak terjadi, yang menyebabkan kolom
udara pada lokasi kebakaran selalu dalam keadaan stabil sehingga tidak
mungkin terjadi awan potensial. Penerapan TMC dimaksudkan untuk
mengurangi konsentrasi asap kebakaran hutan atau menipiskan asap
tersebut.

24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kabut Asap adalah kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi
berhari-hari hingga hitungan bulan. Kabut asap juga sering dikaitkan
dengan pengertian pencemaran udara. Kabut asap itu sendiri adalah
koloid jenis aerosol padat dan aerosol cair.
Asap terjadi karena adanya sumber yang terbakar. Sumber api
dihasilkan oleh profil manusia yang dalam mata pencahariannya selalu
menggunakan api.
Asap kebakaran hutan dan lahan secara umum berisi gas CO, CO2,
H2O, jelaga, debu (partikel) ditambah dengan unsur-unsur yang telah ada
di udara seperti N2, O2, CO2, H2O, dan lain-lain.
Selain gas, partikel-partikel berbagai ukuran juga terkandung di
dalam kabut asap. Ukuran partikel mulai dari 10 mikrometer hingga yang
sangat kecil di bawah 0,5 mikrometer dapat mengganggu kesehatan.
Sebagaimana kita ketahui bersama, pencemaran udara atau
perubahan salah satu komposisi udara dari keadaan normal,
mengakibatkan terjadinya perubahan suhu dalam kehidupan manusia.
Akibatnya, udara sebagai salah satunya commons yang open access
menjadi berbahaya bagi kesehatan manusia dan alam sekitarnya.
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi
akut yang menyerang. Salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas
mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran baawah)
termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan
pleura, berlangsung selama 14 hari. Pneumonia adalah proses infeksi
akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli), terjadinya gangguan
pada saluran pernafasan akibat dari jmaur, bakteri, virus dan partikel
lainnya (Rasmaliah, 2004, Pubmed health, 2011).

25
Aktivitas pencegahan kebakaran hutan rawa gambut perlu didasari
oleh adanya pengetahuan tentang profil manusia pengguna api rutin di
lahan yang identik dengan sumber-sumber api pemicu kebakaran.

3.2 Saran
1. Diharapkan kepada seluruh masyarakat agar menjaga kelestarian
hutan dan tidak membuang sampah sembarangan lagi
2. Kepada masyarakat diharapkan tidak membakar sembarangan dan
tidak membuang rokok sembarangan agar tidak terjadi kebakaran
hutan lagi.
3. Diharapkan pemerintah atau pihak yang terkait dalam undang-
undang atau hukum yang lebih tegas terhadap kasus pembakaran
hutan sehingga tidak terjadi maraknya lagi kabut asap yang terbakar
di udara dan berdampak terutama pada kesehatan, perekonomian dan
juga lingkungan.
4. Kepada pemerintah melalui instansi yang terkait agar dapat
memperhatikan dan membuat penjagaan yang ketat. Sehingga di
daerah tersebut bisa ditingkatkan dan pendapatan warga juga
semakin ikut meningkat.

26
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol 1, No. 2, Juli 2011 (ISSN 2087-9334
(119-126)
Sri Azora Kumala Sari, Pencemaran Lintas Batas Kebakaran Hutan: Suatu
Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional. Skripsi
Hukum, Universitas Sumatera Utara Medan. Tahun 2008.
ejurnal.bppt.go.id

27

Anda mungkin juga menyukai