Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut World Health Organization(WHO) lanjut usia (lansia) adalah

kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. Badan kesehatan

dunia WHO mengatakan bahwa penduduk lansia di Indonesia pada tahun

2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang.

Penduduk Lanjut usia dua tahun terakhir mengalami peningkatan yang

signifikan pada tahun 2007, yakni jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96

juta jiwa. Jumlah ini termasuk terbesar keempat setelah China, India dan

Jepang. Jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa, setara dengan

8,03% dari seluruh penduduk Indonesia tahun 2014. Jumlah Lansia 60 tahun

keatas 21,7 juta jiwa atau 8,5% total penduduk Indonesia (Badan Pusat

Statistika, 2014).Tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa penduduk lansia di

Indonesia (Badan Pusat Statistika, 2017).

Berkaitan dengan lanjut usia, munculah gerontology, Studi ilmiah tentang

efek penuaan dan penyakit yang berhubungan dengan penuaan pada manusia,

meliputi aspek biologis, fisioiogis, psikososial, dan aspek rohani dari penuan

( Barbara cole, dalam buku Mickey Stanley, patricia gauntlet Beare, 2012 )

Proses penuaan dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal

yang wajar, dan ini akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur

panjang. Hanya cepat dan lambatnya proses tersebut bergantung pada

masing-masing individu. Secara teori perkembangan manusia yang mulai dari

1
2

masa bayi, anak, usia lanjut dengan umur diatas 60 tahun. Menua ( menjadi

tua ) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan

jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi

normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan kerusakan yang

diderita ( Contstantinides, 1994 dalam buku Nugroho, 2013).

Penuaan merupakan proses yang wajar terjadi pada manusia seiring

dengan bertambahnya usia. Proses penuaan tersebut berpengaruh pada

perubahan semua sistem dalam tubuh termasuk pada sistem muskuloskeletal.

Sistem muskuloskeletal terdiri dari sistem muskulus dan skeletal. Beberapa

perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal lansia mencakup

perubahan anatomi dan fisiologis. Perubahan tersebut berdampak pada

penurunan fungsi tubuh yang akan berlanjut pada penurunan fungsi tubuh

secara keseluruhan sehingga kegiatan sehari-hari dapat terganggu.


3

Dibawah ini adalah pravelensi jumlah penyakit yang di derita lansia di

Rumah Perlindungan Sosial Tresna Werdha Garut. .

Tabel 1.1

Jenis jenis Penyakit di Derita Lansia di Rumah Perlindungan Sosial

Tresna Werdha Garut Periode Tahun April 2019

No Jenis penyakit Jumlah penderita

1. Hipertensi 26 orang

2. Rematik 21 orang

3. Katarak 11 orang

4. Asam urat 8 orang

5. Post stroke 5 orang

6. Gastritis/maag 4 orang

7. Asma 3 orang

8. Chf 2 orang

9. Diabetes 1 orang

10. Epilepsi 1 orang

Sumber laporan : Bidang pencata tan dan pelaporan Rumah

Perlindungan Sosial Tresna Werdha Garut, April 2019

Perubahan umum yang terjadi pada sistem muskuloskeletal berupa

sarkopenia (kehilangan massa dan fungsi otot) dan osteopenia atau

osteoporosis (kehilangan massa tulang) pada usia lanjut ketika tidak diobati

akan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang besar untuk populasi lansia
4

dan dapat mengakibatkan hilangnya kemandirian di kemudian hari ( Colón, et

al., 2018). Selain itu, beberapa kondisi patologis dapat muncul seperti artritis

yang mencakup osteoarthritis (OA), polymyalgia rheumatica (PMR),

rheumatoid arthritis (RA), dan gout serta osteoporosis (Tabloski, 2014;

Touhy & Jett, 2014). Penyakit-penyakit di atas dapat memperburuk kondisi

lansia bahkan sampai mengganggu aktivitas fisik rutin yang biasa dilakukan

oleh lansia.

Perubahan fisiologis dan patolgis pada sistem muskuloskeletal lansia

seharusnya dapat diantisipasi sedari dini agar proses penuansaan yang

berakibat pada perubahan fisiologiss dan patologis tidak menimbulkan

dampak yang lebih besar Dengan bertambahnya jumlah lansia muncul juga

peningkatan penyakit dan kondisi ini umumnya mempengaruhi populasi

tersebut. Oleh karena itu Maka penulis tertarik membuat karya tulis ilmiah

dengan judul “Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.E Dengan

Gangguan Fungsi Penurunan Sistem Muskuloskeletal Pada Katz Indeks

E Di Wisma Asrama Plamboyan Rumah Perlindungan Sosial Tresna Di

Werdha Kabupaten Garut”

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Penulis dapat memberikan dan mampu melaksanakan asuhan

keperawatan secara langsung dan komprehensif yang meliputi bio-psiko-

sosial-spritual dengan pendekatan proses keperawatan pada Ny. E dengan

gangguan fungsi penurunan sistem muskuloskeletal


5

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian yang menyebabkan masalah

kesehatan dan masalah keperawatan pada Ny. E dengan gangguan

fungsi penurunan sistem muskuloseletal pada Katz Indeks E Di

Wisma Asrama Ruang Plamboyan Rumah Perlindungan Sosial Tresna

Werdha Kab Garut.

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. E

dengan gangguan fungsi penurunan sistem muskuloskeletal pada Katz

Indeks E Di Wisma Asrama Ruang Plamboyan Rumah Perlindungan

Sosial Tresna Werdha Kab Garut.

c. Mampu membuat rencana tindakan keperawatan berdasarkan prioritas

masalah keperawatan pada Mampu melaksankan tindakan

Keperawatan sesuai dengan perencanaan keperawatan pada Ny.E Di

Wisma Asrama Ruang Plamboyan Rumah Perlindungan Sosial Tresna

Werdha Kab Garut.

d. Mampu Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan pada Ny. E dengan gangguan kardiobvaskuler Hipertensi

Sedang pada Katz Indeks E Ruang Di Wisma Asrama Plamboyan

Rumah Perlindungan Sosial Tresna Werdha Kab Garut.

e. Mampu mendokumentasikan proses asuhan keperawatan yang

dilaksanakan pada Ny .E dengan fungsi penurunan sitem

muskuloskeletal pada Katz Indeks E Di Wisma Asrama Ruang

Plamboyan Rumah Perlindungan Sosial Tresna Werdha Kab Garut.


6

C. METODE TALAAH

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, metode yang digunakan adalah

metode deskriftif dengan teknik studi kasus dan menerapkan asuhan

keperawatan melalui pendekatan, yang terdiri dari pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Sedangkan teknik

pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:

1. Wawancara

Penulis mengumpulkan data melalui komunikasi secara lisan yaitu

menanyakan atau tanya jawab yang berkaitan dengan masalah yang

dihadapi oleh pasien Ny. E atau disebut dengan pengkajian anamnesa,

yang bertujuan untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan

masalah keperawatan pada pasien Ny. E serta untuk menjalin hubungan

antara perawat dengan pasien Ny.E.

2. Observasi

Penulis mengamati keadaan lansia dan lingkungan sekitarnya untuk

memperoleh data tentang masalah kesehatan dan masalah keperawatan.

Penulis juga melakukan pemeriksaan fisik yaitu dengan melaksanakan

pemeriksaan langsung kepada Ny. E dengan menggunakan persistem

dengan teknik pemeriksaan secara inspeksi, palpasi, perkusi, dan

auskultasi. Penulis juga serta memberikan asuhan keperawatan gerontik

melalui pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi,

dan evaluasi .
7

3. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan dengan metode persistem dengan teknik inspeksi, palpasi,

perkusi, dan auskultasi sehingga didapatkan data yang objektif tentang

data kesehatan klien.

4. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data yang didapatkan dari data klien dan laporan dari

tenaga kesehatan melalui catatan dokumentasi asuhan keperawatan yang

telah dilakukan dan mempelajari buku buku atau referensi yang berguna

untuk memperoleh dasar dasar teori yang berhubungan dengan hipertensi

serta permasalahanya, sehingga dapat digunakan untuk landasan dalam

pemberian asuhan keperawatan.

5. Studi Kepustakaan

Hal ini dilakukan dalam rangka mendapatkan landasan teoritis yang

berkaitan dengan kasus yang dihadapi, sehingga dapat membandingkan

teori yang didapat dengan fakta yang ada di lahan praktek, diperoleh

kesenjangan, mencari penyebab dan pemecahan masalah.

D. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang, tujuan umum dan khusus, metode penulisan dan

sistematika penulisan.
8

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Berisikan tentang konsep keperawatan gerontik, teori lansia, konsep fungsi

penurunan sistem muskuloskeletal, dan konsep asuhan keperawatan

gerontik pada penyakit osteoatritis

BAB III : TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Tinjauan kasus yaitu membahas tentang proses keperawatan yang sudah

dilakukan secara nyata dilapangan, mulai dari pengkajian sampai evaluasi

sedangkan pembahasan akan dijadikan suatu bahan perbandingan tentang

kesamaan dan perbedaan yang ditemukan antara kasus yang nyata

dilapangan dan menurut teori, mulai dari pengkajian sampai evaluasi.

BAB IV : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Merupakan bab terakhir yang memuat tentang kesimpulan dan kesimpulan

penulis setelah melaksanakan kegiatan asuhan keperawatan pada gerontik

dan rekomendasi untuk perbaikan dimasa yang akan datang

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai