Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TEKNIK TENAGA LISTRIK

MOTOR INDUKSI

DISUSUN OLEH:

DEBY ANUGRAH PRAMANA (03021381722085)


IRA LUSIANA NABABAN (03021381722089)
RIO FAJRI B (03021381722123)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
Pengenalan Motor lnduksi

Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi energi gerak dengan
menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip antara medan stator dan medan rotor. Motor
induksi 3-fase dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan banyak digunakan di dalam berbagai
bidang industri dengan kapasitas yang besar. Bentuk gambaran motor induksi 3 fasa
diperlihatkan padagambar 2.1, dan contoh penerapan motor induksi ini di industri diperlihatkan
pada gambar 2.2.

a) bentuk fisik b. motor induksi dilihat ke


dalam

Gambar 2.1 Motor induksi 3-fasa


Gambar 2.2 Penerapan motor induksi di dunia industri

Data-data motor induksi mengenai daya, tegangan dan data lain yang berhubungan dengan
kerja motor induksi dibuatkan pada plat nama (name plate) motor induksi. Contoh data yang
ditampilkan pada plat nama motor induksi ini diperlihatkan pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Contoh data yang ada di plat nama motor induksi

Motor induksi 3 phase memiliki keunggulan diantaranya handal, tidak ada kontak antara
stator dan rotor kecuali bearing, tenaga yang besar, daya listrik rendah dan hampir tidak ada
perawatan. Akan tetapi motor induksi 3 phase memiliki kelemahan pada pengontrolan
kecepatan. Kecepatan putar motor induksi bergantung pada frekuensi input, sedangkan sumber
listrik memiliki frekuensi konstan. Untuk mengubah frekuensi input lebih sulit daripada
mengatur tegangan input. Dengan ditemukannya teknologi inverter maka hal tersebut menjadi
lebih mudah dan mungkin dilakukan.
Dalam beberapa tahun yang lalu F. Blaschke telah mempublikasikan mengenai field
oriented control (FOC) untuk motor induksi. Teori ini telah lengkap dikembangkan dan banyak
digunakan dalam proses industri. Kemudian teknik baru telah dikembangkan yaitu teknik
kontrol torsi dari motor induksi oleh I. Takahashi yang dikenal dengan Direct Torque Control
(DTC). Dengan DTC dimungkinkan mengontrol torsi dengan performi yang baik tanpa
menggunakan tranduser mekanik pada poros motor, sehingga DTC dapat dikatakan sebagai
teknik kontrol “type sensorless” . Dengan menggunakan sensor putaran rotor motor akan
mengakibatkan stabilitas yang rendah dan ada noise, sehingga dalam pengemudian motor
induksi dengan pemakaian khusus menggunakan sensor mekanik akan menyulitkan.
Untuk mengontrol kecepatan motor induksi 3 phase menggunakan metode Direct Torque
Control memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah :
1. Tidak membutuhkan transformasi koordinat.
2. Tidak membutuhkan pembangkit pulsa PWM.
3. Tidak membutuhkan regulator arus.
4. Kurang bergantung pada parameter mesin.
Metode Direct Torque Control merupakan tipe kontrol close loop. Kontrol close loop umum
digunakan di dalam pengaturan kecepatan motor induksi karena memberikan respon kecepatan
yang lebih baik dari pada open loop. Kontrol close loop disebut juga kontrol umpan balik yang
menjadikan output sebagai perbandingan dengan input (referensi) untuk memperoleh suatu
error. Didalam suatu sistem yang handal, adanya error merupakan suatu kerugian. Oleh karena
itu, digunakan control PI yang diharapkan dapat menekan error sampai nilai minimal. Namun
hal ini membutuhkan perhitungan matematik yang rumit dan komplek dalam menentukan Kp
dan Ki yang sesuai, agar diperoleh kinerja motor yang bagus.

Kontrol PI
Kontrol PI merupakan salah satu jenis pengatur yang banyak digunakan pada kontrol
loop tertutup. Selain itu sistem ini mudah digabungkan dengan metoda pengaturan yang lain
seperti Fuzzy dan Robust, Sehingga akan menjadi suatu sistem pengatur yang semakin baik.
Kontrol PI terdiri dari 2 jenis cara pengaturan yang saling dikombinasikan, yaitu Kontrol P
(Proportional) dan Kontrol I (Integral). Masing-masing memiliki parameter tertentu yang harus
diset untuk dapat beroperasi dengan baik, yang disebut sebagai konstanta. Setiap jenis, memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Keuntungan motor induksi 3 fasa :

 Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor sangkar.
 Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.
 Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi gesekan
kecil.
 Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak diperlukan.
Kerugian penggunaan motor induksi 3 fasa

 Kecepatan tidak mudah dikontrol


 Power faktor rendah pada beban ringan
 Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal

Prinsip kerja motor induksi 3 fasa

 Bila sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan stator, maka pada kumparan
stator akan timbul medan putar dengan kecepatan, ns = 120f/P , ns = kecepatan sinkron,
f = frekuensi sumber, p = jumlah kutup
 Medan putar stator akan memotong konduktor yang terdapat pada sisi rotor, akibatnya
pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi ( ggl ) sebesar E2s = 44,4fnØ.
Keterangan : E = tegangan induksi ggl, f = frekkuensi, N = banyak lilitan, Q = fluks
 Karena kumparan rotor merupakan kumparan rangkaian tertutup, maka tegangan
induksi akan menghasilkan arus ( I ).
 Adanya arus dalam medan magnet akan menimbulkan gaya ( F ) pada rotor.
 Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya F pada rotor cukup besar untuk memikul torsi
beban, maka rotor akan berputar searah dengan arah medan putar stator.
 Untuk membangkitkan tegangan induksi E2s agar tetap ada, maka diperlukan adanya
perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan putar rotor
(nr).
 Perbedaan antara kecepatan nr dengan ns disebut dengan slip ( S ) yang dinyatakan
dengan Persamaan S = ns-nr/ns (100%)
 Jika ns = nr tegangan akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada rotor, dengan
demikian tidak ada torsi yang dapat dihasilkan. Torsi suatu motor akan timbul apabila
ns > nr.
 Dilihat dari cara kerjanya motor tiga phasa disebut juga dengan motor tak serempak atau
asinkron.

Konstruksi Motor Induksi 3 fasa


Sebagaimana mesin pada umumnya menunjukkan bahwa motor induksi juga memiliki
konstruksi yang sama baik motor DC maupun AC. Konstruksi dimaksud terdiri dari 2 bagian
utama yaitu stator dan rotor. Secara lengkap dan detail dari kedua konstruksi dapat dilihat pada
gambar 1 berikut :
Gambar 2. 4. Kostruksi utama Stator dan Rotor

Stator
Stator pada motor induksi adalah sama dengan yang dimiliki oleh motor sinkron dan
generator sinkron. Konstruksi stator terbuat dari laminasi-laminasi dari bahan besi silikon
dengan ketebalan (4 s/d 5) mm dengan dibuat alur sebagai tempat meletakan belitan/kumparan,
secara detail ditunjukan pada gambar 2 berikut.

Gambar 2. 5. Konstruksi stator dengan alur-alurnya


Dalam alur-alur stator diletakkan belitan stator yang posisinya saling berbeda satu
dengan lainnya, sesuai dengan fase derajat listrik yaitu 120° antar fase (motor 3 fase). Jumlah
gulungan pada stator dibuat sesuai dengan jumlah kutub dan jumlah putaran yang diinginkan
atau ditentukan. Khusus untuk Stator pada motor-motor listrik dengan ukuran kecil dibentuk
dalam potongan utuh. Sedangkan untuk motor-motor dengan ukuran besar adalah tersusun dari
sejumlah besar segmen-segmen laminasi.

Rotor
Ini adalah bagian yang berputar dari motor. Seperti dengan stator atas, rotor terdiri dari
satu set laminasi baja beralur ditekan bersama dalam bentuk jalur magnetik silinder dan sirkuit
listrik. Rangkaian listrik dari rotor dapat berupa :

Menurut jenis rotor pada motor induksi dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
a. Rotor Sangkar Tupai (Squirrel Cage Rotor)
Rotor yang terdiri dari sejumlah lilitan yang berbentuk Batang tembaga yang
dihubungkan singkat pada setiap ujungnya kemudian disatukan (di cor) menjadi satu kesatuan
sebagaimana gambar 2.6.

Gambar 2.6. Rotor sangkar Tupai

Jenis rotor sangkar tupai, yang terdiri dari satu set tembaga atau potongan aluminium
yang dipasang ke dalam slot, yang terhubung ke sebuah akhir-cincin pada setiap akhir rotor.
Konstruksi gulungan rotor ini menyerupai 'kandang tupai'. Potongan aluminium rotor biasanya
dicor mati ke dalam slot rotor, yang membuat konstruksinya sangat kasar. Meskipun potongan
rotor aluminium berada dalam kontak langsung dengan laminasi baja, hampir semua arus rotor
melalui jeruji aluminium dan tidak di laminasi. Sejumlah motor induksi yang beredar dipasaran
maupun yang banyak digunakan sekitar 90% adalah motor induksi dengan ”Rotor Sangkar”.
Alasan umum yang diperoleh adalah karena konstruksi yang sederhana dan juga lebih murah
harganya. Konstruksi rotor sebagaimana gambar 2.7. berikut ini, menunjukkan konstruksi
batang-batang konduktor dari bahan tembaga atau alumunium yang dihubungkan singkat.

Gambar 2.7. Konstruksi dan bagian dari rotor sangkar

Sejumlah batang-batang konduktor tersebut dimasukkan ke dalam laminasi-laminasi


yang terbuat dari bahan besi silikon serta menjadi satu dengan poros rotor. Sebagaimana
konstruksi tersebut di atas terutama batang-batang konduktor yang terhubung singkat, maka
tidak dimungkinkan untuk menambah ”Tahanan Luar” (yang dipasang secara seri) dengan rotor
guna keperluan ”Pengasutan”. Selain itu pula posisi dari batang-batang konduktor/tembaga
posisinya dibuat tidak paralel (tidak segaris) dengan poros rotor. Posisi batang konduktor agak
dimiringkan sebagaimana terlihat pada gambar 4 di atas.
Alasan diletakan posisi miring dari konduktor terhadap poros adalah :
 Memperhalus suara pada saat motor berputar (memperkecil dengungan magnetis/suara
bising)
 Menghilangkan kecenderungan ”Lock atau mengunci” yang disebabkan karena
interaksi langsung antara medan magnit stator dan rotor.
Pada motor-motor dengan kapasitas kecil, batang-batang konduktor di cor menjadi satu bagian
dengan alumunium alloy. Selain itu pula contoh lainnya adalah ada juga yang rotornya hanya
berupa besi masip tanpa satupun konduktor. Jenis seperti ini biasanya disebut sebagai ”Motor
Arus Eddy”.
b. Rotor Belitan (Wound Rotor)
Rotor yang terbuat dari laminasi-laminasi besi dengan alur-alur sebagai tempat
meletakkan belitan (kumparan) dengan ujung-ujung belitan yang juga terhubung singkat seperti
gambar 2.8.

Gambar 2.8. Rotor berlian

Motor dengan jenis rotor belitan biasanya diperlukan pada saat pengasutan atau pengaturan
kecepatan dimana dikehendaki torsi asut yang tinggi

Gambar 2.9. Jenis rotor sangkar dan belitan pada motor induksi 3 fasa

Belitan-belitan yang terpasang pada rotor telah diisolasi sebagaimana belitan yang
terdapat pada stator. Belitan yang ada pada rotor diletakkan juga pada alur-alur rotor dan pada
setiap ujungnya dihubungkan secara langsung pada cincin (slipring) yang posisinya dibagian
depan dari rotor serta menjadi satu dengan poros (gambar 2.6.). Belitan rotor ini di desain sama
dengan kutub yang dimiliki belitan statornya dan selalu dalam bentuk belitan 3 fasa sekalipun
statornya hanya 2 fasa. Pengaturan belitan/gulungan/kumparan dilakukan untuk masing-masing
fase adalah sama. Sedangkan pada ujung-ujung dari masing kumparan/fase yang keluar
dihubungkan ke 3 buah cincin (slipring) berdasarkan jumlah fasenya. Konstruksi slip ring
terhubung secara langsung dengan masing-masing sikat. Dengan demikian, maka pada jenis ini
dapat dihungkan secara langsung ke ”Tahanan luar” guna keperluan pengasutan. Pada gambar
2.7 dan 2.8 di bawah ini menunjukkan detail dari konstruksi motor induksi dengan rotor sangkar
dan rotor belitan termasuk bagian-bagiannya

Gambar 2.10. Konstruksi detail motor induksi dengan ”rotor sangkar”

Gambar 2.11. Konstruksi detail motor induksi dengan ”rotor belitan”

Parts lainnya
Bagian lain, yang dibutuhkan untuk melengkapi motor induksi adalah:

 Dua flensa di ujung untuk mendukung dua bantalan, satu di drive-end (DE) dan yang
lainnya di non drive-end (NDE)
 Dua bantalan untuk mendukung berputarnya poros, pada DE dan NDE
 Poros baja untuk transmisi torsi ke beban
 Kipas pendingin yang terletak di NDE untuk memberi pendinginan yang kuat untuk
stator dan rotor
 Kotak terminal di atas atau kedua sisi untuk menerima sambungan listrik eksternal

Gambar 2.12. Komponen lainnya pada motor induksi

Rumus Dasar untuk perhitungan motor induksi


Kecepatan Sinkron
Synchronous motor speed (NS ) = 120 x frekuensi / poles
= 120 x f / p
= rpm

Persentase Motor Slip


Persen Motor Slip (%S) = ((NS - NR) / NS ) x 100

Kecepatan Rotor
Rotor Speed (NR) = NS x (1 - %Slip)

Torsi (Torque)
Output Motor Torque, ft.lbs. (T) = hp x 5252 / rpm

Power
Power Input (Pin ) = S3 x V I Cos 
Power Input (Po ) = Pin - Machine Loss

Efisiensi
Efisiensi = Po/Pin
.............= (Pin - Machine Loss) / Pin

Power Factor
Percent Power Factor (Cos Pin / kVA
................................................= (kw / kVA) x 100

Arus suplay
Line Current, amps (IL) = (hp x 746) / (V x Eff x Cos  x S3)

Kerapatan Gap
Air Gap Density = Flux / Area
..........................= Bg V / f

Torsi (T) Bg2 hp

Slip 1/Bg2  1/V2

Keterangan =  Sebanding

CONTOH SOAL

1. Diketahui motor induksi tiga phasa mempunyai parameter sebagai berikut


10 HP p=4 v=440 f=60 n=1725 rpm
Rugi tembaga stator = 212w Rugi rotational 340 w
Tentukan :
a. Putaran sinkron f. Rugi tambaga rotor
b. Slip g. Daya input
c. Frek rotor h. Efisiensi
d. Daya output motor i. Torsi motor
e. Daya celah udara j. Gambar rangkaian ekivalen motor induksi tiga phasa

Jawab:
2.
a. Putaran Sinkron
120 x f
ns =
p
120 x 60
ns = = 1950
40
b. Slip
ns − n
S= x 100%
n
1950 − 1725
S= x 100% = 13%
1725
c. Frekuensi Rotor
f́ = sxf
f́ = 0.13x60 = 7.8Hz
d. Daya Output
10HP = 10 x 746 = 7460watt
f. Daya Celah udara
Pcu = Pcus – Prot
= 340 – 212 = 128watt
Po
cosφ =
VxI
7460
cosφ = = 0.99
440 x 16.96
g. Daya Input
Pi = V x I x cosφ
= 440 𝑥 16.96𝑥 0.99 = 7460
h. Efisiensi
Po
η= x 100%
Pi
7460
= x 100% = 100%
7460
i. Torsi Motor
0.159 x Pout
T=
n
0.159 x 7460
= = 0.687
1725
j. Rangkaian Ekivalen
1. Diketahui motor induksi tiga phasa mempu yai data parameter sebagai berikut:
p=2 v=220v f=60 hz n1=2725rpm
daya input 2HP efisiensi 0,9 power factor motor 0,7 lagging
Tentukan
a. Gambar rangkaian ekivalen e. Arus yang mengalir ke beban dan Tentukan
impedansi motor
b. Putaran sinkron
f. Bila kita ingin powerfaktor 0,95 lagging maka
c. Slip per unit berapa nilai kapasitorbank yang harus di pasang
d. Frek rotor pada rated speed
e. Daya output motor induksi satu phasa

Jawab
a.

b. Putaran Sinkron
Putaran Sinkron
120 x f
ns =
p
120 x 60
ns = = 3600
2

c. Slip
ns − n
S= x 100%
n
3600 − 2725
S= x 100% = 32%
2725

d. Frekuensi rotor
p n
f= x
2 60
2 2725
f= x = 45.41
2 60

e. Daya Output
Pout = 2HP
= 2x746 = 1492watt
f. Arus dan Impedansi
Arus
P
I=
V
1492
I= = 7.46
200
Impedansi
V
Z=
√3xI
200
Z = = 15
√3x7.46

Anda mungkin juga menyukai