Anda di halaman 1dari 7

INFORMASI FAKTOR JABATAN FUNGSIONAL

Nama Jabatan : Analis Kebijakan Ahli Madya

I. PERAN JABATAN
Menyediakan opsi alternative kebijakan dengan informasi dampak/resiko untuk digunakan
oleh policy maker dan publik dalam menyelesaikan masalah-masalah publik atau mencapai
tujuan tertentu.

II. URAIAN TUGAS


a) Menyusun panduan pelaksanaan rencana riset dan analisis kebijakan
b) Merancang metode riset dan analisis kebijakan
c) Membuat rencana teknik dan analisis kebijakan dalam melaksanakan riset dan analisis
kebijakan
d) Menulis artikel/karya ilmiah tentang kebijakan di jurnal ilmiah terakreditasi dan media
internasional
e) Menganalisis isu sebuah kebijakan yang berkaitan dengan bidang pekerjaannya dalam
bentuk dokumen
f) Mengidentifikasi semua resiko atas berbagai alternative/opsi kebijakan
g) Mengidentifikasi hubungan hasil analisis dinamika untuk riset dan analisis kebijakan
h) Menerapkan proses regulasi dan legislasi yang berlaku di Indonesia dalam proses analis
kebijakan
i) Menyusun strategi komunikasi dengan kolega, atasan, dan pemangku kepentingan
j) Menciptakan jejaring kerja dengan internal dan eksternal organisasi tempat bekerja
k) Mempresentasikan hasil riset dan analisis kebijakan
l) menyusun rencana konsultasi public dalam proses konsultasi publik atas kebijakan
publik di Indonesia
m) Membangun hubungan personal dengan pihak lain untuk memaksimalkan keuntungan
semua pihak dalam analisis kebijakan
n) mereview rencana kerja ak di bawahnya dan memimpin kerja tim
o) merancang metode dalam penilaian kebijakan

III. TANGGUNG JAWAB


a) Kebenaran dan keakuratan dalam menyusun panduan pelaksanaan rencana riset dan
analisis kebijakan
b) Kebenaran dan keakuratan dalam merancang metode riset dan analisis kebijakan
c) Kebenaran dan keakuratan dalam membuat rencana teknik dan analisis kebijakan dalam
melaksanakan riset dan analisis kebijakan
d) Kebenaran dan keakuratan dalam menulis artikel/karya ilmiah tentang kebijakan di
jurnal ilmiah terakreditasi dan media internasional
e) Kebenaran dan keakuratan dalam menganalisis isu sebuah kebijakan yang berkaitan
dengan bidang pekerjaannya
f) Kebenaran dan keakuratan dalam mengidentifikasi semua resiko atas berbagai
alternative/opsi kebijakan
g) Kebenaran dan keakuratan dalam Mengidentifikasi hubungan hasil analisis dinamika
untuk riset dan analisis kebijakan
h) Kebenaran dan keakuratan dalam menerapkan proses regulasi dan legislasi yang berlaku
di Indonesia dalam proses analis kebijakan
i) Kebenaran dan keakuratan dalam menyusun strategi komunikasi dengan kolega, atasan,
dan pemangku kepentingan
j) Kebenaran dan keakuratan dalam menciptakan jejaring kerja dengan internal dan
eksternal organisasi tempat bekerja
k) Kebenaran dan keakuratan dalam memimpin prsentasi hasil riset dan analisis kebijakan
l) Kebenaran dan keakuratan dalam menyusun rencana konsultasi public dalam proses
konsultasi publik atas kebijakan publik di Indonesia
m) Kebenaran dan keakuratan dalam membangun hubungan personal dengan pihak lain
untuk memaksimalkan keuntungan semua pihak dalam analisis kebijakan
n) Kebenaran dan keakuratan dalam mereview rencana kerja ak di bawahnya dan
memimpin kerja tim
o) Kebenaran dan keakuratan dalam merancang metode dalam penilaian kebijakan

IV. HASIL KERJA


a) Panduan pelaksanaan rencana riset dan analisis kebijakan
b) Rencana riset dan analisis kebijakan
c) Rencana analisis kebijakan
d) Artikel/karya ilmiah tentang kebijakan di jurnal ilmiah terakreditasi dan media
internasional
e) Analisa isu kebijakan yang terkait dengan bidang pekerjaan
f) Daftar resiko dari alternative/opsi kebijakan
g) Laporan hasil riset dan analisa kebijakan memperhatikan dinamika politik dan budaya
birokrasi
h) Laporan hasil riset dan analisa kebijakan yang memperhatikan proses regulasi dan
legislasi
i) Rencana/strategi komunikasi dengan kolega, atasan, dan pemangku kepentingan
j) Hasil riset dan analisis kebijakan yang pengerjaannya melibatkan stakeholder terkait
k) Dokumen presentasi
l) Rencana konsultasi publik
m) Laporan hasil pemetaan stakeholder
n) Laporan rencana kerja ak di bawahnya
o) Rancangan metode penilaian kebijakan

V. TINGKAT FAKTOR
FAKTOR 1: PENGETAHUAN YANG DIBUTUHKAN JABATAN ( fk. 1-6 = 950)

Untuk melaksanakan tugas jabatan Analis Kebijakan ahli madya diperlukan


pengetahuan (yang dapat diperoleh melalui pendidikan formal serendah-
rendahnya magister/S2) yang lebih khusus dan memadai untuk menerapkan
perkembangan baru teknik analisis, metodologi dan hasil penelitian terkait isu-
isu kebijakan publik yang luas.
Adapun kemampuan yang harus dimiliki oleh Analis Kebijakan ahli madya yaitu
kemampuan analisis dan politis. Dimana kemampuan analisis yang dimiliki
harus mencakup kemampuan untuk melakukan analisa inovatif dengan
melibatkan variabel yang kompleks, serta memberikan dampak yang signifikan
pada implementasi kebijakan publik. Analis kebijakan ahli madya biasanya
merupakan seorang profesional yang memiliki kekhususan pada satu area
kebijakan publik yang spesifik, dan memiliki keterampilan pada masalah
kebijakan publik yang kompleks.
Perbedaan antara Analis Kebijakan Ahli Muda dan Madya mencakup
kemampuan dalam menunjukkan kualitas analisa kebijakan yang telah dilakukan
(mencakup variabel, keluasan isu, kemampuan dalam membuat penilaian
terhadap dinamika politik dan kelembagaan serta pemberian alternatif
kebijakan).

FAKTOR 2: PENGAWASAN PENYELIA (fk.2-4 = 450)


1. Pejabat struktural yang membawahinya (pejabat eselon 2) menentukan
tujuan dan sumber daya yang tersedia. Pejabat ini dan penyelia tersebut
berkonsultasi mengembangkan batas waktu, proyek, dan pekerjaan yang
harus dilakukan.
2. Analis Kebijakan Ahli Madya mempunyai keahlian dalam pekerjaan, dan
bertanggungjawab untuk perencanaan dan pelaksanaan tugas, pemecahan
sebagian besar konflik yang timbul, pengkoordinasian pekerjaan dengan
yang lainnya sebagaimana diperlukan, dan penginterpretasian kebijakan
atas inisiatif sendiri sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Dalam
beberapa pekerjaan, Analis Kebijakan Ahli Madya menentukan
pendekatan dan metodologi yang akan digunakan. Analis Kebijakan Ahli
Madya menginformasikan Pejabat struktural yang membawahinya perihal
kemajuan dan masalah kontroversial.
3. Pekerjaan yang telah selesai dievaluasi secara umum dalam hal
kelayakan, kesesuaian dengan pekerjaan yang lain, atau keefektifan
dalam memenuhi persyaratan atau hasil yang diharapkan.

FAKTOR 3: PEDOMAN (fk.3-3 = 275)


1. Pedoman yang digunakan adalah beberapa peraturan/regulasi, serta
beberapa literatur, prosedur dan operasi instansi, serta referensi lainnya,
seperti pedoman pelaksanaan JFAK dan penilaian kualitas hasil kerja AK,
dan pedoman penulisan karya tulis ilmiah
2. Analis Kebijakan Ahli Madya menggunakan pertimbangan dalam
menginterpretasikan dan mengadaptasikan pedoman.
3. Analis Kebijakan Ahli Madya menganalisa hasil dan merekomendasikan
perubahan yang diperlukan kepada pejabat struktural yang
membawahinya (eselon 2) atau Analis Kebijakan Ahli Utama.
FAKTOR 4: KOMPLEKSITAS (fk.4-4 = 225)
1. Pekerjaan Analis Kebijakan Ahli Madya memiliki output satuan hasil
kegiatan yang sama dengan seluruh jenjang jabatan dalam JFAK, baik
Analis Kebijakan Ahli Pertama, Analis Kebijakan Ahli Muda, dan Analis
Kebijakan Ahli Utama. Seperti policy brief, policy memo, dan lain
sebagainya.
2. Kompleksitas dalam penyusunan output satuan hasil kegiatan bergantung
pada kompetensi dan tugas yang dimiliki Analis Kebijakan Ahli Madya,
selain itu pekerjaan Analis Kebijakan Ahli Madya mempersyaratkan
beberapa keputusan tentang penginterpretasian data yang sangat besar,
perencanaan kerja, atau penyempurnaan metode dan teknik analisis yang
digunakan.
3. Jabatan fungsional ini tidak mempersyaratkan kualifikasi jenjang jabatan
dalam pengerjaan tugasnya, namun kedalaman kualitas hasil kerja yang
akan membedakan kompleksitas kerja pada masing-masing jenjang.

FAKTOR 5: RUANG LINGKUP DAN DAMPAK (fk.5-3 = 150)


1. Pekerjaan Analis Kebijakan Ahli Madya mencakup berbagai tugas dan
output satuan hasil kegiatan yang melibatkan proses dan metode yang
kompleks, seperti penetapan kriteria; menilai efektivitas program, atau
menginvestasi atau menganalisa berbagai kondisi, masalah dalam
pelaksanaan kajian kebijakan, memberikan advokasi dan menyiapkan
publikasi instansi Pusat atau Instansi Daerah
2. Rekomendasi yang dihasilkan pada masing-masing output satuan hasil
kegiatan, tergantung pada analisa subyek, fase atau persoalan yang
terlibat pada setiap tugas.
3. Pekerjaan melibatkan kondisi atau permasalahan yang harus
diidentifikasi dan dianalisa untuk menghasilkan output satuan hasil
kegiatan
4. Hasil kerja Analis kebijakan Madya mempengaruhi pembuatan kebijakan
baik di instansi pusat maupun instansi daerah.

FAKTOR 6: HUBUNGAN PERSONAL (fk.6-2 = 25)


Hubungan dilakukan dengan:
1. Pejabat struktural eselon 2 atau atasan langsung yang
membawahinya.
2. AK ahli pertama di satu unit organisasi, kantor, proyek, atau unit
kerja dan di dalam unit pendukung.
3. Ak ahli muda di satu unit organisasi, kantor, proyek, atau unit kerja
dan di dalam unit pendukung.
4. Ak ahli utama di satu unit organisasi, kantor, proyek, atau unit kerja
dan di dalam unit pendukung.

FAKTOR 7: TUJUAN HUBUNGAN (fk.7-2 = 50)


Tujuan hubungan adalah:
1. Hubungan dengan pejabat struktural eselon 2 atau atasan langsung
yang membawahinya untuk berkonsultasi dan menyampaikan
laporan atas rencana teknik, analisis, dan metode riset.
2. Hubungan dengan analis kebijakan ahli pertama untuk memecahkan
masalah dengan mempengaruhi atau memotivasi individu atau
kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
3. Hubungan dengan analis kebijakan ahli muda untuk memecahkan
masalah dengan mempengaruhi atau memotivasi individu atau
kelompok untuk mencapai tujuan bersama
4. Hubungan dengan analis kebijakan ahli utama untuk berkoordinasi
dan berkonsultasi atas hasil analisa.

FAKTOR 8: PERSYARATAN FISIK (fk. 8-1 = 5)


Pekerjaan Analis Kebijakan Ahli Madya adalah menetap. Untuk melakukan
pekerjaan Analis Kebijakan Madya dapat duduk dengan nyaman untuk
melakukan pekerjaan. Tidak ada persyaratan fisik khusus yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaan.

FAKTOR 9: LINGKUNGAN PEKERJAAN (fk. 9-1 = 5)


Pekerjaan dilakukan dalam lingkungan yang membawa resiko dan
ketidaknyamanan yang cukup besar karena banyak bertemu dengan
kelompok/individu/pemangku kepentingan
FORMULIR HASIL EVALUASI JABATAN FUNGSIONAL

Nama Jabatan : Analis Kebijakan Ahli Madya


Instansi : Lembaga Administrasi Negara

Standar Jabatan
Nilai yang Fungsional Yang
Faktor Evaluasi Keterangan
Diberikan Digunakan
(Jika Ada)
1 Faktor 1: Pengetahuan Yang
950 Tingkat Faktor 1-6
Dibutuhkan Jabatan
2 Faktor 2: Pengawasan
450 Tingkat Faktor 2-4
Penyelia
3 Faktor 3: Pedoman
275 Tingkat Faktor 3-3
4 Faktor 4: Kompleksitas
225 Tingkat Faktor 4-4
5 Faktor 5: Ruang Lingkup dan
150 Tingkat Faktor 5-3
Dampak
6 Faktor 6: Hubungan Personal 25 Tingkat Faktor 6-2
7 Faktor 7: Tujuan Hubungan 50 Tingkat Faktor 7-2
8 Faktor 8: Persyaratan Fisik 5 Tingkat Faktor 8-1
9 Faktor 9: Lingkungan Kerja 5 Tingkat Faktor 9-1
K
E
S Total Nilai 2.135
I
M
P
U
L Kelas Jabatan 12 (2.105-2.350)
A
N

Tim Analisis dan Evaluasi Jabatan


Ketua Tim

(..............................................)

Pejabat Yang Bersangkutan Pimpinan Unit Kerja

(.........................................) (..................................)

Anda mungkin juga menyukai