Anda di halaman 1dari 103

MODUL I

ANATOMI
&
FISIOLOGI
MODUL I
AKPER GIRI SATRIA HUSADA
WONOGIRI

POKOK BAHASAN MODUL I

1
BAB I : ORGANISASI TUBUH MANUSIA
BAB II : ANATOMI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN
BAB III : ANATOMI FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL
BAB IV : ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
BAB V : ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
BAB VI : ANATOMI FISIOLOGI SISTEM KEKEBALAN TUBUH
BAB VII : ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI

BAB I

2
ORGANISASI TUBUH MANUSIA

1. Organisasi Tubuh Manusia


A. Terminologi Anatomi
a. Pengertian anatomi dan fisiologi
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan
hubungan antara bagian-bagian tubuh.
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi bagian-
bagian tubuh dan fungsi tubuh secara keseluruhan.

b. Istilah – istilah dalam anatomi


1). Sikap Anatomi
Suatu kedaan dimana tubuh berdiri tegak
menghadap kedepan tangan dan kaki dirapatkan
seperti dalam keadaan bersiap.
Letak/Sikap Anatomi Arti
Superior Bagian Atas
Inferrior Bagian Bawah
Anterior Bagian Depan
Posterior Bagian belakang
Internal Bagian dalam
Eksternal Bagian Luar
Dekstra Bagian kanan
Sinistra Bagian kiri
Lateral Bagian samping
Medial Bagian Tengah
Sentral Bagian Pusat
Perifer Bagian Tepi
Profunda Dalam
Superfisial Dangkal/mendekati
Asendens Bagian yang naik

3
Desendens Bagian yang turun
Perifer Bagian yang Pinggir
Kranial Bagian kepala
Kaudal Bagian ekor
Ventral Bagian depan ruas tulang
belakang
Dorsal Bagian belakang ruas
tulang belakang
Viseral Selaput bagian dalam
Parietal Selaput bagian luar
Transversal Melintang
Longitudinal Membujur

Istilah lain
Istilah Arti
Proksimal Mendekati batang tubuh
Palmar kearah Palmaris manusia (anggota
gerak atas)
Distal Menjauhi batang tubuh
Plantral Kearah plantar pedis (anggota
gerak bawah)
Ulnar Ke arah ulna ( tulang hasta)
Radial Ke arah radius (tulang pengumpil)
Tibial Ke arah tibia (tulang kering)
Fibular Ke arahFibula (tulang betis)

Garis-garis dalam sikap anatomi


Garis dlm sikap Arti

4
anatomi
Vertikal Garis vertical, garis yang membagi
bagian dekstra dan sinistra
Horizontal Garis horizontal, garis yang
membagi bagian posterior dan
inferior

Arah-arah gerakan
Arah – arah gerakan Arti
Fleksi Membengkokan/melipat sendi
Ekstensi Meluruskan kembali sendi
Abduksi Gerakan menjauhi badan atau
tubuh
Rotasi Gerakan memutar sendi
Sirkumduksi Gerakan sirkular atau
pergerakan gabungan fleksi,
ekstensi, abduksi, dan adduksi.

Adduksi Gerakan mendekati badan


atau tubuh

Istilah ilmu yang mempelajari bagian tubuh tertentu


Istilah Arti
Osteologi Ilmu yang mempelajari tentang tulang
(penyakit tulang)
Artrologi Ilmu yang mempelajari tentang sendi
(penyakit sendi)
Miologi Ilmu yang mempelajari tentang otot
Neurologi Ilmu yang mempelajari tentang
Persarafan
Kardiologi Ilmu yang mempelajari tentang

5
jantung
Gastrologi Ilmu yang mempelajari tentang
saluran pencernaan terutama
lambung dan usus
Oftalmologi Ilmu yang mempelajari tentang mata
Dermatologi Ilmu yang mempelajari tentang kulit

B. Struktur Tubuh Manusia


Struktur tubuh manusia terdiri atas sistem-sistem antara lain
:
1. Sistem rangka
2. Sistem otot
3. Sistem sirkulasi
4. Sistem pernapasan
5. Sistem indera
6. Sistem pencernaan
7. Sistem ekskresi
8. Sistem reproduksi
9. Sistem syaraf
10. Sistem endokrin
Sistem Rangka Manusia
Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi
untuk menyimpan bahan mineral, tempat pembentukan sel
darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh
yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak,
tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang
bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota badan
atas dan bawah
Pembagian kerangka tubuh manusia :
Skeleton aksial

6
Terdiri atas sekelompok tulang yang menyusun poros
tubuh dan memberikan dukungan dan perlindungan pada
organ di kepala, leher dan badan Skeleton aksial terdiri
dari :
1) Tulang Tengkorak
2) Tulang dada
3) Tulang rusuk
4) Ruas-ruas tulang belakang

Skeleton Apendikular
Tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan
dari skeleton axial. Skeleton apendikular terdiri dari
1) Anggota gerak atas

2) Anggota gerak bawah

3) Gelang panggung

4) Bagian akhir dari ruas-ruas tulang belakang seperti

sakrum dan tulang coccygeus


Tulang
Jenis tulang yang menyusun tubuh manusia secara umum
dibedakan atas 4 kelompok yaitu :
1) Tulang panjang : terdapat pada t. lengan atas

(humerus), t. radius / pengumpil, t. ulna / hasta, t.


metakarpal / telapak tangan
2) Tulang pendek: terdapat pada tulang pergelangan

tangan dan pergelangan kaki


3) Tulang pipih : terdapat pada tulang rusuk, t. dada, t.

tengkorak, dan gelang bahu


4) Tulang tidak beraturan: terdapat pada beberapa

tulang tengkorak, dan ruas-ruas tulang belakan

Sistem Otot Manusia

7
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fugnsi seperti
untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan
postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot
rangka

Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :


1) kontraktibilitas : kemampuan untuk berkontraksi /
memendek
2) Ekstensibilitas : kemampuan untuk melakukan gerakan
kebalikan dari gerakan yang ditimbulkan saat kontraksi
3) Elastisitas : kemampuan otot untuk kembali pada
ukuran semula setelah berkontraksi. Saat kembali pada
ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi
Jenis Otot
1). Otot Lurik
Nama lain: otot rangka, otot serat lintang (musculus
striated) atau otot involunter
Struktur : serabut panjang, berwarna/lurik dengan garis
terang dan gelap, memiliki inti dalam jumlah banyak
dan terletak dipinggir
Kontraksi: menurut kehendak kita (dibawah kendali
sistem syaraf pusat), gerakan cepat, kuat, mudah lelah
dan tidak beraturan
Struktur anatomi dari otot rangka

2). Otot Polos


Nama lain : otot alat-alat dalam / visceral / musculus
nonstriated / otot involunter
Struktur : bentuk serabut panjang seperti kumparan,
dengan ujung runcing, dengan inti berjumlah satu
terletak dibagiann tengah.
Kontraksi : tidak menurut kehendak atau diluar kendali

8
sistem saraf pusat, gerakan lambat, ritmis dan tidak
mudah lelah.

3). Otot Jantung


Nama lain: Myocardium atau musculus cardiata atau
otot involunter
struktur : Bentuk serabutnya memanjang, silindris,
bercabang. Tampak adanya garis terang dan gelap.
memiliki satu inti yang terletak di tengah
Kontraksi: tidak menurut kehendak, gerakan lambat,
ritmis dan tidak mudah lelah

Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi atau sistem transportasi adalah sistem yang
memiliki fungsi untuk menjaga tubuh dari penyakit, menyebar
sari makanan dan oksigen ke seluruh tubuh serta
mengangkut zat-zat sisa ke luar tubuh
1). Sistem sirkulasi darah
Bagian-bagian darah :
Sel-sel darah (bagian yang padat)
a) Eritrosit (sel darah merah)

b) Leukosit (sel darah putih)

c) Trombosit (keping darah)


Plasma Darah (bagian yg cair)
a) Serum

b) Fibrinogen

Fungsi Darah :
a) Mengedarkan sari makanan ke seluruh tubuh
yang dilakukan oleh plasma darah
b) Mengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk
dikeluarkan dari tubuh yang dilakukan oleh

9
plasma darah, karbon dioksida dikeluarkan
melalui paru-paru, urea dikeluarkan melalui ginjal
c) Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh
kelenjar buntu (endokrin) yang dilakukan oleh
plasma darah.
d) Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh yang
dilakukan oleh sel-sel darah merah
e) Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh
yang dilakukan oleh sel darah putih
f) Menutup luka yang dilakuakn oleh keping-keping
darah
g) Menjaga kestabilan suhu tubuh.
Alat peredaran darah terdiri dari :
a). Jantung
b). Pembuluh darah
1. Pembuluh darah arteri
2. Pembuluh darah vena
3. Pembuluh darah kapiler

2). Sistem sirkulasi getah bening


Disamping darah sebagai alat transpor, juga
terdapat cairan getah bening. Terbentuknya cairan ini
karena darah keluar melalui dinding kapiler dan melalui
ruang antarsel kemudian masuk ke pembuluh halus yang
dinamakan pembuluh getah bening (limfe).

Sistem Pernapasan
Sistem pernapasan adalah sistem yang memiliki fungsi
untuk mengambil oksigen, menyediakan oksigen dan
mengeluarkan karbon dioksida ke luar tubuh.
Sistem pernapasan manusia terdiri atas :

10
1) Nasal (Hidung)
2) Faring
3) Laring (pangkal tenggorokkan)
4) Trakea (tenggorokan)
5) Bronchus (cabang tenggorokkan)
6) Pulmo (alveolus)
7) Mekanisme bernafas
Pernapasan manusia dibedakan atas pernapasan dada
dan pernapasan perut. Pernapasan dada terjadi melalui fase
inspirasi dan ekspirasi, demikian juga untuk pernapasan
perut

Sistem Penginderaan
Indera berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh
yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Ada lima
macam indera yaitu :
1) Mata, sebagai penerima rangsang cahaya
(fotoreseptor)
2) Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi
(fonoreseptor) dan tempat beradanya indera
keseimbangan (statoreseptor)
3) Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas
(kemoreseptor)
4) Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut
(kemoreseptor)
5) Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan
(tangoreseptor)
Tiap indera akan berfungsi dengan sempurna apabila :
1) Indera tersebut secara anatomi tidak ada kelainan
2) Bagian untuk penerima rangsang bekerja dengan baik
3) Saraf-saraf yang membawa rangsang dari dan ke otak

11
bekerja dengan baik
4) Pusat pengolahan rangsang di otak bekerja dengan
baik.

Sistem Pencernaan
Sistem perncernaan adalah sistem yang berfungsi
untuk melakukan proses makanan sehingga dapat diserap
dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun
secara kimia. Terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung,
rektum, hati dan pankreas.
Ada dua jenis proses pencernaan makanan dalam tubuh
yaitu :
Pencernaan makanan secara mekanis
Pencernaan makanan secara mekanis terjadi di dalam mulut.
Makanan dilumatkan oleh gigi.
Pencernaan makanan secara kimia
Pencernaan makanan secara kimia dilakukan oleh enzim.
Hal itu terjadi di dalam mulut,lambung dan usus. Tujuan
pencernaan dengan bantuan enzim adalah mengubah zat-
zat makanan sehingga mudah diserap tubuh.
Tugas alat pencernaan makanan adalah :
1) Menghancurkan makanan menjadi bentuk yang halus.
2) Menyerap zat-zat makanan yang larut sehingga
masuk ke dalam darah.
3) Mengeluarkan dari tubuh zat-zat yang tidak dapat
dicerna
Alat Pencernaan makanan pada manusia terdiri dari :
1) Rongga Mulut
2) Kerongkongan
3) Lambung
4) Usus dua belas jari

12
5) Usus Halus
6) Usus Besar
7) Anus

Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi berfungsi untuk memindahkan hasil
metabolisme yang sudah tidak diperlukan ke luar tubuh
sehingga sel-sel tubuh dapat menjaga keseimbangannya
terhadap lingkungan. Terdiri atas ginjal, paru-paru (karbon
dioksida), hati (racun) dan kulit (keringat).
Hasil sistem ekskresi dapat dibedakan menjadi :
1) Zat cair yaitu berupa keringat, urine dan cairan
empedu.
2) Zat padat yaitu berupa feces.
3) Gas berupa CO2.
4) Uap air berupa H2O.
Organ Ekskresi Manusia
1) Ginjal
2) Kulit
3) Hati
4) Paru – paru
5) Colon
Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk
berkembang biak.
Alat reproduksi pria
Alat kelamin dalam pria terdiri atas :
1) Testes
2) Saluran reproduksi, terdiri atas:
a) Epididimis
b) Vas deferens

13
3). Urethra
Alat kelamin luar pria terdiri atas :
1) Penis
2) Scrotum
Alat reproduksi wanita
Seperti halnya pria, alat reproduksi wanita juga terdiri atas
alat kelamin luar dan alat kelamin dalam.
Alat kelamin luar wanita terdiri atas :
1). Celah luar yang disebut vulva.
2). Di sebelah kiri dan kanan celah ini dibatasi oleh sepasang
bibir, yaitu bibir besar (labium mayor) dan bibir kecil
(labium minor).
3). Di sebelah depan dari vulva terdapat tonjolan yang
disebut kelentit (klitoris), yang sejarah terjadinya sama
dengan perkembangan penis pada pria.
4). Ke dalam vulva ini bermuara dua saluran, yaitu saluran
urine (urethra) dan saluran kelamin (vagina).
Alat kelamin dalam wanita terdiri atas :
1) Ovarium (indung telur)
2) Saluran reproduksi
3) Saluran telur (tuba fallopi)
4) Rahim (uterus)
5) Vagina
Mekanisme produksi ovum dan siklus menstruasi
Ovarium seorang wanita mampu memproduksi sel
telur setelah masa puber sampai dewasa subur, yaitu
berkisar antara umur 12 sampai dengan 50 tahun. Setelah
sel telur habis diovulasikan, maka seorang wanita tidak lagi
mengalami menstruasi (haid), dan disebut masa menopause.
Pada masa menopause alat reproduksi tidak berfungsi lagi

14
dan mengecil, karena berkurangnya produksi hormon
kelamin
Sistem Syaraf
Sistem saraf adalah sistem yang memiliki fungsi untuk
menerima dan merespon rangsangan. Terdiri dari otak, saraf
tulang belakang, simpul-simpul syaraf dan serabut syaraf.
Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut :
1) Reseptor : alat untuk menerima rangsang biasanya
berupa alat indra
2) Efektor : alat untuk menanggapi rangsang berupa otot
dan kelenjar
3) Sel Saraf Sensoris : serabut saraf yang membawa
rangsang ke otak
4) Sel saraf Motorik : serabut saraf yang membawa
rangsang dari otak
5) Sel Saraf Konektor : sel saraf motorik atau sel saraf
satu dengan sel saraf lain.

Sistem Endokrin
Sistem endoktrin adalah sistem yang berfungsi untuk
memproduksi hormon yang mengatur aktivitas tubuh. Sistem
endokrin terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari,
kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal,
kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu.

Sistem Perkemihan
Sistem urin adalah sistem organ yang memproduksi,
menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini
terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot
sphincter, dan uretra.
Proses pembentukan urin

15
1) Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan
darah yang terjadi di kapiler glomerulus . Sel-sel
kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan
dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus
mempermudah proses penyaringan. Hasil
penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus
atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa,
natrium, kalium, dan garam-garam lainnya
2) Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin
pimer diserap kembali di tubulus kontortus proksimal .
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara.
Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa
difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis.
Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan
tubulus distal.
3) Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan
menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih
diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya,
konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat
racun bertambah, misalnya urea.
4) Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan
urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal
5) Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju
rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih
melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh
terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan
sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan
keluar melalui uretra.

16
Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra :
1) air 95%
2) Urea, amoniak, dan asam ureat yang merupakan hasil
metabolisme protein
3) Garam-Garam mineral, terutama garam dapur (NaCl)
4) Zat warna Empedu (bilirubin dan biliverdin), yang
menyebabkan warna kuning pada urin.
5) Zat-zat yang berlebihan dalam darah, seperti hormon
dan vitamin

17
BAB II
SISTEM INTEGUMEN

A. Struktur Dan Fungsi Kulit


Dalam kehidupan sehari-hari kulit mempunyai peran penting untuk
kita. Salah satu fungsinya adalah mengeluarkan zat sisa seperti
keringat. Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan
luar/kulit ari), dermis (lapisan dalam/kulit jangat, dan hipodermis
(jaringan ikat dibawah kulit).
Struktur Kulit

Kulit dibagi menjadi 3 lapisan


1. Lapisan Epidermis
Epidermis merupakan lapisan kulit yang terluar, terdiri dari
lapisan sel yang telah mati yang disebut juga lapisan tanduk. Fungsi
epidermis adalah sebagai sawar pelindung terhadap bakteri, iritasi
kimia, alergi dan lain-lain.
Epidermis dibagi menjadi 5 lapisan :
a. Stratum corneum (lapisan tanduk)
Stratum corneum merupakan lapisan kulit yang paling luar. Stratum
korneum paling tebal pada telapak kaki dan paling tipis pada pelupuk

18
mata, pipi dan dahi. Lapisan ini tersusun atas sel-sel mati yang mudah
mengelupas.
b. Stratum lucidum (daerah rintangan)
Lapisan ini berwarna terang dan hanya nampak pada lapisan
kulit yang tebal. Hanya terlihat pada telapak kaki dan telapak tangan.

c. Stratum granulosum (lapisan seperti butir)


Lapisan ini menggandung sel-sel bergranula yang menghambar
pengeluaran air berlebih. Stratum granulosum berpartisipasi aktif
dalam proses keratinisasi, hanya mekanismenya belum diketahui
jelas.

d. Stratum spinosum (lapisan sel duri)


Stratum spinosum (stratum malpighi) terdiri dari beberapa lapis
sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena
adanya proses mitosis. Lapisan ini adalah lapisan paling tebal di
epidermis.

e. Stratum germinativum (lapisan sel basal)


Lapisan ini selalu tumbuh dan membelah, lapisan ini banyak
ditemukan sel melanosit yang menghasilkan pigmen melanin yang
menentukan warna kulit seseorang.

2. Lapisan Dermis
Dermis memiliki ketebalan 3-5 mm, merupakan anyaman serabut
kolagen dan elastin yang bertanggung jawab untuk sifat-sifat penting
dari kulit. Dermis mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe,
gelembung rambut, kelenjar lemak (sebasea), kelenjar keringat, otot
dan serabut saraf.
a. Kelenjar Keringat (Glandula Sudorifera)
Kelenjar ini berfungsi mengeluarkan keringat melalui saluran

19
keringat yang bermuara di pori-pori kulit.
b. Kelenjar Minyak ( Glandula Sebasea)
Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak (sebum). Minyak
yang dikeluarkan berfungsi untuk melumasi kulit dan membuat
rambut tidak kering.
c. Kantong Rambut
Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang
rambut. Kantong rambut dilengkapi dengan otot penegak rambut.
Pada saat udara dingin, otot rambut berkontraksi yang menyebabkan
tegaknya batang rambut.
d. Pembuluh Kapiler Darah
Pembuluh kapiler darah berfungsi mengedarkan zat-zat makanan
yang diperlukan untuk pertumbuhan rambut dan sel-sel kulit.
Ujung-Ujung Saraf Penerima Rangsang
Ujung-Ujung saraf penerima rangsang meliputi :
a) Pacini : Tekanan
b) Ruffini : Panas
c) Krause : dingin
d) Meissener : sentuhan

3. Lapisan Hipodermis / Subcutan


Di dalam lapisan ini terdapat lemak yang berfungsi untuk
cadangan makanan, menahan panas tubuh, melindungi tubuh bagian
dalam terhadap benturan dari luar.
a) Alat pengeluaran keringat.
b) Tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan
sinar matahari.
c) Tempat penyimpanan kelebihan lemak.
d) Melindungi tubuh terhadap kuman dari luar.
e) Alat peraba, di ujung kulit terdapat saraf indra yang dapat
merasakan kasar dan halus.

20
f) Alat perasa dingin, panas, nyeri, pedih, dan lain-lain
Gambar :

Adneksa Kulit
1. Kelenjar Pada Kulit
a. Kelenjar Sebasea
Kelenjar sebasea, berkaitan dengan folikel rambut, ductus
kelenjar sebasea akan mengosongkan sekret minyaknya ke
dalam ruangan antara folikel rambut dan batang rambut
untuk setiap lembar rambut terdapat sebuah kelenjar sebasea
yang sekretnya akan melumasi rambut dan membuat rambut
menjadi lunak serta lentur
b. Kelenjar keringat
Ditemukan pada kulit sebagian besar permukaan tubuh.
Kelenjar ini terutama terdapat pada telapak tangan dan kaki.

21
Hanya glans penis, bagian tepi bibir (margo labium oris),
telinga luar dan dasar kuku yang tidak mengandung kelenjar
keringat
Kelenjar Keringat diklasifikasikan menjadi 2 :
1). Kelenjar ekrin
Ditemukan pada semua daerah kulit. Saluran
keluarnya bermuara langsung ke permukaan kulit.
Keringat dikeluarkan dari kelenjar ekrin sebagai reaksi
terhadap kenaikan suhu sekitarnya dan kenaikan suhu
tubuh.
2). Kelenjar apokrin
Kelenjar apokrin terdapat di daerah aksila, anus,
skrotum dan labia mayora. Kelenjar apokrin menjadi aktif
pada pubertas. Kelenjar ini memproduksi keringat yang
keruh dan diuraikan oleh bakteri sehingga menghasilkan
bau yang khas.

2. Rambut
Rambut terdiri atas akar rambut yang terbentuk dari dermis
dan batang rambut yang menjulur keluar dari dalam kulit. Rambut
tumbuh dalam sebuah rongga yang dinamakan folikel rambut.
Proliferasi sel-sel dalam bulbus pili menyebabkan pembentukan
rambut.
Folikel rambut akan mengalami siklus pertumbuhan dan
istirahat. Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi, pertumbuhan
rambut janggut berlangsung paling cepat dan kecepatan
pertumbuhan ini diikuti oleh rambut pada kulit kepala, aksila serta
alis mata. Pada kulit kepala pertumbuhan rambut biasanya 3 mm
perhari.
Fase pertumbuhan (anagen) dapat berlangsung sampai
selama 6 tahun untuk rambut kulit kepala, sementara fase istirahat

22
(telogen) kurang lebih selama 4 bulan. Selama fase telogen,
rambut akan rontok dari tubuh.

3. Kuku
Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum
corneum) yang menebal. Bagian kuku yang terbenam dalam kulit
jari disebut akar kuku (nailroot), bagian yang terbuka di atas dasar
jaringan lunak kulit pada ujung jari disebut badan kuku (nailplate)
dan yang paling ujung adalah bagian kuku yang bebas. Kuku
tumbuh dari akar kuku keluar dengan kecepatan tumbuh kira-kira 1
(satu) mm perminggu.

Fungsi Kulit
1. Perlindungan (proteksi)
Kulit melindungi tubuh dari segala pengaruh luar, misalnya
bahan kimia, mekanis, bakteriologis dan lingkungan sekitarnya
yang senantiasa berubah-ubah. Fungsi proteksi ini terutama
dilakukan oleh stratum corneum, dalam hal ini juga dimungkinkan
karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-
serabut jaringan penunjang yang berperan sebagai pelindung
terhadap gangguan fisis
2. Sensibilitas/fungsi sensori
Ujung-ujung reseptor serabut saraf pada kulit memungkinkan
tubuh untuk memantau secara terus menerus keadaan lingkungan
disekitarnya. Fungsi utama reseptor pada kulit adalah untuk
mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan yang ringan dan tekanan.
Berbagai ujung saraf bertanggung jawab untuk bereaksi terhadap
setiap stimuli yang berbeda.
Ujung reseptor saraf berupa mekanoreseptor yaitu sel Merkel
di epidermis, korpuskulus Meissner’s di stratum papillare, dan
korpuskulus paccinian di jaringan subkutan serta ujung serabut

23
saraf bebas (free nerve endings (nyeri, tekanan dan reseptor
temperatur).
Korpus Meisner’s: reseptor yang terdapat pada kulit tidak
berambut (banyak diujung jari dan bibir) untuk mendeteksi objek
yang sangat ringan dan vibrasi dengan frekuensi rendah.
Sel Merkel terdapat didaerah dimana terdapat korpus
Meisner’s berfungsi untuk melokalisasi sensasi raba pada daerah
permukaan tubuh dan menentukan teksture benda yang dipegang.
Korpus Paccini berperan penting untuk mendeteksi vibrasi
3. Keseimbangan air
Stratum corneum memiliki kemampuan untuk menyerap air
dan dengan demikian akan mencegah kehilangan air serta elektrolit
yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan mempertahankan
kelembaban dalam jaringan subkutan. Bila kulit mengalami
kerusakan misalnya pada luka bakar, cairan dan elektrolit dalam
jumlah yang besar dapat hilang dengan cepat.
4. Pengaturan suhu (thermoregulator)
Tubuh secara terus menerus akan menghasilkan panas
sebagai hasil metabolisme makanan yang memproduksi energi.
Panas ini akan hilang terutama lewat kulit.
5. Fungsi komunikasi oleh ekspresi respon otonom.
Produksi vitamin
Kulit yang terpajan sinar ultraviolet dapat mengubah substansi
yang diperlukan untuk mensintesis vitamin D (kolekalsiferol).
6. Fungsi respons immun
Beberapa sel dermal (sel langerhans, interleukin-1 yang
memproduksi keratinosit dan sub kelompok limfosit T) merupakan
komponen penting dalam sistem immun
Sistem immun lokal
SALT (skin associated lymphatic tissue)
MALT (mucosa associated lymphatic tissue)

24
SALT (Skin Associated Lymphatic Tissue)
Struktur khusus SALT atau SIS (Skin associated immune
system) yaitu:
a. Antigen presenting sel (sel Langerhans, monosit, jaringan
makrofag)
b. Sel efektor (Sel T, sel B, NK cells, granulosit, sel mast)
c. Keratinosit (produksi sitokin)
Kulit beserta struktur anatominya berperan sebagai pertahanan
utama terhadap infeksi. Sel Langerhans secara normal terdapat
dikulit dan setelah diaktivasi akan berpindah ke nodus limfe dan
kontak dengan sel T (sebagai pertahanan spesifik).
Sebagai contoh: saat mengalami dermatitis kontak akibat
alergi perhiasan yang mengandung nikel masuk ke kulit dan
berikatan dengan protein endogen kemudian difagositosis sebagai
antigen oleh makrofag kulit (sel langerhans).
Selanjutnya makrofag akan bermigrasi ke kelenjar limfe
regional dan ditempat tersebut antigen akan dipresentasikan ke sel
T yang spesifik untuk antigen tersebut. Sel T ini akan berproliferasi
dan berdiferensiasi menjadi sel T pembunuh dan sel TH1) sehingga
dapat mencapai tempat pemajanan antigen dalam jumlah besar
terutama melalui darah).

B. Kulit dan Homeostasis


1. Reseptor panas dan dingin terletak dalam kulit. Saat suhu tubuh
meningkat, hypothalamus mengirimkan sinyal saraf menuju kelenjar
keringat dan menyebakan pelepasan air sekitar 1-2 liter perjam
untuk mendinginkan tubuh.
2. Hipothalamus juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah di
kulit membuat lebih banyak darah mengalir ke area tersebut dan
menebabkan panas terlepa dri permukaan kulit.

25
3. Saat suhu tubuh menurun, kelenjar keringat mengkerut dan
produksi keringat berkurang. Jika suhu tubuh terus menerus
berkurang, tuuh akan menjaga thermiogenesis, dengan cara
meningkatkan laju metabolisme dan dengan menggigil.
4. Kehilangan air lewat kulit berlangsung dalam dua cara; a.
penguapan dan b. berkeringat.

C. Kulit Sebagai Pengatur Suhu


Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena
panas diedarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung
ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa yang
mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus
arteriovenosa yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah
jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh ke kulit
menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator
panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.
Di samping itu di dalam kulit juga terdapat reseptor berbagai
macam sensasi, sati di antaranya oleh termoreseptor. Bagaimana kulit
berperan sebagai pengatur suhu, dapat dijelaskan sebagai berikut.
Bila tubuh merasa panas, ada kecendrungan tubuh
meningkatkan kehilangan panas ke lingkungan; bila tubuh merasa
dingin, maka kecendrungannya menurunkan kehilangan panas.
Jumlah panas yang hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi
– konveksi sangat di tentukan oleh perbadaan suhu antara kilit dan
lingkungan eksterna. Bagian pusat tubuh merupakan ruang yang
memiliki suhu yang di jaga tetap sekitar 37 derajat selsius.
Mengelilingi pusat tubuh adalah lapisan kulit dimana terjadi
pertukaran panas antara tubuh dan lingkungan luar. Dalam usaha
memelihara kekonstanan suhu pusat tubuh, kapasitas insulatif dan
suhu kulit dapat di atur ke berbagai gradient suhu antara kulit dan
lingkungan eksterna, dengan cara demikian mempengaruhi tingkat

26
kehilangan panas.
Kapasitas insulatif kulit dapat di ibah-ubah dengan mengontrol
jumlah darah yang mengalir melalui kulit. Darah yang mengalir ke kulit
melayani 2 fungsi. Pertama, menyediakan pasok makanan ke kulit.
Kedua, karena darah di pompa ke kulit dari jantung, maka darah
membawa panas dari pusat tubuh ke kulit. Aliran darah ke kulit
terutama berfungsi meregulasi suhu. Pada suhu kamar yang normal,
20-30 lebih darah mengalir melaluikulit untuk keperluan nutrisi.
Pada proses termoregulasi, aliran darah kulit dapat sangat
berubah-ubah, dari 400 ml sampaI 2.500 ml/menit. Lebih banyak
darah mencapai kulit dari pusat tubuh yang panas, maka suhu kulit
lebih dekat ke suhu pusat. Pembuluh darah kutaneus menghadapi
keefektivan kulit sebagai suatu insulator dengan membawa panas ke
permukaan, dimana suhu ini dapat hilang dari tubuh melalui radiasi
dan konduksi – konveksi. Jadi, vasodilatasi pembuluh darah kulit,
yang memungkinkan peningkatan peningkatan aliran darah panas ke
kulit, akan meningkatkan kehilangan panas. Sebaliknya vasokontriksi
pembuluh darah kulit mengurangi aliran darah ke kulit, dengan
demikian menjaga suhu pusat tubuh konstan,dimana darah diinsulasi
dari lingkungan eksternal, jadi menurunkan kehilangan panas.
Bagaimanapun, kulit bukan merupakan insulator yang
sempurna, bahkan dengan vasokonstriksi yang maksimum. Meskipun
aliran darah ke kulit minimal, sebagian panas tetap di transfer melalui
konduksi dari organ lebih dalam ke permukaan kulit dan kemudian di
lepaskan dari kulit ke lingkungan.
Respon-respon vasomotor kulit ini dikoordinasi oleh
hipotalamus melalui jalur system saraf simpatik. Aktifitas simpatik
yang di tingkatkan ke pembuluh kutaneus menghasilkan penghematan
panas vasokonstiksi untuk merespon suhu dingin,sedangkan
penurunan aktivitas simpatetik menghasilkan kehilangan panas
vasodilatasi pembuluh darah kulit sebagai respon terhadap suhu

27
panas.
Kulit sebagai organ pengatur panas. Suhu tubuh seseorang
adalah tetap, meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini
dipertahankan karena penyusaian antara panas yang hilang dan
panas yang dihasilkan, yang diatur oleh pusat pengatur panas. Pusat
ini segera menyadari bila ada perubahan pada panas tubuh, karena
suhu darah yang mengalir melalui medulla oblongata. Suhu normal (
sebelah dalam ) tubuh, yaiti suhu visera dan otak adalah 36-37C.
Suhu kulit sedikit lebih rendah.
Persyarafan vaso-motortik mengendalikan anterior kutan
dengan 2 cara, yaitu vaso-dilatasi dan vaso-kontriksi. Pada vas -
dilatasi anteriol memekar, kulit menjadi lebih panas, dan kelebihan
panas cepat terpancar dan hilang, dan juga hilang karena kelenjar
keringat bertambah aktif, dan karena itu terjadi penguapan cairan dari
permukaan tubuh. Pada vaso-kontriksi pembuluh darah dalam kulit
mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, keringat hampir dihentikan,
dan hilangnya panas dibatasi. Dengan pengendalian ini pelepasan
panas ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan tubuh. Kulit adalah
organ utama yang berurusan dengan.
Panas dilepas oleh kulit dengan berbagai cara yaitu:
1. Dengan penguapan, jumlah keringat yang dibuat tergantung dari
banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah kulit.
2. dengan pemancaran, panas yang dilepas ke udara sekitarnya.
3. dengan konduksi, panas dialihkan ke benda yang disentuh, seperti
pakaian.
4. dengan konveksi ( pengaliran ) karena mengalirnya udara yang
telah panas, maka udara yang menyentuh permukaan tubuh diganti
dengan udara yang lebih dingin.
Cara mendinginkan tubuh yang terlampau panas, baik dengan
membiarkan udara mengalir menyentuh kulit dengan cara mengipas,
mengusap badan, atau merendam kedalam air dingin.

28
BAB III
SISTEM MUSKULOSKELETAL

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan


mengurus pergerakan. Komponen utama dari sistem muskuloskeletal
adalah tulang dan jaringan ikat yang menyusun kurang lebih 25 % berat
badan dan otot menyusun kurang lebih 50%. Sistem ini terdiri dari tulang,
sendi, otot rangka, tendon, ligament, dan jaringan-jaringan khusus yang
menghubungkan struktur-struktur ini. (Price,S.A,1995 :175)

Komponen Sistem Muskuloskeletal


A. Tulang
Tulang adalah jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat
lainnya yang terdiri atas hampir 50 % air dan bagian padat,
selebihnya terdiri dari bahan mineral terutama calsium kurang lebih
67 % dan bahan seluler 33%.
Fungsi dari tulang adalah sebagai berikut :
1. Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
2. Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru, dan jaringan
lunak).
3. Memberikan pergerakan (otot berhubungan dengan kontraksi dan
pergerakan).
4. Membentuk sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang
(hematopoesis).
5. Menyimpan garam-garam mineral (kalsium, fosfor, magnesium
dan fluor).
Struktur tulang
Tulang diselimuti di bagian luar oleh membran fibrus padat
disebut periosteum. Periosteum memberikan nutrisi pada tulang dan
memungkinkan tumbuh, selain sebagai tempat perlekatan tendon dan

29
ligament. Periosteum mengandung saraf, pembuluh darah, dan
limfatik. Lapisan yang terdekat mengandung osteoblast . Dibagian
dalamnya terdapat endosteum yaitu membran vascular tipis yang
menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga dalam tulang
kanselus. Osteoklast terletak dekat endosteum dan dalam lacuna
howship (cekungan pada permukan tulang).
Sumsum tulang merupakan jaringan vascular dalam rongga
sumsum (batang) tulang panjang dan tulang pipih. Sumsum tulang
merah terutama terletak di sternum, ilium, vetebra dan rusuk pada
orang dewasa, bertanggungjawab dalam produksi sel darah merah
dan putih. Pada orang dewasa tulang panjang terisi oleh sumsum
lemak kuning. Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang baik.
Tulang kanselus menerima asupan darah melalui pembuluh metafis
dan epifis. Pembuluh periosteum mengangkut darah ke tulang
kompak melalui kanal volkman. Selain itu terdapat arteri nutrient yang
menembus periosteum dan memasuki rongga meduler melalui
foramina (lubang-lubang kecil). Arteri nutrient memasok darah ke
sumsum tulang, System vena ada yang keluar sendiri dan ada yang
mengikuti arteri.
Tulang tersusun dari 3 jenis sel yaitu :
a. Osteoblas
Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan
mensekresikan matrik tulang. Matrik tulang tersusun atas 98%
kolagen dan 2% substansi dasar (glukosaminoglikan/ asam
polisakarida dan proteoglikan). Matrik tulang merupakan
kerangka dimana garam garam mineral ditimbun terutama
calsium, fluor, magnesium dan phosphor.
b. Osteosit
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak
sebagai pemeliharaan fungsi tulang dan terletak pada osteon
(unit matrik tulang). Osteon yaitu unit fungsional mikroskopik

30
tulang dewasa yang di tengahnya terdapat kapiler dan
disekeliling kapiler tedapat matrik tulang yang disebut lamella. Di
dalam lamella terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi lewat
prosesus yang berlanjut kedalam kanalikuli yang halus (kanal
yang menghubungkan dengan pembuluh darah yang terletak
kurang lebih 0,1 mm).
c. Osteoklas
Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak
memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorpsi,
penghancuran dan remodeling tulang. Tidak seperti osteoblas
dan osteosit, osteoklas mengikis tulang.
Tulang merupakan jaringan yang dinamis dalam keadaan
peralihan tulang (resorpsi dan pembentukan tulang). Kalium
dalam tubuh orang dewasa diganti 18% pertahun.

Gambar 1.1 struktur tulang

31
Faktor yang berpengaruh terhadap keseimbangan pembentukan
dan reabsorpsi tulang adalah :
a. Vitamin D
Berfungsi meningkatkan jumlah kalsium dalam darah
dengan meningkatkan penyerapan kalsium dari saluran
pencernaan. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan deficit
mineralisas, deformitas dan patah tulang.
b. Horman parathyroid dan kalsitonin
Merupakan hormone utama pengatur homeostasis
kalsium. Hormon parathyroid mengatur konsentrasi kalsium
dalam darah, sebagian dengan cara merangsang
perpindahankalsium dari tulang. Sebagian respon kadar
kalsiumdarah yang rendah, peningkatan hormone parathyroid
akan mempercepat mobilisasi kalsium, demineralisasi tulang, dan
pembentukan kista tulang. Kalsitonin dari kelenjar tiroid
meningkatkan penimbunan kalsium dalam tulang.
c. Peredaran darah
Pasokan darah juga mempengaruhi pembentukan tulang.
Dengan menurunnya pasokan darah / hyperemia (kongesti) akan
tejadi penurunan osteogenesis dan tulang mengalami
osteoporosis (berkurang kepadatannya). Nekrosis tulang akan
terjadi bila tulang kehilangan aliran darah.
Pada keadaaan normal tulang mengalami pembentukan dan
absorpsi pada suatu tingkat yang konstan, kecuali pada masa
pertumbuhan kanak-kanak diman lebih banyak terjadi
pembentukan dari pada absorpsi tulang.
Proses ini penting untuk fungsi normal tulang. Keadaan ini
membuat tulang dapat berespon terhadap tekanan yang
meningkat dan untuk mencegah terjadi patah tulang. Perubahan
tesebut membantu mempertahankan kekuatan tulang pada
proses penuaan. Matrik organic yang sudah tua berdegenerasi,

32
sehingga membuat tulang relative menjadi lemah dan rapuh.
Pembentukan tulang baru memerlukan matrik organic baru,
sehingga memberi tambahan kekuatan tulang. (Price,S.A,1995 :
1179)
Berdasarkan bentuknya tulang dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
1. Tulang Panjang / Tulang Pipa
Tulang ini sering terdapat dalam anggota gerak.
Fungsinya sebagai alat ungkit dari tubuh dan memungkinkan
untuk bergerak. Batang atau diafisis tersusun atas tulang kortikal
dan ujung tulang panjang yang dinamakan epifis tersusun
terutama oleh tulang kanselus. Plat epifis memisahkan epifiis dan
diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinalpada
anak-anak. Yang pada orang dewasa akan mengalami kalsifikasi.
Misalnya pada tulang humerus dan femur.

Gambar 1.2 Struktur tulang panjang

2. Tulang Pendek
Tulang ini sering didapat pada tulang-tulang karpalia di
tangan dan tarsalia di kaki. Fungsinya pendukung seperti tampak
pada pergelangan tangan. Bentuknya tidak teratur dan inti dari
konselus (spongi) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang
padat.

33
3. Tulang Pipih
Tulang ini sering terdapat di tengkorak, panggul / koxa,
sternum, dan iga-iga, serta scapula (tulang belikat). Fungsinya
sebagai pelindung organ vital dan menyediakan permukaan luas
untuk kaitan otot-otot, merupakan tempat penting untuk
hematopoesis. Tulang pipih tersusun dari tulang kanselus
diantara 2 tulang kortikal.
4. Tulang Tak Beraturan
Berbentuk unik sesuai dengan fungsinya. Struktur tulang
tidak teratur, terdiri dari tulang kanselous di antara tulang
kortikal. Contoh : tulang vertebra, dan tulang wajah.
5. Tulang Sesamoid
Merupakan tulang kecil disekitar tulang yang berdekatan
dengan persendian dan didukung oleh tendon dan jaringan fasial.
Contoh : tulang patella (Kap lutut).
Bentuk dan kontruksi tulang ditentukan fungsi dan gaya yang
bekerja padanya.
Kerangka
Sebagian besar tersusun atas tulang. Kerangka tulang
merupakan kerangka yang kuat untuk menyangga struktur tubuh.
Kerangka dibagi menjadi :
1. Kerangka aksial
Kerangka aksial terdiri dari 80 tulang, terkelompok pada 3
daerah yaitu
 Kranium dan Tulang Muka ( Tengkorak )
Kranium terdiri atas 8 tulang yaitu tulang-tulang parietal (2),
temporal (2),frontal, oksipital, stenoid, dan etmoid.
Tulang muka terdiri atas 14 tulang yaitu tulang maksila (2),
zigomatikus (2), nasal (2), lakrimal (2), palatinum (2),concha
inferior (2),mandibula dan vomer.

34
 Kolumna Vertebralis
Kolumna vertebralis terdiri atas 26 tulang berbentuk tidak teratur,
terbentang antara tengkorak dan pelvis. Juga merupakan tempat
melekatnya iga dan otot punggung. Kolumna vertebralis dibagi
dalam 7 vertebra sevikalis, 12 vertebra torakalis, 5 vertebra
lumbalis, 5 vertebra sacrum dan 4 vertebra koksigius.

 Thoraks tulang
Thorak tulang terdiri tulang dan tulang rawan. Thoraks berupa
sebuah rongga berbentuk kerucut terdiri dari 12 vertebra torakalis
dan 12 pasang iga yang melingkar dari tulang belakang sampai
ke sternum.
Pada sternum terdapat beberapa titik penting yaitu supra sternal
notch dan angulus sterni yaitu tempat bertemunya manubrium
dan korpus sterni.
Bagian-bagian tersebut merupakan penunjang kepala, leher, dan

35
badan serta melindungi otak, medulla spinalis dan organ dalam
thoraks.

2. Kerangka Apendikular
Kerangka apindikuler terdiri atas :
 Bagian bahu (Singulum membri superioris)
Singulum membri superior terdiri atas klavikula dan scapula.
Klavikula mempunyai ujung medial yang menempel pada
menubrium dekat suprasternal notch dan ujung lateral yang
menempel pada akronion.
 Bagian panggul (Singulum membri inferior )
Terdiri dari ileum, iskium, pubis yang bersatu disebut tulang
koksae. Tulang koksae bersama sacrum dan koksigeus
membentuk pelvis tulang. Ekstremitas bawah terdiri dari femur,
patella, tibia, fibula, tarsus, metatarsus.

36
B. Cartilago
Tulang rawan terdiri dari serat-serat yang dilekatkan pada gelatin
kuat, tetapi fleksible dan tidak bervasculer. Nutrisi melaui proses difusi
gel perekat sampai ke kartilago yang berada pada perichondium
(serabut yang membentuk kartilago melalui cairan sinovial), jumlah
serabut collagen yang ada di cartilage menentukan bentuk fibrous,
hyaline, elastisitas, fibrous (fibrocartilago) memili paling banyak serabut
dan memiliki kekuatan meregang. Fibrus cartilage menyusun discus
intervertebralis articular (hyaline) cartilage halus, putih, mengkilap, dan
kenyal membungkus permukaan persendian dari tulang dan berfungsi
sebagai bantalan. Cartilage yang elastis memiliki sedikit serat dan
terdapat pada telinga bagian luar.

37
C. Ligamen
Ligamen adalah suatu susunan serabut yang terdiri dari jaringan
ikat keadaannya kenyal dan fleksibel. Ligament mempertemukan kedua
ujung tulang dan mempertahankan stabilitas. Contoh ligamen medial,
lateral, collateral dari lutut yang mempertahankan diolateral dari sendi
lutut serta ligament cruciate anterior dan posterior di dalam kapsul lutut
yang mempertahankan posisi anteriorposterior yang stabil. Ligament
pada daerah tertentu melengket pada jaringna lunak untuk
mempertahankan struktur. Contoh ligament ovarium yang melalui ujung
tuba ke peritoneum.

D. Tendon
Tendon adalah ikatan jaringan fibrous yang padat yang
merupakan ujung dari otot yang menempel pada tulang. Tendon
merupakan ujung dari otot dan menempel kepada tulang. Tendon
merupakan ekstensi dari serabut fibrous yang bersambungan dengan
aperiosteum. Selaput tendon berbentuk selubung dari jaringan ikat yang
menyelubungi tendon tertentu terutama pada pergelangan tangan dan
tumit. Selubung ini bersambungn dengan membrane sinovial yang
menjamin pelumasan sehinggga mudah bergerak.

38
E. Fascia
Fascia adalah suatu permukan jaringan penyambung longgar
yang didapatkan langsung di bawah kulit, sebagai fascia superficial atau
sebagai pembungkus tebal, jaringan penyambung fibrous yang
membungkus otot, saraf dan pembuluh darah. Yang demikian disebut
fascia dalam.

F. Bursae
Bursae adalah kantong kecil dari jaringna ikat di suatu tempat
dimana digunakan di atas bagian yang bergerak. Misalnya antara tulang
dan kulit, tulang dan tendon, otot-otot. Bursae dibatasi membrane
sinovial dan mengandung caiaran sinovial. Bursae merupakan bantalan
diantara bagian-bagian yang bergerak seperti olekranon bursae terletak
antara prosesus olekranon dan kulit.

G. Persendian
Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-
tulang ini dipadukan dengan berbagai cara misalnya dengan kapsul
sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia atau otot. Dalam membentuk
rangka tubuh, tulang yang satu berhubungan dengan tulang yang lain
melalui jaringan penyambung yang disebut persendian. Pada
persendian terdapat cairan pelumas (cairan sinofial). Otot yang melekat
pada tulang oleh jaringan ikat disebut tendon. Sedangkan, jaringan
yang menghubungkan tulang dengan tulang disebut ligamen. Secara
structural sendi dibagi menjadi: sendi fibrosa, kartilaginosa, sinovial.
Dan berdasarkan fungsionalnya sendi dibagi menjadi: sendi sinartrosis,
amfiartrosis, diarthroses.
Secara structural dan fungsional klasifikasi sendi dibedakan atas:
1. Sendi Fibrosa/ sinartrosis
Sendi yang tidak dapat bergerak atau merekat ikat, maka
tidak mungkin gerakan antara tulang-tulangnya. Sendi fibrosa tidak

39
mempunyai lapisan tulang rawan dan tulang yang satu dengan
lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa. contohnya
sutura pada tulang tengkorak, sendi kaitan dan sendi kantong
(gigi), dan sindesmosis (permukaan sendi dihubungkan oleh
membran).

2. Sendi Kartilaginosa/ amfiartrosis


Sendi dengan gerakan sedikit, dan permukaan persendian-
persendiannya dipisahkan oleh bahan antara dan hanya mungkin
sedikit gerakan. Sendi tersebut ujung-ujung tulangnya dibungkus
tulang rawan hyalin, disokong oleh ligament dan hanya dapat
sedikit bergerak.
Ada dua tipe kartilago :
 Sinkondrosis
Sendi yang seluruh persendianyan diliputi oleh tulang rawan hialin
 Simfisis
Sendi yang tulangnya memiliki hubungan fibrokartilago dan selapis
tipis tulang rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi.
Contohnya :simfisis pubis (bantalan tulang rawan yang
mempersatukan kedua tulang pubis), sendi antara manubrium dan
badan sternum, dan sendi temporer / sendi tulang rawan primer
yang dijumpai antara diafisis dan epifisis.

40
3. Sendi Sinovial/ diarthroses
Sendi tubuh yang dapat digerakkan. Sendi ini memiliki
rongga sendi dan permukaan sendi dilapisi tulang rawan hialin.
Kapsul sendi terdiri dari suatu selaput penutup fibrosa padat, suatu
lapisan dalam yang terbentuk dari jaringan penyambung
berpembuluh darah banyak dan sinovium yang membentuk suatu
kantong yang melapisi suatu sendi dan membungkus tendon-tendo
yang melintasi sendi. Sinovium menghasilkan cairan yang sangat
kental yang membasahi permukaan sendi. Caiaran sinovial
normalnya bening, tidak membeku dan tidak berwarana. Jumlah
yang ditemukan pada tiap-tiap sendi relative kecil 1-3 ml. Cairan
sinovial bertindak pula juga sebagi sumber nutrisi bagi tulang rawan
sendi.
Tulang rawan memegang peranana penting, dalam membagi
organ tubuh. Tulang rawan sendi terdi dari substansi dasar yang
terdiri dari kolagen tipe II dan proteoglikan yang dihasilkan oleh sel-
sel tulang rawan. Proteoglikan yang ditemukan pada tulang rawan
sendi sangat hidrofilik, sehingga memungkinkan rawan tersebut
mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban berat.
Perubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat
terjadi setelah cedera atau ketika usia bertambah.
Persendian yang bergerak bebas dan banyak ragamnya.
Berbagai jenis sendi sinovial yaitu sendi datar / sendi geser, sendi
putar, sendi engsel, sendi kondiloid, sendi berporos, dan sendi

41
pelana / sendi timbal balik.Gerak pada sendi ada 3 kelompok
utama yaitu gerakan meluncur, gerkan bersudut / anguler, dan
gerakan rotasi.
Adapun pergerakan yang dapat dilakukan oleh sendi-sendi
adalah fleksi, ekstensi, adduksi, abduksi, rotasi, sirkumduksi dan
Pergerakan khusus seperti supinasi, pronasi, inversion, eversio,
protaksio.
Sendi diartrosis terdiri dari:
1. Sendi peluru
Sendi peluru adalah persendian yang memungkinkan
gerakan yang lebih bebas. Sendi ini terjadi apabila ujung
tulang yang satu berbentuk bonggol, seperti peluru masuk ke
ujung tulang lain yang berbentuk cekungan. Contoh sendi
peluru adalah hubungan tulang panggul dengan tulang paha,
dan tulang belikat dengan tulang atas.

2. Sendi engsel
Memungkinkan gerakan melipat hanya satu arah, Persendian
yang menyebabkan gerakan satu arah karena berporos satu
disebut sendi engsel. Contoh sendi engsel ialah hubungan
tulang pada siku, lutut, dan jari-jari.

42
3. Sendi pelana
Sendi pelana adalah persendian yang membentuk
sendi, seperti pelana, dan berporos dua. Contohnya, terdapat
pada ibu jari dan pergelangan tangan .
Memungkinkan gerakan 2 bidang yang saling tegak
lurus. misal persendian dasar ibu jari yang merupakan sendi
pelana 2 sumbu.

4. Sendi pivot
Memungkinkan rotasi untuk melakukan aktivitas untuk

43
memutar pegangan pintu, misal persendian antara radius dan
ulna.
5. Sendi peluncur
Memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah. Contoh
adalah sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan

H. Jaringan Penyambung
Jaringan yang ditemukan pada sendi dan daerah-daerah yang
berdekatan terutama adalah jaringan penyambung, yang tersususn dari
sel-sel dan subtansi dasar. Dua macam sel yang ditemukan pada
jaringan penyambung sel-sel yang tidak dibuat dan tetap berada pada
jaringan penyambung, seperti sel mast, sel plasma, limfosit, monosit,
leukosit polimorfonuklear. Sel-sel ini memegang peranan penting pada
reaksi-reaksi imunitas dan peradangan yang terlihat pada penyakit-
penyakit reumatik. Jenis sel yang kedua dalam sel penyambung ini
adalah sel yang tetap berada dalam jaringan seperti fibroblast,
kondrosit, osteoblas. Sel-sel ini mensintesis berbagai macam serat dan
proteoglikan dari substansi dasar dan membuat tiap jenis jaringan
pemyambung memiliki susunan sel yang tersendiri.
Serat-serat yang didapatkan didalam substansi dasar adalah
kolagen dan elastin. Serat-serat elastin memiliki sifat elastis yang
penting. Serat ini didapat dalam ligament, dinding pembuluh darah
besar dan kulit. Elastin dipecah oleh enzim yang disebut elastase.

I. Otot
Otot yang melekat pada tulang memungkinkan tubuh bergerak.
Kontraksi otot menghasilkan suatu usaha mekanik untuk gerakan
maupun produksi panas untuk mempertahankan temperature tubuh.
Jaringan otot terdiri atas semua jaringan kontraktil. Menurut fungsi
kontraksi dan hasil gerakan dari seluruh bagian tubuh otot
dikelompokkan dalam :

44
· Otot rangka (striadted / otot lurik).
Terdapat pada system skelet, memberikan pengontrolan
pergerakan, mempertahankan postur tubuh dan menghasilkan panas.
· Otot polos (otot visceral).
Terdapat pada saluran pencernaan, perkemihan, pembuluh darah.
Otot ini mendapat rangsang dari saraf otonom yang berkontraksi di luar
kesadaran
· Otot jantung.
Hanya terdapat pada jantung dan berkontraksi di luar
pengendalian.
Otot rangka dinamai menurut bentuknya seperti deltoid, menurut
jurusan serabutnya seperti rektus abdominis, menurut kedudukan
ototnya seperti pektoralis mayor, menurut fungsinya seperti fleksor dan
ekstensor. Otot rangka ada yang berukuran panjang, lebar, rata,
membentuk gumpalan masas. Otot rangka berkontraksi bila ada
rangsang. Energi kontaraksi otot diperoleh melalui pemecahan ATP dan
kegiatan calsium.
Otot dikaitkan di dua tempat tertentu yaitu :
1. Origo
Tempat yang kuat dianggap sebagai tempat dimana otot timbul
2. Isersio
Lebih dapat bergerak dimana tempat kearah mana otot
berjalan. Kontraksi otot rangka dapat terjadi hanya jika dirangsang.
Energi kontraksi otot dipenuhi dari pemecahan ATP dan kegiatan
kalsium. Serat-serat dengan oksigenasi secara adekuat dapat
berkontraksi lebih kuat, bila dibandingkan dengan oksigenasi tidak
adekuat. Pergerakan akibat tarikan otot pada tulang yang berperan
sebagai pengungkit dan sendi berperan sebagai tumpuan atau
penopang.

45
BAB IV
SISTEM PENCERNAAN

Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima


makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh
dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan, dan
pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbantang mulai dari
mulut (oris) sampai anus.
A. Saluran Pencernaan
1. Rongga Mulut / Oris

Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan.


Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar
pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut
terdapat :

a. Gigi
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling
makanan menjadi partikel yang kecil-kecil. Bila gigi dipotong
memanjang, maka akan tampak bagian-bagian sebagai berikut :
1) lapisan email : bagian yang paling luar dan paling keras dari
gigi
2) tulang gigi yang tersusun atas zat dentin
3) pulpa, merupakan rongga dalam gigi yang berisi serabut
saraf dan pembuluh-pembuluh darah
4) akar gigi yang tertanam di dalam gusi

46
Gbr. Gigi
Sumber : www.google.co.id
b. Lidah
Selain sebagai alat pengecap, dalam pencernaan makanan
lidah berfungsi untuk :
1) membantu mengaduk makanan di dalam rongga mulut
2) membantu membersihkan mulut
3) membantu bersuara dan bicara
4) membantu mendorong makanan dalam proses penelanan

Gbr. Lidah
Sumber : www.google.co.id

c. Kelenjar Ludah
Pada rongga mulut bermuara tiga pasang saluran dari
kelenjar ludah :
1) glandula parotis, di dekat telinga menghasilkan ludah yang
berbentuk cair

47
2) glandula submaksilaris atau kelenjar ludah bawah rahang
atas
3) glandula sublingualis atau kelenjar ludah bawah lidah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1
sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air,
mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah
melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi
disakarida.
Fungsi air ludah adalah untuk memudahkan menelan,
pencernaan, serta sebagai pelindung selaput mulut dari panas,
dingin, asam maupun basa

2. Faring
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di
belakang hidung, mulut, dan laring. Faring berbentuk kerucut dengan bagian
terlebar di bagian atas yang berjalan hingga vertebrae servikal
keenam.

48
Faring langsung berhubungan dengan esophagus, sebuah
tabung yang memiliki otot dengan panjang ± 20-25 cm yang terletak di
belakang trachea dan di depan tulang punggung, kemudian masuk
melalui toraks menembus diafragma yang berhubungan langsung
dengan abdomen dan menyambung dengan lambung.

Gbr. Faring
Sumber : www.google.co.id
3. Esofagus
Kerongkongan merupakan saluran penghubung antara mulut
dengan lambung. Melalui kerongkongan makanan didorong masuk
ke dalam lambung dengan gerak peristaltik

Gbr. Esofagus
Sumber : www.google.co.id

49
4. Lambung / Gaster
Dinding lambung terdiri atas lapisan-lapisan otot yang
tersusun memanjang, melingkar, dan menyerong. Akibat dari
kontraksi otot tersebut makanan akan teraduk dengan baik
sehingga tercampur merata dengan getah lambung, dan
menyebabkan makanan di dalam lambung berbentuk seperti bubur
yang disebut chyme.
Getah lambung mengandung :
1) lendir atau musin
2) asam klorida (HCl)
3) enzim: renin dan pepsinogen
4) hormon gastrin yang berfungsi untuk merangsang sekresi
getah lambung
Fungsi HCl adalah:
1) menciptakan suasana asam
2) membunuh kuman-kuman yang masuk bersama makanan
terbunuh.
3) aktivator pepsinogen menjadi pepsin
4) merangsang membuka dan menutupnya sfinkter pilorus
5) merangsang sekresi getah usus

50
Gbr. lambung
Sumber : www.google.co.id

5. Usus Halus
Usus halus merupakan bagian dari saluran pencernaan yang
paling panjang (± 8,5 meter). Terdiri atas tiga bagian, yaitu:
1) doudenum atau usus duabelasjari, panjangnya ± 0,25 m
2) jejenum atau usus kosong, panjangnya ± 7 meter
3) ileum atau usus penyerapan, panjangnya 1 meter
Pencernaan yang terjadi di dalam usus halus berlangsung
secara kimiawi atau secara enzimatis. Makanan yang berbentuk
bubur masuk ke usus halus bersifat asam karena mengandung
HCl. Akibatnya akan merangsang sel-sel kelenjar usus untuk
mengeluarkan getah usus.
Getah usus mengandung hormon dan enzim, yaitu:
Hormon
1) hormon sekretin: yang merangsang pankreas untuk
mengeluarkan getah pankreas
2) hormon kolesistokinin: yang merangsang kantong empedu
untuk mengeluarkan getah empedu. Getah empedu berfungsi
mengemulsikan lemak sehingga mudah dicerna oleh lipase
menjadi asam lemak dan gliserol
Enzim

51
1) enterokinase : aktivator tripsinogen menjadi tripsin dan
erepsinogen menjadi erepsin
2) erepsinogen : memecah peptida menjadi asam amino
3) disakarase : memecah disakarida menjadi monosakarida. Ada
tiga macam disakarase, yaitu :
a) sukrase : memecah sukrosa menjadi fruktosa dan
glukosa
b) Maltase : memecah maltosa menjadi 2 molekul glukosa
c) Laktase : memecah laktosa menjadi galaktosa dan
glukosa
4) lipase : memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
Getah pankreas mengandung :
1) tripsinogen, oleh enterokinase akan diaktifkan menjadi tripsin,
yang selanjutnya berfungsi untuk memecah pepton menjadi
peptida dan asam-asam amino.
2) amilase pankreas (diastase), memecah amilum menjadi
disakarida
3) lipase pankreas (steapsin), memecah emulsi lemak menjadi
asam lemak dan gliserol
4) natrium hidrokarbonat (NaHC03) untuk menciptakan
lingkungan pH basa, sehingga ketiga enzim yang dihasilkan
pankreas akan bekerja dengan baik

Gbr. Usus halus


Sumber : www.google.co.id
6. Usus Besar
Makanan yang tidak berhasil dicerna, bersama-sama sel-sel

52
epitel usus yang rusak, akan menuju ke usus besar atau kolon
dan diubah menjadi menjadi faeces. Di sini sisa-sisa makanan
tersebut akan mengalami pembusukan dan pembentukan vitamin
K dengan bantuan Escherichia coli

Gbr. Usus Besar


Sumber : www.google.co.id
7. Rectum dan Anus

Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh.


Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada
bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot
spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot
spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot
lurik.

Gbr. Rectum dan Anus


Sumber : www.google.co.id

B. Organ Asesoris

53
1. Pankreas
Merupakan kelenjar yang strukturnya sama dengan kelenjar
ludah dengan memilliki panjang ± 15 cm

2. Hati
Merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh

Gbr. Hati
Sumber : www.google.co.id

3. Kantung Empedu
Merupakan sebuah kantong yang terletak di bawah kanan hati
atau lekukan permukaan bawah hati sampai di pinggiran depan
yang memiliki panjang 8-12 cm, dengan kapasitas 40-60 cm3.

54
Gbr. Kantung Empedu
Sumber : www.google.co.id

C. Proses Pencernaan
1. Ingesti
1) Memasukkan makanan kedalam rongga mulut
2) Memotong makanan menjadi potongan-potongan yang halus
( proses pengunyahan ).
3) Membasahi makanan dengan sekresi kelenjar salivarius/
kelenjar ludah
4) Menelan makanan (deglutition)

55
2. Digesti
Makanan yang telah ditelan didorong oleh gerakan
propulsive (pendorongan) melewati oropharynx dan esophagus
menuju lambung untuk diproses lebih lanjut oleh enzim pencernaan
dan asam lambung, meliputi
1) Tepung dipecah menjadi monosakarida oleh enzim amylase
2) Protein dipecah menjadi dipeptida dan asam amino oleh enzim
pepsin dan trypsin
3) Lemak dipecah menjadi monogliserida dan asam lemak bebas
oleh enzim lipase dan esterase

56
3. Absorbsi
Penyerapan monosakarida seperti glukosa, asam amino dan
monogliseri asam-asam lemak, air, bikarbonat, dan kalsium dari
lumen gastrointestinal ke aliran darah atau limfe

57
4. Defekasi
Pengeluaran sisa makanan yang tidak dicerna oleh tubuh
melalui anus dalam bentuk feces

58
59
BAB V
SISTEM ENDOKRIN

A. Pendahuluan
Sistem endokrin meliputi sistem dan alat yang mengeluarkan
hormon atau alat yang merangsang keluarnya hormon yang berupa
mediator kimia. Sistem endokrin berkaitan dengan sistem saraf,
mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bekerja
sama untuk mempertahankan homeostasis. Sistem endokrin bekerja
melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter
yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Kelenjar terdiri dari dua tipe yaitu endokrin dan eksokrin. Kelenjar
endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah. Kelenjar
endokrin terdapat pada pulau Langerhans, kelenjar gonad (ovarium dan
testis), kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid. Sedangkan
kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada
permukaan tubuh seperti kulit dan organ internal (lapisan traktus
intestinal-sel APUD).
Hormon berfungsi untuk membedakan sistem saraf pusat dan
sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang, merangsang
urutan perkembangan, mengkoordinasi sistem reproduksi, memelihara
lingkungan internal secara optimal dan melakukan respon korektif dan
adaptif ketika terjadi kedaruratan.
Terdapat dua klasifikasi pembagian hormon yaitu hormon yang larut
dalam air dan lemak. Hormon yang larut dalam air yaitu insulin,
glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH) dan gastrin. Hormon
yang larut dalam lemak yaitu steroid (estrogen, progesteron, testoteron,
aldosteron, glukokortikoid) dan tironin (tiroksin).

B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin


1. Hipothalamus

60
Hipotalamus terletak di batang otak (enchepalon). Hormon-
hormon hipotalamus terdiri dari :
1. ACRH : Adreno Cortico Releasing Hormon
ACIH : Adreno Cortico Inhibiting Hormon
2. TRH : Tyroid Releasing Hormon
TIH : Tyroid Inhibiting Hormon
3. GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon
GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon
4. PTRH : Paratyroid Releasing Hormon
PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon
5. PRH : Prolaktin Releasing Hormon
PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon
6. GRH : Growth Releasing Hormon
GIH : Growth Inhibiting Hormon
7. MRH : Melanosit Releasing hormon
MIH : Melanosit Inhibiting Hormon.

Hipotalamus sebagai bagian sistem endokrin mengontrol sintesa


dan sekresi hormon-hormon hipofise.

Hipotalamus

2. Kelenjar Hipofise
Hipofisis atau disebut juga glandula pituitaria terletak di sella
Tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii, berbentuk oval dengan
diameter kira-kira 1 cm. Terbagi menjadi lobus anterior dan
posterior. Terdiri dari adenohipofisis yang berasal dari orofaring dan

61
neurohipofisis yang berasal dari sistem kantong Ratke. (Ratke
adalah seorang ahli anatomi asal Jerman).
Hipofise dikenal sebagai master of gland karena kemampuan
hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol aktivitas kelenjar
endokrin lain.

Hipofisis Anterior

Hipofisis Posterior

3. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak di leher bagian depan tepat di bawah
kartilago krikoid, antara fasia koli media dan fasia prevertebralis. Di
dalam ruang yang sama juga terletak trakea, esofagus, pembuluh
darah besar dan saraf. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan
melingkarinya dua pertiga sampai tiga perempat lingkaran.
Keempat kelenjar paratiroid umumnya terletak pada permukaan
belakang kelenjar tiroid.
Pada orang dewasa berat tiroid kira-kira 18 gram. Terdapat
dua lobus kanan dan kiri yang dibatasi oleh isthmus. Masing-
masing lobus memiliki ketebalan 2 cm lebar 2,5 cm dan panjang 4

62
cm. Terdapat folikel dan para folikuler. Mendapat sirkulasi dari arteri
tiroidea superior dan inferior dan dipersarafi oleh saraf adrenergik
dan kolinergik.
Pembuluh darah besar yang terdapat dekat kelenjar tiroid
adalah arteri karotis komunis dan arteri jugularis interna.
Sedangkan saraf yang ada adalah nervus vagus yang terletak
bersama di dalam sarung tertutup di laterodorsal tiroid. Nervus
rekurens terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu
tiroksin (T4) atau Tetra Iodotironin. Bentuk aktif hormon ini adalah
triyodotironin (T3) yang sebagian besar berasal dari konversi
hormon T4 di perifer dan sebagian kecil langsung dibentuk oleh
kelenjar tiroid. Yodida inorganik yang diserap dari saluran cerna
merupakan bahan baku hormon tiroid. Yodida inorganik mengalami
oksidasi menjadi bentuk organik dan selanjutnya menjadi bagian
dari tirosin yang terdapat dalam tiroglobulin sebagai
monoyodotirosin (MIT).
Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh kadar hormon
perangsang tiroid yaitu Thyroid Stimulating Hormon (TSH) yang
dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Kelenjar ini secara
langsung dipengaruhi dan diatur aktifitasnya oleh kadar hormon
tiroid dalam sirkulasi yang bertindak sebagai umpan balik negatif
terhadap lobus anterior hipofisis dan terhadap sekresi hormon
pelepas tirotropin (Thytotropine Releasing Hormon (TRH) dari
hipotalamus.
Kelenjar tiroid juga mengeluarkan kalsitonin dari sel
parafolikuler. Kalsitonin adalah polipeptida yang menurunkan kadar
kalsium serum dengan menghambat reabsorbsi kalsium dan tulang.

Fungsi hormon tiroid :


1) Mengatur laju metabolisme tubuh

63
2) Pertumbuhan testis,saraf ,dan tulang
3) Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
4) Menambah kekuatan kontraksi otot dan irama jantung
5) Merangsang pembentukan sel darah merah
6) Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan,sebagai
kompensasi tubuh terhadap kebutuhan Oksigen akibat
metabolisme
7) Antagonis insulin.

Kelenjar Tiroid

4. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid tumbuh di dalam endoderm menempel
pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid yang
berjumlah 4 buah terdiri dari chief cells dan oxyphill cells. Kelenjar
paratiroid berwarna kekuningan dan berukuran kurang lebih 3 x 3 x
2 mm dengan berat keseluruhan sampai 100 mg.
Kelenjar paratiroid mensintesa dan mengeluarkan hormon
paratiroid (Parathyroid Hormon,PTH). Sintesis PTH dikendalikan
oleh kadar kalsium dalam plasma. Sintesis PTH dihambat apabila
kadar kalsium rendah.PTH bekerja pada tiga sasaran utama dalam
pengendalian homeostasis kalsium,yaitu di ginjal, tulang dan usus.
Di dalam ginjal PTH meningkatkan reabsorbsi kalsium. Di tulang
PTH merangsang aktifitas osteoplastik sedangkan di usus PTH
meningkatkan absorbsi kalsium.

64
Kelenjar Paratiroid

5. Kelenjar Adrenal / Suprarenalis


Kelenjar adrenal terletak di kutub atas kedua ginjal. Kelenjar
suprarenal atau kelenjar anak ginjal menempel pada ginjal. Terdiri
dari dua lapis yaitu bagian korteks dan medula.
Korteks adrenal mensintesa 3 hormon,yaitu :
1. Mineralokortikoid (aldosteron)
2. Glukokortikoid
3. Androgen
Mineralokortikoid (aldosteron) berfungsi mengatur
keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium dan
eksresi kalium. Membantu dalam mempertahankan tekanan darah
normal dan curah jantung.
Glukokortikoid (kortisol) berfungsi dalam metabolisme
glukosa (glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa
darah, metabolisme cairan dan elektrolit, inflamasi dan imunitas
terhadap stressor.
Hormon seks (androgen dan estrogen). Kelebihan pelepasan
androgen mengakibatkan virilisme (penampilan sifat laki-laki secara
fisik dan mental pada wanita) dan kelebihan pelepasan estrogen
mengakibatkan ginekomastia dan retensi natrium dan air.

65
Kelenjar Adrenal

6. Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas terletak di retroperitoneal rongga
abdomen atas dan terbentang horizontal dari cincin duodenal ke
lien. Panjangnya sekitar 10-20 cm dan lebar 2,5-5 cm. Mendapat
asupan darah dari arteri mesenterika superior dan splenikus.
Kelenjar pankreas berfungsi sebagai endokrin dan eksokrin.
Sebagai organ endokrin karena di pankreas terdapat pulau-pulau
Langerhans yang terdiri dari 3 jenis sel yaitu sel beta (B) 75 %,sel
alfa (A) 20 %,dan sel delta (D) 5 %.Sekresi hormon pankreas
dihasilkan oleh pulau Langerhans. Setiap pulau Langerhans
berdiameter 75-150 mikron.
Sel alfa menghasilkan glukagon dan sel beta merupakan
sumber insulin, sedangkan sel delta mengeluarkan somatostatin,
gastrin dan polipeptida pankreas. Glukagon juga dihasilkan oleh
mukosa usus menyebabkan terjadinya glikogenesis dalam hati dan
mengeluarkan glukosa ke dalam aliran darah. Fungsi insulin
terutama untuk memindahkan glukosa dan gula lain melalui
membran sel ke jaringan utama terutama sel otot, fibroblast dan
jaringan lemak. Bila tidak ada glukosa maka lemak akan digunakan
untuk metabolisme sehingga akan timbul ketosis dan acidosis.
Dalam meningkatkan kadar gula dalam darah, glukagon
merangsang glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa)
dan meningkatkan transportasi asam amino dari otot serta

66
meningkatkan glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari yang
bukan karbohidrat). Dalam metabolisme lemak, glukagon
meningkatkan lipopisis (pemecahan lemak).
Efek anabolik dari hormon insulin adalah sebagai berikut :
- Efek pada hepar : meningkatkan sintesa dan penyimpanan
glukosa, menghambat glikogenolisis, glukoneogenesis dan
ketogenesis meningkatkan sintesa trigelicerida dari asam lemak
bebas di hepar.
- Efek pada otot : meningkatkan sintesis protein, meningkatkan
transfortasi asam amino dan meningkatkan glikogenesis.
- Efek pada jaringan lemak : meningkatkan sintesa trigelicerida
dari asam lemak bebas, meningkatkan penyimpanan
trigelicerida dan menurunkan lipopisis.

Kelenjar Pankreas

7. Kelenjar Gonad
Kelenjar gonad terbentuk pada minggu-minggu pertama
gestasi dan tampak jelas pada minggu pertama. Keaktifan kelenjar
gonad terjadi pada masa prepubertas dengan meningkatnya
sekresi gonadotropin (FSH dan LH).
Testis terdiri dari dua buah dalam skrotum.Testis mempunyai
duafungsi yaitu sebagai organ endokrin dan
reproduksi.Menghasilkan hormon testoteron dan estradiol di bawah
pengaruh LH. Efek testoteron pada fetus merangsang diferensiasi

67
dan perkembangan genital ke arah pria.Pada masa pubertas akan
merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti
perkembangan bentuk tubuh,distribusi rambut tubuh,pembesaran
laring,penebalan pita suara,pertumbuhan dan perkembangan alat
genetalia.
Ovarium berfungsi sebagai organ endokrin dan
reproduksi.Sebagai organ endokrin ovarium menghasilkan sel telur
(ovum) yang setiap bulannya pada masa ovulasi siap dibuahi
sperma.Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi
perkembangan seks sekunder,menyiapkan endometrium untuk
menerima hasil konsepsi serta mempertahankan laktasi.

Kelenjar Gonad
8. Kelenjar Thimus
Merupakan organ Lymphoid yang terdiri dari 2 bagian /
lobus. Kelenjar ini terletak dibelakang sternum pada bagian depan
rongga mediastinum (ruangan pada bagian tengah rongga dada),
bifurcation (percabangan) trochea. Berat kelenjar ini pada bayi kira-
kira 10 gram. Ukuran tersebut akan bertambah setelah masa
remaja sampai mencapai 30 – 40 gram. Tetapi setelah dewasa
ukurannya akan mengecil. Hal tersebut kemungkinan disebabkan
oleh adanya aktivitas hormone steroid adrenal. Kelenjar timus
menghasilkan satu bahan yang berperan dalam perkembangan sel
induk limfosituntuk mempertahankan kekebalan tubuh.

68
Kelenjar Thimus
9. Kelenjar Pineal
Terletak pada otak tengah (midbrain), berada diantara
hemisphere cerebral otak pada bagian posterior ventikel III.
Kelenjar pineal menghasilkan suatu substansi sekresi yang disebut
melatonin. Hormon ini belum banyak diketahui kemungkinan
berperan dalam pengaturan waktu haid dan berperan dalam
pemartagan kelenjar kelamin.

Kelenjar Pineal

69
BAB VI
SISTEM KEKEBALAN TUBUH

A. Pendahuluan
Salah satu sistem terpenting yang terus menerus melakukan
tugas dan kegiatan dan tidak pernah melalaikan tugas-nya adalah
sistem kekebalan tubuh atau biasa kita sebut dengan sistem imun.
Sistem ini melindungi tubuh sepanjang waktu dari semua jenis
penyerang yang berpotensi menimbulkan penyakit pada tubuh kita.
Ia bekerja bagi tubuh bagaikan pasukan tempur yang mempunyai
persenjataan lengkap. Setiap sistem, organ, atau kelompok sel di
dalam tubuh mewakili keseluruhan di dalam suatu pembagian kerja
yang sempurna.
Sistem imun diperlukan sebagai pertahanan tubuh terhadap
infeksi. Berbagai komponen system imun bekerja sama dalam
sebuah respon imun. Apabila seseorang secara imunologis
terpapar pertama kali dengan antigen kemudian terpapar lagi
dengan antigen yang sama, maka akan timbul respon imun
sekunder yang lebih efektif. Reaksi tersebut dapat berlebihan dan
menjurus ke kerusakan individu mempunyai respon imun yang
menyimpang.Sistem kekebalan tubuh sangat mendasar
peranannya bagi kesehatan, tentunya harus disertai dengan pola
makan sehat, cukup berolahraga, dan terhindar dari masuknya
senyawa beracun ke dalam tubuh. Kondisi sistem kekebalan tubuh
menentukan kualitas hidup.
Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri,
virus, parasit, radiasi matahari, dan polusi. Stress emosional atau
fisiologis dari kejadian ini adalah tantangan lain untuk
mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita dilindungi oleh
system pertahanan tubuh.

70
Sistem imun adalah system perlindungan pengaruh luar
biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu
organisme.Gejala menurunnya daya tahan tubuh sering kali
terabaikan sehingga timbul berbagai penyakit infeksi. Sejak
dasawarsa 1960 perhatian terhadap teknik imunisasi makin
meningkat. Dewasa ini, imunisasi telah menjadi amat terkenal
sebagai metoda pilihan untuk penentuan analit secara kuantitatif.
Imunisasi telah masuk ke dalam banyak cabang dan disiplin dari
penelitian ilmiah terutama yang berkaitan dengan subyek biologis.

B. Fungsi Sistem Imun


1. Pembentuk kekebalan tubuh.
2. Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang
masuk ke dalam tubuh.
3. Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan patogen yang
membahayakan.
4. Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh

C. Organ Yang Terlibat Dalam Sistem Kekebalan Tubuh


1. Organ Limfatik Primer
a. Thimus
Suatu jaringan limfatik yang terletak di sepanjang
trakea di rongga dada bagian atas. Fungsinya memproses
limfosit muda menjadi T limfosit

Kelenjar Thimus

71
b. Sumsum Tulang
Jaringan lunak yang ditemukan pada rongga interior
tulang yang merupakan tempat produksi sebagian besar sel
darah baru. Sumsum tulang merupakan jaringan limfatik
karena memproduksi limfosit muda yang akan diproses
pada timus atau tempat-tempat lainnya untuk menjadi
limfosit T atau limfosit B

Sumsum Tulang Belakang

2. Organ Limfatik Sekunder


a. Tonsil
Jaringan lymphatic yang terdiri dari kumpulan-kumpulan
limposit .Fungsi : Memproduksi lymphatic dan antibodi yang
kemudian akan masuk ke dalam cairan lymph.
Tonsil terletak pada :
1) Dinding dalam nosopharynx (tonsila pharingea )
2) Fosa tonsilaris di samping-belakang lidah (tonsil palatina)
3) Di bawah lidah (tonsila liqualis)
Tonsil bukan merupakan kelenjar karena tidak memiliki
pembuluh lymph afferent, oleh sebab itu tonsil tidak
menyaring cairan lympha.

Tonsil

72
b. Nodus Limfa

Nodus Limfa

Adalah titik di sepanjang pembuluh limfa yang


memiliki ruang (sinus) yang mengandung limfosit dan
makrofag.
Nodus limfa berfungsi sebagai:
Penyaring mikroorganisme dalam limfe ketika cairan
tersebut melewati nodus. Jadi bila jaringan terinfeksi, nodus
limfatik bisa menjadi bengkak dan nyeri bila ditekan. Apabila
infeksinya ringan, imfeksi tersebut akan diatasi oleh sel-sel
nodus sehinggar nyeri serta bengkak mereda. Apabila
infeksinya berat, organesme penyebab infeksi akan
menyebabkan peradangan akut dan destruksi sehingga
terbentuklah abses di dalam nodus tersebut. Apabila bakteri
tidak berhasil dirusak oleh nodus, bakteria tersebut dapat
masuk ke dalam aliran limfe dan menginfeksi sirkulasi
sistemik dan menimbulkan septikemia. (3)
1. Memproduksi limfosit baru untuk aliran darah. Sel-sel di
dalam nodus bermultiplikasi secara konstan dan sel-sel
yang baru terbentuk akan dibawa oleh cairan limfe.
2. Nodus dapat memproduksi beberapa antibodi dan
antitoksin untuk mencegah infeksi.

73
Limpa

Limpa ialah sebuah kelenjar berwarna ungu tua yang


terletak di sebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri
di bawah iga kesembilan, sepuluh, dan sebelas. Limpa
berdekatan pada fundus dan permukaan luarnya menyentuh
diafragma. Limpa menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon di kiri
atas, dan ekor pankreas.
Limpa terdiri atas struktur jaringan ikat . Diantara
jalinan-jalinan itu terbentuk isi limpa atau pulpa yang terdiri
atas jaringan limfe dan sejumlah besar sel darah. Limpa
dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan kolagen dan
elastis yang terdiri dan beberapa serabut otot halus. Serabut
otot halus ini berperram- seandainya ada- sangat kecil bagi
limpa manusia. Dari kapsul itu keluar tajuk-tajuk trabekulae
yang masuk ke dalam jaringan limpa dan membaginya ke
dalam beberapa bagian.
Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui
hilum yang berada di permukaan dalam. Pembuluh-
pembuluh darah itu menuangkan isinya langsung ke dalam
pulpa, sehingga darahnya dapat bercampur dengan unsur-
unsur limpa dan tidak seperti pada organ-organ yang lain
dipisahkan oleh pembuluh darah. Disini tidak terdapat sistem

74
kapiler biasa. Tetapi langsung berhubungan dengan sel-sel
limpa. Darah yang mengalir dalam limpa dikumpulkan lagi
oleh sistem sinus yang bekerja seperti vena dan yang
mengantarkannya ke dalam cabang-cabang vena. Cabang-
cabang ini bersatu dan membentuk vena limpa (vena
lenalis). Vena ini membawa darahnya masuk ke peredaran
gerbang (peredaran portal) dan diantarkan ke hati.

Fungsi limpa :
1. Sewaktu masa janin limpa membentuk sel darah merah
dan mungkin pada orang dewasa juga masih
mengerjakannya bila sumsum tulang rusak.
2. Sel darah merah yang sudah rusak dipisahkan dari
sirkulasi.
3. Limpa juga menghasilkan limfosit.
4. Diperkirakan juga limpa bertuigas menghancurkan sel
darah putih dan trombosit.
5. Sebagai bagian dari sistema retikulo endoteleal ,limpa
juga terlibat dalam perlindungan terhadap penyakit dan
menghasilkan zat-zat antibodi. (10)

75
Sistem Imunitas

D. Sistem Pertahanan Tubuh


1. Pertahanan Spesifik
Dikatakan spesifik karena hanya terbatas pada satu
mikroorganisme dan tidak memberikan proteksi terhadap
mikroorganisme yang tidak berkaitan. Pertahanan ini di dapat
melalui pejanan terhadap agen infeksi spesifik sehingga
jaringan tubuh membentuk system imun.
Komponen sistem imun yang paling utama adalah pada
bagian ini yaitu leukosit.
Kekebalan tubuh yang didapat dibagi menjadi dua , yaitu :
a. Kekebalan Humoral
Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan
oleh sel limfosit B dengan atau tanpa bantuan sel
imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan
oleh imunoglobulin yang disekresi oleh sel plasma. Terdapat
lima kelas imunoglobulin yang kita kenal, yaitu IgM, IgG, IgA,
IgD, dan IgE.

Pembentukan kekebalan humoral dilakukan setelah


respon imun non-spesifik berhasil dilakukan.

76
1) Fragmen antigen yang telah difagositosis tidak dicerna
oleh sel fagosit.
2) Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel fagosit
untuk diambil pesannya oleh sel T helper melalui molekul
MHC kelas II.
3) Pesan mengenai fragmen antigen kemudian dikirimkan
oleh sel T helper kepada sel B. Sel limfosit B akan
membentuk kekebalan humoral dengan membelah diri.
Macam-macam sel limfosit B :
1) Sel B memori, diprogram untuk mengingat dan mengenali
antigen spesifik apabila menyerang tubuh sewaktu-
waktu.
2) Sel B plasma, mensekresikan antibodi dan hidup selama
4-5 hari.

b. Kekebalan yang Dimediasi Sel


Pembentukan kekebalan diperantarai sel dilakukan
jika respon imun non-spesifik gagal menahan antigen masuk
ke tubuh.
Kekebalan diperantarai sel dibentuk dari mekanisme
penghancuran antigen oleh sel limfosit T.
1) Antigen yang lolos dari sel fagosit akan difagositosis oleh
sel-sel tubuh.
2) Yang telah difagositosis tidak dicerna oleh sel-sel tubuh.
3) Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel tubuh
untuk diambil pesannya oleh sel T sitotoksik melalui
molekul MHC kelas I.
Sel limfosit T akan membentuk kekebalan diperantarai
sel dengan melisis sel tubuh yang diserang sehingga
mengalami apoptosis. Kekebalan ini tidak menghasilkan
antibodi.

77
Macam-macam sel limfosit T:
1) Sel T memori, diprogram untuk mengingat dan mengenali
antigen spesifik apabila menyerang tubuh sewaktu-waktu.
2) Sel T helper , mengontrol pembelahan sel B,
pembentukan antibodi dan aktivasi sel T.
3) Sel T sitotoksik (pembunuh), melisis sel tubuh yang
diserang antigen.
4) Sel T supresor, menurunkan respon imun yang lebih dari
cukup
2. Pertahanan Non Spesifik
Dikatakan tidak spesifik karena berlaku untuk semua
organisme dan memberikan perlindungan umum terhadap
berbagai jenis agent. Secara umum pertahanan tubuh non
spesifik ini terbagi menjadi pertahanan fisik, mekanik dan
kimiawi.
Lapisan pertahanan tubuh non spesifik dibagi menjadi
dua, yaitu :
a. Lapisan Pertama
1) Pertahanan Fisik
Pertahanan tubuh non spesifik dengan pertahanan fisik
dalam tubuh manusia antara lain adalah:
a) Kulit, kulit yang utuh menjadi salah satu garis
pertahanan pertama karena sifatnya yang permeable
terhadap infeksi berbagai organisme.

78
b) Asam laktat, dalam keringat dan sekresi sebasea
dalam mempertahankan pH kulit tetap rendah,
sehingga sebagian besar mikroorganisme tidak
mampu bertahan hidup dalam kondisi ini.
c) Cilia, mikroorganisme yang masuk saluran nafas
diangkut keluar oleh gerakan silia yang melekat pada
sel epitel.
d) Mukus, membrane mukosa mensekresi mucus untuk
menjebak mikroba dan partikel asing lainnya serta
menutup masuk jalurnya bakteri/virus.
e) Granulosit, mengenali mikroba organisme sebagai
musuh dan menelan serta menghancurkan mereka.

Leukosit
f) Proses inflamasi, invasi jaringan oleh mikroorganisme

79
merangsang respon inflamasi pada tubuh dengan
tanda inflamasi yaitu kemerahan, panas,
pembengkakan, nyeri, hilangnya fungsi, dan
granulosit dan mikroorganisme nosit keluar
2) Pertahanan Mekanik
Pertahanan tubuh non spesifik dengan cara
pertahanan mekanik antara lain adalah:
a) Bersin, reaksi tubuh karena ada benda asing
(bakteri, virus, benda dan lain-lain yang masuk
hidung) reaksi tubuh untuk mengeluarkan dengan
bersin.
b) Bilasan air mata, saat ada benda asing produksi air
mata berlebih untuk mengeluarkan benda tersebut.
c) Bilasan saliva, kalau ada zat berbahaya produksi
saliva berlebih untuk menetralkan.
d) Urin dan feses, jika berlebih maka respon tubuh
untuk segera mengeluarkannya.

3) Pertahanan Kimiawi
Pertahanan tubuh non spesifik dengan cara kimiawi
antara lain adalah:
a) Enzim dan asam dalam cairan pencernaan berfungsi
sebagai pelindung bagi tubuh.
b) HCL lambung, membunuh bakteri yang tidak tahan
asam.
c) Asiditas vagina, membunuh bakteri yang tidak tahan
asam.
d) Cairan empedu, membunuh bakteri yang tidak tahan
asam.

b. Lapisan Kedua

80
1) Seluler
a) Natural Kiler
Adalah leukosit yang berjaga di sistem peredaran darah
dan limfatik. Sel ini mampu melisis sel kanker dan sel
terinfeksi virus.
b) Sel fagosit
Sel fagosit terdiri atas neutrofil, monosit dan makrofag.
Sel fagosit menghancurkan antigen dengan mekanisme
fagositosis.
2) Interferon
Interferon adalah protein yang dihasilkan sel tubuh
yang diserang virus. Interferon berfungsi memperingatkan
sel lain di sekitarnya akan bahaya suatu antigen.
Interferon mampu menghambat jumlah sel yang terinfeksi,
karena mengubah sel di sekitarnya menjadi tidak dikenali
antigen
3 ) Inflamasi
Adalah peradangan jaringan yang merupakan reaksi
cepat terhadap suatu kerusakan.
Fungsi inflamasi:
a) Membunuh antigen yang masuk.
b) Mencegah penyebaran infeksi.
c) Mempercepat proses penyembuhan

E. Reaksi Hipersensitifitas
Adalah suatu respon imun yang tidak diinginkan yang dapat
menyebabkan kerusakan jaringan sebagai akibat paparan (antigen)
terhadap substrat yang secara intrinsik sebenarnya tidak
berbahaya.

81
Penggolongannya menurut Gells dan Coombs , yaitu :
Penggolongan Contoh
Drug allergy
Immediate (termasuk
Tipe I
Hypersentivity anaphylaxis shock)
Hay fever
Antibody mediated
Tipe II Anemia hemolitik
cytotoxicity
Immune
Tipe III Auto imun
compleks

Cell-mediated Dermatitis kontak,


Tipe IV
Hypersentivity TBC

82
BAB VII
SISTEM REPRODUKSI

I. Sistem Reproduksi Wanita


A. Organ Reproduksi Wanita

Organ Reproduksi Wanita


1. Genetalia Eksterna
a) Mons veneris (Tundun)
Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari
jaringan dan lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis
hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak,
terletak di atas simfisis pubis
b) Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk
lonjong. Kedua bibir ini bertemu di bagian bawah dan
membentuk perineum. Labia mayora bagian luar tertutp
rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada
mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa rambut,
merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea
(lemak). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa à
panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada

83
anak-anak dan nullipara kedua labia mayora sangat
berdekatan.
c) Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir
besar (labia mayora), tanpa rambut. Setiap labia minora
terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna
kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu
membentuk preputium dan frenulum clitoridis, sementara
bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina
bawahnya akan bersatu membentuk fourchette
d) Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang
bersifat erektil. Glans clitoridis mengandung banyak
pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat
sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari
glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata
tidak melebihi 2 cm.
e) Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia
minora). Pada vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu
orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara
kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar
paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk
mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan
seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya
bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri
patogen
f) Himen (selaput dara)
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis
ini yang menutupi sabagian besar dari liang senggama, di
tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat

84
mengalir keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing
wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan
sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak,
lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui
satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat
terjadi robekan, biasanya pada bagian posterior
g) Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang
lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator ani
dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk
menjaga kerja dari sphincter ani
2. Genetalia Interna
a) Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang
menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan
muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter
ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat
dikendalikan. Vagina terletak antara kandung kemih dan
rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan
dinding belakangnya sekitar 11 cm. Bagian serviks yang
menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri
membagi puncak (ujung) vagina menjadi:
1) Forniks anterior -Forniks dekstra
2) Forniks posterior -Forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang
menghasilkan asam susu dengan pH 4,5. keasaman
vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
1) Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan
darah menstruasi.
2) Alat hubungan seks (koitus).

85
3) Jalan lahir pada waktu persalinan (partus).
b) Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis
minor diantara kandung kemih dan rektum. Dinding
belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium,
sedangkan bagian bawah berhubungan dengan kandung
kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang
merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna
(arterihipogastrika interna). Bentuk uterus seperti bola
lampu dan gepeng.
1) Korpus uteri : berbentuk segitiga
2) Serviks uteri : berbentuk silinder
3) Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak
diatas kedua pangkal tuba.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga
beberapa ligamentum, jaringan ikat dan parametrium.
Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas.
Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9
cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat
menahan beban hingga 5 liter.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
1) Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian
luar uterus. Merupakan penebalan yang diisi jaringan
ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf.
Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding
abdomen.
2) Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu
lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Pada
lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman

86
serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh
pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut
otot ini membentuk angka delapan sehingga saat terjadi
kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan
demikian pendarahan dapat terhenti.
Makin kearah serviks, otot rahim makin
berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian
rahim yang terletak antara osteum uteri internum
anatomikum, yang merupakan batas dari kavum uteri
dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum
(dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri
menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus
uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan
meregang saat persalinan.
3) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang
merupakan muara dari kelenjar endometrium. Variasi
tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir
endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal
dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi
endometrium mengalami perubahan menjadi desidua,
sehingga memungkinkan terjadi implantasi
(nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan
bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus,
sehingga dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus
dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim
sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-
otot panggul. Ligamentum yang menyangga uterus
adalah:
a) Ligamentum latum ; Ligamentum latum seolah-olah
tergantung pada tuba fallopii.

87
b) Ligamentum rotundum (teres uteri)
i.Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
ii. Fungsinya menahan uterus dalam posisi
antefleksi.
c) Ligamentum infundibulopelvikum
Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
d) Ligamentum kardinale Machenrod
i.Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke
kiri.
ii. Tempat masuknya pembuluh darah menuju
uterus.
e) Ligamentum sacro-uterinum
Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale
Machenrod menuju os.sacrum.
f) Ligamentum vesiko-uterinum
Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga
dapat mengikuti perkembangan uterus saat hamil
dan persalinan
c) Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan
panjang 12 cm dan diameternya antara 3 sampai 8 mm.
fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum
yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari
spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya
konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan
hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap
melakukan implantasi
d) Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak
kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterina dan terikat di
sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap

88
bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum
dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14)
siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de
graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita
memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di
dalam ovariumnya, bila habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3
fungsi:
i. Memproduksi ovum
ii. Memproduksi hormone estrogen
iii. Memproduksi progesterone
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun
dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang
mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan
hormone terpenting pada wanita. Pengeluaran hormone
ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita
seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut
pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi
pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut
menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena
folikel graaf belum melepaskan ovum yang disebut
ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan
pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda seks
sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah
teratur dengan interval 28-30 hari yang berlangsung
kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai
kematangan organ reproduksi wanita.

89
B. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
Hormon Reproduksi pada wanita :
1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan
sel-sel folikel sekitar sel ovum.
2. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi
hormone LH.
3. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi
(yaitu proses pematangan sel ovum).
4. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat
sekresi FSH dan LH

C. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi terbagi menjadi 4. Wanita yang sehat dan
tidak hamil, setiap bulan akan mengeluarkan darah dari alat
kandungannya.
1. Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium
terlepas dari rahim dan adanya pendarahanselama 4 hari.
2. Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses
terbentuknya endometrium secara bertahap selama 4 hari
3. Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium
dan kelenjar tumbuhnya lebih cepat.
4. Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan
adanya penimbunan glikogen guna mempersiapkan
endometrium.

90
D. Hormon-Hormon Reproduksi
1) Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari
estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah
estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri
perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan
payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga
berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks
dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma
2) Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone
mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat
menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus
dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai
plasenta dapat membentuk hormon HCG.
3) Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus
diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl

91
stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi,
maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus
sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun
sebaliknya.
4) FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing
Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang
diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH
akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang
matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan
menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu
oleh LH
5) LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating
Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH,
LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan
sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di
pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum
pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya
juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap
fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam).
Kerja sangat cepat dan singkat
6) HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh
jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat
sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar
100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua
(sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir
trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan

92
produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa
kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik.
Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai
tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes
Pack, dsb).
7) LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu /
meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar
payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi
pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus
luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga
Oogenesis
Dari kira-kira 2 juta oosit pada dua ovarium hanya 400 buah
yang akan menjadi folikel matang. Folikel matang berupa kantung
kecil dengan dinding sel-sel epitel di dalam berisi satu sel telur.
Folikel menghasilkan hormon estrogen. Tiap bulan dilepas satu
ovum dari sebuah folikel mulai dari seorang wanita mengalami
puber sampai menopause. Setiap ovarium menghasilkan sekitar
20.000 folikel matang. Sekitar 400.000 dari dua ovarium dapat
mematangkan sel telur selama wanita melewati masa subur.
Folikel lainnya mengalami degenerasi. Oogenesis dan ovulasi
terjadi sekali dalam sebulan, bergiliran antara ovarium kiri dan
ovarium kanan. Proses oogenesis hampir sama dengan proses
spermatogenesis. Tahapnya dapat kita lihat pada Gambar berikut.

93
Oogenesis

Di dalam ovarium terdapat sel-sel induk yang disebut


oogonium. Oogonium berkembang menjadi oosit primer. Oosit
primer mengalami pembelahan secara meiosis menjadi 2 sel
baru yang disebut oosit sekunder. Akan tetapi, ukuran kedua
sel baru ini tidak sama, yang berukuran besar tetap oosit
sekunder, yang berukuran kecil disebut polosit primer atau
badan kutub I. Selanjutnya oosit sekunder dan polosit I yang
sudah haploid mengalami pembelahan sekali lagi, masing-
masing menjadi dua sel baru. Oosit sekunder menjadi ootid
(n) dan polosit II, sedangkan polosit primer menjadi 2 polosit
II. Lihatlah pada Gambar, ootid berukuran paling besar. Dari
keempat buah sel baru tersebut, hanya ootid yang
berkembang menjadi ovum dan fungsional. Tiga sel kutub
atau polosit mengalami degenerasi. Perlu diketahui bahwa
sejak bayi perempuan masih berada di dalam kandungan,
ovariumnya telah aktif memulai oogenesis sampai tahap
metafase II. Setelah itu inaktif sampai perempuan mencapai
pertumbuhan yang siap untuk mengalami menstruasi dan
menjadi ibu secara biologis. Pada perempuan yang beranjak
remaja, pematangan sel telur dalam folikel hanya melanjutkan

94
tahap telofase II
II. Sistem Reproduksi Pria
A. Organ Reproduksi Pria
1. Genetalia Eksterna
a. Penis
Penis terdiri dari : Akar (menempel pada didnding perut),
Badan (merupakan bagian tengah dari penis), Glans penis
(ujung penis yang berbentuk seperti kerucut)., Lubang uretra
(saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di
umung glans penis. Dasar glans penis disebut korona. Pada
pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium)
membentang mulai dari korona menutupi glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan
erektil : 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus
kavernosus, terletak bersebelahan. Rongga yang ketiga
disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga
tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku
dan tegak (mengalami ereksi).
b. Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi
dan melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai
sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma
terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang
sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot
kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau
mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari
tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke
tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).
c. Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun
dan terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih

95
rendah dari testis kanan. Testis menghasilkan Follicle
Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH)
juga hormon testosterone. Fungsi testis, terdiri dari :
1) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa,
dilakukan di Tubulus seminiferus.
2) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel
interstial (sel leydig).

2. Genetalia Interna
a. Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma
dari epididimis. Saluran ini berjalan ke bagian belakang
prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus
ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah
dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan
membentuk korda spermatika
b. Uretra
Uretra memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai bagian dari sistem
kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih dan
bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen
c. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam
pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari uretra. Biasanya
ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan
dengan pertambahan usia. Prostat mengeluarkan sekeret
cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran
prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi
urin. Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri
dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
1) Lobus posterior
2) Lobus lateral

96
3) Lobus anterior
4) Lobus medial
Fungsi Prostat : Menambah cairan alkalis pada cairan
seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa
terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina.
Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang
memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan
kelenjar prostat
d. Vesikula seminalis
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang
merupakan sumber makanan bagi sperma. Cairan ini
merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang
membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari
kelenjar lendir di dalam kepala penis. Fungsi Vesika
seminalis adalah mensekresi cairan basa yang mengandung
nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan semen.
e. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm
terletak sepanjang atas tepi dan belakang dari testis.
Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup
kutup testis, badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi
oleh lapisan visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi
lapisan parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat,
spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan bagian dari
kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20
cm, berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan
bermuara di duktus epididimis tempat spermatozoa
disimpan, masuk ke dalam vas deferens
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar
testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi, dan

97
memproduksi semen.
f. Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis,
kemudian duktus ini berjalan masuk ke dalam rongga perut
terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih
akhirnya bergabung dengan saluran vesika seminalis dan
selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di
prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm.
Bangunan Penyokong atau Penyambung
Funikulus Spermatikus: Bagian penyambung yang berisi duktus
seminalis, pembuluh limfe, dan serabut-serabut saraf.

Struktur Sperma
Sperma diproduksi di testis, organ reproduksi pria. Pria
mulai memproduksi sperma saat pubertas (kurang lebih usia 15
tahun), dan sebagian besar pria mempunyai sperma dewasa
sampai usia tua. Sperma diproduksi sebanyak 300 juta per hari,
dan mampu bertahan hidup selama 48 jam setelah ditempatkan
di dalam vagina sang wanita. Rata-rata volume air mani untuk
setiap ejakulasi adalah 2.5 sampai 6 ml, dan rata-rata jumlah
sperma yang diejakulasikan adalah 40-100 juta per ml.
Spermatozoa masak terdiri dari :
1) Kepala (caput), terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya
sedikit sitoplasma, mengandung inti (nukleus) dengan
kromosom dan bahan genetiknya. Pada bagian membran
permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal
yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim
hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk
menembus lapisan pelindung ovum.
2) Leher (cervix), menghubungkan kepala dengan badan.
3) Badan (corpus), banyak mengandung mitokondria yang

98
berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan
sperma.
4) Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa
masak ke dalam vas deferen dan ductus ejakulotoris.

B. Fisiologi Sistem Reproduksi Pria


1. Hormon pada Laki-laki
a. FSH : Menstimulir spematogenesis.
b. LH : Menstimulir Sel Interstial Leydig untuk memproduksi
Testosteron.
c. Testosteron : Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-
laki terutama organ seks sekundernya.
Efek hormon testoteron pada pria :
Sebelum lahir:
1) Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
2) Mendorong penurunan testis ke skrotum
Efek reproduksi : untuk pertumbuhan dan pematangan organ
reproduksi, penting dalam spermatogenesis, serta untuk
pertumbuhan tanda kelamin sekunder

Spermatogenesis

Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia


menjadi spermatozoa. Berlangsung 64 hari. Spermatogonia
berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer
menjadi spermatozit sekunder. Spermatozit sekunder berkembang

99
menjadi spermatid. Tahap akhir spermatogenesis adalah
pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran
spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala,
badan dan ekor.

Sumber :
http://sandurezu.files.wordpress.com/2010/06/spermatogenesis.jpg
Gambar Proses Spermatogenesis dalam Tubulus Seminiferus

Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut


spermatogenesis. Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus.
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal
melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan
untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di
tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan
jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang
berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus
seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis).
Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis.

100
Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal
(sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium =
tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar
sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus
membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari
spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan
tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa
atau spermatogonium, sel Sertoli, dan sel Leydig. Sel Sertoli
berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel Leydig
yang terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi
menghasilkan testosteron.
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja
beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:
1) LH (Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig untuk
menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas,
androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin
sekunder.
2) FSH (Folicle Stimulating Hormone) merangsang sel Sertoli
untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai proses
spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi
spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis
terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama
2 hari.

Proses Spermatogenesis :
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :
1) Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis
berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer.

101
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat
melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis.
Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan
berkembang menjadi spermatosit primer. Spermatogonia yang
bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom
berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal
yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A
membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B.
Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini
akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat
diploid
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n)
pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit
akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2) Tahapan Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis,
sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis I
menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom
(haploid). Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi
secara meiosis II membentuk empat buah spermatid yang
haploid juga.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi
sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan
lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan
dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3) Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa
yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom
dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa
(sperma) masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali,
spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun,

102
setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan
terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP
testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak
diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin
untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar
menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama
dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula
seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa
bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai
semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki
dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa.

103

Anda mungkin juga menyukai