Anda di halaman 1dari 16

MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA

A. PENDAHULUAN
Alam lingkungan manusia terdiri dari komponen – komponen makhluk hidup dan tak hidup
(benda – benda mati). Dalam mempelajari lingkungan hidup kita perlu memahami konsep –
konsep ekologi. Ekologi merupakan salah satu dasar ilmu lingkungan juga merupakan suatu
cara pendekatan dalam mempelajari makhluk – makhluk hidup, sedangkan kajian dasar
adalah populasi dan komunitas. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik (interaksi) antara makhluk hidup dan lingkungannya, baik biotik (makhluk hidup
lainnya) maupun abiotik (benda – benda mati). Ernest Haeckel (1834 – 1914) orang yang
pertama kali mengemukakan definisi ekologi tersebut. Dalam ekologi kita mempelajari
makhluk – makhluk hidup itu sebagai suatu kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Di
dalam lingkungan hidup ini terdapat saling hubungan antar komponennya dan membentuk
ekosistem. Sedangkan komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau),
konsumen (herbivor, karnivor dan omnivor) dan dekomposer atau pengurai
(mikroorganisme).
Di dalam suatu ekosistem senantiasa terjadi berbagai dinamika kehidupan seperti rantai
makanan, jaring – jaring makanan, pembentukan biomassa, piramida makanan, siklus materi,
aliran energi dan lain – lain. Dalam mengembangkan kesimpulan rantai makanan yaitu
dengan adanya produsen, konsumen dan dekomposer maka dapat digunakan untuk
membahas aliran energi dalam ekologi. Pada rantai makanan masing – masing kelompok
organisme yang mempunyai jarak transfer makanan dari sumber energi akan menempati
suatu tingkatan trofik tertentu. Pada umumnya produsen akan mempunyai tingkat trofik yang
paling rendah. Dengan demikian biomassa (berat total populasi) dari setiap tingkatan trofik
yang dinyatakan dalam perbandingan luas, akan disusun mulai dari tumbuhan di tempat
paling bawah dan tingkatan trofik yang lebih tinggi di atasnya, maka akan terbentuk sebuah
piramida makanan dan struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida
ekologi.
B. EKOLOGI
Banyak cara pendekatan yang dapat digunakan untuk mempelajari makhluk hidup. Salah satu
cara pendekatan dalam mempelajari makhluk hidup adalah ekologi. Ekologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik atau interaksi antara makhluk hidup dengan
lingkungannya, baik biotik maupun abiotik. Ernest Haeckel (1834 – 1914) adalah orang yang
pertama kali mengemukakan definisi ekologi tersebut. Ekologi berkepentingan dalam
menyelidiki interaksi organisme dengan lingkungannya. Pengamatan ini bertujuan untuk
menemukan prinsip – prinsip yang terkandung dalam hubungan timbal balik tersebut. Dalam
studi ekologi digunakan metode pendekatan secara menyeluruh pada komponen – komponen
yang berkaitan dalam suatu sistem. Maka ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat
populasi, komunitas, dan ekosistem.
1. Prinsip – Prinsip Ekologi
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan komponen
penyusunannya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air,
kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang
terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan – tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem
yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik
tumbuhan maupun hewan. Dalam ekologi, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan
berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor
biotik juga meliputi tingkatan – tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi,
komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan – tingkatan organisme makhluk hidup tersebut
dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem
yang menunjukkan kesatuan. Secara lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup
adalah sebagai berikut. Perhatikan Gambar Tingkatan organisasi makhluk hidup

1. Individu
Untuk lebih jelasnya, marilah kita bahas individu dalam keseharian. Anda tentu pernah
melihat seekor kucing sedang tiduran, seorang anak sedang berlarian atau sebatang pohon
rambutan tumbuh di pekarangan. Apa yang Anda lihat tersebut adalah satu makhluk hidup.
Satu makhluk hidup yang Anda lihat itudisebut individu. Jadi Anda menyebut Anda sendiri
sebagai individu, demikian juga tiap sebatang pohon pisang dalam rumpunnya. Tentu Anda
dapat mengamati dengan jelas setiap jenis individu, Anda dapat menghitung banyaknya
individu dalam kelompoknya. Kita kadang – kadang agak sukar untuk menentukan individu
dari satu kelompok organisme. Misalnya memisahkan individu rumput pada lapangan
rumput, individu binatang pada binatang karang, begitu pula dengan memisahkan sebatang
pohon kunyit dari rumpunnya. Pernahkah Anda menanam ubi kayu dengan steknya?
Potongan ubi kayu itu akan tumbuh menjadi individu baru. Telur burung berasal dari induk
burung betina dapat menetas dan menghasilkan individu burung. Oleh sebab itu berprinsip
bahwa individu selalu bersifat tunggal. Ada bermacam – macam adaptasi makhluk hidup
terhadap lingkungannya, yaitu: adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah
laku.
Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya.
Contoh adaptasi morfologi, antara sebagai berikut.
a) Gigi – gigi khusus
Gigi hewan karnivor atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan
runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam
untuk mencabik – cabik mangsanya.
b) Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan
Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap. Hewan
ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang
berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah
panjang dan bergetah yang dapat dijulurkan keluar mulut untuk menangkap serangga.
c) Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam.
Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya.
d) Daun
Tumbuhan insektivor (tumbuhan pemakan serangga). Misalnya kantong semar, memiliki
daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat
menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivor,
serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang
diperlukan.
e) Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang, berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di
dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas.
Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan
hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut.
a) Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi
lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
b) Kantong tinta
Cumi – cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang,
tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan
cumi – cumi dan gurita.
c) Mimikri pada kadal
Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini
dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu serta keadaan
sekitarnya.
Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku. Contohnya
sebagai berikut.
a) Pura – pura tidur atau mati
Beberapa hewan berpura – pura tidur atau mati, misalnya tupai virginia. Hewan ini sering
berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing.
b) Migrasi
Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai
untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang berumur empat
sampai tujuh tahun berkumpul di teluk di sepanjang Pantai Barat Amerika Utara untuk
menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur – telur
ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk
sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir
dan akhirnya ke laut.
2. Populasi
Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu disebut
populasi. Misalnya populasi yang ada di sawah antara lain sekelompok tanaman padi,
sekelompok belalang, sekelompok, siput, sekelompok semanggi, sekelempok tikus. Contoh
lain yang dapat kita sebut misalnya populasi yang ada di kolam seperti kumpulan ikan mas,
ikan lele, ikan mujaer, belut, cacing, ganggang hijau, teratai dan sebagainya. Coba Anda cari
contoh lain tentang populasi. Populasi berhubungan dengan individu, waktu dan tempat.
Suatu populasi dapat bertambah karena terjadinya kelahiran (natalitas) atau adanya pendatang
masuk (imigrasi) dan dapat berkurang karena terjadinya kematian (mortalitas) atau adanya
perpindahan keluar (emigrasi). Penurunan jumlah populasi akan terjadi secara mencolok bila
terjadi gangguan yang drastis terhadap lingkungannya, seperti karena wabah hama dan
penyakit atau bencana alam. Dengan adanya yang lahir, datang meninggal, atau pergi maka
populasi itu sifatnya dinamis. Seperti telah dijelaskan di depan populasi mengalami
pertambahan, karena kelahiran atau adanya pendatang yang menetap serta pengurangan
karena kematian dan migrasi atau perpindahan keluar. Populasi juga memiliki sifat
penyebaran umur, sifat adaptasi, sifat ketahanan yaitu peluang meninggalkan keturunannya
dalam waktu yang panjang dan sifat kepadatan. Tahukah Anda apakah yang dimaksud
dengan kepadatan populasi? Kepadatan populasi adalah besarnya populasi dalam
hubungannya dengan satuan ruang. Umumnya dinyatakan dalam jumlah individu, atau
biomassa perencanaan satuan luas atau volume.
Agar bagi Anda lebih jelas, maka akan diberikan beberapa contoh tentang konsep kepadatan
populasi, misalnya 40 siswa SMP per kelas yang luasnya 56 meter persegi, 100 pohon
mangga per hektar, 50 ekor ikan mas per meter persegi kolam, dan atau 200 kambing per
hektar. Kadang – kadang bagi kita lebih penting untuk mengetahui apakah suatu populasi
sedang berkurang atau bertambah (sedang mengalami perubahan atau tidak), misalnya jumlah
ayam yang ada di pekarangan per jam. Kepadatan populasi juga mempengaruhi komunitas
atau ekosistem, di samping jenis organismenya.
3. Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berada di suatu daerah yang sama dan saling
berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya sawah disusun oleh bermacam – macam
organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari
ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan
sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan
peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut. Interaksi antarkomunitas cukup
kompleks karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan.
Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon
melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.
4. Ekosistem
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan
kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen
(tumbuhan hijau), konsumen (herbivor, karnivor, dan omnivor), dan dekomposer atau
pengurai (mikroorganisme). Coba carilah oleh Anda, contoh – contoh ekosistem yang
terdapat di alam ini. Konsep mengenai ekosistem akan dibahas secara khusus dibagian
ekosistem.
5. Biosfer
Seluruh ekosistem di dunia disebut biosfer. Dalam biosfer, setiap makhluk hidup menempati
lingkungan yang cocok untuk hidupnya. Lingkungan atau tempat yang cocok untuk
kehidupannya disebut habitat. Dalam biologi kita sering membedakan istilah habitat untuk
makhluk hidup mikro, seperti jamur dan bakteri, dengan istilah substrat. Dua spesies
makhluk hidup dapat menempati habitat yang sama, tetapi tetap memiliki relung
(nisia) berbeda. Nisia adalah status fungsional suatu organisme dalam ekosistem. Dalam
niche (nisia) nya organisme tersebut dapat berperan aktif, sedangkan organisme lain yang
sama habitatnya tidak dapat berperan aktif. Sebagai contoh marilah kita lihat gambaran antara
habitat dan niche (nisia) sebagai berikut : Tiap jenis makhluk hidup mempunyai tempat hidup
yang tertentu, dengan keadaan – keadaan tertentu. Misalnya kecebong, hidup di air yang
tergenang, tidak terlalu keruh dan terdapat tumbuh – tumbuhan air. Sehingga kalau kita ingin
mencari kecebong kita harus mencarinya pada tempat seperti itu. Tempat hidup dengan
keadaan – keadaan tertentu itulah yang disebut habitat. Kalau boleh kita katakan habitat
adalah “alamat” dari suatu makhluk hidup. Sedangkan niche pengertiannya lebih luas lagi,
selain habitatnya menyangkut juga hal tingkah lakunya, kebiasaan makannya dan menduduki
tingkat trofik yang mana dalam ekosistemnya. Jadi niche dari kecobong adalah : air yang
agak jernih, tergenang, dengan tumbuhan air, dapat berenang, meskipun lebih senang tinggal
di dasar genangan atau menempel pada benda – benda seperti batu atau yang lainnya, dan
menempati tingkatan trofik sebagai konsumen primer. Kalau boleh kita katakan niche adalah
status fungsionil atau jabatan dari suatu makhluk hidup dalam ekosistem. Dalam suatu
ekosistem biasanya tiap jenis makhluk hidup mempunyai niche tersendiri. Dua jenis makhluk
hidup mungkin mempunyai habitat yang sama, tapi niche yang berbeda. Misalnya siput air
dan kecebong menempati habitat yang sama, ialah genangan air jernih dengan tumbuhan air.
Sedangkan nichenya berbeda sebab meskipun dua – duanya sebagai konsumen primer, tetapi
siput tidak berenang.
Bila dalam suatu ekosistem terdapat dua jenis makhluk hidup yang menempati niche yang
sama, akan terjadilah persaingan – persaingan yang hebat, biasanya salah satu jenis akan
kalah. Yang kalah akan hilang dari ekosistem. Jadi secara umum dapat dikatakan dua spesies
tidak mungkin menempati niche yang sama dalam waktu yang lama dalam suatu ekosistem.
Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor fisik
utama yang mempengaruhi ekosistem adalah suhu, sinar matahari, air, tanah, ketinggian,
angin dan garis lintang. Faktor – faktor fisik tersebut akan dibahas lebih rinci pada bagian
ekosistem.
SiklusEnergi
Pada siklus ini lebih ditekankan pada perputaran energi yang terjadi diantara komponen
ekosistem. Siklus energi ini diawali dari energi matahari yang ditangkap oleh produsen,
kemudian terus berputar tiada henti pada konsumen dan semua komponen ekosistem yang.
hal ini karena menurut hukum termodinamika bahwa energi dapat berubah bentuk, tidak
dapat dimusnahkan serta diciptakan. Perubahan bentuk energi inn dikenal dengan istilah
transformasi energi.Aliran energi di alam atau ekosistem tunduk kepada hukum-hukum
termodinamika tersebut.
– Dengan proses fotosintesis energi cahaya matahari ditangkap oleh tumbuhan, dan diubah
menjadi energi kimia atau makanan yang disimpan di dalam tubuh tumbuhan.
Proses aliran energi berlangsung dengan adanya proses rantai makanan. Tumbuhan dimakan
oleh herbivora, dengan demikian energi makanan dari tumbuhan mengalir masuk ke tubuh
herbivora. Herbivora dimakan oleh karnivora, sehingga energi makanan dari herbivora masuk
ke tubuh karnivora.Di alam rantai makanan itu tidak sederhana, tetapi ada banyak, satu
dengan yang lain saling terkait atau berhubungan sehingga membentuk jaring-jaring
makanan. Organisme-organisme yang memperoleh energi makanan dari tumbuhan dengan
jumlah langkah yang sama dimasukkan ke dalam aras trofik yang sama. Makin tinggi aras
trofiknya, makin tinggi pula efisiensi ekologinya.
SiklusMateri
Pada siklus ini lebih ditekankan pada perputaran materi yang terjadi diantara komponen
ekosistem. Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa
unsur unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan Materi dasar makhluk hidup dan
tak hidup. Materi itu antara lain siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan
siklus sulfur. Secara struktural setiap siklus materi terdiri dari bagian cadangan dan bagian
yang mengalami pertukaran. Di dalam bagian cadangan, unsur kimia tersebut akan terikat dan
sulit bergerak, atau pergerakannya lambat. Di dalam bagian pertukaran, unsur kimia tersebut
aktif bergerak atau mengalami pertukaran. siklus materi dibedakan atas dua tipe, yaitu tipe
gas dan tipe sidimeter.
– Siklus nitrogen merupakan salah satu siklus materi tipe gas. Bagian cadangannya terdapat
di dalam atmosfer. sedangkan siklus fosfor merupakan contoh siklus materi tipe sedimenter.
Bagian cadangan siklus fosfor terdapat di dalam tanah atau kerak bumi dan sukar terlarut,
sehingga siklus ini mudah terganggu.Dalam siklus nitrogen, fosfor maupun belerang, terdapat
organisme-organisme yang mempunyai peranan penting untuk berlangsungnya siklus
tersebut, misalnya organisme penambat nitrogen bebas. Pengetahuan mengenai peranan
organisme dalam siklus materi dapat dimanfaatkan manusia, misalnya dalam bidang
pertanian.
– Siklus materi yang satu dengan yang lain dapat saling terkait atau mempengaruhi. Hal ini
dapat dilihat misalnya pada siklus belerang. Aktivitas manusia juga dapat mempengaruhi
siklus materi. Sebagai contohnya adalah kegiatan pabrik dan mesin-mesin kendaraan
bermotor dapat meningkatkan kandungan senyawa-senyawa oksidasi beterang, dan oksida
nitrogen di udara
C. EKOSISTEM
Ekosistem adalah kesatuan dari komunitas atau satuan fungsional dari makhluk hidup dengan
lingkungannya dimana terjadi antar hubungan. Dalam ekosistem itulah makhluk – makhluk
hidup saling berinteraksi baik di antara makhluk – makhluk hidup itu satu sama lain maupun
dengan lingkungannya. Pengaruh lingkungan terhadap makhluk – makhluk yang hidup di
sana disebut sebagai aksi, sebaliknya makhluk – makhluk hidup mengadakan reaksi terhadap
pengaruh tadi. Pengaruh makhluk hidup yang satu terhadap yang lainnya disebut sebagai
koakasi. Contoh dari ekosistem misalnya hutan, kolam, danau, padang rumput, akuarium
yang baik dan sebagainya. Dalam mempelajari ekosistem ini kita harus melihatnya sebagai
suatu kesatuan, suatu sistem yang meliputi faktor – faktor lingkungan dan makhluk –
makhluk yang hidup di dalamnya. Jadi suatu ekosistem secara fungsionil mempunyai dua
komponen. Yang pertama adalah komponen abiotik, yaitu bagian – bagian yang tak hidup.
Yang kedua adalah komponen biotik yaitu seluruh makhluk – makhluk hidup yang hidup di
sana.
1. Komponen abiotik
Komponen abiotik yang umumnya merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi
makhluk – makhluk hidup di antaranya :
a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan
organisme untuk hidup. Ada jenis – jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran
suhu tertentu.
b. Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu.
Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen
untuk berfotosintesis.
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan
penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup
lain. Misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain,
misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan
organisme yang hidup di dalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur – unsur
penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
e. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena
ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
f. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji
tumbuhan tertentu.
g. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis
lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan
bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
2. Komponen biotik
Menurut fungsinya maka komponen biotik yang merupakan semua makhluk hidup yang
terdapat dalam suatu ekosistem dapat dibedakan dalam tiga kelompok utama :
– Produsen, kelompok inilah yang merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan
makanan dari zat – zat anorganik. Umumnya merupakan makhluk – makhluk hidup yang
dapat melakukan proses fotosintesa. Termasuk kelompok ini terutama tumbuh – tumbuhan
yang mempunyai hijau daun.
– Konsumen, merupakan kelompok makhluk hidup yang menggunakan atau makan zat – zat
organik atau makanan yang dibuat oleh produsen. Termasuk ke dalam organik atau makanan
yang dibuat oleh produsen. Termasuk ke dalam kelompok ini yaitu hewan – hewan dan
manusia.
– Pengurai, adalah makhluk – makhluk hidup atau organisme yang menguraikan sisa – sisa
makhluk hidup yang sudah mati. Oleh pekerjaan pengurai ini zat – zat organik yang terdapat
dalam sisa – sisa atau makhluk – makhluk hidup yang sudah mati itu, terurai kembali menjadi
zat – zat anorganik. Dengan demikian zat – zat anorganik ini dapat dipergunakan kembali
oleh produsen untuk membentuk zat – zat organik atau makanan. Termasuk kelompok berarti
kelompok pengurai ini misalnya kebanyakan bakteri dan jamur – jamur.
1. Klasifikasi hewan menurut jenis makanannya
Dilihat dari jenis makanannya hewan dapat dikelompokkan ke dalam 3 golongan :
1. Hewan herbivora, adalah hewan pemakan tumbuhan. Contohnya : kambing, kelinci, sapi
dan sebagainya.
2. Hewan predator, adalah hewan pemakan hewan lain. Hewan predator terbagi atas:
3. Karnivor yaitu binatang buas pemakan hewan berdaging. Contohnya : harimau, singa dan
sebagainya.
4. Insectivor yaitu binatang pemakan serangga. Contohnya : cecak, katak dan sebagainya.
5. Hewan omnivor adalah binatang pemakan segala (tumbuhan dan daging). Contohnya
ayam, tikus dan sebagainya.
D. RANTAI MAKANAN DAN JARING -J ARING MAKANAN
1. Rantai makanan

Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan dengan urutan dan arah tertentu. Pada
peristiwa tersebut terjadi perpindahan energi dari produsen ke konsumen, dan selanjutnya ke
pengurai. Konsumen tingkat pertama juga disebut konsumen primer, dan konsumen tingkat
ketiga disebut konsumen tersier. Tingkatan-tingkatan ini disebut trofik. Konsumen puncak
merupakan konsume terakhir dan bila mati akan diuraikan oleh dekomposer. Contoh rantai
makanan adalah sebagai berikut: marilah kita menuju ke dalam ekosistem sawah. Di sawah
terdapat tanaman padi, tanaman padi dimakan oleh belalang, belalang dimakan oleh katak,
katak dimakan ular, setelah ular mati, bangkainya akan dimakan dan diuraikan oleh
dekomposer, dekomposer akan menyuburkan tanah dan memberikan makanan bagi
tumbuhtumbuhan. Begitu seterusnya hingga siklus berulang kembali.
1. Jaring-jaring makanan

Dalam ekosistem, suatu organisme tidak hanya makan satu jenis makanan saja, dan juga
dapat dimakan oleh beberapa jenis pemangsa. Oleh karena itu terjadi beberapa rantai
makanan yang saling berhubungan. Sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan ini
disebut dengan jaring-jaring makanan. Contoh jaring-jaring makanan adalah sebagai
berikut: Pada gilirannya, herbivora akan menyediakan makanan untuk karnivora. Belalang
tadi dapat dimakan oleh katak. Proses pemindahan energi dari makhluk ke makhluk dapat
berlanjut. Katak dapat dimakan oleh ular, yang pada gilirannya ular dimakan oleh burung
elang. Proses makan dan dimakan pada serangkaian organisme disebut sebagai disebut Rantai
Makanan,atau ―food chains‖. Semua rantai makanan berasal dari organisme autotrofik. Lihat
bagan di bawah ini. Organisme yang langsung memakan tumbuhan disebut herbivor
(konsumen primer), yang memakan herbivor disebut karnivor (konsumen sekunder), dan
yang memakan konsumen sekunder disebut konsumen tersier. Setiap tingkatan organisme
dalam satu rantai makanan disebut tingkatan tropik. Dalam ekosistem rantai makanan-rantai
makanan itu saling bertalian. Kebanyakan sejenis hewan memakan yang beragam, dan
makhluk tersebut pada gilirannya juga menyediakan makanan berbagai makhluk yang
memakannya, maka terjadi yang dinamakan jaring-jaring makanan ( food web), dengan kata
lain Proses rantai makanan yang saling menjalin dan kompleks tersebut dinamakan jaring
makanan. Contoh jaring-jaring makanan yang terjadi dalam suatu ekosistem
KETERANGAN :
1. Tumbuhan menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan makanan dalam bentuk gula,
dan disimpan dalam dalam biji, batang, buah, dan bagian lainnya.
2. Tikus sebagai konsumen tingkat I {hewan herbivora/pemakan tumbuhan}
memakan tumbuhan. Kemudian tubuh tikus mengubah sejumlah makanan menjadi energi
untuk lari, makan, dan bereproduksi.
3. Ular sebagai konsumen tingkat II {hewan karnivora/pemakan daging} memakan tikus.
Tikus merupakan sumber energi untuk ular agar tetap hidup.
4. Burung Elang sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora) memakan ular. Tubuh
elang menggunakan energi yang tersedia dari ular untuk melangsungkan proses kehidupan.
5. Jika elang mati, maka akan diuraikan oleh bakteri, cacing, dan lainnya yang
berperan sebagai dekomposer untuk diubah menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan
oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.

E. HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTAR M AKHLUK HIDUP


DENGAN LINGKUNGANNYA
Hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup disebut simbiosis. Simbiosis ada yang
disebut simbiosis mutualisme, simbiois komensalisme dan simbiosis parasitisme.
1. Komensalisme : Hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup yang keduanya tidak
diuntungkan juga tidak dirugikan. Contohnya anggrek menepel pada tanaman lain
2. Mutualisme : Hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup yang saling
menguntungkan. Contohnya kerbau dan jalak
3. Parasitisme: Hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup yang satu diuntungkan dan
yang lain dirugikan. Contohnya benalu yang menempel pada tanaman lain
Mendefinisikan Makhluk Hidup Langka (Pengertian)
– Hewan Langka adalah hewan yang jumlahnya sangat sedikit/langka, Jika populasi menurun
cepat dan jumlahnya diseluruh dunia kurang dari 10.000 Ekor saja.
– Tumbuhan Langka adalah Tumbuhan yang jumlahnya sangat sedikit/langka, Jika populasi
menurun cepat dan jumlahnya diseluruh dunia kurang dari 10.000 Ekor saja.
Jadi, Hewan dan Tumbuhan Langka adalah Hewan/Tumbuhan yang jumlahnya sangat
sedikit/langka, Jika populasi menurun cepat dan jumlahnya diseluruh dunia kurang dari
10.000 Ekor saja.
Contoh dan Pengertian Hewan Langka
Sebenarnya dalam dunia konservasi tidak mengenal istilah hewan langka. Status yang
pakai adalah ‘Hewan Terancam Punah’ sebagaimana yang biasa digunakan oleh berbagai
lembaga konservasi semacam IUCN (International Union for the Conservation of Nature and
Natural Resources) yang rutin mengklasifikasi dan menrilis daftar IUCN Red List of
Threatened Species.
Menilik status keterancaman yang dikeluarkan oleh IUCN Redlist (2012), terdapat 73
hewan asli Indonesia yang berada dalam status keterancaman tertinggi yaitu status Critically
Endangered (Kritis), 170 spesies berstatus Endangered (Terancam) dan 523 spesies berstatus
Vulnerable (Rentan).

1. Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus); Disebut juga sebagai Badak Bercula Satu,
Binatang endemik jawa yang hanya bisa dijumpai di Taman Nasional Ujung Kulon
(Banten) dengan populasi hanya 35 hingga 45 ekor saja (hasil sensus Badak 2011).
2. Kanguru Pohon Wondiwoi (Dendrolagus mayri) atau Wondiwoi Tree-kangaroo;
Salah satu jenis kanguru pohon asal Papua ini populasinya diperkirakan sekitar 50
ekor saja.
3. Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) atau Irrawaddy Dolphin; Merupakan
mamalia air tawar yang unik. Di Indonesia hidup di Sungai Mahakam dengan
populasi sekitar 70 ekor.
4. Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) atau Javan Leopard; Disebut juga Macan
Kumbang dengan jumlah populasinya diperkirakan di bawah 250 ekor (IUCN 2008).
5. Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) atau Sumatran Rhinoceros; Merupakan
badak bercula dua yang populasinya diperkirakan tidak lebih dari 275 ekor.
6. Kura-kura Hutan Sulawesi (Leucocephalon yuwonoi) atau Sulawesi Forest Turtle;
Kura-kura endemik sulawesi yang pernah terdaftar sebagai The World’s 25 Most
Endangered Tortoises and Freshwater Turtles—2011 dengan populasi kurang dari 250
ekor.
7. Elang Flores (Nisaetus floris) atau Flores Hawk-Eagle; Burung elang endemik Flores
dengan populasi antara 150-300 ekor.
8. Rusa Bawean (Axis kuhlii) atau Bawean Deer; Rusa endemik pulau Bawean, Jawa
Timur. Populasinya antara 250–300 animals (Semiadi 2004).
9. Tokhtor Sumatera (Carpococcyx viridis) atau Sumatran Ground Cuckoo; Burung
endemik Sumatera dengan populasi sekitar 70-400 ekor.
10. Katak Merah (Leptophryne cruentata) atau Bleeding Toad; Adalah katak endemik
yang hanya hidup di TN Gunung Halimun-Salak dan TN Gede Pangrango. Populasi
tidak diketahui.
11. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) atau Bali Starling; Populasi antara 1.000 – 2.499
ekor (BirdLife, 2001).
12. Celepuk Siau (Otus siaoensis) Siau Scops-owl; Populasi kurang dari 50 ekor
(BirdLife, 2000).
13. Burung Kacamata Sangihe (Zosterops nehrkorni) atau Sangihe White-eye; Populasi
kurang dari 50 ekor (BirdLife, 2000).
14. Gagak Banggai (Corvus unicolor) atau Banggai Crow; Populasi antara 50 – 250 ekor
(Birdlife, 2011)
15. Tarsius Siau (Tarsius tumpara) atau Siau Island Tarsier; Populasi 1.300 ekor (2009).
16. Beruk Mentawai (Macaca pagensis) atau Pagai Island Macaque; Populasi 2.100-
3.700 ekor (2004).
17. Gajah Sumatera (Elephas maximus ssp. sumatranus) atau Sumatran Elephant;
Populasi antara 2.400 – 2.800 (2007).
18. Orangutan Sumatera (Pongo abelii) atau Sumatran Orangutan; Populasi 6.500 ekor
(2007).
19. Simakobu (Simias concolor) atau Pig-tailed Langur; Populasi 6.700 – 17.300 ekor
(IUCN, 2006)
20. Kakatua Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) atau Yellow-crested Cockatoo;
Populasi sekitar 7.000 ekor.
21. Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) atau Javan Lapwing; Populasi: NA
22. Kodok Sumatera (Duttaphrynus sumatranus) atau Sumatera Toad; Populasi: NA
23. Kodok Pohon Ungaran (Philautus jacobsoni); Populasi: NA
24. Ekidna Moncong Panjang Barat (Zaglossus bruijnii) atau Western Long-beaked
Echidna; Populasi NA
25. Kuskus Beruang Talaud (Ailurops melanotis) atau Talaud Bear Cuscus; Populasi
NA
Pengertian dan Contoh Tumbuhan Langka

1. Raflesia Arnoldi, Taman Nasional Bengkulu


2. Bunga Bangkai Raksasa atau Suweg raksasa atau Batang Krebuit (nama lokal untuk
fase vegetatif), Amorphophallus titanum Becc., merupakan tumbuhan dari suku talas-
talasan (Araceae) endemik dari Sumatra, Indonesia, yang dikenal sebagai tumbuhan
dengan bunga (majemuk) terbesar di dunia. Nama bunga ini berasal dari bunganya
yang mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksudkan
sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat untuk menyerbuki bunganya.
3. Kantong semar, Kantong semar merupakan jenis tanaman langka karnivora. Sewaktu
daun masih muda, kantong pemangsa pada Nepenthes tertutup. Lantas, membuka
ketika sudah dewasa. Namun bukan berarti kantung flora karnivora ini menutup
sewaktu masih muda saja. Ia menutup diri ketika sedang mengganyang mangsa.
Tujuannya supaya proses pencernaan berjalan lancar dan tidak diganggu kawanan
musuh yang siap merebut makanan yang sudah ia peroleh.
4. Damar, Tanaman langka ini berasal dari papua. Damar adalah salah satu jenis pohon
potensial yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Tanaman langka ini tingginya bisa
mencapai 60 m dan dimeternya 2 m.
5. Cendana atau cendana wangi, merupakan tanaman langka penghasil kayu cendana
dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa,
aroma terapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Cendana adalah
tumbuhan parasit pada awal kehidupannya. Kecambahnya memerlukan pohon inang
untuk mendukung pertumbuhannya, karena perakarannya sendiri tidak sanggup
mendukung kehidupannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan
atau dibudidayakan. Kayu cendana wangi (Santalum album) kini sangat langka dan
harganya sangat mahal. Kayu cendana dianggap sebagai obat alternatif untuk
membawa orang lebih dekat kepada Tuhan. Minyak dasar kayu cendana, yang sangat
mahal dalam bentuknya yang murni, digunakan terutama untuk penyembuhan cara
Ayurveda, dan untuk menghilangkan rasa cemas.
6. Bulian, Diameter batang mencapai 95 cm dengan tinggi pohon sampai dengan 36 m.
Tumbuh pada ketinggian 600 m di atas permukaan laut. Biasanya tumbuh di daerah
lereng perbukitan dengan tanah berpasir. Biasanya dipakai untuk konstruksi berat
karena sifatnya yang kuat dan tahan
7. Anggrek Tebu, Tidak Diketahui
8. Bayur, Tanaman langka indonesia ini memiliki nama daerah balang, wadang,
walang,dan wayu. Bayur adalah jenis tanaman langka yang memiliki kualitas kayu
bagus.
9. Tengkawang, Tengkawang adalah nama buah dan pohon dari genus Shorea yang
buahnya menghasilkan minyak nabati. Pohon Tengkawang hanya terdapat di pulau
Kalimantan dan sebagian kecil Sumatra. Dalam bahasa Inggris, jenis tanaman langka
ini dikenal sebagai Illepe Nut atau Borneo Tallow Nut. Pohon yang terdiri atas
belasan spesies (13 diantaranya dilindungi dari kepunahan) ini menjadi maskot (flora
identitas) provinsi Kalimantan Barat.
10. Jelutung, atau jelutong (Dyera costulata, syn. D. laxiflora) adalah spesies pohon dari
subfamilia oleander. Pohon ini dapat tumbuh hingga 60 meter dengan diameter
sebesar 2 meter. Pohon ini tumbuh di semenanjung Malaysia, Kalimantan, Sumatra
dan bagian selatan Thailand.

Anda mungkin juga menyukai