Anda di halaman 1dari 51

BAHAN AJAR

TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN


BUAH-BUAHAN

Oleh

IR. I WAYAN WIRAATMAJA, MP.


NIP. 19590418 198601 1 001

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNUD
2017

i
KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka Bahan Ajar “ Teknologi

Budidaya Tanaman Buah-Buahan ” dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.

Bahan ajar ini merupakan sub bab dari Mata Kuliah Teknologi Budidaya

Tanaman. Penyusun berharap dengan tersusunnya Bahan Ajar ini maka seluruh

materi yang tersurat dan tersirat didalamnya dapat memudahkan dan membantu

pembaca, terutama mahasiswa yang menempuh mata kuliah ini. Disamping itu,

bahan ajar ini disusun agar mahasiswa dapat mempersiapkan diri secara matang

sehingga pada pokok bahasan tersebut dalam tiap pertemuan, mahasiswa siap

mengikuti secara aktif.

Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada

rekan-rekan staf dosen Program Studi Agroekoteknologi dan Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Udayana atas segala bantuannya, baik moril maupun

dorongan semangat sehingga Bahan Ajar ini dapat diselesaikan.

Denpasar, Nopember 2017


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL………………………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………. iii

I. PENDAHULUAN……………………………………………………..…….. 1

1.1. Tanaman Buah-Buahan yang Dibudidayakan atau


Tumbuh sacara alami....................................................................... 2

1.2. Buah-Buahan Unggulan Nasional.................................................... 2

1.3. Sentra produksi tanaman buah unggulan daerah........................... 3

1.4. Tanaman Buah andalan daerah....................................................... 5

II. TEKNIK PRODUKSI TANAMAN MANGGA.......................................... . 6

III.TEKNIK PRODUKSI TANAMAN SALAK ……………………………. .. 11

IV.TEKNIK PRODUKSI TANAMAN SEMANGKA ..................................... ...... 26

V. TEKNIIK PRODUKSI TANAMAN MANGGIS…………………………. 32-46

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 47

iii
I. PENDAHULUAN

Tanaman buah adalah tanaman yang menghasilkan buah yang dimakan

(komsumsi) dalam keadaan segar, baik sebagai buah meja atau bahan terolah

dan secara umum tidak tahan disimpan lama. Sifat produk tanaman buah

adalah: (1) Mudah rusak (perishable), sehingga diperlukan suatu teknologi untuk

mempertahankan mutu buah; (2) Resiko besar. Buah dengan sifat mudah rusak

akan berpengaruh terhadap ketersediaan dan permintaan pasar, sehingga

fluktuasi harga tinggi. Misalnya perubahan cuaca, adanya serangan hama atau

penyakit tertentu akan mempengaruhi produksi baik kuantitas maupun kualitas;

(3) Musiman. Tanaman buah umumnya tanaman berumur panjang (prennial),

sehingga berbuah adalah musiman yang berakibat tidak tersedia setiap saat.

Pada musim berbuah umumnya produk melimpah, sehingga diperlukan suatu

teknologi untuk dapat menampung produk tersebut ; (4) Bulky. Buah umumnya

mempunyai kandungan air tinggi, sehingga memerlukan ruang besar atau

perlakuan khusus di dalam transportasi maupun di penyimpanan. Hal tersebut

akan menyebabkan biaya tinggi; dan (5) Spesialisasi geografi. Tanaman buah

membutuhkan agroklimat tertentu untuk menghasilkan buah dengan kuantitas dan

kualitas tertentu, misalnya salak bali, jeruk siam madu karo, duku palembang,

rambutan binjai, dan sebagainya.

1
1.1. Tanaman Buah-Buahan yang Dibudidayakan atau Tumbuh sacara alami

NO Nama NO Nama

1 Mangga (Mangifera indica L.) 11 Apel (Malus sylvestris Mill)

2 Manggis (Garcinia mangostana L.) 12 Sirsak (Annona muricata L.)

3 Jeruk (Citrus spp) 13 Belimbing (Averhoa carambola

L.)

4 Salak (Salaca edulis Reinw) 14 Jambu (Sysygium spp)

5 Rambutan (Nephelium lappaceum L) 15 Semangka (Citrullus vulgaris

SHRAD)

6 Durian (Durio zibethinus L.) 16 Blewah (Cucumis spp)

7 Pisang (Musa paradisiaca L.) 17 Nenas (Ananas comosus L.)

8 Duku (Lansium domesticum L.) 18 Markisa (Passifora spp)

9 Klengkeng (Euphoria longan Steud) 19 Sawo (Achras zapota L.)

10 Nangka (Arthocarpus heterophyllus 20 Anggur (Vitis vinifera Mill)

L)

1.2. Buah-Buahan Unggulan Nasional

Buah-buahan yang termasuk ke dalam buah-buahan unggulan nasional:

1. Mangga (Mangifera indica L.)

2. Manggis (Garcinia mangostana L.)

3. Jeruk (Citrus spp.)

4. Pisang (Musa paradisiaca L.)

5. Salak (Salaca edulis Reinw.)

6. Durian (Durio zibethinus L.)

2
1.3. Sentra produksi tanaman buah unggulan daerah

Komoditas Sentra produksi


No Unggulan

1 Rambutan (BALI) Jembrana dan Buleleng, (BANTEN) Tangerang,

(SULSEL) Soppeng (MALUT) Halmahera Barat (PAPUA

BARAT) Manokwari (JABAR) Kota Banjar

2 Durian BALI (Buleleng dan Tabanan), (NAD) Aceh Barat, (LAMPUNG)

Lampung Timur, (JATENG) Jepara, (JATIM) Ngawi, (BANTEN)

Lebak, (KALTENG) Barito Selatan, (KALTIM) Nunukan, Kutai

Kertanegara, (SULSEL) Luwu Utara, (PAPUA BARAT) Sorong

Selatan, Raja Empat

3 Mangga BALI (Buleleng), (JABAR) Cirebon, Indramayu, Majalengka

(JATENG) Banjarnegara, Blora, (JATIM) Pasuruan,

Probolinggo, Situbondo (BALI) Buleleng, (NTB) Sumbawa,

Sumbawa Barat, Lombok Barat (GORONTALO) Bone Bolango,

(MALUKU) Seram Bagian Barat (MALUKU UTARA) Kota

Ternate

4 Manggis BALI (Buleleng dan Tabanan), (SUMBAR) Pasaman Barat,

Sawahlunto SJ, Pesisir Selatan, Lima Puluh Kota, Darmasraya

(RIAU) Kampar, (JAMBI) Kerinci, Merangin, Sarolangun,

(BENGKULU) Lebong (SUMSEL) Lahat, (BABEL) Belitung

(JABAR) Sukabumi, Subang, Purwakarta, Tasikmalaya, Bogor

(JATENG) Purworejo, (JATIM) Trenggalek, Blitar, Banyuwangi,

3
(BALI) Tabanan, (NTB) Lombok Tengah, Dompu, Lombok

Barat, (SULBAR) Mamuju, Polewali Mandar, Mamasa

5 Pisang BALI (Jembrana dan Karangasem), (NAD) Aceh Besar,

(LAMPUNG) Lampung Selatan, (JABAR) Cianjur, (JATIM)

Lumajang, (BALI) Karangasem, (KALTENG) Kapuas,

Palangakaraya, Pulang Pisau (KALSEL) Banjar, Banjarbaru,

Tapin, Kota Baru (KALTIM) Kota Balikpapan, Kutai Timur, Pasir

6 Salak BALI (Karangasem dan Bangli), (JATENG) Magelang (DIY)

Sleman

7 Melon BALI (Jembrana dan Gianyar), (JATENG) Karanganyar,

Sragen, Pekalongan (BANTEN) Kota Cilegon

8 Jeruk BALI (Bangli dan Badung), (NAD) Aceh Tengah, Bireun,

(SUMUT) Karo (SUMBAR) Solok Selatan, Agam, Tanah Datar,

(JABAR) Garut, Sumedang (JATIM) Magetan, Ponorogo,

Jember, (BALI) Bangli (NTT) TTS (KALBAR) Sambas

(KALSEL) Banjar, Banjar baru, Barito Kuala (SULSEL)

Pangkep, Luwu Utara (MALUKU) Seram Timur (MALUT) Kota

Tidore (PAPUA BARAT) Manokwari (SULBAR) Mamuju Utara

9 Sawo BALI (Klungkung).

10 Anggur BALI (Buleleng), (JATIM) Kota Probolinggo (BALI) Buleleng

(SULTENG) Kota Palu

4
1.4. Tanaman Buah andalan daerah

No Jenis No Jenis

1 Rambutan / Nephelium sp 6 Sawo / Arachis pitoa

2 Delima / Punica granatum L. 7 Kenanga / Cananga odorata

3 Nangka / Artocarpus integra M 8 Badung / Garcina celebica

4 Kelapa / Cocos nucifera 9 Kepel / Stelocharpus burahol

5 Mangga / Mangifera indica

5
II. TEKNIK PRODUKSI TANAMAN MANGGA

Produksi mangga pada saat ini belum mampu memenuhi permintaan

pasar, khususnya pasar luar negeri. Ketidakmampuan ini bukan hanya

disebabkan produktivitas rendah tetapi juga kualitasnya masih kurang. Kondisi ini

disebabkan oleh penerapan teknologi budidaya yang belum optimal.

Tanaman mangga tumbuh baik pada ketinggian 50-300 m dpl pada lapisan tanah

tebal dan struktur tanah remah dan berbutir-butir. Varietas yang bernilai jual tinggi

antara lain Gadung 21 atau Arumanis 143. Varietas lainnya adalah Manalagi 69,

Lalijiwo, Chokanan dan Golek 31.

Tanaman mangga banyak tumbuh di setiap kabupaten / kota di Bali, dan

pada umumnya ditanam di ladang atau pekarangan. Populasi terbanyak ada di

kabupaten Buleleng. Jenis lokal sekarang yang sedang dikembangkan adaalah

Amplesari (sekarang mangga legong).

Penanaman

Penanaman dilakukan pada awal musim hujan. Sebelum bibit ditanam

kantong plastik dilepas. Kedalaman tanam kira-kira 15-20 cm diatas leher akar

dan tanah disekitar tanaman ditekan ke arah tanaman agar tidak roboh. Tanaman

diberi naungan dengan posisi miring ke barat dan selanjutnya dikurangi sedikit

demi sedikit.

6
Pemupukan

Pupuk Kandang (PK) diberikan 1 kali pada awal musim hujan. Caranya

dibenamkan disekitar pohon selebar tajuk tanaman atau menggali lubang pada

sisi tanaman. Mangga umur 1 - 5 tahun diberi 30 kg PK, umur 6 - 15 tahun diberi

60 kg PK. Akan lebih optimal jika ditambahkan SUPERNASA atau jika pupuk

kandang sulit, dapat digunakan SUPERNASA dengan dosis 0,5 sendok makan/ 5

lt air per tanaman atau 1 botol SUPERNASA encerkan dalam 2 lt (2000 ml) air

jadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 lt air diberi 20 ml larutan induk tadi untuk

menyiram per pohon.

Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 - 4 bulan

sekali. Pemberian Pupuk NPK 2 kali setahun di awal (Nopember - Desember),

akhir musim hujan (April - Mei) dosis sbb:

Umur (th) PK Dosis Pupuk Makro

(kg) (KG/Pohon)

ZA TSP KCl

1–3 20 – 30 0.5 – 1 0.25-0.5 0.25-0.5

4-6 30 – 40 1–2 0.5 – 1 0.5 – 1

7 – 10 50 – 60 2–3 1 – 1.5 1 – 1.5

> 10 50 – 60 3–4 1.5 – 2 1.5 – 2

7
Induksi Bunga

Untuk merangsang pembungaan digunakan Pupuk 0rganik padat SUPER

NASA dengan dosis 1-2 sendok/pohon dicampur 10 liter air disiramkan secara

merata di bawah kanopi pohon setelah pupus kedua ( Februari-Maret) dan

disemprot POC NASA (3-4 ttp/tangki) + HORMONIK (1 ttp) per tangki.

Pengelolaan Bunga Dan Buah

Pengelolaan bunga dan buah dilakukan 4 kali, pada saat bud break, bud

elongation, mango size (kacang hijau) dan marble size (jagung). Pupuk yang

digunakan :

Monokalsium Phospat ( MKP ) diberikan sebelum muncul tunas baru atau

bud break dan pada saat bud break atau bud elongation (dosis 2,5 gr/liter)

POC NASA diberikan saat bud break, bud elongation, (dosis 4-5 tutup/tangki).

POC NASA (3-4 ttp) + HORMONIK (1 ttp) per tangki diberikan pada saat mango

size dan marble size.

Hama Dan Penyakit

Tip Borer, Clumetia transversa. Ulat ini menggerek pucuk yang masih

muda (flush) dan malai bunga dengan mengebor/menggerek tunas atau malai

menuju ke bawah. Pengendalian; cabang tunas terinfeksi dipotong lalu dibakar,

pendangiran untuk mematikan pupa, penyemprotan dengan PESTONA.

Thrips ( Scirtothrips dorsalis ). Hama ini sering disebut thrips bergaris

merah karena pada segment perut yang pertama terdapat suatu garis merah.

Hama ini selain menyerang daun muda juga bunga dengan menusuk dan

8
menghisap cairan dari epidermis daun dan buah. Pengendalian : tunas muda

terserang dipotong lalu dibakar, tangkap dengan perangkap warna kuning,

pemangkasan teratur, penyemprotan dengan BVR atau PESTONA

Ulat Phylotroctis sp. Warna sedikit coklat (beda dengan Clumetia sp. yang

warnanya hijau) sering menggerek pangkal calon malai bunga. Pengendalian

dengan PESTONA.\

Seed Borer, Noorda albizonalis. Hama ini menggerek buah pada bagian

ujung atau tengah dan umumnya meninggalkan bekas kotoran dan sering

menyebabkan buah pecah. Pengendalian : pembungkusan buah, kumpulkan

buah terserang lalu dibakar, semprot dengan PESTONA.

Wereng mangga ( Idiocerus sp. Serangan terjadi saat malai bunga stadia

bud elongation. Nimfa dan wereng dewasa menyerang secara bersamaan

dengan menghisap cairan pada bunga, sehingga kering, penyerbukan dan

pembentukan buah terganggu kemudian mati. Pengendalian : pengasapan,

penyemprotan BVR/PESTONA sebelum bunga mekar/pada sore hari.

Lalat Buah ( Bractocera dorsalis ). Buah yang terserang mula-mula tampak

titik hitam, di sekitar titik menjadi kuning, buah busuk serta terjadi perkembangan

larva. Bersifat agravator yaitu memungkinkan serangan hama sekunder

(Drosophilla sp.), jamur dan bakteri. Pengendalian : pembungkusan buah ,

pemasangan perangkap lalat buah.

9
Panen Dan Pasca Panen

Panen dilakukan pada umur + 97 hari setelah bunga mekar, buah

berbedak, dan pada jam 09.00 - 16.00 WIB dengan menyisakan tangkai buah

sekitar 0,5 - 1 cm.

Sentra produksi mangga yang ada di Bali berada di Kabupaten Buleleng

dan Karangasem. Panen dilakukan pada bulan Oktober- Juni, dan panen raya

terjadi bulan Nopember-Desember. Tahun 2001 produksi mangga di Bali sekitar

45.787 ton (produksi di Buleleng dan Karangasem sekitar 55% dari produksi Bali),

dengan produktivitas rata-rata 70 kg / pohon.

10
III. TEKNIK PRODUKSI TANAMAN SALAK

Tanaman salak merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan

mempunyai prospek baik untuk diusahakan. Daerah asal nya tidak jelas, tetapi

diduga dari Thailand, Malaysia dan Indonesia. Ada pula yang mengatakan bahwa

tanaman salak (Salacca edulis) berasal dari Pulau Jawa. Pada masa penjajahan

biji-biji salak dibawa oleh para saudagar hingga menyebar ke seluruh Indonesia,

bahkan sampai ke Filipina, Malaysia, Brunei dan Muangthai.

Jenis Tanaman

Di dunia ini dikenal salak liar, seperti Salacca dransfieldiana JP Mo-gea; S.

magnifera JP Mogea; S. minuta; S. multiflora dan S. romosiana. Selain salak liar

itu, masih dikenal salak liar lainnya seperti Salacca rumphili Wallich ex. Blume

yang juga disebut S. wallichiana, C. Martus yang disebut rakum / kumbar (populer

di Thailand) sebagai pembuat masam segar pada masakan. Kumbar ini tidak

berduri, bunganya berumah 2 (dioeciious). Salak termasuk famili: Palmae (palem-

paleman), monokotil, daun-daunnya panjang dengan urat utama kuat seperti

pada kelapa yang disebut lidi. Seluruh bagian daunnya berduri tajam Batangnya

pendek, lama-kelamaan meninggi sampai 3 m atau lebih, akhirnya roboh tidak

mampu membawa beban mahkota daun terlalu berat (tidak sebanding dengan

batangnya yang kecil). Banyak varietas salak yang bisa tumbuh di Indonesi. Ada

yang masih muda sudah terasa manis, Varietas unggul yang telah dilepas oleh

pemerintah untuk dikembangkan ialah: salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang,

11
gula batu (Bali), dan lain-lain. Sebenarnya jenis salak yang ada di Indonesia ada

3 perbedaan yang menyolok, yakni: salak Jawa Salacca zalacca (Gaertner) Voss

yang berbiji 2-3 butir, salak Bali Slacca amboinensis (Becc) Mogea yang berbiji 1-

2 butir, dan salak Padang Sidempuan Salacca sumatrana (Becc) yang berdaging

merah. Jenis salak itu mempunyai nilai komersial yang tinggi.

Jenis /kultivar salak yang ada di Bali adalah Salak gula pasir (0,1% dari

total salak di Bali), Salak Bali, Salak Gondok, Salak Nenas, salak Nangka.

Keunggulan salak gula pasir adalah rasanya lebih manis sehingga harga jualnya

bias mencapai 3-4 kali harga salak Bali lainnya. Perbedaan salak Bali dengan

salak lainnya adalah, salak Bali berbunga sempurna (bias menyerbuk sendiri

sebelum seludang terbuka) sifat ini disebut Klistogami.

Sentra Penanaman

Tanaman salak banyak terdapat di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,

D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan,

Maluku, Bali, NTB dan Kalimantan Barat.

Daerah sentra produksi di Bali berada di kabupaten Karangasem,

kecamatan Bebandem (87,71% dari populasi salak yang ada di Bali). Jumlah

tanaman yang produktif 7.761.66 pohon, total produksi 36-176 ton, dengan

produktivitas : Salak Bali 4 kg / pohon, Salak gula pasir 1,2 kg /pohon (panen raya

yang terjadi pada bula Desember-Pebruari), 0,54 kg/pohohn (panen gadu yang

terjadi bulan Juli-Agustus).

12
Syarat Pertumbuhan

Iklim

a. Tanaman ssalak sesuai bila ditanam di daerah berzona iklim Aa bcd, Babc dan

Cbc. A berarti jumlah bulan basah tinggi (11-12 bulan/tahun), B: 8-10

bulan/tahun dan C : 5-7 bulan/tahun.

b. Salak akan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan rata-rata per

tahun 200-400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan lebih dari 100 mm

sudah tergolong dalam bulan basah. Berarti salak membutuhkan tingkat

kebasahan atau kelembaban yang tinggi.

c. Tanaman salak tidak tahan terhadap sinar matahari penuh (100%), tetapi

cukup 50-70%, karena itu diperlukan adanya tanaman peneduh.

d. Suhu yang paling baik antara 20-30°C. Salak membutuhkan kelembaban

tinggi, tetapi tidak tahan genangan air.

Tanah

a. Tanaman salak menyukai tanah yang subur, gembur dan lembab.

b. Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk budidaya salak adalah 4,5 -

7,5. Kebun salak tidak tahan dengan genangan air. Untuk pertumbuhannya

membutuhkan kelembaban tinggi.

Ketinggian Tempat

Tanaman salak tumbuh pada ketinggian tempat 100-500 m dpl.

13
Pedoman Budidaya

Pembibitan.

Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman

salak adalah penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman salak merupakan

tanaman tahunan, karena itu kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat

buruk dalam pengusahaannya, walaupun diberi perlakuan kultur teknis yang baik

tidak akan memberikan hasil yang diinginkan, sehingga modal yang dikeluarkan

tidak akan kembali karena adanya kerugian dalam usaha tani. Untuk menghindari

masalah tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan salak yang baik. Pembibitan

salak dapat berasal dari biji (generatif) atau dari anakan (vegetatif). Pembibitan

secara generatif adalah pembibitan dengan menggunakan biji yang baik diperoleh

dari pohon induk yang mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat berbuah, berbuah

sepanjang tahun, hasil buah banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman baik,

tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang

kurang menguntungkan. Keuntungan perbanyakan bibit secara generatif:

1. Dapat dikerjakan dengan mudah dan murah

2. Diperoleh bibit yang banyak

3. Tanaman yang dihasilkan tumbuh lebih sehat dan hidup lebih lama

4. Transportasi biji dan penyimpanan benih lebih mudah

5. Tanaman yang dihasilkan mempunyai perakaran kuat sehingga tahan rebah

dan kekeringan

6. Memungkinkan diadakan perbaikan sifat dalam bentuk persilangan.

14
Kekurangan perbanyakan secara generatif:

1. Kualitas buah yang dihasilkan tidak persis sama dengan pohon induk karena

mungkin terjadi penyerbukan silang

2. Agak sulit diketahui apakah bibit yang dihasilkan jantan atau betina.

Untuk mendapatkan bibit yang baik harus dilakukan seleksi terhadap biji

yang akan dijadikan benih. Syarat-syarat biji yang akan dijadikan benih :

1. Biji berasal dari pohon induk yang memenuhi syarat.

2. Buah yang akan diambil bijinya harus di petik pada waktu cukup umur.

3. Mempunyai daya tumbuh minimal 85 %.

4. Besar ukuran biji seragam dan tidak cacat.

5. Biji sehat tidak terserang hama dan penyakit.

6. Benih murni dan tidak tercampur dengan kotoran lain.

Penyiapan Bibit

Bibit dari Biji:

 Biji salak dibersihkan dari sisa-sisa daging buah yang masih melekat.

 Rendam dalam air bersih selama 24 jam, kemudian dicuci.

Bibit dari Anakan:

 Pilih anakan yang baik dan berasal dari induk yang baik

 Siapkan potongan bambu, kemudian diisi dengan media tanah

15
Teknik Penyemaian Bibit

Bibit dari Biji:

 Biji salak yang telah direndam dan dicuci, masukkan kedalam kantong

plastik yang sudah dilubangi (karung goni basah), lalu diletakkan di tempat

teduh dan lembab sampai kecambah berumur 20-30 hari

 Satu bulan kemudian diberi pupuk Urea, TSP dan KCl, masing-masing 5

gram, tiap 2-3 minggu sekali

 Agar kelembabannya terjaga, lakukan penyiraman setiap hari.

2. Bibit dari Anakan dengan pesemaian bak kayu:

 Buat bak kayu dengan ukuran tinggi 25 cm, lebar dan panjang disesuaikan

dengan kebutuhan

 Diisi dengan tanah subur dan gembur setebal 15-20 cm

 Diatas tanah diiisi pasir setebal 5-10 cm

 Arah pesemaian Utara Selatan dan diberi naungan menghadap ke Timur

 Benih direndam dalam larutan hormon seperti Atonik selama 1 jam,

konsentrasi larutan 0,01-0,02 cc/liter air

 Tanam biji pada bak pesemaian dengan jarak 10 x 10 cm

 Arah biji dibenamkan dengan posisi tegak, miring/rebah dengan mata

tunas berada dibawah.

16
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian :

Untuk pembibitan dari biji, media pembibitan adalah polybag dengan

ukuran 20 x 25 cm yang diisi dengan tanah campur pupuk kandang dengan

perbandingan 2:1. Setelah bibit atau kecambah berumur 20-30 hari baru bibit

dipindahkan ke polibag. Pembibitan dengan sistem anakan, bambu diletakkan

tepat di bawah anakan salak, kemudian disiram setiap hari. Setelah 1 bulan akar

telah tumbuh dan anakan dipisahkan dari induknya, kemudian ditanam dalam

polybag. Pupuk Urea, TSP, KCl diberikan 1 bulan sekali sebanyak 1 sendok teh.

Pemindahan Bibit : Untuk bibit dari biji, setelah bibit salak berumur 4 bulan baru

dipindahkan ke lahan pertanian. Untuk persemaian dari anakan, setelah 6 bulan

bibit baru bisa dipindahkan ke lapangan.

Teknik Penanaman

a. Pembuatan Lubang Tanam : Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30

cm dengan jarak tanam 1 x 4 m; 2 x 2 m atau 1,5 x 2,5 m. Ukuran lubang dapat

juga dibuat 50 x 50 x 40 cm, dengan jarak antar 2 x 4 m atau 3 x 4 m. Setiap

lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 10 kg.

b. Cara Penanaman : Biji ditanam langsung dalam lubang sebanyak 3- 4 biji per

lubang. Sebulan kemudian biji mulai tumbuh

c. Lain-lain : Untuk menghindari sinar matahari penuh, tanaman salak ditanam di

bawah tanaman peneduh seperti tanaman kelapa, durian, lamptoro dan

sebagainya. Apabila lahan masih belum ada tanaman peneduh, dapat ditanam

tanaman peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak tanam pohon

17
peneduh disesuaikan menurut ukuran luas tajuk misalnya kelapa ditanam

dengan jarak 10 x 10 m, durian 12 x 12 m dan lamtoro 12 x 12 m.

Pemeliharaan Tanaman

1. Penjarangan dan Penyulaman : Untuk memperoleh buah yang berukuran

besar, maka bila tandan sudah mulai rapat perlu dilakukan penjarangan.

Biasanya penjarangan dilakukan pada bulan ke 4 atau ke 5. Penyulaman

dilakukan pada tanaman muda atau yang baru ditanam, tetapi mati atau

pertumbuhannya kurang bagus atau kerdil, atau misalnya terlalu banyak

tanaman betinanya. Untuk keperluan penyulaman kita perlu tanaman

cadangan (biasanya perlu disediakan 10%) dari jumlah keseluruhan, yang

seumur dengan tanaman lainnya. Awal musim hujan sangat tepat untuk

melakukan penyulaman. Tanaman cadangan dipindahkan dengan cara

putaran, yaitu mengikutsertakan sebagian tanah yang menutupi daerah

perakarannya. Sewaktu membongkar tanaman, bagian pangkal serta tanahnya

kita bungkus dengan plastik agar akar-akar di bagian dalam terlindung dari

kerusakan, dilakukan dengan hati-hati.

2. Penyiangan : Penyiangan adalah membuang dan memebersihan rumput-

rumput atau tanaman pengganggu lainnya yang tumbuh di kebun salak.

Tanaman pengganggu yang lazim di sebut gulma ini bila tidak diberantas akan

menjadi pesaing bagi tanaman salak dalam memperebutkan unsur hara dan

air. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan

setelah bibit ditanam, penyiangan berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali

sampai tanaman berumur setahun. Setelah itu penyiangan cukup dilakukan

18
setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam satu tahun, dilakukan pada awal dan

akhir musim penghujan.

3. Pembubunan : Sambil melakukan penyiangan, dilakukan pula penggemburan

dan pembumbunan tanah ke pokok tanaman salak. Hal ini dilakukan untuk

menghemat ongkos kerja juga untuk efisiensi perawatan. Tanah yang

digemburkan dicangkul membentuk gundukan atau bumbunan yang berfungsi

untuk menguatkan akar dan batang tanaman salak pada tempatnya.

Bumbunan jangan sampai merusak parit yang ada.

4. Perempalan dan Pemangkasan : Daun-daun yang sudah tua dan tidak

bermanfaat harus dipangkas. Juga daun yang terlalu rimbun atau rusak

diserang hama. Tunas-tunas yang terlalu banyak harus dijarangkan, terutama

mendekati saat-saat tanaman berbuah (perempalan). Dengan pemangkasan,

rumpun tanaman salak tidak terlalu rimbun sehingga kebun yang lembab serta

pengap akibat sirkulasi udara yang kurang lancar diperbaiki. Pemangkasan

juga membantu penyebaran makanan agar tidak hanya ke daun atau bagian

vegetatif saja, melainkan juga ke bunga, buah atau bagian generatif secara

seimbang. Pemangkasan dilakukan setiap 2 bulan sekali, tetapi pada saat

mendekati masa berbunga atau berbuah pemangkasan kita lakukan lebih

sering, yaitu 1 bulan 1 kali.Apabila dalam rumpun salak terdapat beberapa

anakan, lakukanlah pengurangan anakan menjelang tanaman berbuah. Satu

rumpun salak cukup kita sisakan 1 atau 2 anakan. Jumlah anakan maksimal 3-

4 buah pada 1 rumpun. Bila lebih dari itu anakan akan mengganggu

produktivitas tanaman. Pemangkasan daun salak sebaiknya sampai pada

pangkal pelepahnya. Jangan hanya memotong setengah atau sebagian daun,

19
sebab bagian yang disisakan sebenarnya sudah tidak ada gunanya bagi

tanaman. Pemangkasan pada saat lewat panen harus tetap dilakuakan. Alat

pangkas sebaiknya menggunakan golok atau gergaji yang tajam.

Pemangkasan yang dilaksanakan pada waktu dan cara yang tepat akan

membantu tanaman tumbuh baik dan optimal.

5. Pemupukan : Semua bahan yang diberikan pada tanaman dengan tujuan

memberi tambahan unsur hara untuk memperbaiki pertumbuhan dan produksi

tanaman disebut pupuk. Ada pupuk yang diberikan melalui daerah perakaran

tanaman (pupuk akar). Pupuk yang diberikan dengan cara penyemprotan lewat

daun tanaman (pupuk daun). Jenis pupuk ada 2 macam: pupuk organik dan

anorganik. Pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, abu

tanaman, tepung darah dan sebagainya. Pupuk anorganik adalah: Ure, TSP,

Kcl, ZA, NPK Hidrasil, Gandasil, Super Fosfat, Bay folan, Green Zit, dan

sebagainya. Pupuk organik yang sering diberikan ke tanaman salak adalah

pupuk kandang. Umur tanaman :

 0-12 bulan (1 x sebulan): Pupuk kandang 1000 gram, Urea 5 gram, TSP 5

gram, KCl 5 gram.

 12-24 bulan (1 x 2 bulan): Urea 10 gram, TSP 10 gram, KCl 10 gram.

 24-36 bulan (1 x 3 bulan): Urea 15 gram, TSP 15 gram, KCl 15 gram.

 36dst (1 x 6 bulan): Urea 20 gram, TSP 20 gram, KCl 20 gram.

6. Pengairan dan Penyiraman : Air hujan adalah siraman alami bagi tanaman,

tetapi sulit untuk mengatur air hujan agar sesuai dengan yang dibutuhkan

tanaman. Air hujan sebagian besar akan hilang lewat penguapan, perkolasi

dan aliran permukaan. Sebagian kecil saja yang tertahan di daerah perakaran,

20
air yang tersisa ini sering tidak memenuhi kebutuhan tanaman. Dalam

budidaya salak, selama pertumbuhan, kebutuhan akan air harus tercukupi,

untuk itu kita perlu memberi air dengan waktu, cara dan jumlah yang sesuai.

Hama Dan Penyakit

Hama

 Kutu wol /putih (Cerataphis sp.) : Hama ini bersembunyi di sela-sela buah.

 Kumbang penggerek tunas (Omotemnus sp..)

 Kumbang penggerek batang : Menyerang ujung daun yang masih muda (paling

muda), kemudian akan masuk ke dalam batang. Hal ini tidak menyebabkan

kematian tanaman, tetapi akan tumbuh anakan yang banyak di dalam batang

tersebut. Pengendalian: dimatikan atau dengan cara meneteskan larutan

insektisida (Diazenon) dengan dosis 2 cc per liter pada ujung daun yang

terserang atau dengan cara menyemprot. Dalam hal ini diusahakan insektisida

dapat masuk ke dalam bekas lubang yang digerek. Memasukkan kawat yang

ujungnya lancip ke dalam lubang yang dibuat kumbang hingga mengenai

hama.

 Babi hutan, tupai, tikus dan luwak. Pengendalian:

a. Untuk memberantas babi hutan, dilaksanakan dengan penembakan khusus,

atau memagari kebun salak dengan salak-salak jantan yang rapat. Akan

lebih baik lagi kalau memagari kebun salak dengan kawat berduri;

b. Untuk memberantas Tikus, digunakan Zink phosphit, klerat dan lain-lain;

21
c. Untuk memberantas Luwak dan Tupai, dapat digunakan umpan buah pisang

yang dimasuki Furadan 3 G. Caranya: buah pisang dibelah, kurang lebih 0,5

gram Furadan dimasukkan ke dalamnya, kemudian buah pisang tersebut

dijahit dan dijadikan umpan.

Penyakit

 Penyakit yang sering menyerang salak adalah sebangsa cendawan putih,

Gejala: busuknya buah. Buah yang terserang penyakit ini kualitasnya jadi

menurun, karena warna kulit salak jadi tidak menarik. Pengendalian:

mengurangi kelembaban tanah, yaitu mengurangi pohon-pohon pelindung.

 Noda hitam : Penyebab: cendawan Pestalotia sp. Gejala: adanya bercak-

bercakhitam pada daun salak.

 Busuk merah (pink) : Penyebab: cendawan Corticium salmonicolor. Gejala:

adanya pembusukan pada buah dan batang. Pengendalian: tanaman yang

sakit dan daun yang terserang harus dipotong dan dibakar di tempat tertentu.

Gulma

Di beberapa tempat di Pulau Jawa, lahan salak dibangun di bekas

persawahan. Sehingga otomatis gulma yang merajai kebun adalah gulma-gulma

yang biasa terdapat di sawah. Karena lahan sawah yang biasa tergenang air

dikeringkan dan dibumbun tanahnya maka gulma yang mampu bertahan adalah

gulma berdaun sempit dan tumbuh menjalar yang sedikit sekali terdapat di

sawah. Gulma yang berbatang kurus tegak, berdaun panjang yang umumnya di

persawahan kurang mampu bertahan. Itulah sebabnya mengapa gulma di lahan

22
bekas persawahan relatif lebih sedikit. Pengendalian secara manual dengan

dikored atau dicangkul pun sudah memadai. Pemberantasan gulma secara kimia

di kebun-kebun salak belum lazim dilaksanakan. Untuk lahan yang tidak seberapa

luas, para petani masih menggunakan cara manual (mencabuti rumput-rumputan

dengan tangan, dikored atau dicangkul). Bila lahan salak cukup luas, serta baru

dibuka, gulma yang terdapat tentu banyak sekali dan sulit diberantas hanya

dengan cara manual. Untuk situasi seperti ini perlu menggunakan herbisida,

sebab biaya tenaga kerja relatif murah dan hasilnya lebih cepat. Reaksi bahan

kimia dalam membunuh tanaman liar juga sangat cepat. Herbisida memiliki

pengruh negatif, sebab racun yang dikandungnya dapat membahayakan mahluk

hidup lain termasuk ternak dan manusia. Herbisida yang akan digunakan perlu

sesuai dengan jenis gulma yang akan diberantas. Pilihan yang kurang tepat akan

memboroskan biaya. Gulma dari golongan rumput-rumputan dapat dibasmi

dengan herbisida Gramoxone, Gesapas, Basta atau Diuron. Dari golongan teki-

tekian dapat diberantas dengan Goal. Alang-alang dapat dibasmi dengan Round-

up. Sedangkan tanaman yang berdaun lebar dapat diatasi dengan Fernimine.

Ada juga herbisida yang dapat memberantas beberapa jenis gulma.

Panen

Mutu buah salak yang baik diperoleh bila pemanenan dilakukan pada

tingkat kemasakan yang baik. Buah salak yang belum masak, bila dipungut akan

terasa sepet dan tidak manis. Maka pemanenan dilakukan dengancara petik pilih,

disinilah letak kesukarannya. Jadi kita harus benar-benar tahu buah salak yang

sudah tua tetapi belum masak.

23
 Ciri dan Umur Panen : Buah salak dapat dipanen setelah matang benar di

pohon, biasanya berumur 6 bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ditandai

oleh sisik yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning

tua, dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang

meruncing) terasa lunak bila ditekan. Tanda buah yang sudah tua, menurut

sumber lain adalah: warnanya mengkilat (klimis), bila dipetik mudah terlepas

dari tangkai buah dan beraroma salak.

 Cara Panen Cara memanen: karena buah salak masaknya tidak serempak,

maka dilakukan petik pilih. Yang perlu diperhatikan dalam pemetikan apakah

buah salak tersebut akan disimpan lama atau segera dimakan. Bila akan

disimpan lama pemetikan dilakukan pada saat buah salak tua (Jawa:

gemadung), jadi jangan terlalu tua dipohon. Buah salak yang masir tidak tahan

lama disimpan. Pemanenan buah dilakukan dengan cara memotong tangkai

tandannya.

 Periode Panen : Tanaman salak dalam masa panennya terdapat 4 musim:

a. Panen raya pada bulan Nopember, Desember dan Januari

b. Panen sedang pada bulan Mei, Juni dan Juli

c. Panen kecil pada bulan-bulan Pebruari, Maret dan April.

d. Masa kosong/istirahat pada bulan-bulan Agustus, September dan Oktober.

Bila pada bulan-bulan ini ada buah salak maka dinamakan buah slandren.

Prakiraan Produksi : Dalam budidaya tanaman salak, hasil yang dapat

dicapai dalam satu musim tanam adalah 15 ton per hektar.

24
Pasca Panen

Pengumpulan.

Gudang pengumpulan berfungsi sebagai tempat penerima buah salak

yang berasal dari petani atau kebun. Dalam gudang pengumpulan ini dilakukan:

sortasi, grading dan pengemasan.

Penyortiran dan Penggolongan.

Sortasi/pemilihan bertujuan untuk memilih buah yang baik, tidak cacat, dan

layak ekspor. uga bertujuan untuk membersihkan buah-buah dari berbagai bahan

yang tidak berguna seperti tangkai, ranting dan kotoran. Bahan-bahan tersebut

dipotong dengan pisau, sabit, gunting pangkas tajam tidak berkarat sehinga tidak

menimbulkan kerusakan pada buah.

25
IV. TEKNIK PRODUKSI TANAMAN SEMANGKA

Buah semangka adalah merupakan buah segar yang sangat digemari oleh

semua golongan umur (orang dewasa / anak-anak) yang dapat dimakan langsung

(sering juga disebut buah meja). Buah semangka yang rasanya manis banyak

mengandung Vitamin C yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan juga semangka

banyak mengandung air sebagai pelepas dahaga. Disamping itu juga tanaman

semangka mudah diusahakan dengan umur yang pendek, mudah pemasarannya

dan tahan lama di simpan. Di propinsi Bali yang menjadi daerah sentra produksi

semangka adalah di kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan, dan Kota

Denpasar.

No Kandungan Gizi Nilai Satuan

1 Kalori 28,00Kal

2 Protein 0,10 g

3 Lemak 0,20 g

4 Karbohidrat 7,20 g

5 Kalsium 6,00 mg

6 Fosfor 7,00 mg

7 Besi 0,20 mg

8 Vitamin A 50,20 Si

9 Vitamin B1 0,02 mg

10 Vitamin B2 0,03 mg

11 Vitamin C 7,00 mg

26
12 Niacin 0,20 g

13 Serat 0,50 g

14 Air 92,10 g

Varietas

Tanaman semangka banyak varietasnya terutama semangka Hibrida yang

banyak dikembangkan pada saat sekarang ini dengan ciri-ciri sebagai berikut :

Verietas
No Keterangan
Toto Setabindo Classic Orbit

1 Tipe Pertumbuhan Menjalar Menjalar Menjalar Menjalar

2 Panjang Tanaman 550 520 600 600

3 (cm) 0 – 600 0 – 600 0 – 1.000 0 – 1.000

4 Adaptasi (m dpl) Bulat Bulat Bulat Bulat

5 Bentuh Buah 22 x 22 24 x 22 24 x 23 24 x 23

6 Ukuran Buah (p x 5 – 7 5–8 5–8 5–8

7 d) cm 30 30 30 30

8 Berat Buah (kg) 65 – 70 65 – 70 65 – 70 65 – 70

9 Potensi Hasil 70 x 300 70 x 300 70 x 300 70 x 300

10 (ton/ha) 4.000 4.000 4.000 4.000

11 Umur Masak (hst) 250 250 250 250

12 Jarak Tanam (cm) Hijau terang Hijau Hijau Hijau

Populasi (tan/ha) bergaris bergaris bergaris bergaris

13 Kebutuhan benih/ha Kuning Merah

27
(gr) Merah Merah

Warna Daging

Buah

Warna Buah Muda

Syarat-Syarat Tumbuh

Tanaman semangka dapat tumbuh pada semua jenis tanah dengan syarat-

syarat sebagai berikut :

 Tanah gembur

 PH 6 – 7

 Ketinggian 0 – 1.000 m dpl

 Tanaman yang baik pada Bulan April – Mei (kemarau)

Pengolahan Tanah

Sebaiknya tanah dioleh dengan cara dibajak / dicangkul sebaik mungkin,

dan dibuat bedengan dengan ukuran lebar 3 m dan panjang sesuai keadaan

tanah, jarak antar bedengan 40 cm. Tanaman semangka juga dapat ditanam

tanpa olah tanah (TOT) dengan penyemprotan memakai Herbisida, cukup

digemburkan lubang tanam dengan ukuran 40 x 40 x 20 cm, lubang dibiarkan

terbuka 2 – 3 hari.

28
Jarak Tanam/Penanaman

Tanaman semangka dapat ditanam dengan jarak tanam 70 x 300 cm atau

100 x 280 cm. Waktu tanam dilakukan pada akhir musim kemarau (Mei/Juni)

atau awal musim hujan (september/Oktober.Tanaman semangka ditanam dengan

2 sistem: tanam benih langsung (TBL) dengan jumlah biji/lubang 1 – 2 biji dan biji

disemai dahulu, setelah berumur 10 hari bibit dapat dipindah ke lapangan.

Perawatan Tanaman

Penyiraman

Tanaman semangka sangat membutuhkan air penyiraman/untuk

pertumbuhan tanaman. Penyiraman dapat dilakukan sebagai berikut :

 0 - 7 hari --> disiram setiap hari

 7 - 14 hari --> disiram 2 hari 1 x

 14 - 21 hari --> disiram 3 hari 1 x

 21 - 30 hari --> disiram 4 hari 1 x

Pemupukan

Pupuk yang digunakan untuk tanaman semangka antara lain : Pupuk

kandang, TSP, ZA dan KCl. Dosis pupuk dan waktu pemberiannya per hektar:

Nama Pupuk Pupuk Susulan ( Kg )

Pupuk Dasar (Kg) I II III IV V

Pupuk Kandang 12.000 - - - - -

29
TSP 350 50 200 - - -

ZA 150 50 150 150 200 100

KCl 130 20 100 - 50 -

Pemangkasan

Untuk mendapatkan buah yang besar dan produksi tinggi tanaman

semangka membutuhkan pemangkasan. Pemangkasan pertama dilakukan

setelah tanaman mulai bercabang, biasa tanaman semangka pada ruas pertama

bercabang sampai mencapai 4 cabang, peliharalah 1 – 2 cabang yang benar-

benar sehat sedang cabang yang kurang sehat agar dibuang, dan selanjutnya

pemangkasan dilanjutkan dengan membuang cabang-cabang yang tumbuh pada

tunas utama yang dipelihara hingga menjelang keluarnya putik buah yang

pertama, untuk mendapatkan kualitas buah yang baik usahakan buah pertama

dibuang, pelihara buah kedua dan ketiga.

Pengendalian Hama / Penyakit

 Biasanya hama yang sering menyerang tanaman semangka (yang diserang

daun) yaitu hama kumbang Caccinelid ( Sinharmonia Octamaculta ) atau

bahasa daerahnya disebut Koronang, binatangnya kecil berwarna merah

kekuningan, kadang bulat berbintik hitam. Pengendalian dengan penyemprotan

menggunakan Insektisida Sevin 85 S, Dursban, Bayrusil dengan dosis 2

CC/Liter air.

30
 Penyakit yang menyerang tanaman semangka biasanya jenis cendawan antara

lain :

 Fusarium Wit : Maneb 80%, Difolatan 80%, Dilsene M 74%

 Anthracuose : Propined 70%, Mancozeb 80%, Dithane M-45

 Powdery Mildew : Karathane 37,4%; Benlate50%,Marestan 25%

Panen

Tanaman semangka sudah dapat dipanen pada umur 60 – 70 hari setelah

tanam. Pada tahun 2001 luas panen semangga di propinsi Bali sekitar 1.068 ha,

dengan produksi total 33.246,9 ton. Rata-rata produktivitas 311,30 kw/ha. Tanda-

tanda buah sudah tua / masak sebagai berikut :

1. Buah dipukul dengan tangan bunyinya berat

2. Tangkai buah berubah coklat

3. Kulit buah di bawah putih berubah menjadi kuning

4. Saluran yang berada pada ketiak daun pada tangkai buah sudah mengering.

31
V. TEKNIK PRODUKSI TANAMAN MANGGIS

Buah manggis selain rasanya segar juga manis. Buah manggis juga

bermanfaat, terutama bagian kulitnya untuk kesehatan. Selain itu juga dapat

menambah ketahanan ekonomi keluarga, untuk itu perlu dibudidayakan.

SEJARAH SINGKAT MANGGIS

Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yg berasal dari hutan

tropis yg teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau

Indonesia. Dari Asia Tenggara, tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah

dan daerah tropis lainnya seperti Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawaii dan Australia

Utara. Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti

manggu (Jawa Barat), Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara),

Manggista (Sumatera Barat).

JENIS TANAMAN MANGGIS

Klasifikasi botani pohon manggis adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Keluarga : Guttiferae

Genus : Garcinia

Spesies : Garcinia mangostana L

32
Balai Penelitian Pohon Buah-buahan Solok merekomendasikan tiga klon

manggis, yaitu:

a. Kelompok besar: panjang daun>20 cm; lebar>10 cm; ketebalan kulit buah>9

mm; diameter buah>6,5 cm; berat buah>140 gram; buah tiap tandan 1 butir.

b. Kelompok sedang: panjang daun 17-20 cm; lebar 8,5-10 cm; ketebalan kulit

buah 6-9 mm; diameter buah 5,5-6,5 cm; berat buah 70-140 gram; buah tiap

tandan 1-2 butir.

d. Kelompok kecil: panjang daun<17 cm; lebar<8,5 cm; ketebalan kulit buah<6

mm; diameter buah<5,5, cm; berat buah<70 gram; buah tiap tandan>2 butir.

MANFAAT TANAMAN MANGGIS

Buah manggis dapat disajikan dlm bentuk segar, sebagai buah kaleng,

dibuat sirop/sari buah. Secara tradisional buah manggis adalah obat sariawan,

wasir dan luka. Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk utk tekstil

dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Batang pohon dipakai

sebagai bahan bangunan, kayu bakar/ kerajinan.

SENTRA PENANAMAN MANGGIS

Pusat penanaman pohon manggis adalah Kalimantan Timur, Kalimantan

Tengah, Jawa Barat (Jasinga, Ciamis, Wanayasa), Sumatera Barat, Sumatera

Utara, Riau, Jawa Timur dan Sulawesi Utara.

33
SYARAT TUMBUH MANGGIS

1. Iklim

Dalam budidaya manggis, angin berperan dlm penyerbukan bunga untuk

tumbuhnya buah. Angin yg baik tidak terlalu kencang. Daerah yg cocok untuk

budidaya manggis adalah daerah yg memiliki curah hujan tahunan 1.500–2.500

mm/tahun dan merata sepanjang tahun. Temperatur udara yg ideal berada pada

kisaran 22-32°C.

2. Media Tanam

Tanah yg paling baik untuk budidaya manggis adalah tanah yg subur,

gembur, mengandung bahan organik. Derajat keasaman tanah (pH tanah) ideal

untuk budidaya tanaman manggis adalah 5–7. Untuk pertumbuhan tanaman

manggis memerlukan daerah dengan drainase baik dan tidak tergenang serta air

tanah berada pada kedalaman 50–200 m

3. Ketinggian Tempat

Pohon manggis dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai di

ketinggian di bawah 1.000 m dpl. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah

dengan ketinggian di bawah 500-600 m dpl.

PEDOMAN BUDIDAYA MANGGIS

1. Pembibitan Manggis

Pohon manggis dapat diperbanyak dengan biji/bibit hasil penyambungan

pucuk dan susuan. Pohon yg ditanam dari biji baru berbunga pada umur 10-15

34
tahun sedangkan yg ditanam dari bibit hasil sambungan dapat berbunga pada

umur 5-7 tahun.

2. Persyaratan Benih

Perbanyakan dengan biji untuk batang bawah diambil dari buah tua yg

berisi 5-6 segmen daging buah dengan 1-2 segmen yg berbiji, tidak rusak,

beratnya minimal satu gram dan daya kecambah sedikitnya 75%. Buah diambil

dari pohon yg berumur sedikitnya 10 tahun. Untuk pembuatan bibit dengan cara

sambungan diperlukan batang bawah dan pucuk (entres) yg sehat. Batang

bawah adalah bibit dari biji berumur lebih dari dua tahun dengan diameter batang

0.5 cm dan kulitnya berwarna hijau kecoklatan.

3. Penyiapan Benih

Untuk menghilangkan daging buah, rendam buah dlm air bersih selama 1

minggu (dua hari sekali air diganti) sehingga lendir dan jamur terbuang. Biji akan

mengelupas dengan sendirinya dan biji dicuci sampai bersih. Celupkan biji

kedalam fungisida Benlate dengan konsentrasi 3 g/L selama 2-5 menit.

Keringanginkan biji di tempat teduh selama beberapa hari sampai kadar airnya

12-14%.

Pucuk untuk sambungan berupa pucuk (satu buku) yg masih berdaun

muda berasal dari pohon induk yg unggul dan sehat. Dua minggu sebelum

penyambungan bagian bidang sayatan batang bawah dan pucuk diolesi zat

pengatur tumbuh Adenin/Kinetin dengan konsentrasi 500 ppm utk lebih memacu

pertumbuhan.

35
4. Teknik Penyemaian Benih

Perbanyakan dengan biji dlm bedengan dibuat dengan ukuran lebar 100-

120 cm dengan jarak antar bedengan 60-100 cm. Tanah diolah kedalam 30 cm,

kemudian campurkan pasir, tanah dan bahan organik halus (3:2:1) dengan

merata. Persemaian diberi atap jerami/daun kelapa dengan ketinggian sisi Timur

150-175 cm dan sisi Barat 10-125 cm. Benih ditanam di dlm lubang tanam

berukuran 10 x 10 cm dengan jarak tanam 3 x 3 cm dan jarak antar baris 5 cm

pada kedalaman 0,5-1,0 cm. Tutup benih dengan tanah dan selanjutnya

bedengan ditutup dengan karung goni basah atau jerami setebal 3 cm.

Persemaian disiram 1-2 kali sehari, diberi pupuk urea dan SP-36 masing-masing

2 g/tanaman setiap bulan. Setelah berumur 1 tahun, bibit dipindahkan ke dlm

polybag ukuran 20 x 30 cm berisi campuran tanah dan kompos/pupuk kandang

(1:1). Bibit ini dipelihara sampai berumur 2 tahun dan siap ditanam

dilapangan/dijadikan batang bawah pada penyambungan.

Penyemaian dan pembibitan di dlm polybag berukuran 20 x 30 cm.

Satu/dua benih disemai di dlm polybag 20 x 30 cm yg dasarnya dilubangi kecil-

kecil pada kedalaman 0.5-1.0 cm. Media tanam berupa campuran tanah halus,

kompos/pupuk kandang halus dan pasir (1:1:1). Simpan polybag di bedengan yg

sisinya dilingkari papan/bilah bambu agar polybag tidak roboh. Persemaian

disiram 1-2 hari sekali dan diberi urea & SP-36 sebanyak 2-3 g/tanaman setiap

bulan. Bibit ini dipelihara sampai berumur 2 tahun dan siap ditanam di lapangan

atau dijadikan batang bawah pada penyambungan.

36
5. Perbanyakan dengan penyambungan pucuk :

Adapun cara penyambungan pucuk adalah sebagai berikut:

 Potong bahan bawah setinggi 15-25 cm dari pangkal leher lalu buat celah

di ujung batang sepanjang 3-5 cm.

 Runcingkan pangkal batang atas sepanjang 3-5 cm.

 Selipkan bagian runcing batang atas (pucuk) ke dlm celah batang bawah.

 Balut bidang pertautan batang bawah & atas dengan tali rafia. Pembalutan

dimulai dari atas, lalu ikat ujung balutan dengan kuat.

 Tutupi hasil sambungan dengan kantung plastik transparan & simpan di

tempat teduh. Setelah 2-3 minggu penutup dibuka & bibit dibiarkan tumbuh

selama 3-4 minggu. Balutan dapat dilepas setelah berumur 3 bulan yaitu

pada saat bibit telah bertunas. Setelah berumur 6 bulan bibit siap

dipindahtanamkan ke kebun.

 Selama penyambungan siram bibit secara rutin dan siangi gulma.

 Perbanyakan dengan penyambungan susuan.

Adapun cara penyambungan susuan adalah sebagai berikut:

 Pilih pohon induk yg produktif sebagai batang atas.

 Siapkan batang bawah di dlm polibag dan letakan di atas tempat yg lebih

tinggi daripada pohon induk manggis.

 Pilih satu cabang (entres) dari pohon induk utk bahan cabang atas.

Diameter cabang lebih kecil atau sama dengan batang bawah.

 Sayat batang bawah dengan kayunya kira-kira 1/3-1/2 diameter batang

sepanjang 5-8 cm.

37
 Sayat pula cabang entres dengan cara yg sama.

 Satukan bidang sayatan kedua batang dan balut dengan tali rafia.

 Biarkan bibit susuan selama 5 - 6 bulan.

 Pelihara pohon induk dan batang bawah di dlm polibag dengan intensif.

 Susuan berhasil jika tumbuh tunas muda pada pucuk batang atas (entres)

dan ada pembengkakan (kalus) di tempat ikatan tali.

 Bibit susuan yg baru dipotong segera disimpan di tempat teduh dengan

penyinaran 30% selama 3-6 bulan sampai tumbuh tunas baru. Pada saat

ini bibit siap dipindahtanamkan.[bibit manggis]

6. Pengolahan Media Tanam Manggis

Persiapan

Penetapan areal untuk perkebunan manggis harus memperhatikan faktor

kemudahan transportasi dan sumber air.

Pembukaan Lahan

Membongkar tanaman yg tidak diperlukan dan mematikan alang-alang

serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam. Membajak

tanah utk menghilangkan bongkahan tanah yg terlalu besar. Pengaturan Jarak

Tanam : Pada tanah yg kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada

tanah subur, jarak tanam lebih renggang. Jarak tanam standar adalah 10 m dan

diatur dengan cara:

 segi tiga sama kaki.

 diagonal.

 bujur sangkar (segi empat).

38
Pemupukan Manggis

Bibit ditanam di musim hujan kecuali di daerah yg beririgasi sepanjang

tahun. Sebelum tanam taburkan campuran 500 gram ZA, 250 gram SP-36 & 200

gram KCl ke dlm lubang tanam dan tutup dengan tanah.[pengolahan media

tanam manggis]

Teknik Penanaman Manggis

1) Pembuatan Lubang Tanam

Buat lubang tanam ukuran 50 x 50 cm sedalam 25 cm & tempatkan tanah

galian tanah di satu sisi. Perdalam lubang tanam sampai 50 cm dan tempatkan

tanah galian di sisi lain. Keringanginkan lubang tanam 15-30 hari sebelum tanam.

Kemudian masukkan tanah bagian dlm (galian ke dua) dan masukkan kembali

lapisan tanah atas yg telah dicampur 20-30 kg pupuk kandang. Jarak antar

lubang 8 x 10 m atau 10 x 10 m dihitung dari titik tengah lubang. Untuk lahan

berlereng perlu dibuat teras, tanggul dan saluran drainase untuk mencegah erosi.

2) Cara Penanaman

Dengan jarak tanam 10x 10 m atau 8 x 10 m diperlukan 100-125 bibit per

hektar.

Cara menanam bibit yg benar adalah sebagai berikut:

 Siram bibit di dlm polybag dengan air sampai polibag dapat dilepaskan

dengan mudah.

 Buang sebagian akar yg terlalu panjang dengan pisau/gunting tajam.

39
 Masukkan bibit manggis ke tengah-tengah lubang tanam, timbun dengan

tanah sampai batas akar & padatkan tanah perlahan-lahan.

 Siram sampai tanah cukup lembab.

 Beri naungan yg terbuat dari tiang-tiang bambu beratap jerami. Jika sudah

ada pepohonan di sekitarnya, pohon-pohon ini bisa berfungsi sebagai

pelindung alami. Pohon pelindung harus bersifat alami dan mengubah iklim

mikro, misalnya tanaman Albisia dan Lamtoro

Pemeliharaan Tanaman

1) Penyiangan

Lakukan penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan bersamaan

dengan pemupukan dan penggemburan yaitu dua kali dlm setahun.

2) Perempalan/Pemangkasan

Ranting-ranting yg tumbuh kembar dan sudah tidak berbuah perlu

dipangkas untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Gunakan gunting

pangkas yg bersih dan tajam untuk menghindari infeksi dan lapisi bekas

pangkasan dengan ter.

3) Pemupukan Manggis

Jenis dan dosis pemupukan anjuran adalah:

 Pohon berumur 6 bulan dipupuk campuran urea, SP-36 & KCl (3:2:1)

sebanyak 200-250 gram/pohon.

40
 Pohon berumur 1-3 tahun dipupuk campuran 400-500 gram Urea, 650-700

gram SP-36 & 900-1000 gram KCl (3:1:2) yg diberikan dlm dua sampai tiga

kali.

 Pohon berumur 4 tahun dan seterusnya dipupuk campuran urea, SP-

36dan KCl (1:4:3) sebanyak 3-6 kg.pohon ditambah 40 kg/pohon pupuk

kandang. Pupuk ditaburkan di dlm larikan/di dlm lubang-lubang di sekeliling

batang dengan diameter sejauh ukuran tajuk pohon. dlm larikan & lubang

sekitar 10-20 cm sedangkan jarak antar lubang sekitar 100-150 cm.

Pengairan dan Penyiraman

Tanaman yg berumur di bawah lima tahun memerlukan ketersediaan air yg

cukup dan terus menerus sehingga harus disiram satu sampai dua hari sekali.

Sedangkan pada pohon manggis yg berumur lebih dari lima tahun, frekuensi

penyiraman berangsur-angsur dapat dikurangi. Penyiraman dilakukan pagi hari

dengan cara menggenangi saluran irigasi atau disiram.

Pemberian Mulsa

Mulsa jerami dihamparkan setebal 3-5 cm menutupi tanah di sekeliling

batang yg masih kecil utk menekan gulma, menjaga kelembaban & aerasi &

mengurangi penguapan air.[cara memelihara manggis]

41
HAMA DAN PENYAKIT MANGGIS

Hama

Ulat bulu

Hama ini melubangi daun.

Pengendalian:

(1) menjaga sanitasi lingkungan & pemeliharaan tanaman yg baik;

(2) penyemprotan insektisida Bayrusil 250 EC/Cymbush 50 EC dengan

konsentrasi 0.1-0.2 %.

Penyakit

1. Bercak daun

Penyebab: jamur Pestalotia sp., Gloesporium sp. & Helminthosporium sp.

Gejala: bercak pada daun yg tidak beraturan berwarna abu-abu pada pusatnya

(Pestalotia sp.), coklat (Helminthosporium sp.) & hitam pada sisi atas & bawah

daun (Gloesporium sp.).

Pengendalian: mengurangi kelembaban yg berasal dari tanaman pelindung,

memotong bagian yg terserang dan menyemprotkan fungisida Bayfidan 250

EC/Baycolar 300 EC dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.

2. Jamur upas

Penyebab: Corticium salmonicolor Berk.et Br.

Gejala: cabang/ranting mati karena jaringan kulit mengering.

Pengendalian: memotong cabang/ranting, mengerok kulit dan kayu yg terserang

parah dan mengolesi bagian yg dipotong dengan cat, atau disemprot dengan

Derosal 60 WP 0.1-0.2 %.

42
3. Hawar benang

Penyebab: jamur Marasmius scandens Mass Dennis et Reid.

Gejala: miselium jamur tumbuh pada permukaan cabang & ranting membentuk

benang putih yg dapat meluas sampai menutupi permukaan bawah daun.

Pengendalian: menjaga kebersihan dan memangkas daun yg terserang.

4. Kanker batang

Penyebab: jamur Botryophaerisa ribis.

Gejala: warna kulit batang & cabang berubah & mengeluarkan getah.

Pengendalian:

perbaikan drainase, menjaga kebersihan kebun, pemotongan tanaman yg sakit;

penyemprotan fungisida Benlate utk kanker batang, Cobox atau Cupravit bagi

penyakit lainnya.

5. Hawar rambut

Penyebab: jamur Marasmius equicrinis Mull.

Gejala: permukaan tanaman manggis ditutupi bentuk serupa benang berwarna

coklat tua kehitaman mirip ekor kuda.

Pengendalian: sama dengan kanker batang.

6. Busuk buah

Penyebab: jamur Botryodiplodia theobromae Penz.

Gejala: diawali dengan dengan membusuknya pangkal buah & meluas ke seluruh

bagian buah sehingga kulit buah menjadi suram.

Pengendalian: sama dengan kanker batang.

7. Busuk akar

Penyebab: jamur Fomes noxious Corner.

43
Gejala: akar busuk & berwarna coklat.

Pengendalian: sama dengan kanker batang. [hama dan penyakit tanaman

manggis]

PANEN

Ciri Ciri Umur Panen Manggis

Tingkat kematangan sangat berpengaruh terhadap mutu & daya simpan manggis.

Buah dipanen setelah berumur 104 hari sejak bunga mekar (SBM). Umur panen

dan ciri fisik manggis siap panen dapat dilihat berikut ini :

 Panen 104 hari: warna kulit hijau bintik ungu; berat 80-130 gram; diameter

55-60 mm.

 Panen 106 hari: warna kulit ungu merah 10-25%; berat 80-130 gram;

diameter 55- 60 mm.

 Panen 108 hari: warna kulit ungu merah 25-50%; berat 80-130 gram;

diameter 55- 60 mm.

 Panen 110 hari: warna kulit ungu merah 50-75%; berat 80-130 gram;

diameter 55- 60 mm.

 Panen 114 hari: warna kulit ungu merah; berat 80-130 gram; diameter 55-

65 mm.

 Untuk konsumsi lokal, buah dipetik pada umur 114 SBM sedangkan utk

ekspor pada umur 104-108 SBM.

44
Cara Panen

Pemanenan dilakukan dengan cara memetik/memotong pangkal tangkai

buah dengan alat bantu pisau tajam. Untuk mencapai buah di tempat yg tinggi

dapat digunakan tangga bertingkat dari kayu/galah yg dilengkapi pisau dan

keranjang di ujungnya. Pemanjatan seringkali diperlukan karena manggis adalah

pohon hutan yg umurnya dapat lebih dari 25 tahun.

8.3. Periode Panen

Pohon manggis di Indonesia dipanen pada bulan November sampai Maret tahun

berikutnya.

Perkiraan Produksi

Produksi panen pertama hanya 5-10 buah/pohon, kedua rata-rata 30

buah/pohon selanjutnya 600-1.000 buah/pohon sesuai dengan umur pohon. Pada

puncak produksi, tanaman yg dipelihara intensif dapat menghasilkan 3.000

buah/pohon dengan rata-rata 2.000 buah/pohon. Produksi satu hektar (100

tanaman) dapat mencapai 200.000 butir atau sekitar 20 ton buah

PASCAPANEN

 Pengumpulan : Buah dikumpulkan di dlm wadah & ditempatkan di lokasi yg

teduh & nyaman.

 Penyortiran dan Penggolongan : Tempatkan buah yg baik dengan yg rusak &

yg busuk dlm wadah yg berbeda. Lakukan penyortiran berdasarkan ukuran

45
buah hasil pengelompokan dari Balai Penelitian Pohon Buah-buahan Solok

yaitu besar, sedang dan kecil.

 Penyimpanan : Pada ruangan dengan temperatur 4-6 derajat C buah dapat

tetap segar selama 40 hari sedangkan pada 9-12 derajat C tahan sampai 33

hari.

46
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2002. Shadehouse Construction. Shelterword. com/merchant2/


merchant.mvc. [3 Mei 2008].
Barus, A. 1981. Percobaan Pembiakan Vegetatif pada Tanaman Durian (Durio
Zibertinus, Murr). Thesis. Jurusan Hortikultura, Fakultas Pertanian USU.
Benyamin, T.J.E. 1982. Tree Fruit Production. AVI Publishing Company Inc.
USA.
Bio Cert. 2004. Pertanian Organik. Artikel. Bio Cert. Jakarta. 5 halaman.
Cohen, A. 1976. Citrus Fertilization. International Potash Institute. Switzerland
Deptan. 2004. Defisiensi Unsur Hara (Jeruk). Direktorat Tanaman Buah.
Departemen Pertanian Gedung Johor, Medan 9.
Edmond, J. B., T. L. Senn, F. S. Andrew dan R. G. Halfacre. 1987. Fundamental
of Horticultura. Tata Mc Graw-Hill Publ. Co. Ltd. New Delhi.
Fitler, A. H. dan R. K. M. Hay. 1981. Environmental Physiology of Plant.
Academic Press, Inc. London.
Halfacre, R. G. dan Barden, J. A. 1979. Horticulture. Mc Graw- Hill Book
Company, New York.
Hill, R. H. H., T. H. Lee., D. Graham., W. B. Mc Glosson dan E. G. Hall. 1991.
Postharvest. New South Wales University Press Limited, Australia.
Mahlstede, J. P. dan E. S. Haber. 1982. Plant Propagation. John Wiley & Sons,
Inc., New York.
Manuoto, S. dan Y. K. Wagiono. 1998. Prospek Pengembangan Buah-Buahan
dalam Negeri Ditinjau dari Aspek Agronomis. Makalah Seminar Nasional
Pengembangan Buah-Buahan Sumatera Utara dalam Menghadapi Era
Globalisasi. UMI, Medan. 26 halaman
Nusmawarheni, S., D. Prihatini dan E. P. Pohan. 1990. Mengenal Buah Unggul
Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta.
Prawoto, A., I. Surono dan D. Setyorini. 2005. Panduan Budidaya Tanaman
Pangan Organik. Bio Cert, Jakarta.
Rai, I. N., R. Poerwanto. 2008. Memproduksi Buah di Luar Musim. Pernerbit
Andi, Yogyakarta. ISBN:978-979-29-0638-7.

47
Rai, I. N. 2010. Penerapan Teknologi aan Manajemen Produksi Ramah
Lingkungan dalam Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Produk
Hortikultura Indonesia. Orasi Ilmiah Pada Pengukuhan Jabatan Guru
Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Agronomi Fakultas Pertanian Universitas
Udayana. Rapat Senat Terbuka Universitas Udayana, 20 Maret 2010
Saragih, B. 1998. Tantangan dan Strategi Pengembangan Agribisnis Buah-
Buahan Sumatera Utara Menghadapi Perdagangan Bebas. Makala
Seminar Nasional Pengembangan Buah–Buahan Sumatera Utara dalam
Menghadapi Era-globalisasi. UMI. Medan. 7 halaman.
Susanto, S. 2001. Optimasi Potensi Tanaman dalam Budidaya Hidroponik.
Modul Pelatihan Aplikasi Teknologi Hidroponik untuk Pengembangan
Agribisnis Perkotaan. Bogor, 1-12 Oktober 2001. Pusat Pengkajian dan
penerapan Ilmu Teknik untuk Pertanian Tropika (CREATA) Lembaga
Penelitian IPB bekerjasama dengan Direktorat Pembinaan Sarana
Akademis, Dirjen Dikti, Depdiknas.
Susilo, A. D. 2009. Petani Hortikultura Ketinggalan Teknologi. http://www.
sinarharapan.co.id/berita/0904/24/eko-02.html. [18 Pebruari 2010).

Syamtohana, H. 2001. Manajemen Agribisnis Hidroponik. Modul Pelatihan


Aplikasi Teknologi Hidroponik untuk Pengembangan Agribisnis Perkotaan.
Bogor, 1-12 Oktober 2001. Pusat Pengkajian dan penerapan Ilmu Teknik
untuk Pertanian Tropika (CREATA) Lembaga Penelitian IPB bekerjasama
dengan Direktorat Pembinaan Sarana Akademis, Dirjen Dikti, Depdiknas.
Widodo, W. D. 1995. Pemangkasan Pohon Buah-Buahan. Penebar Swadaya,
Jakarta
Wibowo, A.S. 2002. Greenhouse Alternatif Budidaya Tanaman Secara Modern.
PT. Tanindo Subur Prima. Surabaya.
Wilins, M. B. 1989. Physiology of Plant Growth and Development. Mc Graw-Hill
Publishing Company Limited, New York.

48

Anda mungkin juga menyukai