Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sistem ( saluran) Gastrointestinal (GI), terdiri dari saluran makanan dan
pencernaan, dimulai dari rongga mulut dan berakhir di anus. Struktur utama
dari sistem ini adalah rongga mulut ( mulut, lidah, dan faring), esophagus,
lambung, usus halus (duodenum, jejenum, ileum), usus besar (sekum, kolon,
dan rektum), dan anus.
Organ-organ pelengkap dan kelenjar-kelenjar yang juga termasuk dalam
proses pencernaan adalah kelenjar saliva, pancreas, kantung empedu, hati.
Fungsi uama dari sistem gastrointestinal adalah pencernaan partike-partikel
makanan dan absorbsi dari isi pencernaan (nutrient, elektrolit, mineral dan
cairan) kedalam sistem peredaran darah untuk pemakaian selular.
Penyerapan dan pencernaan terjadi didalam usus halus dan sebagian
kecil dilambung. Bahan-bahan yang tidak dicerna melewati usus bagian
bawah dengan bantuan gerakan peristaltic bergerak ke rektum dan anus
dimana akan dikeluarkan sebagai feses atau tinja.

2. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu gastroentritis
2. Untuk mengetahui apa saja pencegahan gastro
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pengobatan gastro

3. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Gastroentritis?
2. Bagaimana cara pencegahan pada penyakit gastro?
3. Apa saja pengobatan yang bias dilakukan pada penyakit gastro?

1
BAB II
PEMBAHASAN

GASTROENTRITIS

1. DEFINISI

Gastroenteritis atau diare adalah gangguan fungsi penyerapan dan


sekresi dari saluran pencernaan, dipengaruhi oleh fungsi kolon dan dapat
diidentifikasikan dari perubahan jumlah, konsistensi, frekuensi, warna dan
bau tinja Whaley dan Wong (2002) . Penyakit gastroenteritis disebut juga
sebagai kondisi dimana terjadi defekasi yang tidak biasa (lebih dari 3 kali
sehari), juga perubahan jumlah dan konsistensi (feses cair) yang dapat
disebabkan oleh bakteri, virus, alergi terhadap makanan tertentu (Brunner &
Suddart, 2007). Gastroenteritis akut adalah diare yang terjadi selama kurang
dari 14 hari (Spruill & Wade, 2008).

2. ETIOLOGI

Menurut Wong (2008) penyebab terjadinya diare adalah :

1. Faktor infeksi

a. Infeksi internal yang merupakan penyebab utama diare, yaitu :

1) Infeksi bakteri Esherichia coli, salmonella, shigella, vibrio.

2) Infeksi virus : Rotavirus, adeno virus, virus norfewolk

3) Infeksi parasit: Giardia, amebiasis, cryptosporidium dan


cylospora.

4) Infeksi parenteral adalah infeksi di luar alat pencernaan, seperti :


tonsillitis,bronkopnemoni, enchepalitis.

2
b. Faktor malabsorbsi

1) Malabsorbsi karbohidrat

a. Monosakarida ( glukosa, laktosa, galaktosa )

b. Disakarida ( sukrosa, maltosa )

2) Malabsorbsi lemak

3) Malabsorbsi protein

a. Faktor makanan
Makanan yang mengandung basi, mengandung toksin dan seseorang
yang alergi terhadap makanan tertentu.
b. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas dapat menjadi pencetus diare.

3. PENCEGAHAN
1. Mencuci tangan. Cuci lah seluruh tangan (termasuk sela-sela
kuku) hingga bersih. Gunakan sabun, lalu gosok-gosok tangan
Anda sekitar 20 detik, dan bilas dengan menggunakan air bersih.
Jika tidak ada sabun dan air, gunakanlah tisu pembersih atau
cairan pembersih tangan tanpa bilas (hand sanitizer).
2. Selalu memakai peralatan pribadi. Disarankan untuk memakai
peralatan makan dan minum sendiri, seperti gelas, piring,
sendok, dan garpu. Hindari memakai alat makan secara
bergantian dengan orang lain. Pastikan setiap anggota keluarga
memiliki handuk sendiri-sendiri.
3. Menjaga jarak. Jika Anda terpaksa melakukan kontak dengan
orang yang terinfeksi gastroenteritis, usahakan untuk menjaga
jarak dengannya. Jangan menyentuh barang-barang yang
digunakan oleh orang yang terinfeksi.

3
4. Membersihkan barang-barang. Bersihkan barang-barang,
tempat, dan juga permukaan yang disentuh oleh orang yang
sudah terinfeksi. Benda-benda seperti permukaan meja, keran,
gagang pintu, sendok, garpu, dan perlengkapan lain yang
digunakan oleh pasien gastroenteritis yang tinggal serumah
dengan Anda bisa menjadi media penularan virus.
5. Vaksin rotavirus. Vaksin ini diberikan untuk mencegah diare
karena rotavirus. Ada dua jenis vaksin rotavirus yang tersebar di
Indonesia, yaitu rotateq dan rotarix. Rotateq diberikan sebanyak
tiga dosis saat bayi berusia 6-14 minggu, 4-8 minggu kemudian,
dan usia 8 bulan. Sedangkan rotarix diberikan dua dosis pada
usia 10 minggu dan 14 minggu (6 bulan).
6. Selain beberapa upaya di atas, ada beberapa hal hal bisa Anda
perhatikan untuk mencegah gastroenteritis. Jika Anda sedang
bepergian atau berada di tempat umum, sebaiknya berhati-hati
dalam memilih makanan dan minuman yang Anda konsumsi.
Berikut ini beberapa hal yang perlu dihindari:
a. Hindari mengonsumsi makanan mentah, baik sayuran
maupun buah-buahan yang sudah dikupas atau disentuh oleh
tangan orang lain.
b. Jangan mengonsumsi daging yang tidak dimasak dengan
matang.
c. Belilah air minum dalam kemasan untuk menghindari
mengonsumsi air yang terkontaminasi. Termasuk saat Anda
menggosok gigi, disarankan untuk tetap menggunakan air
kemasan.
d. Hindari mengonsumsi es batu yang kebersihannya tidak
terjamin, karena bisa jadi air yang digunakan untuk
membuat es sudah terkontaminasi oleh virus.

4
4. PENGOBATAN
Obat-obat yang dibiasa digunakan :
1. Antidiare
Kodein, paregoric, tingtur opium, loveramid (untuk kategori
kehamilan B)
2. Cairan
RL ( Ringer Lactat)

Tujuan utama dari pengobatan gastroenteritis adalah untuk


mencegah terjadinya dehidrasi. Karena itu, penderita dianjurkan untuk
banyak minum air. Jika dehidrasi yang dialami cukup parah, penderita
mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan cairan melalui
infus. Oralit bisa diberikan untuk membantu rehidrasi. Obat ini mengandung
elektrolit dan mineral yang diperlukan oleh tubuh. Meskipun oralit bisa
dibeli secara bebas di pasaran, pastikan untuk selalu mengikuti aturan pakai
yang tertulis pada kemasan. Bila perlu, tanyakan kepada dokter atau
apoteker untuk mendapatkan informasi lebih jelas.

Obat-obatan antibiotik tidak efektif untuk mengatasi virus. Selain


itu, jangan memberikan aspirin untuk menghilangkan gejala nyeri pada
penderita yang masih berusia di bawah 16 tahun. Untuk membantu
meringankan gejala gastroenteritis, lakukanlah beberapa tips berikut ini di
rumah:

1. Upayakan untuk selalu meminum lebih banyak cairan. Jika kesulitan


minum langsung dari gelas, gunakanlah sedotan. Hindari mengonsumsi
jus buah-buahan karena minuman ini justru bisa meningkatkan gejala
diare yang dialami.
2. Konsumsi makanan dalam jumlah sedikit dan mudah dicerna, seperti
pisang, bubur, dan ikan. Hal ini bertujuan untuk memberikan waktu
pemulihan bagi perut Anda. Berhenti makan jika mual mulai terasa
kembali.
3. Gunakan lebih banyak waktu untuk beristirahat.

5
4. Anak-anak dan orang dewasa bisa mengonsumsi minuman berenergi
untuk menggantikan elektrolit dalam tubuh. Oralit juga sangat
disarankan untuk mengobati bayi dan anak-anak. Hindari es krim atau
minuman bersoda karena justru bisa memperparah diare pada anak-
anak.
5. Pada penderita anak-anak, gastroenteritis harus ditangani sedini
mungkin karena penyakit ini menyumbang angka kematian pada anak
yang cukup tinggi di Indonesia. Gejala yang patut diwaspadai antara
lain mudah mengantuk, bibir dan mulut menjadi kering, tangan dan kaki
mereka juga terasa dingin. Jika hal itu terjadi pada anak Anda, bergegas
lah pergi ke rumah sakit untuk mendapat penanganan terbaik.
6. Anda juga bisa melakukan perawatan mandiri dengan memberikan
cairan pada bayi, 15-20 menit setelah mereka mengalami muntah atau
diare. Jeda waktu ini diperlukan agar perut sang bayi bisa beristirahat
sejenak. ASI bisa diberikan pada bayi jika dia masih mengonsumsi ASI.
Selain ASI, cairan oralit atau susu formula juga bisa diberikan jika bayi
sudah bisa minum dari botol.

6
BAB III

CONTOH KASUS
I. Contoh 1

1. Pengkajian

1. Identitas Pasien
Nama : An. N
Usia: 7 Tahun
No.Register : 01193242
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 01 Mei 2013
Alamat: Serengan,Surakarta
Agama: Islam
Diagnosa Medis: Diare Akut Dehidrasi Sedang
2. Identitas Wali :
Nama Paman: Tn.W
Pekerjaan Paman; Buruh
Pendidikan Paman: SMP
Agama: Islam
Alamat: Demakan,Sukoharjo
Suku/Bangsa: Jawa/Indonesia
3. Riwayat Kesehatan Klien
Keluhan utama BAB encer 5 x/hari, diare.Riwayat perawatan sekarang ± 3 hari
sebelum masuk RS pasien mengalami BAB, lebih dari 5x dengan konsistensi
encer, warna kuning kemudian pasien di bawa ke pukesmas dan dirujuk ke RS
Dr.Moewardi.
II. Contoh 2
Kasus diare kronis
Nn. N 16th, pelajar SMA, Suku Sunda dan beragama islam. Klien datanng
ke RS dengan keluhan diare bercampur darah, lendir, lemak dan berbuih
yang berlangsung sudah hampir 2 minggu. Frekuensinya dalam satu hari
minimal 4x dan maksimal 7x. klien mengeluh nyeri perut, kembung dan

7
demam. Klien mengeluh lemas, wajah klien pucat, bibir sianosis.
Ekstremitas dingin. Keluarga klien mengatakan bahwa klien sudah
mengonsumsi obat diwarung tapi juga tidak sembuh. Berat badan klien
turun 3 kg dari sebelum diare. Keadaan umum somnolen. Tanda vital : TD
90/60 mmHg, RR 16 x/I, pols 96 x/I , dan T 36’C.

8
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Gastroenteritis adalah peradangan pada usus dan lambung yang
dapat disebabkan oleh bakteri, virus, alergi intoleran terhadap makanan
tertentu, mencerna toksin yang akhirnya menimbulkan gejala diare yaitu
buang air besar lebih dari 3 kali yang disertai perubahan pada konsistensi
feses menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah. Dari kelima masalah
yang ada pada teori, dalam kasus ini penulis menemukan empat masalah
keperawatan yang sama pada teori yang berasal dari proses keperawatan
tersebut. Dan satu masalah yang tidak terdapat pada kasus sesuai dengan
teori dikarenakan data dari hasil pengkajian kurang mendukung. Semua
masalah keperawatan diambil berdasarkan data yang diperoleh dari
pengkajian pasien.

2. SARAN
Untuk masyarakat diharapkan senantiasa menjaga dan memelihara
hidup bersih dan sehat, salah satunya yaitu dengan cara selalu mencuci
tangan sebelum memegang makanan, dan setelah dari kamar mandi.

Anda mungkin juga menyukai