Anda di halaman 1dari 104

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN

BAHAN KOMPONEN UNTUK PRODUK COVER KVBA

PADA PT. AUTO CIPTA CASTING

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Jurusan Teknik Industri

Oleh :

Tri Budi Riyanti

204.415.001

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

JAKARTA

2008
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN
BAHAN KOMPONEN UNTUK PRODUK COVER KVBA
PADA PT. AUTO CIPTA CASTING

Dipersiapkan dan disusun oleh :


Nama : Tri Budi Riyanti
NRP : 204.415.001

Telah dipertahankan di hadapan Komisi Penguji pada tanggal 23 Juni 2008 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Pembimbing I Pembimbing II

( Latifah DMP, ST, MT ) ( Ir. Lilik Zulaihah, MSi )

Jakarta, Juni 2008


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Industri
Ketua Jurusan

( Ir. Lilik Zulaihah, MSi )


ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN
BAHAN KOMPONEN UNTUK PRODUK COVER KVBA
PADA PT. AUTO CIPTA CASTING

Dipersiapkan dan disusun oleh :


Nama : Tri Budi Riyanti
NRP : 204.415.001

Telah dipertahankan di hadapan Komisi Penguji Jurusan Teknik Industri UPN


”Veteran” Jakarta pada tanggal 23 Juni 2008 dan dinyatakan telah memenuhi
syarat untuk diterima

Persetujuan Komisi Penguji

No Jabatan Nama Tanda tangan

1 Ketua Dr. Ir. Halim Mahfud, MSc ..........................

2 Anggota Ir. Lilik Zulaihah, MSi ..........................

3 Anggota Latifah DMP, ST, MT ..........................

Jakarta, Juni 2008


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Industri
Ketua Jurusan

( Ir. Lilik Zulaihah, MSi )


LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Tri Budi Riyanti
NRP : 204.415.001
Jurusan : Teknik Industri
Tempat dan Tanggal lahir : Jakarta, 5 September 1984
Alamat : Jalan Sawo 4 No.108 Rt.003 Rw.07
Kelurahan Krukut, Kecamatan Limo
Depok 16512

Dengan ini menyatakan bahwa,


Tugas Akhir dalam bentuk skripsi yang berjudul ”Analisis Pengendalian
Persediaan Bahan Komponen Untuk Produk Cover kvba Pada PT. Auto
Cipta Casting”, adalah benar disusun dan dibuat oleh saya sendiri dan jika
dikemudian hari diketahui sebagai ciplakan berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
Maka saya siap menerima segala akibat yang ditimbulkan berupa pembatalan
gelar akademik.

Demikian surat ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 23 Juni 2008


Hormat Saya,

( Tri Budi Riyanti )


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Mengingat penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.

Oleh karena itu sangatlah dihargai adanya setiap kritik dan saran yang menunjang

kesempurnaan tugas akhir ini demi meningkatkan mutu penulisan di masa

mendatang.

Sejak awal telah banyak tenaga, usaha dan waktu yang dicurahkan dari

berbagai pihak baik berupa dukungan moril maupun materil dalam membantu

penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Seiring dengan rasa syukur kehadirat

Allah SWT maka penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Agus Susarso, M.Eng. Sc. MM. selaku Dekan Fakultas

Teknik UPN “Veteran ” Jakarta

2. Ibu Ir.Lilik Zulaihah, MSi., selaku Ketua Jurusan Teknik Industri,

yang telah banyak memberikan arahan kepada penulis selama

penyusunan tugas akhir ini.

3. Ibu Latifah DMP, ST,MT, selaku pembimbing I yang telah

memberikan bantuan, saran dan bimbingan kepada penulis.

4. Bapak Dichan Ramdhani, ST, Selaku Kadiv PPC di PT. Auto Cipta

Casting.

5. Seluruh karyawan dan staff Fakultas Teknik UPN “Veteran ” Jakarta


6. Kepada kedua orang tuaku tercinta, segenap keluarga yang telah

memberikan semangat dan dukungannya baik moril maupun materil

serta doa restunya selama penyusunan tugas akhir ini.

7. My sweet november, Andri Setiawan, terima kasih telah mendukung

setiap langkahku dan mencurahkan kesabaran dan kasih sayangnya

selama ini. U’re The Great One......☺

8. Teman-temanku di Teknik Industri khususnya angkatan tahun 2004

yang telah memberikan semangat dan dukungannya, terima kasih atas

kebersamaannya selama ini.

9. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini yang

tidak bisa penulis tulis satu per satu namanya disini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam

penyusunan tugas akhir ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

dan saran yang membangun sehingga dapat menyempurnakan tugas akhir ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan

mempunyai arti bagi kita semua.

Jakarta, Juni 2008

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………………………….. iii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………… vi

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… vii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………….. viii

ABSTRAK ………………………………………………………………. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………… 1

B. Perumusan Masalah ……………………………………… 3

C. Tujuan Penelitian ……………………………………... 3

D. Pembatasan Masalah ……..………………………………. 4

E. Sistematika Penulisan ………………………………………... 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Persediaan ………………………………………………… 7

1. Pengertian dan Peranan Persediaan ……………………. 10

2. Jenis-jenis Persediaan …………………………………. 12

B. Pengendalian Persediaan …..…………………………….... 14

C. Struktur Biaya Persediaan ………………………………. 16

D. Metode Pengendalian Persediaan ………………………. 19

1. Model Pengendalian Persediaan Deterministik ……… 21

2. Model Pengendalian Persediaan Probabilistik .……… 22


3. Metode P (Periodic Review System) ………………… 24

4. Metode Q (Continuous Review System) …………… 27

E. Persediaan Minimum – Maksimum ……………………. 30

F. Peramalan ………………………………………………. 33

1. Definisi Peramalan ………………………………….. 33

2. Pemilihan Metode Peramalan ………………………. 33

3. Akurasi Hasil Peramalan …………………………… 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Penelitian Pendahuluan …..…………………………….... 43

B. Pengumpulan Data ………………………………………... 44

C. Tujuan Penelitian ….…………………………………….... 45

D. Studi Pustaka ……..………………………………………. 45

E. Pengolahan Data …..…………………………………...... 45

F. Analisis Data ……...…………………………………...... 46

G. Simpulan dan Saran ….………………………………….. 46

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

A. Pengumpulan Data ……………………………………….. 48

B. Perhitungan Peramalan ……………………………………. 55

C. Pengujian Statistika ............................................................. 57

D. Perhitungan Pengendalian Persediaan Bahan Komponen Untuk

Cover kvba Dengan Metode P (Periodic Review System)……. 62

1. Perhitungan Pengendalian Persediaan Joint Drain ………… 62


2. Perhitungan Pengendalian Persediaan Gasket Breather

Separator …………………………………………………… 64

3. Perhitungan Pengendalian Persediaan Screw Tap Mc 4×8 … 66

4. Perhitungan Pengendalian Persediaan Plate Breather

Separator …………………………………………………… 68

E. Perhitungan Pengendalian Persediaan Bahan Komponen Untuk

Cover kvba dengan Metode P (Periodic Review System) untuk

Periode April – Mei 2008 ...................................................... 70

F. Perhitungan Pengendalian Persediaan Bahan Komponen Cover

kvba dengan Metode Perusahaan Periode April – Mei 2008 .... 78

BAB V ANALISIS DATA

A. Analisis Peramalan ................................................................ 80

B. Analisis Pengendalian Persediaan ........................................ 81

1. Pengendalian Persediaan Joint Drain ............................ 81

2. Pengendalian Persediaan Gasket Breather Separator ........ 82

3. Pengendalian Persediaan Screw Tap MC 4×8 ..................... 82

4. Pengendalian Persediaan Plate Breather Separator ............ 83

C. Analisis Perbandingan Hasil Perhitungan Bahan Komponen

Cover kvba ............................................................................. 84

BAB VI PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................... 86

B. Saran ..................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Metode Dasar Lot Sizing dan Cara Pemesanan …………..……… 20

Tabel 4.1 Data Bill of Material Cover kvba ………………..………..……… 49

Tabel 4.2 Data Permintaan Produk Cover KVBA ……………………..…… 51

Tabel 4.3 Harga Beli dan Lead Time Bahan Komponen untuk

Cover KVBA ……………………………..……………………… 52

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kesalahan Peramalan ………..… 56

Tabel 4.5 Perhitungan Ramalan dari Metode Double Exponential

Smoothing …………………………………..…………………… 57

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Standar deviasi ................................................ 61

Tabel 5.1 Hasil Perhitungan dengan Metode P …………………………… 81

Tabel 5.2 Perbandingan Total Biaya Persediaan …..……………………… 84

Tabel 6.1 Hasil Peramalan Produk Cover KVBA ....................................... 86


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kurva Metode P ……………………………………………… 25

Gambar 2.2 Kurva Metode Q ……………………………………………… 28

Gambar 2.3 Kurva Metode Min-Maks ………..…………………………… 31

Gambar 3.1 Alur Metodologi Penelitian ………………………………...… 47

Gambar 4.1 Produk yang dihasilkan PT. Auto Cipta Casting …..……...… 48

Gambar 4.2 Bahan Komponen Untuk Produk Cover kvba .…………...… 49

Gambar 4.3 Grafik Permintaan Joint Drain

Periode April 2006 – Maret 2008 ……………………………... 53

Gambar 4.4 Grafik Permintaan Gasket Breather Separator

Periode April 2006 – Maret 2008 ……………………………... 54

Gambar 4.5 Grafik Permintaan Screw Tap MC 4×8

Periode April 2006 – Maret 2008 ……………………………... 54

Gambar 4.6 Grafik Permintaan Plate Breather Separator

Periode April 2006 – Maret 2008 ……………………………... 55


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Gambaran Umum Perusahaan

Lampiran B Perhitungan Peramalan

Lampiran C Pengujian Statistika Untuk Kenormalan Permintaan Selama

Periode Lead Time

Lampiran D Kumpulan data-data aktual PT. Auto Cipta Casting


ABSTRAK

PT. Auto Cipta casting adalah perusahaan yang bergerak dalam industri
manufaktur yang memproduksi komponen sepeda motor seperti cover kvba,
footrest, step holder. Dalam era globalisasi ini dimana perdagangan sudah tidak
mengenal batas-batas wilayah, maka persaingan akan semakin meningkat.
Perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan mutu produknya dan selain itu
tidak kalah penting yaitu pelayanannya (tepat waktu dan tepat jumlahnya). Oleh
karena itu salah satu sumber daya yang memegang peranan penting dalam
perusahaan adalah pengendalian persediaan bahan baku. Dalam operasionalnya
perusahaan tersebut masih memiliki kendala yaitu masih adanya permintaan dari
konsumen yang tidak dapat dipenuhi karena kehabisan stok, dan sebaliknya sering
pula terjadi kelebihan stok (over stock) yang dapat menyebabkan bertambahnya
biaya persediaan di gudang penyimpanan.
Dalam tugas akhir ini, penulis membahas bahan komponen untuk produk
cover kvba yaitu joint drain, gasket breather separator, screw tap mc 4×8 dan plate
breather separator Dalam pengolahan data yang dilakukan, sebelum melakukan
pengendalian persediaan dari keempat bahan komponen cover kvba diatas perlu
mengevaluasi beberapa teknik peramalan menggunakan program QS3 dan
menetapkan metode peramalan yang lebih sesuai. Berdasarkan data permintaan
cover kvba periode April 2006 sampai Maret 2008, maka perhitungan peramalan
dilakukan dengan menggunakan metode peramalan deret waktu (Time Series
Forecasting Methods) ternyata hasil terbaik untuk meramalkan bahan komponen
cover kvba adalah dengan metode Double Exponential Smoothing (α = 0,10124)
dimana nilai peramalan untuk 6 bulan ke depan periode April 2008 sampai
September 2008 berjumlah 184918,14 dalam satuan unit. Model diatas dikatakan
terbaik karena memiliki tingkat kesalahan terkecil.
Setelah hasil peramalan permintaan produk cover kvba tersebut diketahui
dan memilih metode terbaik, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan
pengendalian persediaan sesuai dengan hasil peramalan permintaan menggunakan
metode P (Periodic Review System) dari hasil perhitungan diketahui bahwa total
biaya persediaan untuk bahan komponen Joint Drain adalah sebesar Rp.
39.370.355,59 . Untuk bahan komponen Gasket Breather Separator sebesar Rp.
143.344.006,-. untuk bahan komponen Screw Tap Mc 4×8 adalah sebesar Rp.
58.431.227,42. dan untuk bahan komponen Plate Breather Separator adalah
sebesar Rp. 620.738.902,2.
ABSTRACT

PT. Auto Cipta Casting is a industry manufacturer company that produced


part of motorcycle like cover kvba, footrest, step holder, etc. The business
industry has no boundaries on this globalization era, which makes it more
competitive among them. Companies are demanded to improve their products
quality and services. Therefore, the role of production and inventory management
are very important in the company. In its operational, this company still have a
problem which is there is goods demand that cannot fulfilled by company very
often because the stock was runnimg out, and conversely over stockalso happen
and able to cause the deposit cost in stock increased.
The aim of this research is to study part assy of cover kvba is joint drain,
gasket breather separator, screw tap mc 4×8 and plate breather separator. In data
processing, before making an inventory control from the part assy of cover kvba
above it is need to evaluate some forecasting technique using quantitive system
programme and specify more relevant forecasting method. According to the
period demand data start from April 2006 until Maret 2008, forecasting
calculation that conducted by using time series forecasting methods. Tetapi in
reality the best result to forecast the part assy of cover kvba is using Double
Exponential Smoothing (α = 0,10124) where the forecast value for 6 month later
period from April 2008 to September 2008 equal to 184918,14 in set of pieces.
The model above is the best result because have smallest error level.
After the result of demand forecast from cover kvba known and chosen the
best method, so the next step is making inventory control according to demand
forecasting result with Periodic Review System. From the calculation result,
known that the total inventory cost for the joint drain which is start from April
until September 2008 equal to Rp. 39.370.355,59, for the Gasket Breather
separator equal to Rp. 143.344.006,-, for the Screw Tap mc 4×8 equal to Rp.
58.431.227,42 and for the Plate Breather Separator equal to Rp. 620.738.902,2.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan baik yang bergerak dibidang manufaktur maupun jasa

memerlukan berbagai jenis barang untuk keperluan operasionalnya. Barang-

barang tersebut dapat berbentuk bahan baku, bahan penolong, maupun barang

lainnya. Dalam banyak hal, barang ini dapat diproduksi sendiri atau diperoleh dari

tempat yang jauh seperti diimpor dari negara lain. Disamping itu penggunaannya

seringkali tidak teratur, baik frekuensi maupun jumlah dan jenisnya untuk itu

perusahaan perlu mengadakan persediaan untuk mengantisipasi penggunaan

barang yang tidak pasti.

Aspek persediaan bagi suatu perusahaan pada industri manufaktur

merupakan unsur yang sangat penting bagi lancarnya proses produksi dan proses

perakitan dalam perusahaan itu. Tanpa adanya persediaan yang cukup, perusahaan

akan dihadapkan pada resiko bahwa pada suatu waktu tidak dapat memenuhi

keinginan para pelanggannya. Hal ini terjadi karena perusahaan tidak dapat

berproduksi sesuai dengan rencana produksi yang telah ditentukan. Kemacetan

proses produksi ini menyebabkan perusahaan akan kehilangan kesempatan

memperoleh keuntungan yang seharusnya ia dapatkan.

Persediaan yang sesuai dengan kebutuhan produksi akan mempermudah atau

memperlancar jalannya proses perakitan dalam produksi suatu perusahaan.

Persediaan yang kurang akan mengakibatkan terjadinya kekurangan persediaan


(shortage), karena seringkali bahan tidak dapat didatangkan secara mendadak dan

sebesar yang dibutuhkan, yang menyebabkan kemacetan dalam proses produksi

sehingga menurunkan tingkat produksi, tertundanya keuntungan, bahkan

kehilangan pelanggan. Sebaliknya jika persediaan berlebihan maka akan

menimbulkan biaya persediaan dan resiko kerusakan bahan yang lebih besar.

PT. Auto Cipta Casting merupakan perusahaan manufaktur, dimana

perusahaan tersebut memproduksi komponen sepeda motor seperti cover kvba,

footrest, step holder dan lain sebagainya sebagai produk utamanya. Permintaan

untuk cover kvba datang dari Ahass Honda Motor setiap bulannya. Penulis

menitik beratkan penelitian ini pada bahan komponen untuk cover kvba yaitu

plate breather separator, gasket breather separator, joint drain dan screw tap mc

4×8.

Untuk memenuhi permintaan konsumen, PT. Auto Cipta Casting

menerapkan strategi made to stock. Dalam hal ini perusahaan berusaha memenuhi

persediaan yang akan digunakan untuk memenuhi permintaan komponen cover

kvba, tetapi dalam kenyataannya persediaan yang ada kadang menumpuk di

gudang sehingga menimbulkan biaya persediaan yang tinggi. Untuk itu sangat

diperlukan adanya pengendalian persediaan di PT. Auto Cipta Casting. Untuk

dapat merencanakan persediaan yang baik, maka dibuat suatu rencana pemesanan

bahan komponen yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.


B. Perumusan Masalah

Berangkat dari uraian latar belakang di atas maka penulis bermaksud untuk

menganalisis sistem persediaan bahan komponen untuk cover kvba yang ada saat

ini di PT. Auto Cipta Casting dengan berlandaskan teori-teori atau literatur yang

didapat sehingga diperoleh solusi yang terbaik guna perbaikan sistem persediaan

selanjutnya.

Adapun persoalan yang ada dalam sistem persediaan saat ini adalah

terjadinya penumpukkan persediaan di gudang yang menimbulkan biaya

persediaan yang tinggi dan kekurangan persediaan komponen pada saat akan

dirakit yang dapat menyebabkan produksi terhenti (stop line) dan keterlambatan

pengiriman barang ke pelanggan. Hal ini terjadi karena beberapa hal yaitu metode

peramalan yang digunakan masih belum efektif karena hanya menggunakan

perkiraan belum memakai metode yang tepat dan sistem persediaan yang ada

tidak mempertimbangkan penentuan jumlah persediaan pengaman (safety stock)

karena hanya mengalikan hasil peramalan dengan lead time berdasarkan

pengalaman dan intuisi saja..

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah mengusulkan metode pengendalian persediaan yang

dapat meminimumkan biaya persediaan dengan cara :

1. Menentukan persediaan pengaman / safety stock

2. Menentukan jumlah target persediaan dan rata-rata tingkat persediaan


3. Menentukan kuantitas pesanan

4. Menghitung biaya total persediaan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan

selama 6 bulan kedepan..

D. Pembatasan Masalah

Agar pemecahan masalah dapat dilakukan dengan baik, maka diperlukan

batasan-batasan pada permasalahan yang ada. Batasan-batasan tersebut antara

lain:

1. Penelitian yang dilakukan pada persediaan komponen produk cover KVBA.

Adapun bahan komponen yang menjadi objek penelitian adalah :

a. Joint drain

b. Plate breather separator

c. Gasket breather separator

d. Screw tap MC 4×8

2. Analisa perhitungan menggunakan data aktual kebutuhan bahan komponen

di bulan April 2006 – Maret 2008 yang digunakan untuk menentukan

peramalan kebutuhan untuk enam bulan ke depan.

3. Data-data untuk biaya yang diperoleh dari perusahaan diasumsikan tidak

mengalami perubahan.
E. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas dan terperinci, maka skripsi ini

disusun menurut sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

pembatasan masalah dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan teori-teori yang berkaitan

dengan topik penelitian khususnya tentang pengendalian

persediaan dan peramalan (forecasting)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kerangka

pemecahan masalah mulai dari penelitian pendahuluan,

pengumpulan dan pengolahan data, analisis data,

kesimpulan dan saran, serta alur metodologi penelitian.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pengumpulan data

yang diperoleh dari PT. Auto Cipta Casting selanjutnya

data tersebut diolah dengan menerapkan beberapa teknik

(model) peramalan serta pengendalian persediaan

komponen cover KVBA.


BAB V ANALISIS DATA

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai analisa dari hasil

pengolahan data dengan menganalisa metode peramalan

yang terbaik, persediaan pengaman (safety stock), target

persediaan, kuantitas pesanan dan biaya total persediaan.

BAB VI PENUTUP

Dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan yang diperoleh

berdasarkan hasil analisa untuk menjawab tujuan penelitian

dan memberikan saran-saran sebagai bahan pertimbangan

yang sekiranya akan berguna bagi perusahaan.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Persediaan

Setiap perusahaan memerlukan berbagai jenis barang untuk keperluan

operasionalnya. Barang-barang ini dapat berbentuk bahan baku, bahan penolong,

atau barang-barang lain yang digunakan untuk memelihara peralatan dan fasilitas

maupun yang digunakan untuk pelaksanaan operasinya. Dalam banyak hal, barang

ini diperoleh dari tempat yang jauh, bahkan diimpor dari negeri lain. Di samping

itu, penggunaanya sering kali tidak teratur baik frekuensi maupun jumlah dan

jenisnya sehingga sebelum digunakan perlu disimpan terlebih dahulu dalam

gudang penyimpanan barang. Barang persediaan adalah barang-barang yang

biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau

tempat-tempat penyimpanan lain baik berupa bahan baku, barang setengah jadi,

barang jadi, barang-barang untuk keperluan operasi, atau barang-barang untuk

keperluan suatu proyek.

Persediaan didefinisikan sebagai stok bahan baku yang digunakan untuk

memfasilitasi produk atau untuk memuaskan permintaan konsumen. Persediaan

dapat membantu fungsi-fungsi penting yang dapat menambah fleksibilitas operasi

perusahaan. Terdapat tujuh tujuan penting dari persediaan (Zulfikarijah,2005: 6-

9):
1. Fungsi ganda

Fungsi utama persediaan adalah memisahkan proses produksi dan

distribusi pada saat penawaran atau permintaan item persediaan tidak

teratur, maka mengamankan persediaan merupakan keputusan yang

terbaik.

2. Mengantisipasi adanya inflasi

Penempatan kas dalam bank merupakan pilihan yang tepat untuk

pengembalian investasi, namun di sisi lain persediaan mungkin akan

meningkat setiap saat. Pada saat seperti ini, maka persediaan merupakan

investasi yang terbaik.

3. Memperoleh diskon terhadap jumlah persediaan yang dibeli

Banyak pemasok yang menawarkan diskon untuk pembelian dalam

jumlah besar. Pembelian dalam jumlah besar secara substansi dapat

mengurangi biaya produksi.

4. Menjaga adanya ketidakpastian

Dalam sistem persediaan terdapat ketidakpastian dalam hal permintaan,

penawaran dan waktu tunggu. Persediaan pengaman dijaga dalam

persediaan untuk memproteksi adanya ketidakpastian.

5. Menjaga produksi dan pembelian yang ekonomis

Sering terjadi memproduksi skala ekonomis pada bahan baku dalam lot,

dalam hal ini, lot diproduksi melebihi periode waktu dan tidak

dilanjutkan ke produksi sampai lot mendekati habis. Biaya pemesanan,

diskon jumlah pembelian dan biaya transportasi seringkali lebih


ekonomis pada pembelian dalam jumlah besar, maka sebagian lot dapat

dijadikan persediaan untuk penggunaan berikutnya.

6. Mengantisipasi perubahan permintaan dan penawaran

Situasi yang apabila terjadi perubahanpermintaan dan penawaran dapat

diantisipasi yaitu pada saat harga atau kemampuan bahan baku yang

diharapkan berubah. Dalam kondisi tertentu perusahaan seringkali

mengantisipasi permintaan dikarenakan karyawan dan persediaan juga

dipergunakan untuk mengantisipasi permintaan atau penawaran yang

berubah secara alamiah.

7. Memenuhi kebutuhan terus menerus

Persediaan transit terdiri dari bahan baku yang bergerak dari satu titik ke

titik lainnya. Persediaan ini dipengaruhi oleh keputusan lokasi pabrik,

secara teknis persediaan bergerak diantara tahapan-tahapan produksi dan

didalam pabrik dapat juga diklasifikasikan dalam persediaan transit.

Dalam persediaan terdapat sejumlah sistem yang mengatur dan menghitung

bagaimana mengisi kembali pesediaan barang. Sistem ini sering disebut juga

dengan sistem pengendalian persediaan, dimana sistem ini berisi cara mencatat

transaksi persediaan dan cara memantau kinerja manajemen persediaan dan dalam

operasionalnya dapat menggunakan manual maupun komputer atau

mengkombinasikan keduanya.
1. Pengertian dan Peranan Persediaan

Persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik

perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal,

persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/proses produksi, ataupun

persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses

produksi (Sofjan Assauri:1999, hal 169).

Menurut Donald W. Fogarty persediaan (Inventory) itu meliputi semua jenis

barang ataupun bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi dan

distribusi. Bahan baku (raw material), part-part komponen, barang setengah jadi

dan barang jadi adalah bagian dari persediaan, sama halnya dengan berbagai

macam pemasok yang merupakan bagian dari produksi dan distribusi proses.

Pengertian persediaan secara umum adalah suatu aktiva yang meliputi

barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

usaha normal atau persediaan barang-barang yang masih atau belum dalam proses

pengerjaan atau proses produksi. Jadi persediaan merupakan sejumlah bahan-

bahan, parts yang disediakan bahan-bahan jadi atau proses yang terdapat di dalam

suatu perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk

yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari komponen atau langganan

setiap waktu.

Sedangkan sistem persediaan menurut Donald W. Fogarty adalah meliputi

suatu set aturan keputusan dan bimbingan dalam menangani berbagai macam

situasi persediaan. Hal ini akan menghasilkan suatu kapabilitas proses informasi

yang disesuaikan dengan perbedaan-perbedaan situasi persediaan yang dialami


dalam suatu waktu perencanaan produksi. Dengan menggunakan informasi

tersebut, sistem persediaan akan membuat keputusan secara otomatis dengan

dasar model yang sesuai dengan kondisi tersebut. Dengan kata lain adanya suatu

sistem yang terstruktur akan memberikan informasi yang relevan untuk membantu

aksi manusia dalam membuat keputusan.

Sedangkan menurut chase/Aquilano sistem persediaan adalah sekumpulan

kebijakan dan pengendalian yang memonitoring tingkat dari persediaan dan

memperhitungkan adanya tingkat persediaan yang harus dijaga, dalam arti kapan

dan berapa jumlah pesanan yang harus dilakukan. Persediaan manufaktur

dikelompokkan menjadi 4 bagian besar, yaitu :

a) Persediaan bahan baku (raw material)

b) Persediaan barang jadi (finished goods)

c) Persediaan komponen pembantu

d) Persediaan barang dalam proses

Sedangkan persediaan yang diadakan mulai dari bentuk bahan mentah

sampai dengan barang jadi, antara lain berguna untuk dapat : (Sofjan

Assauri:1999, hal 169-170)

1) Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan

yang dibutuhkan perusahaan.

2) Menghilangkan risiko dari material yang dipesan tidak baik sehingga

harus dikembalikan.

3) Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman

sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
4) Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin

kelancaran arus produksi.

5) Mencapai penggunaan mesin yang optimal.

6) Memberikan pelayanan (service) kepada pelanggan dengan sebaik-

baiknya dimana keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi

atau memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi tersebut.

7) Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan

penggunaan atau penjualannya.

2. Jenis–Jenis Persediaan

Persediaan secara garis besar dapat digolongkan beberapa kategori. Dilihat

dari aspek fungsionalnya, persediaan dapat dibedakan atas 6 jenis: (Tersine:1994,

hal 7-8)

a) Working Stock (cycle stock atau lot size stock) adalah persediaan yang

diadakan dalam rangka memenuhi pengembangan kebutuhan sehingga

pemesanan dilakukan berdasarkan ukuran lot bukan ukuran kebutuhan

dasarnya. Hal ini bertujuan untuk meminimasi biaya pemesanan dan

biaya simpan, mengadakan diskon kuantiti, atau untuk kepentingan laju

distribusi produksi.

b) Safety Stock (buffer stock atau fluctuation stock) adalah persediaan yang

diadakan untuk mengantisipasi faktor ketidakpastian dalam pasokan

barang ataupun permintaan (stock out). Dalam hal ini perusahaan

mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen


apabila tingkat permintaan menunjukkan keadaan yang tidak tetap dan

fluktuasi permintaan tidak dapat diramalkan terlebih dahulu. Jika dalam

siklus pemenuhan kembali, stock berfungsi sebagai antisipasi terhadap

adanya kemungkinan kekurangan barang.

c) Anticipation Stock (seasonal stock atau stabilization stock) adalah

persediaan yang digunakan untuk menghadapi adanya permintaan

musiman, kebutuhan dadakan (terjadi demonstrasi, program promosi,

atau liburan) atau definisi kapasitas produksi. Disamping itu,

Anticipation stock ini dimaksudkan pula untuk menjaga kemungkinan

sulitnya diperoleh bahan-bahan sehingga tingkat produksi rata-rata tetap

tercapai dan jumlah tenaga kerja tetap stabil.

d) Pipeline Stock (transit stock atau work-in process stock) adalah

persediaan diadakan dipertengahan proses produksi untuk mengatasi

kebutuhan yang tejadi waktu perpindahan antara material dari satu ke

proses lainnya.

e) Persediaan menjadi akumulasi dari semua aktivitas yang terkait untuk

menurunkan kebutuhan keseluruhan operasi.

f) Physic Stock adalah persediaan diadakan guna menstimulasi permintaan

dan berperan sebagai aset pajangan untuk meningkatkan kesempatan

produk untuk dilihat banyak orang dan menarik untuk dibeli.


B. Pengendalian Persediaan

Sistem persediaan adalah suatu mekanisme mengenai bagaimana mengelola

masukan-masukan yang sehubungan dengan persediaan menjadi output, dimana

untuk itu diperlukan umpan balik agar output memenuhi standar tertentu.

Mekanisme sistem ini adalah pembuatan serangkaian kebijakan yang memonitor

tingkat persediaan , menentukan persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan

harus diisi, berapa pesanan yang harus dilakukan. sistem ini bertujuan untuk

menetapkan dan menjamin tersedianya produk jadi, barang dalam proses,

komponen, dan bahan baku secara optimal, dalam kuantitas yang optimal, dan

pada waktu yang optimal. Kriteria optimal adalah minimasi biaya total yang

terkait dengan persediaan, yaitu biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya

kekurangan persediaan. (Teguh Baroto:2002,hal 54-55)

Dalam dunia industri yang sebenarnya, pembuatan sistem persediaan dengan

menggunakan model persediaan yang tepat merupakan langkah awal untuk

membuat suatu sistem yang lebih luas yaitu sistem pengendalian persediaan itu

sendiri (tersine:1994,537)

Dikenal ada 5 macam sistem pengendalian persediaan, antara lain sebagai

berikut :

1. Prepectual Inventory System (Continous Review Inventory System)

Sistem ini mengendalikan persediaan berdasarkan parameter reorder

point dimana setiap kali stok digudang mencapai titik ini maka order

harus segera dilakukan. Sistem pengendalian secara continous review

membutuhkan ketelitian dan aktivitas kontrol yang kontinu.


2. Periodic Inventory System

Pengendalian persediaan dengan sistem ini adalah dengan menggunakan

parameter interval order dimana order diadakan secara periodik.

3. Two Bin System

Two bin system merupakan versi Q system dimana yang tidak

membutuhkan pengawasan persediaan secara kontinu. Persediaan

disimpan dalam dua bin atau tempat sehingga ketika bin pertama habis

maka persediaan pada bin kedua akan digunakan.

4. Optional Replenishment System

Merupakan hibrid atau kombinasi antara continous dan periodic review

dimana aktivitas kontrol dilakukan secara periodik tetapi order tetap

tidak diadakan sampai persediaan mencapai reorder point.

5. Distribution Requirement Planning System

Merupakan metode penanganan pemenuhan kembali stok pada berbagai

tingkatan distribusi.

Variabel keputusan dalam pengendalian persediaan dapat diklasifikasikan ke

dalam variabel kuantitatif dan variabel kualitatif. Secara kuantitatif, variable

keputusan pada pengendalian sistem persediaan adalah sebagai berikut:

1. Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan atau dibuat.

2. Kapan pemesanan atau pembuatan harus dilakukan.

3. Berapa jumlah persediaan pengaman.

4. Bagaimana mengendalikan persediaan.


Secara kualitatif, masalah persediaan berkaitan dengan sistem pengoperasian

persediaan yang akan menjamin kelancaran pengelolaan persediaan adalah

sebagai berikut:

1. Jenis barang apa yang dimiliki.

2. Dimana barang tersebut berada.

3. Berapa jumlah barang yang akan dipesan.

4. Siapa saja yang menjadi pemasok item.

Secara luas, tujuan dari sistem pengendalian persediaan adalah menemukan

solusi optimal terhadap seluruh masalah yang terkait dengan persediaan.

Dikaitkan dengan tujuan umum perusahaan, maka ukuran optimalitas

pengendalian persediaan seringkali diukur dengan keuntungan maksimum yang

dicapai. Karena perusahaan memiliki banyak subsistem lain selain persediaan,

maka mengukur kontribusi pengendalian persediaan dalam mencapai total

keuntungan bukan hal mudah. Optimalisasi pengendalian persediaan biasanya

diukur dengan total biaya minimal pada suatu periode tertentu.

C. Struktur Biaya Persediaan

Biaya persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul

sebagai akibat persediaan. Biaya tersebut adalah harga pembelian, biaya

pemesanan, biaya penyiapan, biaya penyimpanan, dan biaya kekurangan

persediaan.

1. Harga pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang,

besarnya sama dengan harga perolehan sediaan itu sendiri atau harga
belinya. Pada beberapa model pengendalian sistem persediaan, biaya tidak

dimasukan sebagai dasar untuk membuat keputusan.

2. Biaya pemesanan adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan

pemesanan ke pemasok, yang besarnya biasanya tidak dipengaruhi oleh

jumlah pemesanan. Biaya ini meliputi biaya pemrosesan pesanan, biaya

ekspedisi, upah, biaya telepon/fax, biaya dokumentasi/transaksi, biaya

pengepakan, biaya pemeriksaan, dan biaya lainnya yang tidak tergantung

jumlah pesanan.

3. Biaya penyiapan (set up cost) adalah semua pengeluaran yang timbul

dalam mempersiapkan produksi. Biaya ini terjadi bila item sediaan

diproduksi sendiri dan tidak membeli dari pemasok. Biaya ini meliputi

biaya persiapan peralatan produksi, biaya mempersiapkan/menyetel

(setup) mesin, biaya mempersiapkan gambar kerja, biaya mempersiapkan

tenaga kerja langsung, biaya perencanaan dan penjadwalan produksi, dan

biaya-biaya lain yang besarnya tidak tergantung pada jumlah item yang

diproduksi.

4. Biaya penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan dalam

penanganan/penyimpanan material, semi finished product, sub assembly,

atau pun produk jadi. Biaya simpan tergantung dari lama penyimpanan dan

jumlah yang disimpan. Biaya simpan biasanya dinyatakan dalam biaya per

unit per periode. Biaya penyimpanan meliputi berikut ini:

a. Biaya kesempatan. Penumpukan barang digudang berarti

penumpukan modal. Padahal modal ini dapat diinvestasikan pada


tabungan bank atau bisnis lain. Biaya modal merupakan

opportunity cost yang hilang karena menyimpan persediaan.

b. Biaya simpan. Termasuk dalam biaya simpan adalah biaya sewa

gudang, biaya asuransi dan pajak, biaya administrasi dan

pemindahan, serta biaya kerusakan dan penyusutan.

c. Biaya keusangan. Barang yang disimpan dapat mengalami

penurunan nilai karena perubahan teknologi.

d. Biaya-biaya lain yang besarnya bersifat variabel tergantung pada

jumlah item.

5. Biaya kekurangan persediaan. Bila perusahaan kehabisan barang saat ada

permintaan maka akan terjadi stock out. Stock out menimbulkan kerugian

berupa biaya akaibat kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan atau

kehilangan pelanggan yang kecewa (yang pindah ke produk saingan). Biaya ini

sulit diukur karena berhubungan dengan good will perusahaan. Sebagai pedoman,

biaya stock out dapat dihitung dari hal- hal berikut:

a. Kuantitas yang tak dapat dipenuhi, biasanya diukur dari keuntungan yang

hilang karena tidak dapat memenuhi permintaan. Biaya ini diistilahkan

sebagai biaya penaltiatau hukuman kerugian bagi perusahaan.

b. Waktu pemenuhan. Lamanya gudang kosong berarti lamanya proses

produksi terhenti atau lamanya perusahaan tidak mendapatkan

keuntungan, sehingga waktu menganggur tersebut dapat diartikan sebagai

uang yang hilang.


c. Biaya pengadaan darurat. Agar konsumen tidak kecewa, maka dapat

dilakukan pengadaan darurat yang biasanya dapat menimbulkan biaya

lebih besar ketimbang biaya pengadaan normal. Dalam praktek, tidak

jarang ada kasus berupa suatu biaya sulit dapat diklasifikasikan dalam

biaya tetap (biaya pemesanan atau penyiapan) sekaligus dapat

diklasifikasikan dalam biaya variabel (biaya simpan, stock out). Misalkan

biaya transportasi, kalau satuan item pesanan dalam bilangan “truk”, maka

ongkos transpor sifatnya variabel tergantung ada berapa truk yang dikirim.

Namun, bila satuan item pesanan dalam unit dan satu truk berisi 1000 unit,

maka ongkos transportasi jika pesanan 1000 unit adalah fix cost (biaya

pemesanan), artinya tidak dipengaruhi jumlah item yang dipesan. Bila

jumlah maksimal item pengiriman tidak dibatasi dan satuan itemi

pengiriman dalam unit, maka ongkos transpor ini dapat pula dikatakan

variabel.

D. Metode Pengendalian Persediaan (Fogharty:1991, hal 203)

Dalam melakukan pengendalian persediaan sangatlah penting untuk

mengetahui apakah permintaan yang ada termasuk permintaan dependent atau

independent. Permintaan dependent adalah kebutuhan yang berkaitan dengan

produk lain tidak ditentukan oleh pasar. Sedangkan permintaan independent

adalah kebutuhan yang tidak berkaitan dengan produk lain, dan dipengaruhi oleh

keadaan pasar yang berada di luar jangkauan pengendalian operasi.


Untuk permintaan independent, digunakan filosofi pemenuhan utang

(replenishment philosophy). Ketika stok barang digunakan, barang tersebut akan

diisi lagi material yang ada mencukupi permintaan pelanggan. Ketika persediaan

yang ada mula berkurang, pesanan untuk tambahan material akan dikeluarkan

sehingga persediaan akan penuh kembali.

Untuk permintaan dependent, digunakan filosofi permintaan (requirement

philosophy). Jumlah stok barang yang dipesan dibuat berdasarkan permintaan

barang-barang pada level yang lebih tinggi. Ketika salah satu mulai habis,

tambahan persediaan bahan baku ataupun barang setengah jadi tak akan dipesan.

Material lebih akan dipesan hanya jika dibutuhkan pada barang-barang dengan

level lebih tinggi lainnya ataupun barang jadi akhir.

Aktivitas manajemen yang dapat dilakukan untuk mengatur persediaan item

tunggal adalah dengan memilih sistem manajemen persediaan yang tepat (metode

dasar dalam menentukan jumlah ukuran lot pemesanan dan kapan harus

dilakukannya titik pemesanan kembali) pada model persediaan baik untuk data

independent maupun dependent terdapat pada tabel 2.1 dimana berbagai

kombinasi metode dapat dilakukan sesuai dengan kondisi permasalahan yang ada.

Tabel 2.1 Metode dasar lot sizing dan cara pemesanan


Pemesanan Kapan harus dipesan Jumlah lot pemesanan
Fixed Order Quantity
Order Point
Economic Order Quantity
Independent
Periodic Variable Order Quantity
Time Phased Order Point Fixed or Discrete Order Quantity
Dependent Time Phasing (MRP) Discrete Order Quantity
Model sistem persediaan dapat digolongkan berdasarkan jenis datanya

yaitu model persediaan deterministik dan probabilistik dan masing-masing model

dibedakan lagi kedalam jenis data konstan/statis dan variabel/dinamis, yaitu

sebagai barikut :

1. Model Persediaan Statis Deterministik

Pada model ini, ukuran permintaan dikatakan deterministik karena

ukuran permintaan dalam satu periode diketahui dan konstan, dan laju

permintaannya sama untuk setiap periode.

2. Model Persediaan Dinamis Deterministik

Ukuran permintaan untuk setiap periode diketahui dan konstan tetapi

laju permintaan bervariasi (dinamis)

3. Model Persediaan Statis Probabilistik

Ukuran permintaanya bersifat acak namun berdistribusi tertentu yang

sama untuk setiap periodenya.

4. Model Persediaan Dinamis Probabilistik

Ukuran permintaannya bersifat acak,namun berdistribusi tertentu yang

berbeda dan bervariasi untuk setiap periodenya.

Secara umum,untuk semua data permintaan independen,model persediaan hanya

dibedakan berdasarkan jenis deterministik dan porbabilistik.

1. Model Pengendalian Persediaan Deterministik

Model ini digunakan untuk menentukan jumlah lot ekonomis untuk item

independent baik item yang di beli maupun yang diproduksi suatu perusahaan.
Asumsi-asumsi dasar yang mendukung terbentuknya model ini adalah sebagai

berikut : (nur bahagia:2003)

1. Permintaan barang selama horizon perencanaan (biasa 1 tahun) diketahui

dengan pasti dan akan datang secara kontinu sepanjang waktu dengan

kecepatan konstan.

2. Ukuran lot pemesanan tetap untuk setiap kali pemesanaan.

3. Barang yang dipesan akan datang secara serentak pada saat pemesanaan

dilakukan (lead time = 0).

4. Harga barang yang dipesan tidak tergantung pada jumlah barang yang

dipesan/dibeli dan waktu

5. Biaya pesan tetap untuk setiap pemesanaan dan biaya pesan sebanding

dengan jumlah barang yang disimpan dan harga barang/unit serta lama

waktu penyimpanaan.

6. Tidak ada keterbatasan, baik yang berkaitan dengan kemampuaan

finansial, kapasitas gudang dan lainnya

model persediaan yang paling banyak dipakai oleh kasus seperti di atas adalah

Model Economic Order Quantity (EOQ).

2. Model Pengendalian Persediaan Probabilistik

Penyebab permasalahan dalam persediaan probabilistik adalah adanya

permintaan barang tiap harinya tidak diketahui sebelumnya, informasi yang

diketahui hanya berupa pola permintaannya yang diperoleh berdasarkan data masa

lalu. Pendekatan yang paling sederhana untuk memecahkan permasalahan ini


adalah dengan memandang bahwa posisi persediaan barang yang tersedia

digudang sama dengan posisi persediaan barang pada sistem persediaan

deterministik akan tetapi ditambahkannya suatu cadangan pengaman (safety stock)

untuk mengantisipasi dan meredam fluktuasi permintaan.

Metode EOQ mengasumsikan bahwa permintaan selalu diketahui dengan

pasti dan bersifat konstan. Tetapi pada kenyataannya hal ini tidak selalu terjadi,

seringkali permintaan tidak selalu pasti. Dalam kondisi permintaan yang tidak

pasti ini terdapat strategi persediaan, diantaranya yaitu : (Richardus : 2003, hal 65)

1. Sistem persediaan dengan pengamatan kontinu (Metode Q)

Perusahaan mengamati tingkat persediaan secara kontinu dan melakukan

pemesanan jika tingkat persediaan mencapai reorder point.

2. Sistem persediaan dengan pengamatan periodik (Metode P)

Perusahaan mengamati tingkat persediaan secara periodik dan

pemesanan dilakukan pada saat tersebut jika diperlukan.

Dalam dua pendekatan diatas biasanya diasumsikan bahwa rata-rata

permintaan mendekati konstan sehingga memungkinkan untuk menyatakan

distribusi dari permintaan. Tetapi karena yang perlu diperhatikan adalah pola

permintaan selama lead time merupakan variabel random apabila paling sedikit

satu dari komponen utamanya (permintaan dan/atau lead time) adalah variabel

random.

Disamping masalah distribusi permintaan, dalam kedua pendekatan diatas

juga diasumsikan bahwa perusahaan mempunyai safety stock untuk menjaga

kemungkinan kenaikkan permintaan yang tidak terduga saat pesanan belum tiba.
Jumlah safety stock yang disimpan merupakan fungsi dari service level yang

ditetapkan perusahaan. Selain berhubungan dengan service level, safety stock juga

akan bertambah jika :

1. Ongkos kekurangan persediaan makin tinggi

2. Ongkos simpan makin rendah

3. Variasi permintaan makin tinggi

4. Variasi lead time makin tinggi

3. Metode P (Periodic Review System)

Dalam model P ini, status persediaan akan diamati pada interval waktu yang

tetap. Jumlah persediaan dalam hal ini tidak dipantau terus menerus, melainkan

diperiksa pada interval waktu yangtelah ditetapkan berdasakan perhitungan dalam

model P. Dalam kenyataan, kebijakan periode pemeriksaan tetap ini kadang kala

harus diambil jika pemasok memiliki jadwal tetap untuk datang ke perusahaan dan

perusahaan tidak dapat memesan semuanya. Misalkan karena masalah transportasi

antar pulau, pemasok akan datang sebulan sekali pada setiap tanggal 20, maka

pada setiap tanggal 20 jumlah persediaan diperiksa.

Selanjutnya kekurangan persediaan dipesan dan akan datang sesuai lead

time, dalam kasus ini bisa satu bulan, bisa pula dua bulan. Pada sistem P ini

digunakan beberapa kondisi, antara lain:

1. Dalam sistem P ini, interval pemesanannya tetap sedangkan kuantitas

pesanannya berubah- ubah.


2. Jumlah permintaan tidak pasti atau berfluktuasi dan jumlah pemesanan

akan bervariasi tergantung permintaan yang sesuai dengan target

persediaan.

3. Selang waktu antara dua pemesanan beruntun adalah tetap.

4. Tidak memiliki titik pemesanan kembali, sebagai gantinya adalah selang

waktu yang tetap untuk pemesanan kembali.

5. Adanya persediaan pengaman yang akan digunakan untuk menghadapi

adanya perubahan permintaan selama waktu pemesanan. Disiapkan untuk

menghadapi adanya perubahan permintaan.

Persediaan maksimum yang diharapkan


D
+
SS

LD
+ Titik pemesanan
SS

Safety stock
Waktu tenggang

P L
waktu

P+L

Gambar 2.1. Kurva Metode P


Perhitungan yang digunakan dalam metode P ini adalah :

1. Optimal Review Period (Economic Review Period)

2 × Co 2 × Co
P= = ………..………(2.1)
Ch × A i×C × A
Dimana :

P = Optimal Review Period (Bln)

Co = Ordering Cost / Pesanan

Ch = Holding Cost / (unit / thn)

i. = Holding Cost / thn dlm % hrg barang / thn

C = Unit Cost

A = permintaan (Demand)

2. Persediaan Pengaman (Safety Stock)

SS = Z × d × P + L ………..………(2.2)

Dimana :

SS = Safety Stock

Z = Safety factor, hanya tergantung pada besarnya service level

d = Standar deviasi

L = Lead Time

3. Target Level ( Target Persediaan )

T = SS + D( P + L ) ………..………(2.3)

4. Rata-rata tingkat persediaan (Average Inventory Level)

I = [ SS + ½ ( D×P ) ] ………..………(2.4)

5. Order Quantity (Kuantitas pesanan)

Q=T–I ………..………(2.5)
6. Turn Over Ratio

A
TOR = ………..………(2.7)
I

7. Total Inventory Cost (Total biaya persediaan)

Tc = A ×C + (n / p) ×Co + [SS + (½ ×D×P)] × i × C………..………(2.8)

Tc = (demand) ×C + (jumlah order) × Co + (rata-rata tingkat persediaan)Ch

4. Metode Q (Continuous Review System)

Dalam model Q, pemesanan dilakukan jika jumlah persediaan mencapai titik

pemesanan kembali (Re-Order point) atau dalam arti pemesanan berdasarkan

kuantitas yang sama / tetap dan memiliki titik pemesanan kembali. Jika

pemesanan dilakukan pada tingkat persediaan dibawah titik R (Re-order point),

maka persediaan akan habis duluan sebelum pesanan itu tiba. Tetapi jika

pemesanan dilakukan pada persediaan diatas titik R akan menyebabkan jumlah

persediaan terlalu banyak sehingga tidak ekonomis. Dengan demikian, jika

menggunakan model / metode Q, jumlah persediaan harus dipantau terus menerus.

Jika mencapai titik R, lakukan pemesanan sejumlah Q.

Pada sistem Q ini, digunakan beberapa kondisi, antara lain:

1. Besarnya pemesanan adalah tetap, sesuai dengan ukuran lot ekonomis.

2. Selang waktu antara dua pemesanan berturut-turut adalah tidak tetap,

tergantung pada kecepatan pemakaian barang dalam persediaan.

3. Pemesanan kembali dilakukan jika jumlah barang dalam persediaan telah

mencapai suatu batas tertentu yang disebut titik pemesanan kembali

(Reorder point).
4. Adanya sistem persediaan pengaman, yaitu sejumlah persediaan yang

disiapkan untuk menghadapi adanya perubahan permintaan.

Pesanan diterima

DL Reorder
+ point
SS

Safety stock

L L L time

Gambar 2.2. Kurva Metode Q

Perhitungan yang digunakan dalam metode Q ini adalah :

1. Kuantitas pesanan (Order Quantity) atau EOQ

2 × Co × A 2 × Co × A
Q = EOQ = = ………..………(2.9)
Ch i×C

Dimana :

Co = Ordering Cost

Ch = Holding Cost / (unit / thn)

i. = Holding Cost / thn dlm % hrg barang / thn

C = Unit Cost
A = permintaan (Demand)

2. Persediaan Pengaman (Safety Stock)

SS = Z × d × (L) ………..………(2.10)

Dimana :

SS = Safety Stock

Z = Safety factor

d = Standar deviasi

L = Lead Time

3. Target Level ( Re-order point )

T = SS + (D x L) ………..………(2.11)

4. Rata-rata tingkat persediaan (Average Inventory Level)

I = [ SS + (Q × ½ ) ] ………..………(2.12)

5. Order Quantity

Q=T–I ………..………(2.13)

6. Turn Over Ratio

A
TOR = ………..………(2.14)
I

7. Total Inventory Cost

Tc = A × C + (A/Q) × Co + ( SS + ½ ×Q) . Ch

Tc = A × C + ( A/Q ) × Co + (SS + ½ × Q) × i. C ………..………(2.15)


E. Persediaan Minimum-maksimum

Konsep Min-Maks ini dikembangkan berdasarkan suatu pemikiran

sederhana sebagai berikut. Untuk menjaga kelangsungan beroperasinya suatu

pabrik atau fasilitas lain, beberapa jenis barang tertentu dalam jumlah minimum

sebaiknya tersedia di persediaan, supaya sewaktu-waktu ada yang rusak, dapat

langsung diganti. Tetapi, barang yang disimpan dalam persediaan tadi juga jangan

terlalu banyak, ada maksimumnya, supaya biayanya tidak menjadi terlalu mahal.

Keduanya sebetulnya mengikuti prinsip pengendalian atau manajemen persediaan

yang sudah dibahas terdahulu.

Secara ideal, seharusnya persediaan minimum adalah nol dan persediaan

maksimum adalah sebanyak yang secara ekonomis mencapai optimal, yaitu sesuai

dengan perhitungan EOQ. Jadi, dapat dibayangkan bahwa persis pada waktu

barang habis, pemesanan barang sejumlah yang paling ekonomis tadi datang.

Tetapi, ini perhitungan teori, artinya dalam kenyataannya tidak dapat dijamin

bahwa perencanaan dapat secara sempurna terpenuhi. Ada kemungkinan

pemakaian barang berubah dan meningkat secara mendadak, ada kemungkinan

barang yang dipesan datang terlambat, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam

menentukan minimum dan maksimum ini, sebaiknya tidak mengambil angka yang

ekstrem tadi, tetapi ada faktor pengaman yang dapat dihitung berdasarkan

pengalaman.

Pada sistem Min-Maks ini digunakan beberapa kondisi, yaitu:

1. Besar pemesanan adalah tidak tetap atau berfluktuasi


2. Selang waktu antara dua pemesanan berturut-turut adalah tidak tetap,

tergantung dari kecepatan pemakaian barang dalam persediaan.

3. Memiliki tingkat pemesanan kembali atau Re-order Level, yaitu pada saat

persediaan berada pada minimum stok.

4. Adanya persediaan pengaman yaitu sejumlah persediaan yang disiapkan

untuk menghadapi adanya perubahan permintaan.

Sistem kerja Min-Maks, yaitu apabila persediaan telah melewati batas

minimum dan mendekati titik safety stock, maka pemesanan kembali harus

dilaksanakan. Jadi batas safety stock adalah merupakan batas untuk pemesanan

kembali. Sedangkan batas maksimum adalah merupakan batas kesediaan

perusahaan untuk menginvestasikan uangnya dalam bentuk persediaan material.

A Q = max-min
B

Re-order level

D
Persediaan
pengaman
E
L

Gambar 2.3. Kurva Metode Min-Maks


Perhitungan yang digunakan dalam metode Min-Maks ini adalah:

1. Safety Stock

SS = A / N ………..………(2.16)

Dimana :

SS = Safety Stock

A = Demand (permintaan)

N = Jumlah periode (frekuensi transaksi)

2. Minimum stok

Min – Stock = ( A × L ) + SS ………..………(2.17)

3. Maksimum stok

Max – Stock = 2 × ( A × L ) + SS ………..………(2.18)

4. Kuantitas pesanan ( Order Quantity )

Q = (Max-Stock) - (Min-Stock) ………..………(2.19)

5. Average Inventory Level

I = SS + ( ½ ) × Q ………..………(2.20)

6. Turn Over Ratio

A
TOR = ………..………(2.21)
I

7. Total Inventory Cost

Tc = A × C + ( A / Q ) × Co + ( i. A × C ) ………..………(2.22)
F. Peramalan

1. Definisi Peramalan

Peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan di

masa dating yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas,

waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan

barang ataupun jasa (Arman Hakim:2003, hal 25). Dapat dikatakan bahwa

peramalan tersebut merupakan taksiran. Namun dengan menggunakan

teknik-teknik tertentu maka peramalan akan menjadi bukan hanya sekedar

taksiran. Tentu saja peramalan akan semakin baik jika mengandung sedikit

mungkin kesalahan, walaupun kesalahan peramalan tetap merupakan suatu

hal yang sangat manusiawi.

Perlu diingat bahwa jarang ada atau bahkan tidak ada satupun metode

peramalan yang sempurna sehingga cocok diterapkan dalam setiap kegiatan

peramalan. Untuk itulah maka perlu dipilih metode peramalan yang terbaik

yang sesuai pola data yang ada dari suatu perusahaan tertentu yang bergerak

dalam bidangnya.

2. Pemilihan Metode Peramalan

Untuk memilih metode peramalan yang sesuai dengan benar, peramal

harus dapat mengerjakan hal-hal berikut :

1. Menetapkan sifat dasar masalah peramalan

2. Menjelaskan sifat dasar data yang sedang diteliti


3. mendeskripsikan kemampuan dan keterbatasan potensial dari teknik-

teknik peramalan yang kemungkinan sangat berguna.

4. mengembangkan sejumlah kriteria yang ditentukan terlebih dahulu

sebagai dasar untuk memilih keputusan.

Faktor utama yang mempengaruhi pemilihan teknik peramalan adalah

identifikasi dan pemahaman pola histeris data. Jika didapati trend, siklik,

atau musiman maka kemudian teknik-teknik yang mampu secara efektif

mengekstrapolasi pola ini dapat dipilih.

Metode peramalan yang dipilih pada penelitian ini adalah dari kelompok

metode peramalan yang berdasarkan deret waktu (time series forecasting

methods) dengan penjelasan sebagai penjelasan sebagai berikut :

a) Metode Moving Average (MA)

Moving average diperoleh dengan merata-rata permintaan

berdasarkan beberapa data masa lalu yang terbaru. Tujuan utama dari

penggunaan metode ini adalah untuk mengurangi atau menghilangkan

variasi acak permintaan dalam hubungannya dengan waktu. Tujuan ini

dicapai dengan merata-rata beberapa nilai data secara bersama-sama, dan

menggunakan nilai rata-rata tersebut sebagai ramalan permintaan untuk

periode yang akan datang. Secara matematis, maka MA akan dinyatakan

dalam persamaan sebagai berikut :

X t + X t −1 + X t − 2 + ..... + X t − n +1
Ft = ..........................(2.23)
N

Dimana :

Xt = permintaan aktual pada periode t


N = banyaknya data permintaan yang dilibatkan dalam perhitungan

MA

Ft = peramalan permintaan pada periode t

b) Metode Double Moving Average (DMA)

Suatu cara peramalan data deret waktu dengan trend-linier adalah

dengan menggunakan rata-rata bergerak ganda. Metode ini, sebagaimana

namanya : satu kelompok rata-rata bergerak dihitung dan kemudian

kelompok kedua dihitung rata-rata bergerak hasil pada kelompok

pertama. Persamaan yang dipakai dalam implementasikan Double

Moving Average ditunjukkan di bawah ini :

X t + X t −1 + X t −2 + ..... + X t −n +1
S' t = ..........................(2.24)
N

Persamaan (2.2) di atas mempunyai asumsi bahwa saat ini pada periode

waktu t dan mempunyai nilai masa lalu sebanyak N.MA (N) tunggal

dituliskan S’.

S' t + S ' t −1 + S ' t − 2 +..... + S' t − n +1


S" t = ………..............(2.25)
N

Persamaan (2.3) diatas menganggap bahwa semua rata-rata bergerak

tunggal (S’) telah dihitung. Dengan persamaan itu lalu menghitung rata-

rata bergerak N-periode dan nilai-nilai S’ tersebut. Rata-rata bergerak

ganda dituliskan sebagai S”.

at = S '+ ( S 't − S "t ) = 2 S 't − S "t ..........................(2.26)


Persamaan (2.4) diatas mengacu terhadap penyesuaian MA tunggal (S’t)

dengan perbedaan (S’t – S”t)

2
bt = ( S ' t − S "t ) ..........................(2.27)
N −1

Persamaan (2.5) diatas menentukan taksiran kecenderungan dari periode

waktu yang satu ke periode waktu berikutya

Ft = at − bt m ..........................(2.28)

Persamaan (2.6) diatas menunjukkan bagaimana memperoleh ramalan

untuk m periode ke depan dari t.

c) Metode Weighted Moving Average (WMA)

Pada metode WMA, setiap data permintaan actual memiliki bobot

yang berbeda. Data yang lebih baru akan mempunyai bobot yang tinggi

karena data tersebut mempresentasikan kondisi yang terakhir terjadi.

Secara matematis WMA dapat dinyatakan sebagai berikut :

Ft = ∑(Wt × X t ) ………………(2.29)

Dimana :

Wt = bobot permintaan aktual pada periode-t dengan keterbatasan ∑W=1

Xt = permintaan aktual pada periode t


d) Metode Single Exponential Smoothing (SES)

Kelemahan teknik MA dalam kebutuhan akan data-data masa lalu

yang cukup banyak dapat diatasi dengan teknik SES. Model matematis

SES dapat dikembangkan dari persamaan berikut :

⎛X X ⎞
Ft +1 = Ft + ⎜ t − t − N ⎟ ………………(2.30)
⎝ N N ⎠

Dimana bila data permintaan aktual yang lama At-N tidak tersedia, maka

dapat digantikan dengan nilai pendekatan yang berupa nilai ramalan

sebelumnya Ft, sehingga persamaan (2.8) dapat dituliskan menjadi :

⎛X F ⎞
Ft +1 = Ft + ⎜ t − t ⎟ ..........................(2.31)
⎝ N N⎠

⎛1⎞ ⎛ 1⎞
Ft +1 = ⎜ ⎟ X t + ⎜1 − ⎟ Ft ..........................(2.32)
⎝N⎠ ⎝ N⎠

Dari persamaan (2.10) dapat dilihat bahwa ramalan ini (Ft+1) didasarakan

atas pembobotan observasi yang terakhir dengan suatu niali bobot (1/N)

dan pembobotan peramalan yang terakhir sebelumnya (Ft) dengan suatu

bobot [1-91/N)]. Karena N merupakan suatu bilangan positif, 1/N akan

menjadi suatu konstanta antara nol (jika N tak terhingga) dan 1 (jika

N=1).

Dengan mengganti 1/N dengan α, persamaan (2.10) menjadi :

Ft = αX t + (1 − α)Ft ..........................(2.33)

Cara lain untuk menuliskan persamaan (2.11) adalah dengan susunan

sebagai berikut :

Ft +1 = Ft + α (X t − Ft ) ..........................(2.34)
e) Metode Double Exponential Smoothing (Brown’s One

Parameter Linier)

Dengan cara analogi yang dapat dipakai pada waktu memulai dari

rata-rata bergerak tunggal ke pemulusan (smoothing) exponensial

tunggal kita dapat juga memulai dari rata-rata bergerak ganda ke

pemulusan exponensial ganda. Persamaan yang dipakai dalam

implementasi pemulusan eksponensial linier satu parameter dari brown

ditunjukkan di bawah ini :

S ' = αX t + (1 − α ) S 't −1 ..........................(2.35)

S " = αS 't +(1 − α ) S "t −1 ..........................(2.36)

Di mana S’t adalah nilai pemulusan eksponensial tunggal dan S”t adalah

nilai pemulusan eksponensial ganda.

a t = S ' t + ( S ' t − S "t ) = 2 S ' t − S " t ..........................(2.37)

α
bt = ( S ' t − S "t ) ..........................(2.38)
1−α

Ft + m = at + bt m ..........................(2.39)

Dimana m adalah jumlah periode ke muka yang diramalkan.

f) Metode Triple Exponential Smoothing (Brown’s One

Parameter Quadratic)

Sebagaimana halnya dengan pemulusan eksponensial linier yang

dapat digunakan untuk meramalkan data dengan suatu pola trend dasar,
bentuk pemulusan yang lebih tinggi dapat digunakan bila dasar pola

datanya adalah kuadratis, kubik atau orde yang lebih tinggi. Untuk

memulai dari pemulusan kuadratis, pendekatan dasarnya adalah

memasukkan tingkat pemulusan tambahan (smoothing tripel) dan

memberlakukan persamaan peramalan kuadratis. Peramalan untuk

pemulusan kuadratis adalah :

S ' = αX t + (1 − α ) S 't −1 ..........................(2.40)

S " = αS 't +(1 − α ) S "t −1 ..........................(2.41)

S " ' t = αS "t +(1 − α ) S ' "t −1 ..........................(2.42)

at = 3S 't −3S "t + S ' "t ..........................(2.43)

α
bt = [(6 − 5α ) S 't −(10 − 8α )S "t +(4 − 3α ) S '"t )] ........(2.44)
2(1 − α ) 2

α2
ct = ( S 't −2 S "t + S ' "t ) ..........................(2.45)
(1 − α ) 2

Ft + m = at + bt m + 12 ct m 2 ..........................(2.46)

Persamaan yang dibutuhkan untuk pemulusan kuadratis sangat rumit

dari pada persamaan untuk pemulusan tunggal dan linier. Walaupun

demikian pendekatannya dalam mencoba menyesuaikan nilai ramalan

sehingga ramalan tersebut dapat mengikuti perubahan trend yang

kuadratis adalah sama.


3. Ukuran Akurasi Hasil Peramalan

Ukuran akurasi hasil peramalan merupakan ukuran kesalahan peramalan

yaitu tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan permintaan yang

sebenarnya terjadi. Ada 4 ukuran yang biasa digunakan yaitu :

1. Mean absolute Deviation (MAD)

MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu

tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau kecil

dibandingkan kenyataannya. Secara matematis MAD dirumuskan

sebagai berikut :
n

∑X t − Ft
MAD = t =1
.......................(2.47)
n

Dimana :

Xt = permintaan actual pada periode t

Ft = peramalan permintaan pada periode t

N = jumlah periode peramalan yang terlibat

2. Mean Square Error (MSE)

MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan

peramalan pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah

periode peramalan.
n

∑ (X −F t )
2
t
MSE = t =1
..........................(2.48)
n
3. Mean forecast Error (MFE)

MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah hasil peramalan selama

periode tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah. Bila hasil

peramalan tidak bias, maka nilai MFE akan mendekati nol. MFE

dihitung dengan menjumlahkan semua kesalahan peramalan selama

periode peramalan dan membaginya dengan jumlah periode

peramalan.
n

∑ (X t − Ft )
MFE = t =1
..........................(2.49)
n

4. Mean Absolute Percentage Error (MAPE)

MAPE merupakan ukuran kesalahan relative. MAPE menyatakan

presentase kesalahan hasil peramalan terhadap permintaan aktual

selama periode tetentu yang akan memberikan informasi presentase

kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah.

⎛ 100 ⎞ n F
MAPE = ⎜ ⎟∑ X t − t ..........................(2.50)
⎝ n ⎠ t =1 Xt

Akurasi peramalan akan semakin tinggi apabila nilai-nilai

MAD,MSE,MFE, dan MAPE semakin kecil. Apabila suatu data aktual

dinyatakan sebagai Xt nilai ramalan dinyatakan sebagai Ft, maka galat

ramalan (forecast error) dinyatakan sebagai :

et = Xt – Ft jadi Error = Data Aktual – Forecast

Berkaitan dengan validasi model peramalan, dapat menggunakan

tracking signal. Tracking signal adalah suatu ukuran bagaimana baiknya


suatu ramalan memperkirakan nilai-nilai actual. Tracking signal dihitung

sebagai Running Sum of the Forecast Error (RSFE) dibagi dengan Mean

Absolute Deviation (MAD), sebagai berikut :

RSFE
TrackingSignal =
MAD
n

∑ (X t − Ft )
TrackingSignal = t =1
..........................(2.51)
MAD

Tracking Signal yang positif menunjukkan bahwa nilai aktual permintaan lebih

besar dari pada ramalan, sedangkan tracking signal yang negative berarti nilai

aktual permintaan lebih kecil dari pada ramalan. Apabila tracking signal telah

dihitung, kita dapat membangun peta control tracking signal sebagaimana halnya

dengan peta-peta control dalam pengendalian proses statistical (statistical process

control = SPC), yang memiliki batas control atas (upper control limit) dan batas

control bawah (lower control limit).


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam

penelitian sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas, sehingga

penelitian dapat dilakukan terarah dan memudahkan untuk memecahkan suatu

masalah yang ada. Setiap tahapan yang dilalui akan saling berkaitan, oleh karena

itu perlu adanya suatu kerangka pemecahan masalah dalam menyelesaikan

masalah ini.

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung untuk

memperoleh gambaran yang jelas terhadap permasalahan yang sering terjadi.

Setelah itu peneliti melakukan wawancara dengan orang-orang yang berkompeten

guna mendapatkan informasi yang lebih terperinci sesuai dengan tujuan

penelitian.

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, diperlukan suatu ururan

prosedur atau tahapan-tahapan secara sistematik sehingga penelitian ini mampu

menjadi alternatif untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Adapun

urutan prosedur atau tahapan-tahapan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

A. Penelitian Pendahuluan

Tahap awal yang dilakukan dalam suatu penelitian adalah mengadakan

penelitian pendahuluan dengan meninjau langsung situasi dan kondisi dari


perusahaan yang akan diteliti, sehingga dapat menentukan masalah yang akan

diangkat menjadi objek penelitian.

Dalam penelitian pendahuluan, peneliti melakukan wawancara dengan

orang-orang yang berkompeten dengan cara tanya jawab guna mendapatkan

informasi dan penjelasan sehingga data yang diperoleh merupakan data-data yang

dapat mendukung penelitian ini. Selain itu peneliti juga melakukan studi pustaka

untuk memberikan informasi yang lebih lanjut sebagai penuntun dalam

memecahkan masalah yang menjadi topik dalam penelitian ini. Serta untuk

memberikan pegangan dalam melakukan pengumpulan dan pengolahan data

dengan baik.

B. Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara konsultasi (wawancara) pada

bagian persediaan. Konsultasi dilakukan untuk mendapatkan data-data yang

mendukung tujuan penelitian. Data-data yang diperoleh yaitu :

1. Data permintaan dari AHM untuk produk cover kvba dari bulan April

2006 sampai dengan bulan Maret 2008.

2. Lead time pemesanan

3. Biaya-biaya yang digunakan dalam mengendalikan persediaan bahan

komponen untuk cover kvba yaitu biaya pemesanan, biaya penyimpanan

dan biaya-biaya lainnya yang berkaitan.


C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai adalah meminimumkan biaya persediaan

dengan cara :

1. Menentukan persediaan pengaman/safety stock sesuai dengan literatur

yang diperoleh.

2. Menentukan jumlah target persediaan dan rata-rata tingkat persediaan.

3. Menentukan kuantitas pesanan

4. Menghitung biaya total persediaan yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan selama 6 bulan ke depan.

D. Studi Pustaka

Studi pustaka ini bertujuan untuk memberikan pegangan dalam :

1. Melakukan pengumpulan data, yakni untuk mengetahui data apa saja

yang harus dikumpulkan sehubungan dengan masalah yang akan

dibahas.

2. Menentukan metode apa yang akan digunakan dalam perhitungan.

3. Melakukan perhitungan dan analisis dari data yang telah dikumpulkan.

E. Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan, data tersebut kemudian diolah sebelum diproses

(analisis) lebih lanjut, yaitu dengan :

1. Melakukan perhitungan beberapa metode peramalan yang memadai

yaitu dengan metode time series


2. Menghitung kesalahan peramalan

3. Memilih metode peramalan yang terbaik

4. Menentukan persediaan pengaman atau safety stock, target persediaan,

rata-rata tingkat persediaan, kuantitas persediaan dan biaya total

persediaan selama 6 bulan ke depan sesuai dengan peramalan

permintaan yang telah ditetapkan.

F. Analisis Data

Pada tahap ini berisi tentang analisa terhadap pengolahan data yang telah

dilakukan yaitu analisa terhadap perhitungan peramalan dengan memilih metode

peramalan yang terbaik serta menganalisa persediaan pengaman atau safety stock,

target persediaan, rata-rata tingkat persediaan, kuantitas persediaan dengan

menghitung total biaya persediaan.

G. Simpulan Dan Saran

Pada tahap akhir penelitian akan dikemukakan kesimpulan yang telah

diperoleh beserta keterbatasannya serta saran yang akan disampaikan kepada

perusahaan.

Keseluruhan langkah metodologi penelitian di atas secara ringkas dapat

dilihat pada gambar di bawah ini :


START

Studi Pendahuluan
⇒ Observasi langsung di lantai produksi
⇒ Wawancara dengan pihak terkait

Identifikasi Masalah

Studi Pustaka

Tujuan Penelitian
1. Menghitung safety stock
2. Menghitung target persediaan
3. Menghitung rata-rata tingkat persediaan
4. Menghitung kuantitas pesanan
5. Menghitung biaya total persediaan

Pengumpulan Data
1. Data kebutuhan cover kvba dari bulan
April 2006 – Maret 2008
2. Data kebutuhan selama periode lead
time
3. Lead time pemesanan
4. Biaya-biaya yang berkaitan

Pengolahan dan Analisis Data


1. Safety stock
2. Target persediaan dan Rata-rata tingkat persediaan
3. Kuantitas pesanan
4. Biaya total persediaan

Kesimpulan dan Saran

END
Gambar 3.1 Alur Metodologi Penelitian
BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

A. Pengumpulan Data

PT. Auto Cipta Casting sebagai pabrik industri dies casting melakukan riset

pengembangan produk berfokus pada kepuasan pelanggan, efektifitas, efisiensi

dan improvement proses produksi dikelola dengan menerapkan manajemen mutu.

Produk yang dihasilkan oleh PT. Auto Cipta Casting adalah komponen-

komponen dari sepeda motor seperti cover kvba, footrest, step holder dan lain

sebagainya.

Cover kvba Footrest

Step holder kehr Step holder ktlm

Gambar 4.1 Produk yang dihasilkan PT. Auto Cipta Casting

Produk yang diamati oleh penulis adalah bahan komponen untuk Cover

kvba. Cover kvba itu sendiri adalah penutup untuk block mesin Honda. Dibawah

ini merupakan bill of material dari cover kvba.


Tabel 4.1 Data Bill Of Material Cover kvba
No Komponen Quantity Satuan Keterangan
1 Cover kvba 1 Unit Buat
2 Joint drain 1 Unit Beli
3 Gasket Breather Separator 1 Unit Beli
4 Screw Tap MC 4×8 3 Unit Beli
5 Plate Breather Separator 1 Unit Beli
Sumber : PT.ACC

Joint Drain Gasket Breather Separator

Screw Tap MC 4×8 Plate Breather Separator


Gambar 4.2 Bahan Komponen untuk Produk Cover kvba

PT. Auto Cipta Casting adalah merupakan perusahaan yang memproduksi

bahan komponen motor berdasarkan order atau pesanan dari Ahass Motor Honda.

Bagian marketing perusahaan akan menerima order dari AHM, yaitu berupa surat

yang berisi data-data jumlah dan jenis produk yang diinginkan beserta batas waktu

produk bahan komponen tersebut harus diterima oleh AHM. Kemudian bagian

marketing akan memberikan data tersebut ke bagian purchasing, planning and

development.
Bagian material akan merinci kebutuhan berbagai jenis bahan baku yang

diinginkan oleh AHM berdasarkan jumlah dan jenis bahan komponen kemudian

hasil rincian tersebut yang dijadikan patokan dalam pembelian bahan baku oleh

bagian purchasing. Bahan baku yang dipesan oleh bagian purchasing berdasarkan

data perhitungan bagian material kontrol dan disesuaikan dengan jumlah

persediaan yang ada digudang. Pemesanan dilakukan setiap interval waktu

pengamatan yang tetap (Periodic Review System). Dan terdapat selang waktu

(lead time) antara saat pemesanan sampai bahan baku tersebut dikirim ke bagian

gudang Inventory Raw Material perusahaan. Maka dari itu diperlukan sekali

adanya persediaan pengaman (safety stock) bahan komponen cover kvba yang

dihitung dengan memperhatikan penambahan keperluan selama lead time dan

interval waktu pengamatan serta dapat pula meminimumkan biaya persediaan.

Alasan perusahaan menggunakan model P ini karena sesuai dengan kondisi dan

karakteristik persediaan yang terdapat di perusahaan.

Data-data yang diperlukan dalam penulisan tugas akhir adalah data-data

yang berhubungan dengan pengendalian persediaan bahan komponen untuk cover

kvba. Adapun data-data yang diperlukan sebagai berikut :

1. Data permintaan produk cover kvba dari bulan April 2006 – Maret 2008.

Adapun besarnya permintaan produk cover kvba tersebut dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :


Tabel 4.2 Data Permintaan Produk Cover KVBA

Part Assy cover kvba (unit)


Bulan Demand Gasket Breather Screw Tap Plate Breather
Joint Drain
Separator MC 4 × 8 Separator
April ‘06 30500 30500 30500 91500 30500
Mei ‘06 31250 31250 31250 93750 31250
Juni ‘06 29870 29870 29870 89610 29870
Juli ‘06 33200 33200 33200 99600 33200
Agust ‘06 30500 30500 30500 91500 30500
Sept ‘06 26510 26510 26510 79530 26510
Okt ‘06 29870 29870 29870 89610 29870
Nov ‘06 33200 33200 33200 99600 33200
Des ‘06 31100 31100 31100 93300 31100
Jan ‘07 35200 35200 35200 105600 35200
Feb ‘07 28630 28630 28630 85890 28630
Maret ‘07 26510 26510 26510 79530 26510
April ‘07 32478 32478 32478 97434 32478
Mei ‘07 42100 42100 42100 126300 42100
Juni ‘07 33900 33900 33900 101700 33900
Juli ‘07 22500 22500 22500 67500 22500
Agust ‘07 33900 33900 33900 101700 33900
Sept ‘07 35800 35800 35800 107400 35800
Okt ‘07 30005 30005 30005 90015 30005
Nov ‘07 23450 23450 23450 70350 23450
Des ‘07 31150 31150 31150 93450 31150
Jan ‘08 30200 30200 30200 90600 30200
Feb ‘08 24350 24350 24350 73050 24350
Maret ‘08 31250 31250 31250 93750 31250
Sumber : PT.ACC

2. Biaya Pemesanan

Untuk melakukan kegiatan pemesanan bahan komponen untuk cover kvba,

PT. Auto Cipta Casting mengeluarkan biaya sebesar Rp.100.000,- per

pesanan. Biaya-biaya pemesanan tersebut meliputi :

a) Biaya proses pemesanan seperti telepon, fax dan surat administrasi

sebesar Rp.25.000,-

b) Biaya ekspedisi Rp.20.000,-


c) Biaya pengangkutan dan Penerimaan sebesar Rp. 55.000,-

3. Biaya Penyimpanan Persediaan

Biaya penyimpanan yang dikeluarkan oleh PT. Auto Cipta Casting dalam

proses penyimpanan bahan komponen untuk cover kvba adalah sebesar

12,5% per tahun dari harga bahan baku itu sendiri. Biaya- biaya

penyimpanan itu meliputi :

a) Biaya kerusakan, penyusutan dan keusangan sebesar 4 %

b) Biaya penanganan bahan baku seperti upah buruh, pemindahan

barang dan biaya fasilitas penyimpanan sebesar 5,25 %

c) Biaya asuransi 3,25 %

4. Biaya kekurangan persediaan dianggap nol artinya pelanggan yaitu

AHM mau menunggu sampai permintaannya terpenuhi oleh perusahaan

(pending order).

5. Lead time Pemesanan dan harga pembelian bahan baku

Tabel 4.3 Harga Beli dan Lead Time Bahan Komponen untuk Cover kvba

Lead time
Name of part Supplier Harga/ unit
dalam hari dalam bulan
Joint Drain Berdikari 5 0,25 Rp. 200,-
Gasket Breather NLT 5 0,25 Rp. 750,-
Separator
Screw Tap 4 × 8 NIKKO 5 0,25 Rp. 100,-
Plate Breather ICHP 14 0,7 Rp. 3300,-
Separator
Sumber : PT.ACC
6. Tingkat pelayanan (service level) di asumsikan sebesar 95 %, dengan

nilai Z adalah 1,65.

Berdasarkan tabel 4.2, maka data tersebut di plot dan dibuat dalam bentuk

grafik untuk masing-masing bahan komponen. Data time series pada tabel 4.2

akan ditampilkan dengan nilai aktual diletakkan pada sumbu tegak, dan periode

waktu pada sumbu datar, untuk melihat pola data permintaan bahan komponen

untuk cover kvba setiap bulannya.

Grafik Permintaan Joint Drain

45000
40000
Permintaan (unit)

35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Periode (Bulan)

Gambar 4.3 Grafik Permintaan Joint Drain Periode


April 2006 – Maret 2008
Grafik Permintaan Gasket Breather Separator

45000
40000
Permintaan (unit) 35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Periode (Bulan)

Gambar 4.4 Grafik Permintaan Gasket Breather Separator


Periode April 2006 – Maret 2008

Grafik Permintaan Screw tap MC 4x8

140000
120000
Permintaan (unit)

100000
80000
60000
40000
20000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Periode (Bulan)

Gambar 4.5 Grafik Permintaan Screw Tap MC 4×8


Periode April 2006 – Maret 2008
Grafik Permintaan Plate Breather Separator

45000
40000
Permintaan (unit) 35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Periode (Bulan)

Gambar 4.6 Grafik Permintaan Plate Breather Separator


Periode April 2006 – Maret 2008

B. Perhitungan Peramalan

Perhitungan peramalan yang dilakukan adalah menggunakan metode Simple

Average, Single Exponential Smoothing, Weight Moving Average, Moving

Average with Linier Trend, Exponential Smoothing with Linier Trend, Double

Exponential Smoothing, Double Exponential Smoothing with Linier Trend,

Adaptive Exponential Smoothing dan Linier Regresssion menggunakan program

QS3 sehingga didapat Peramalan permintaan untuk 6 bulan kedepan dan MAD

(Mean Absolute Deviation) sebagai parameter kesalahan peramalan. Perhitungan

peramalan untuk cover kvba dapat dilihat pada lampiran B.

Setelah memplotkan data ke dalam bentuk grafik dari bahan komponen joint

drain, Gasket Breather Separator, Screw Tap MC 4×8, dan Plate Breather

Separator akan dilakukan perhitungan peramalan dengan menggunakan 9

(sembilan) metode peramalan terhadap kelompok data yang sama, dimana


masing-masing metode tersebut menggunakan berbagai kombinasi parameter

sehingga didapat nilai parameter yang optimal. Dari perhitungan peramalan yang

telah dilakukan, maka hasil perhitungan kesalahan peramalan dapat diringkas

seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kesalahan Ramalan

Metode MAD MSD Bias


Simple Average 3255,43 19497632 193,88
Single Exponential Smoothing 3256,27 19664644 120,97
Weight Moving Average 4248 28688018 102,14
Moving Average with Linier Trend 8175,46 92959264 -184,76
Exponential Smoothing with Linier Trend 3284,43 20282630 294,81
Double Exponential Smoothing 3139,43 18591340 -27,42
Double Exponential Smoothing with Linier Trend 3386,33 21357300 288,59
Adaptive Exponential Smoothing 3204,79 19982990 260,24
Linier Regresssion 3898,22 25527330 608,97
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Dari hasil perhitungan peramalan dapat disimpulkan bahwa metode Double

Exponential Smoothing (α = 0,10124 ) menghasilkan nilai kesalahan MAD

terkecil yaitu 3139,43. Hasil perhitungan peramalan dengan metode Double

Exponential Smoothing dapat dilihat pada tabel 4.5. Pada tabel tersebut

memperlihatkan hasil peramalan pada bulan April 2008 sampai September 2008.
Tabel 4.5 Perhitungan Ramalan Dari Metode Double Exponential Smoothing

Hasil Peramalan
Periode (t) Joint Gasket Breather Screw Tap MC Plate Breather
Drain Separator 4×8 Separator
April ‘08 30819,69 30819,69 92459,07 30819,69
Mei 30819,69 30819,69 92459,07 30819,69
Juni 30819,69 30819,69 92459,07 30819,69
Juli 30819,69 30819,69 92459,07 30819,69
Agustus 30819,69 30819,69 92459,07 30819,69
September ‘08 30819,69 30819,69 92459,07 30819,69
Total 184918,14 184918,14 554754,42 184918,14
Sumber : Hasil Pengolahan Data

C. Pengujian Statistika

Pengujian statistika ini dilakukan untuk data permintaan selama periode lead

time tiap bahan komponen cover kvba ( lihat lampiran C ) dengan menggunakan

bantuan program Statistical Program for Social Science (SPSS) versi 11.5. tingkat

kepercayaan yang digunakan adalah 95 % (α = 0,05). Dimana data permintaan

selama periode lead time menggunakan uji kenormalan data (Kolmogorov-

Smirnov).

1. Bahan Komponen Joint Drain

Langkah pengujian statistika dengan menggunakan uji kenormalan data

(Kolmogorov-Smirnov) untuk jenis bahan komponen joint drain adalah

sebagai berikut :

a) Ho : Data berdistribusi normal

b) Hi : Data tidak berdistribusi normal


c) α : 0,05

d) Wilayah kritik : Pvalue ≤ 0,05

e) Perhitungan : Pvalue (0,485 ) > 0,05

f) Kesimpulan : Karena Pvalue (0,485 ) > 0,05, maka Ho diterima

dan dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Joint Drain
N 24
Normal Parameters(a,b) Mean 7679.41
Std. Deviation 1062.291
Most Extreme Absolute
.171
Differences
Positive .117
Negative -.171
Kolmogorov-Smirnov Z .837
Asymp. Sig. (2-tailed) .485
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.

2. Bahan Komponen Gasket Breather Separator

Langkah pengujian statistika dengan menggunakan uji kenormalan data

(Kolmogorov-Smirnov) untuk jenis bahan komponen gasket breather

separator adalah sebagai berikut :

a) Ho : Data berdistribusi normal

b) Hi : Data tidak berdistribusi normal

c) α : 0,05

d) Wilayah kritik : Pvalue ≤ 0,05

e) Perhitungan : Pvalue ( 0,485 ) > 0,05

Kesimpulan : Karena Pvalue ( 0,485 ) > 0,05, maka Ho diterima

dan dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Gasket Breather Separator


N 24
Normal Parameters(a,b) Mean 7679.41
Std. Deviation 1062.291
Most Extreme Absolute
.171
Differences
Positive .117
Negative -.171
Kolmogorov-Smirnov Z .837
Asymp. Sig. (2-tailed) .485
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.

3. Bahan Komponen Screw Tap MC 4×8

Langkah pengujian statistika dengan menggunakan uji kenormalan data

(Kolmogorov-Smirnov) untuk jenis bahan komponen screw tap mv 4×8

adalah sebagai berikut :

a) Ho : Data berdistribusi normal

b) Hi : Data tidak berdistribusi normal

c) α : 0,05

d) Wilayah kritik : Pvalue ≤ 0,05

e) Perhitungan : Pvalue ( 0,485 ) > 0,05

Kesimpulan : Karena Pvalue ( 0,485 ) > 0,05, maka Ho diterima

dan dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Screw Tap MC 4x8


N 24
Normal Parameters(a,b) Mean 23038.22
Std. Deviation 3186.874
Most Extreme Absolute
.171
Differences
Positive .117
Negative -.171
Kolmogorov-Smirnov Z .837
Asymp. Sig. (2-tailed) .485
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.

4. Bahan Komponen Plate Breather Separator

Langkah pengujian statistika dengan menggunakan uji kenormalan data

(Kolmogorov-Smirnov) untuk jenis bahan komponen plate breather separator

adalah sebagai berikut :

a) Ho : Data berdistribusi normal

b) Hi : Data tidak berdistribusi normal

c) α : 0,05

d) Wilayah kritik : Pvalue ≤ 0,05

e) Perhitungan : Pvalue ( 0,485 ) > 0,05

Kesimpulan : Karena Pvalue ( 0,485 ) > 0,05, maka Ho diterima

dan dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Plate Breather Separator


N 24
Normal Parameters(a,b) Mean 21502.34
Std. Deviation 2974.415
Most Extreme Absolute
.171
Differences
Positive .117
Negative -.171
Kolmogorov-Smirnov Z .837
Asymp. Sig. (2-tailed) .485
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.

Dari pengujian di atas didapatkan juga standar deviasi untuk setiap bahan

komponen sebagai berikut :

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Standar deviasi


Bahan Komponen Standar Deviasi
Joint Drain 1062,291
Gasket Breather Separator 1062,291
Screw Tap MC 4×8 3186,874
Plate Breather Separator 2974,415
Sumber : Pengolahan Data
D. Perhitungan Pengendalian Persediaan bahan komponen untuk Cover

kvba dengan metode P (Periodic Review System)

1. Perhitungan Pengendalian Persediaan Joint Drain

Data untuk perhitungan pengendalian persediaan Joint Drain untuk

periode bulan April sampai dengan September 2008 yaitu :

Kebutuhan Joint Drain (D) = 184918,14 unit

Biaya Pemesanan (Co) = Rp.100.000,- setiap kali pesan

Biaya Penyimpanan = 6,25 % dari harga beli per unit per 6 bulan
⎛ 6,25 ⎞
=⎜ ⎟ × 200 = Rp.12,5,-
⎝ 100 ⎠

Harga Beli Joint Drain (C) = Rp.200,- per unit

Lead Time (L) = 5 hari = 1


4 Bulan (1 bulan di asumsikan sebanyak 20

hari kerja).

Standar Deviasi (d) = 1062,291 (dari perhitungan standar deviasi)

a) Periodic Review System (Sistem Pemeriksaan Berkala)

2 × Co 2 × Co
P= =
Ch × D i× C× D
2 × 100000
=
12,5 × 184918,14
= 0,29 per 6 bulan
= 1,74 bulan

b) Persediaan Pengaman (Safety Stock)

SS = Z × d × P + L
= 1,65 × 1062,291 × 1,74 + 14
= 2473 unit
c) Target Level (Target Persediaan)

T = SS + D × (P + L)
= 2473 + 184918,14 × (1,74 + 14 )
= 370460 unit

d) Rata-rata Tingkat Persediaan (Average Inventory Level)

I = [SS + 1 2 × (D × P) ]

I = [2473 + 1
2 × (184918,14 × 1,74) ]
= 163352 unit

e) Kuantitas Pesanan (Order Quantity)

Q= T−I
= 370460 - 163352
= 207108 unit

f) Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost)

⎛n⎞ ⎡ ⎛1 ⎞⎤
Tc = A × C + ⎜ ⎟ × Co + ⎢SS + ⎜ × D × P ⎟ ⎥ × i × C
⎝ P⎠ ⎣ ⎝2 ⎠⎦
⎛ 6 ⎞ ⎡ ⎛1 ⎞⎤
= 184918,14 × 200 + ⎜ ⎟ × 100000 + ⎢ 2473 + ⎜ × 184918,14 × 1,74 ⎟ ⎥ × 12,5
⎝ 1,74 ⎠ ⎣ ⎝2 ⎠⎦
= 36983628 + 344827,5862 + 2041900
= Rp. 39.370.355,59
2. Perhitungan Pengendalian Persediaan Gasket Breather Separator

Data untuk perhitungan pengendalian persediaan Gasket Breather

Separator untuk periode bulan April sampai September 2008 yaitu :

Kebutuhan Gasket Breather Separator (A) = 184918,14 unit

Biaya Pemesanan (Co) = Rp.100.000,- setiap kali pesan

Biaya Penyimpanan = 6,25 % dari harga beli per unit per 6 bulan
⎛ 6,25 ⎞
=⎜ ⎟ × 750 = Rp. 46,875,-
⎝ 100 ⎠

Harga Beli Gasket Breather Separator (C) = Rp.750,- /unit

Lead Time (L) = 5 hari = 1


4 bulan (1 bulan di asumsikan sebanyak 20

hari kerja).

Standar Deviasi (d) = 1062,291 (dari perhitungan standar deviasi)

a) Periodic Review System (Sistem Pemeriksaan Berkala)

2 × Co 2 × Co
P= =
Ch × D i× C× D
2 × 100000
=
46,875 × 184918,14
= 0,15 per 6 bulan
= 0,9 bulan

b) Persediaan Pengaman (Safety Stock)

SS = Z × d × P + L
= 1,65 × 1062,291 × 0,9 + 1
4

= 1880 unit
c) Target Level (Target Persediaan)

T = SS + D × (P + L)
= 1880 + 184918,14 × (0,9 + 14 )
= 214536 unit

d) Rata-rata Tingkat Persediaan (Average Inventory Level)

I = [SS + 1
2 × (D × P)]
= [1880 + 1
2 × (184918,14 × 0,9)]
= 85093 unit

e) Kuantitas Pesanan (Order Quantity)

Q= T−I
= 214536 - 85093
= 129443 unit

f) Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost)

⎛n⎞ ⎡ ⎛1 ⎞⎤
Tc = A × C + ⎜ ⎟ × Co + ⎢SS + ⎜ × D × P ⎟ ⎥ × i × C
⎝P⎠ ⎣ ⎝2 ⎠⎦
⎛ 6 ⎞ ⎡ ⎛1 ⎞⎤
= 184918,14 × 750 + ⎜ ⎟ × 100000 + ⎢1880 + ⎜ × 184918,14 × 0,9 ⎟ ⎥ × 46,875
⎝ 0,9 ⎠ ⎣ ⎝2 ⎠⎦
= 138688605 + 666666,667 + 3988734,375
= Rp. 143.344.006
3. Perhitungan Pengendalian Persediaan Screw Tap MC 4×8

Data untuk perhitungan pengendalian persediaan Screw Tap MC 4×8

untuk periode bulan April sampai September 2008 yaitu :

Kebutuhan Screw Tap MC 4×8 (A) = 554754,42 unit

Biaya Pemesanan (Co) = Rp.100.000,- setiap kali pesan

Biaya Penyimpanan = 6,25 % dari harga beli per unit per 6 bulan
⎛ 6,25 ⎞
=⎜ ⎟ × 100 = Rp. 6,25,-
⎝ 100 ⎠

Harga Beli Screw Tap MC 4×8 (C) = Rp.100,- /unit

Lead Time (L) = 5 hari = 1


4 bulan (1 bulan di asumsikan sebanyak 20

hari kerja).

Standar Deviasi (d) = 3186,874 (dari perhitungan standar deviasi)

a) Periodic Review System (Sistem Pemeriksaan Berkala)

2 × Co 2 × Co
P= =
Ch × D i× C× D
2 × 100000
=
6,25 × 554754,42
= 0,24 per 6 bulan
= 1,44 bulan

b) Persediaan Pengaman (Safety Stock)

SS = Z × d × P + L
= 1,65 × 3186,874 × 1,44 + 1
4

= 6836 unit
c) Target Level (Target Persediaan)

T = SS + D × (P + L)
= 6836 + 554754.42 × (1,44 + 14 )
= 944371 unit

d) Rata-rata Tingkat Persediaan (Average Inventory Level)

I = [SS + 1 2 × (D × P)]
= [6836 + 1 2 × (554754,42 × 1,44)]
= 406259 unit

e) Kuantitas Pesanan (Order Quantity)

Q= T−I
= 944371 - 406259
= 538112 unit

f) Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost)

⎛n⎞ ⎡ ⎛1 ⎞⎤
Tc = A × C + ⎜ ⎟ × Co + ⎢SS + ⎜ × D × P ⎟ ⎥ × i × C
⎝P⎠ ⎣ ⎝2 ⎠⎦
⎛ 6 ⎞ ⎡ ⎛1 ⎞⎤
= 554754.42 × 100 + ⎜ ⎟ × 100000 + ⎢6836 + ⎜ × 554754,42 × 1,44 ⎟ ⎥ × 6,25
⎝ 1,44 ⎠ ⎣ ⎝2 ⎠⎦
= 55475442 + 416666,667 + 2539118,75
= Rp. 58.431.227,42
4. Perhitungan Pengendalian Persediaan Plate Breather Separator

Data untuk perhitungan pengendalian persediaan Plate Breather

Separator untuk periode bulan April sampai September 2008 yaitu :

Kebutuhan Plate Breather Separator (D) = 184918,14 unit

Biaya Pemesanan (Co) = Rp.100.000,- setiap kali pesan

Biaya Simpan ( Ch ) = 6,25 % dari harga beli per unit per 6 bulan
⎛ 6,25 ⎞
=⎜ ⎟ × 3300 = Rp. 206,25,-
⎝ 100 ⎠

Harga Beli Plate Breather Separator (C) = Rp.3300,- /unit

Lead Time (L) = 14 hari = 2 minggu = 0,7 bulan

Standar Deviasi (d) = 2974,415 (dari perhitungan standar deviasi)

a) Periodic Review System (Sistem Pemeriksaan Berkala)

2 × Co 2 × Co
P= =
Ch × D i× C× D
2 × 100000
=
206,25 × 184918,14
= 0,07 per 6 bulan
= 0,42 bulan

b) Persediaan Pengaman (Safety Stock)

SS = Z × d × P + L
= 1,65 × 2974,415 × 0,42 + 107
= 5194 unit
c) Target Level (Target Persediaan)

T = SS + D × (P + L)
= 5194 + 184918,14 × (0,42 + 107 )
= 212302 unit

d) Rata-rata Tingkat Persediaan (Average Inventory Level)

I = [SS + 1
2 × (D × P)]
= [5194 + 1
2 × (184918,14 × 0,42)]
= 44027 unit

e) Kuantitas Pesanan (Order Quantity)

Q= T−I
= 212302 - 44027
= 168275 unit

f) Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost)

⎛n⎞ ⎡ ⎛1 ⎞⎤
Tc = A × C + ⎜ ⎟ × Co + ⎢SS + ⎜ × D × P ⎟ ⎥ × i × C
⎝P⎠ ⎣ ⎝2 ⎠⎦
⎛ 6 ⎞ ⎡ ⎛1 ⎞⎤
= 184918,14 × 3300 + ⎜ ⎟ × 100000 + ⎢5194 + ⎜ × 184918,14 × 0,42 ⎟ ⎥ × 206,25
⎝ 0,42 ⎠ ⎣ ⎝2 ⎠⎦
= 610229862 + 1428571,429 + 9080568,75
= Rp. 620.738.902,2
E. Perhitungan Pengendalian Persediaan bahan komponen untuk Cover

kvba dengan Metode P (Periodic Review System) untuk Periode April –

Mei 2008

1. Perhitungan Pengendalian Persediaan Joint Drain

Data untuk perhitungan pengendalian persediaan Joint Drain untuk

periode bulan April sampai dengan Mei 2008 yaitu :

Kebutuhan Joint Drain (D) = 61639,38 unit

Biaya Pemesanan (Co) = Rp.100.000,- setiap kali pesan

Biaya Penyimpanan = 2,083 % dari harga beli per unit per 2 bulan
⎛ 2,083 ⎞
=⎜ ⎟ × 200 = Rp. 4,166,-
⎝ 100 ⎠

Harga Beli Joint Drain (C) = Rp.200,- per unit

Lead Time (L) = 5 hari = 1


4 Bulan (1 bulan di asumsikan sebanyak 20

hari kerja).

Standar Deviasi (d) = 1062,291 (dari perhitungan standar deviasi)

a) Periodic Review System (Sistem Pemeriksaan Berkala)

2 × Co 2 × Co
P= =
Ch × D i× C× D
2 × 100000
=
4,166 × 61639,38
= 0,88 per 2 bulan
= 1,76 bulan
b) Persediaan Pengaman (Safety Stock)

SS = Z × d × P + L
= 1,65 × 1062,291 × 1,76 + 1
4

= 3523 unit

c) Target Level (Target Persediaan)

T = SS + D × (P + L)
= 3523 + 61639,38 × (1,76 + 14 )
= 127418 unit

d) Rata-rata Tingkat Persediaan (Average Inventory Level)

I = [SS + 1 2 × (D × P) ]

I = [3523 + 1
2 × (61639,38 × 1,76)]
= 57766 unit

e) Kuantitas Pesanan (Order Quantity)

Q=T−I
= 127418 - 57766
= 69652 unit

f) Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost)

⎛n⎞ ⎡ ⎛1 ⎞⎤
Tc = A × C + ⎜ ⎟ × Co + ⎢SS + ⎜ × D × P ⎟ ⎥ × i × C
⎝P⎠ ⎣ ⎝2 ⎠⎦
⎛ 2 ⎞ ⎡ ⎛1 ⎞⎤
= 61639,38 × 200 + ⎜ ⎟ × 100000 + ⎢3523 + ⎜ × 61639,38 × 1,76 ⎟ ⎥ × 4,166
⎝ 1,76 ⎠ ⎣ ⎝2 ⎠⎦
= 12327876 + 113636,36 + 240653,156
= Rp. 12.682.165,52
2. Perhitungan Pengendalian Persediaan Gasket Breather Separator

Data untuk perhitungan pengendalian persediaan Gasket Breather

Separator untuk periode bulan April sampai dengan Mei 2008 yaitu :

Kebutuhan Gasket Breather Separator (D) = 61639,38 unit

Biaya Pemesanan (Co) = Rp.100.000,- setiap kali pesan

Biaya Penyimpanan = 2,083 % dari harga beli per unit per 2 bulan
⎛ 2,083 ⎞
=⎜ ⎟ × 750 = Rp.15,625,-
⎝ 100 ⎠

Harga Beli Gasket Breather Separator (C) = Rp.750,- per unit

Lead Time (L) = 5 hari = 1


4 Bulan (1 bulan di asumsikan sebanyak 20

hari kerja).

Standar Deviasi (d) = 1062,291 (dari perhitungan standar deviasi)

a) Periodic Review System (Sistem Pemeriksaan Berkala)

2 × Co 2 × Co
P= =
Ch × D i× C× D
2 × 100000
=
15,625 × 61639,38
= 0,45 per 2 bulan
= 0,91 bulan

b) Persediaan Pengaman (Safety Stock)

SS = Z × d × P + L
= 1,65 × 1062,291 × 0,91 + 1
4

= 1888 unit
c) Target Level (Target Persediaan)

T = SS + D × (P + L)
= 1888 + 61639,38 × (0,91 + 14 )
= 73390 unit

d) Rata-rata Tingkat Persediaan (Average Inventory Level)

I = [SS + 1 2 × (D × P) ]

I = [1888 + 1
2 × (61639,38 × 0,91)]
= 29934 unit

e) Kuantitas Pesanan (Order Quantity)

Q=T−I
= 73390 - 29934
= 43456 unit

f) Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost)

⎛n⎞ ⎡ ⎛1 ⎞⎤
Tc = A × C + ⎜ ⎟ × Co + ⎢SS + ⎜ × D × P ⎟ ⎥ × i × C
⎝P⎠ ⎣ ⎝2 ⎠⎦
⎛ 2 ⎞ ⎡ ⎛1 ⎞⎤
= 61639,38 × 750 + ⎜ ⎟ × 100000 + ⎢1888 + ⎜ × 61639,38 × 0,91⎟ ⎥ × 15,625
⎝ 0,91 ⎠ ⎣ ⎝2 ⎠⎦
= 46229535 + 219780,2198 + 467718,75
= Rp. 46.917.033,97
3. Perhitungan Pengendalian Persediaan Screw Tap MC 4×8

Data untuk perhitungan pengendalian persediaan Screw Tap MC 4×8

untuk periode bulan April sampai dengan Mei 2008 yaitu :

Kebutuhan Screw Tap MC 4×8 (D) = 184918,14 unit

Biaya Pemesanan (Co) = Rp.100.000,- setiap kali pesan

Biaya Penyimpanan = 2,083 % dari harga beli per unit per 2 bulan
⎛ 2,083 ⎞
=⎜ ⎟ × 100 = Rp. 2,083,-
⎝ 100 ⎠

Harga Beli Screw Tap MC 4×8 (C) = Rp.100,- per unit

Lead Time (L) = 5 hari = 1


4 Bulan (1 bulan di asumsikan sebanyak 20

hari kerja).

Standar Deviasi (d) = 3186,874 (dari perhitungan standar deviasi)

a) Periodic Review System (Sistem Pemeriksaan Berkala)

2 × Co 2 × Co
P= =
Ch × D i×C× D
2 × 100000
=
2,083 × 184918,14
= 0,72 per 2 bulan
= 1,44 bulan

b) Persediaan Pengaman (Safety Stock)

SS = Z × d × P + L
= 1,65 × 3186,874 × 1,44 + 1
4

= 6836 unit
c) Target Level (Target Persediaan)

T = SS + D × (P + L)
= 6836 + 184918,14 × (1,44 + 14 )
= 319348 unit

d) Rata-rata Tingkat Persediaan (Average Inventory Level)

I = [SS + 1 2 × (D × P) ]

I = [6836 + 1
2 × (184918,14 × 1,44)]
= 139977 unit

e) Kuantitas Pesanan (Order Quantity)

Q= T−I
= 319348 - 139977
= 179371 unit

f) Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost)

⎛n⎞ ⎡ ⎛1 ⎞⎤
Tc = A × C + ⎜ ⎟ × Co + ⎢SS + ⎜ × D × P ⎟ ⎥ × i × C
⎝ P⎠ ⎣ ⎝2 ⎠⎦
⎛ 2 ⎞ ⎡ ⎛1 ⎞⎤
= 184918,14 × 100 + ⎜ ⎟ × 100000 + ⎢6836 + ⎜ × 184918,14 × 1,44 ⎟ ⎥ × 2,083
⎝ 1,44 ⎠ ⎣ ⎝2 ⎠⎦
= 18491814 + 138888,89 + 291572,091
= Rp. 18.922.274,98
4. Perhitungan Pengendalian Persediaan Plate Breather Separator

Data untuk perhitungan pengendalian persediaan Plate Breather

Separator untuk periode bulan April sampai dengan Mei 2008 yaitu :

Kebutuhan Plate Breather Separator (D) = 1849818,14 unit

Biaya Pemesanan (Co) = Rp.100.000,- setiap kali pesan

Biaya Penyimpanan = 2,083 % dari harga beli per unit per 2 bulan
⎛ 2,083 ⎞
=⎜ ⎟ × 3300 = Rp. 68,739,-
⎝ 100 ⎠

Harga Beli Plate Breather Separator (C) = Rp.3.300,- per unit

Lead Time (L) = 14 hari = 7


10 Bulan (1 bulan di asumsikan sebanyak 20

hari kerja).

Standar Deviasi (d) = 2974,415 (dari perhitungan standar deviasi)

a) Periodic Review System (Sistem Pemeriksaan Berkala)

2 × Co 2 × Co
P= =
Ch × D i× C× D
2 × 100000
=
68,739 × 61639,38
= 0,21 per 2 bulan
= 0,43 bulan

b) Persediaan Pengaman (Safety Stock)

SS = Z × d × P + L
= 1,65 × 2974,415 × 0,43 + 107
= 5182 unit
c) Target Level (Target Persediaan)

T = SS + D × (P + L)
= 5182 + 61639,38 × (0,43 + 107 )
= 74834 unit

d) Rata-rata Tingkat Persediaan (Average Inventory Level)

I = [SS + 1 2 × (D × P) ]

I = [5182 + 1
2 × (61639,38 × 0,43)]
= 23616 unit

e) Kuantitas Pesanan (Order Quantity)

Q=T−I
= 74834 - 23616
= 51218 unit

f) Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost)

⎛n⎞ ⎡ ⎛1 ⎞⎤
Tc = A × C + ⎜ ⎟ × Co + ⎢SS + ⎜ × D × P ⎟ ⎥ × i × C
⎝P⎠ ⎣ ⎝2 ⎠⎦
⎛ 2 ⎞ ⎡ ⎛1 ⎞⎤
= 61639,38 × 3300 + ⎜ ⎟ × 100000 + ⎢5182 + ⎜ × 61639,38 × 0,43 ⎟ ⎥ × 68,739
⎝ 0,43 ⎠ ⎣ ⎝2 ⎠⎦
= 203409954 + 465116,2791 + 1623340
= Rp. 205.498.410,3
F. Perhitungan Pengendalian Persediaan bahan komponen untuk Cover

kvba dengan Metode Perusahaan untuk Periode April – Mei 2008

1. Perhitungan Biaya Persediaan Joint Drain

Kebutuhan Joint Drain = 62928 unit

Biaya Pemesanan = Rp.100.000,- setiap kali pesan

Biaya Penyimpanan = 2,083 % dari harga beli per unit per 2 bulan
⎛ 2,083 ⎞
=⎜ ⎟ × 200 = Rp. 4,166,-
⎝ 100 ⎠

Harga Beli Joint Drain = Rp.200,- per unit

Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost)

Tc = (62928 × 200) + (2 × 100000) + (70498 × 4,166)


= 12585600 + 200000 + 293694,668
= Rp. 13.079.294,67

2. Perhitungan Biaya Persediaan Gasket Breather Separator

Kebutuhan Gasket Breather Separator = 62886 unit

Biaya Pemesanan = Rp.100.000,- setiap kali pesan

Biaya Penyimpanan = 2,083 % dari harga beli per unit per 2 bulan
⎛ 2,083 ⎞
=⎜ ⎟ × 750 = Rp.15,625,-
⎝ 100 ⎠

Harga Beli Gasket Breather Separator = Rp.750,- /unit

Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost)

Tc = (62886 × 750) + (2 × 100000) + (70748 × 15,625)


= 47164500 + 200000 + 1105437,5
= Rp. 48.469.937,5
3. Perhitungan Biaya Persediaan Screw Tap MC 4 × 8

Kebutuhan Screw Tap MC 4×8 = 188561 unit

Biaya Pemesanan (Co) = Rp.100.000,- setiap kali pesan

Biaya Penyimpanan = 2,083 % dari harga beli per unit per 2 bulan
⎛ 2,083 ⎞
=⎜ ⎟ × 100 = Rp. 2,083,-
⎝ 100 ⎠

Harga Beli Screw Tap MC 4×8 (C) = Rp.100,- /unit

Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost)

Tc = (188561 × 100) + (2 × 100000) + (210610 × 2,083)


= 18856100 + 200000 + 438700,63
= Rp. 19.494.800,63

4. Perhitungan Biaya Persediaan Plate Breather Separator

Kebutuhan Plate Breather Separator = 153561 unit

Biaya Pemesanan (Co) = Rp.100.000,- setiap kali pesan

Biaya Penyimpanan = 2,083 % dari harga beli per unit per 2 bulan
⎛ 2,083 ⎞
=⎜ ⎟ × 3300 = Rp. 68,739,-
⎝ 100 ⎠

Harga Beli Plate Breather Separator (C) = Rp.3300,- /unit

Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost)

Tc = (62865 × 3300) + (2 × 100000) + (84023 × 68,739)


= 207454500 + 200000 + 5775656,997
= Rp. 213.430.157
BAB V

ANALISIS DATA

A. Analisis Peramalan

Grafik Permintaan Cover KVBA

45000
40000
Permintaan (unit)

35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Periode (Bulan)

Gambar 5.1 Data Permintaan Cover KVBA

Dari keseluruhan data permintaan yang telah dikumpulkan dan memplotkan

data permintaan ke dalam bentuk grafik untu masing-masing item produk, maka

dilakukanlah perhitungan peramalan dengan menggunakan 9 (sembilan) metode

peramalan dengan menggunakan program QS3. untuk menentukan peramalan

yang terbaik dapat dilihat dari kesalahan peramalan terkecil. Hasil peramalan

permintaan didapat yaitu periode April 2008 – September 2008. Perhitungan

peramalan untuk cover kvba dapat dilihat pada lampiran B.


Setelah melakukan perhitungan peramalan permintaan cover kvba, metode

peramalan terbaik yang digunakan yaitu metode double exponential smoothing

(dengan α = 0,10124) karena memiliki nilai MAD terkecil yaitu 3139,43

B. Analisis Pengendalian Persediaan

Dengan diperolehnya hasil peramalan permintaan pada bulan April 2008 –

September 2008 maka pengendalian persediaan bahan komponen untuk cover

kvba menggunakan metode P di dapatkan hasil-hasil sebagai berikut :.

Tabel 5.1 Hasil Perhitungan dengan metode P

P SS T I Q
Komponen TC
(bulan) (unit) (unit) (unit) (unit)
Joint Drain 1,74 2473 370460 163352 207108 Rp. 39.370.355,59
Gasket BS 0,9 1880 214536 85093 129443 Rp. 143.344.006
ST mc 4×8 1,44 6836 944371 406259 538112 Rp.58.431.227,42
Plate BS 0,42 5194 212302 44027 168275 Rp. 620.738.902,2
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Dari tabel hasil perhitungan pengendalian dengan menggunakan metode P di

atas dapat dianalisis sebagai berikut :

1. Pengendalian Persediaan Joint Drain

Berdasarkan perhitungan pengendalian persediaan bahan komponen joint

drain yaitu sebesar 184918,14 unit dengan metode P maka dapat ditentukan

besarnya periode optimal pengamatan selama 1,74 bulan dengan persediaan

pengaman sebesar 2473 unit.

Target persediaan sebesar 370460 unit adalah untuk memenuhi

permintaan selama lead time ditambah periode optimal pengamatan, hal ini
dilakukan karena persediaan tidak akan dipesan lagi sampai kedatangan

waktu pemesanannya dengan besarnya kuantitas pesanan adalah 207108

unit. Sehingga total biaya persediaan bahan komponen joint drain yang

dikeluarkan oleh perusahaan untuk periode April 2008 – September 2008

adalah sebesar Rp. 39.370.355,59.

2. Pengendalian Persediaan Gasket Breather Separator

Berdasarkan perhitungan pengendalian persediaan bahan komponen

gasket breather separator yaitu sebesar 184918,14 unit dengan metode P

maka dapat ditentukan besarnya periode optimal pengamatan selama 0,9

bulan dengan persediaan pengaman sebesar 1880 unit.

Target persediaan sebesar 214536 unit adalah untuk memenuhi

permintaan selama lead time ditambah periode optimal pengamatan, hal ini

dilakukan karena persediaan tidak akan dipesan lagi sampai kedatangan

waktu pemesanannya dengan besarnya kuantitas pesanan adalah 129443

unit. Sehingga total biaya persediaan bahan komponen gasket breather

separator yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk periode April 2008 –

September 2008 adalah sebesar Rp. 143.344.006.

3. Pengendalian Persediaan Screw Tap MC 4×8

Berdasarkan perhitungan pengendalian persediaan bahan komponen

screw tap mc 4×8 yaitu sebesar 554754,42 unit dengan metode P maka dapat

ditentukan besarnya periode optimal pengamatan selama 1,44 bulan dengan

persediaan pengaman sebesar 6836 unit.


Target persediaan sebesar 944371 unit adalah untuk memenuhi

permintaan selama lead time ditambah periode optimal pengamatan, hal ini

dilakukan karena persediaan tidak akan dipesan lagi sampai kedatangan

waktu pemesanannya dengan besarnya kuantitas pesanan adalah 538112

unit. Sehingga total biaya persediaan bahan komponen screw tap mc 4×8

yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk periode April 2008 – September

2008 adalah sebesar Rp. 58.431.227,42

4. Pengendalian Persediaan Plate Breather Separator

Berdasarkan perhitungan pengendalian persediaan bahan komponen

plate breather separator yaitu sebesar 184918,14 unit dengan metode P maka

dapat ditentukan besarnya periode optimal pengamatan selama 0,42 bulan

dengan persediaan pengaman sebesar 5194 unit.

Target persediaan sebesar 212302 unit adalah untuk memenuhi

permintaan selama lead time ditambah periode optimal pengamatan, hal ini

dilakukan karena persediaan tidak akan dipesan lagi sampai kedatangan

waktu pemesanannya dengan besarnya kuantitas pesanan adalah 168275

unit. Sehingga total biaya persediaan bahan komponen plate breather

separator yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk periode April 2008 –

September 2008 adalah sebesar Rp. 620.738.902,2


C. Analisis Perbandingan Hasil Perhitungan Persediaan Bahan Komponen

Cover kvba

Pada suatu sistem pengendalian persediaan, yang menjadi tolak ukur suatu

metode dikatakan baik untuk dapat digunakan adalah salah satunya berdasarkan

kepada besarnya biaya persediaan yang dikeluarkan setiap bulannya. Untuk itulah

sebagai pembanding dalam menentukan penggunaan metode P (Periodic Review

System) dapat diterapkan di PT. Auto Cipta Casting maka dapat dilihat dari

besarnya biaya persediaan per bulannya, karena semakin kecil total biaya

persediaan yang dikeluarkan maka semakin baik metode pengendalian persediaan

tersebut digunakan.

Berikut ini perbandingan perhitungan pengendalian persediaan bahan

komponen cover kvba menggunakan metode perusahaan dan metode P :

Tabel 5.2 Perbandingan Total Biaya Persediaan

Total Biaya Persediaan


Bahan Komponen Selisih
Metode P Metode Perusahaan
Joint Drain Rp. 12.682.165,52 Rp. 13.079.294,67 Rp. 397.129,15
Gasket Breather Separator Rp. 46.917.033,97 Rp. 48.469.937,50 Rp. 1.552.903,53
Screw Tap Mc 4 x 8 Rp. 18.922.274,98 Rp. 19.494.800,63 Rp. 572.525,65
Plate Breather Separator Rp. 205.498.410,30 Rp. 213.430.157,00 Rp. 7.931.746,70
Total Rp. 284.019.884,80 Rp. 294.474.189,80 Rp. 10.454.305
Sumber : Pengolahan Data
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dengan perhitungan yang

dilakukan perusahaan total biaya persediaan yang dikeluarkan selama periode

April sampai dengan Mei 2008 untuk pengadaan bahan komponen cover kvba

adalah sebesar Rp. 294.474.189,80

Dengan menggunakan metode P total biaya persediaan yang dikeluarkan

pada periode April sampai dengan Mei 2008 untuk pengadaan bahan komponen

adalah sebesar Rp. Rp. 284.019.884,80. jadi dengan menggunakan metode P

(Periodic Review System) total biaya persediaan bahan komponen cover kvba

dapat diminimalkan, dibandingkan dengan perhitungan yang dilakukan oleh

perusahaan.

Maka dengan menggunakan metode P (Periodic Review System), Pt. Auto

Cipta Casting dapat menghemat total biaya persediaan bahan komponen yaitu

sebesar Rp. 10.454.305,-. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan

bahan komponen cover kvba untuk proses perakitan cover kvba dapat

diminimalkan. Ini terbukti dengan adanya efisiensi biaya sebesar Rp. 10.454.305,-
BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari analisis peramalan (forecasting) dan

pengendalian persediaan bahan komponen untuk cover kvba yaitu Perhitungan

peramalan permintaan produk cover kvba dengan menggunakan program QS3,

diperoleh hasil yang terbaik menggunakan Double Exponential Smoothing dengan

α = 0,10124 karena memiliki tingkat kesalahan yang terkecil. Hasil peramalan

permintaan diperoleh untuk periode April 2008 sampai September 2008, sebagai

berikut :

Tabel 6.1 Hasil Peramalan Produk Cover KVBA


Periode Hasil Ramalan (unit)
April ‘08 30819,69
Mei ‘08 30819,69
Juni ‘08 30819,69
Juli ‘08 30819,69
Agustus ‘08 30819,69
September ‘08 30819,69
Total 184918,14
Sumber : Pengolahan Data

Sehingga didapat juga hasil peramalan dan pengendalian persediaan untuk

bahan komponen cover kvba-nya yaitu joint drain, gasket breather separator,

screw tap mc 4×8 dan plate breather separator pada PT. Auto Cipta Casting adalah

sebagai berikut :
1. Hasil penjumlahan peramalan permintaan joint drain yang diperoleh

untuk periode 6 bulan ke depan yaitu bulan April 2008 sampai

September 2008 dalam unit yaitu 184918,14. dan perhitungan

pengendalian persediaan didapatkan persediaan pengaman atau safety

stock sebesar 2473 unit, target persediaan sebesar 370460 unit, kuantitas

pesanan sebesar 207108 unit dan didapatkan biaya total persediaan

selama 6 bulan ke depan periode April 2008 sampai September 2008

sebesar Rp. 39.370.355,59.

2. Hasil penjumlahan peramalan permintaan Gasket Breather Separator

yang diperoleh untuk periode 6 bulan ke depan yaitu bulan April 2008

sampai September 2008 dalam unit yaitu 184918,14. dan perhitungan

pengendalian persediaan didapatkan persediaan pengaman atau safety

stock sebesar 1880 unit, target persediaan sebesar 214536 unit, kuantitas

pesanan sebesar 129443 unit dan didapatkan biaya total persediaan

selama 6 bulan ke depan periode April 2008 sampai September 2008

sebesar Rp. 143.344.006.

3. Hasil penjumlahan peramalan permintaan Screw Tap MC 4×8 yang

diperoleh untuk periode 6 bulan ke depan yaitu bulan April 2008 sampai

September 2008 dalam unit yaitu 554754,42. dan perhitungan

pengendalian persediaan didapatkan persediaan pengaman atau safety

stock sebesar 6836 unit, target persediaan sebesar 937535 unit, kuantitas

pesanan sebesar 538112 unit dan didapatkan biaya total persediaan


selama 6 bulan ke depan periode April 2008 sampai September 2008

sebesar Rp. 58.431.227,42.

4. Hasil penjumlahan peramalan permintaan Plate Breather Separator yang

diperoleh untuk periode 6 bulan ke depan yaitu bulan April 2008 sampai

September 2008 dalam unit yaitu 184918,14. dan perhitungan

pengendalian persediaan didapatkan persediaan pengaman atau safety

stock sebesar 5194 unit, target persediaan sebesar 212302 unit, kuantitas

pesanan sebesar 168275 unit dan didapatkan biaya total persediaan

selama 6 bulan ke depan periode April 2008 sampai September 2008

sebesar Rp. 620.738.902,2

5. Hasil perbandingan perhitungan menggunakan metode P (Periodic

Review System) dan metode perusahaan di dapatkan bahwa metode P

(Periodic Review System) adalah metode terbaik artinya perusahaan

dapat meminimalkan total biaya persediaan dengan efisiensi biaya

sebesar Rp. 10.454.305,-


B. Saran

Setelah melakukan penelitian dari tahap awal hingga akhir, penulis ingin

memberikan saran sebagai pertimbangan adalah sebagai berikut :

1. Data – data yang akan digunakan dalam membuat suatu ramalan dan

pengendalian persediaan harus selalu di update agar mendapatkan hasil

yang maksimal.

2. Dalam menerapkan peramalan dan pengendalian persediaan perusahaan

harus terus mengawasi dan melakukan pengujian terhadap keadaan yang

sebenarnya, sehingga jika terdapat adanya penyimpangan perusahaan

dapat segera mengetahui dan dapat dilakukan perbaikan yang maksimal.

Dalam membuat pengendalian produksi, sebaiknya perusahaan memerlukan

adanya kerjasama yang erat dengan bagian-bagian yang terkait seperti bagian

produksi, bagian gudang, bagian perencanaan dan bagian keuangan agar barang

dapat selalu tersedia sesuai dengan permintaan dan memiliki total biaya

persediaan yang minimum.


DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. Manajemen Produksi dan Operasi, Jakarta : Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1999

Biegel, John E. Pengendalian Produksi : Suatu Pendekatan Kuantitatif, Jakarta:

Akademika Pressindo, 1992.

Baroto, Teguh .Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2002

Fogarty, Donald W., Blackstone, John H., Hoffmann, Thomas R. Production &

Invntory Management, Cincinnati: South Western Publishing Co, 1991

Herjanto, Eddy. Manajemen Produksi dan Operasi, Jakarta: PT. Grasindo, 1999.

Indrajit, Richardus Eko., Djokopranoto, Richardus. Manajemen Persediaan,

Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia, 2003.

Kusuma, Hendra. Perencanaan dan Pengendalian Produksi, yogyakarta : ANDI,

2001.

Nasution, Arman Hakim. Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Surabaya :

Guna Widya, 2003.

Tersine. J. Richard. Principles of Inventory and Material Management, 1982

Zulfikarijah, Fien. Manajemen Persediaan, Malang : Universitas Muhammadiyah

Malang, 2005.

Anda mungkin juga menyukai