Anda di halaman 1dari 4

ULANGAN TENGAH SEMESTER

Nama Mata Kuliah : Islam Terapan


Nama : Fahim Ahfanudin
Nim :
Prodi : PAI
Semester :1
SOAL

1. Apakah inti Pendidikan Islam Terapan?

Jawab:

Inti pendikan Ilmu Islam Terapan yaitu menggagas paradigma amali dalam agama

islam. Paradigm amali adalah paradigm yang menitik beratkan bidikanya pada dimensi

praktis dalam kehidupan konkret pelakunya. Yang terpenting dalam model berpikir amali

adalah bagaimana melakukan dan memuwujudkannya pada kehidupan praktis.

2. Terangkan tentang Paradigma Ilmu Islam Amali!

Jawab:

Paradigma amali yang dikemukakan Kadir, secara esensial senada dengan pandangan

Kuntowijoyo yang beberapa tahun sebelumnya telah mengkonstruksi secara spesifik

sebuah konsep pengembangan Ilmu Sosial berdimensi semangat profetik-keagamaan.

Dalam pandangan Kuntowijoyo, ajaran-ajaran agama harus dielaborasi ke dalam bentuk

suatu teori sosial, sehingga melahirkan Ilmu Sosial Profetik yang memiliki wang lingkup

tidak hanya terbatas pada aspek-aspek normatif yang bersifat permanen, akan tetapi pada

aspek-aspek yang bersifat empiris, historis, dan temporal. Tujuannya tidak sekedar

bersifat transformatif dengan semangat “mengubah demi perubahan” semata, akan tetapi

mengubah berdasarkan cita-cita etik dan profetik tertentu secara humanistik-emansipatif,

liberatif, dan transendental yang diderivasikan dari misi historis Islam sebagaimana

terkandung dalam ajaran kewahyuan.

,5

3. Apa pendapat anda tentang Technologi Islam Terapan?

Jawab:
Teknologi islam saat ini merupakan sebuah hal yang lumrah, yang sudah ada pada masa-

masa dahulu, dan memang islam mengajarkan kita sebagai umatnya untuk selalu mencari

tahu semua kebenaran yang ada didunia ini sesuai dengan syariat islam yang berlaku.

Dan islam tidak pernah menutup diri untuk menerima modernsiasi dari sebuah

perkembangan jaman. Sehingga dengan adanya perkembangan teknologi yang sangat

pesat saat ini merupakan hal yang wajar yang dapat kita terima sebagai umat islam,

selama masih sesuai dengan ajaran-ajaran islam yang berlaku.

4. Apa maksud Islam dan Ilmu Tauhid?

Jawab:

Apabila kita mendengar istilah tauhid dalam syariat Islam ini, maka tauhid yang diyakini

oleh ahlussunnah wal jama’ah, secara umum terbagi tiga. Pertama tauhid rububiyyah,

asma wa sifat dan tauhid uluhiyyah. Kendati dalam penjelasan para ulama, jika kalimat

tauhid disebutkan secara mutlak, maka yang dimaksud adalah tauhid dari sisi uluhiyyah.

Yaitu mentauhidkan Allah dalam ibadah dan ketaatan. Itulah inti ajaran Islam dan ajaran

seluruh para nabi.

ILMU TAUHID RUBUBIYYAH

Yaitu meyakini bahwa Allah subhanahu wa ta’ala Rabb alam semesta yang menciptakan

dan yang mengatur. Hal ini berkaitan dengan perbuatan Allah subhanahu wa ta’ala.

Karena penciptaan, mengatur, menghidupkan, mematikan, mencurahkan kebutuhan

hambaNya, adalah Allah subhanahu wa ta’ala. Tidak ada yang bersekutu bersama Allah

subhanahu wa ta’ala didalam menciptakan dan mengatur alam semesta ini. Orang-orang

Musyrikin yang menyekutukan Allah dalam ibadah, mereka meyakini tidak adanya dua

Tuhan yang menciptakan alam semesta ini. Karena pengakuan bahwa Allah yang

menciptakan alam semesta ini merupakan fitrah yang Allah ciptakan manusia diatas

fitrah tersebut. Maka kalau kita perhatikan sejarah kehidupan manusia dari dahulu

sampai sekarang, yang mengingkari tauhid ini hanya segelintir dari manusia.

Diantaranya adalah Fir’aun.

ILMU TAUHID ASWA WA SIFAT


Meyakini dan mengimani bahwa Allah subhanahu wa ta’ala yang memiliki nama-nama

yang terbaik dan sifat-sifat yang sempurna. Ketahuilah bahwa tauhid dalam hal ini

ahlussunnah wal jama’ah mengimani semua nama-nama dan sifat yang tertera dalam Al-

Qur’an dan sunnah. Kemudian mereka mengimani dari makna-makna dan hukum-hukum

yang terkait dalam nama-nama dan sifat-sifat tersebut.

Keyakinan keimanan penetapan yang selamat dari empat perkata. Pertama ta’thil (tidak

mengingkari), kedua tamtsil (tidak menyerupakan), tahrif atau ta’wil (tidak

menyelewengkan),takyif (tidak menanyakan hakikatnya). Maka wajib bagi kita

mengimani dan tidak boleh mentakwil. Karena Rasul tidak mentakwil sifat, para sahabat

tidak mentakwil sifat, mereka mengimani semua yang telah ditetapkan oleh Allah untuk

dirinya dan juga yang telah ditetapkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada

Allah didalam hadits-hadits yang shahih.

ILMU TAUHID ULUHIYYAH

Dalam hal ini, kita wajib meyakini bahwa Allah yang berhak diibadahi dan kepadaNya

kita beribadah. UntukNya kita mempersembahkan seluruh hidup dan mati kita

kepadaNya. Amalan kita lahir dan batin hanya untuk Allah subhanahu wa ta’ala. Semua

ibadah, yang tampak dan bersembunyi, perkataan dann perbuatan hanyalah kepada Allah

subhanahu wa ta’ala dan untuk Allah subhanahu wa ta’ala serta karena Allah subhanahu

wa ta’ala. Itulah hakikat dari apa yang selalu kita baca didalam shalat:

﴾٥﴿ ُ‫ِإيَّاكَ نَ ْعبُد ُ َو ِإيَّاكَ نَ ْستَ ِعين‬

Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta “

pertolongan.” (QS. Al-Fatihah[1]: 5)

Tauhid uluhiyyah ini mencakup tauhid rububiyyah. Artinya bila seseorang

mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah, pada hakikatnya perbuatan dia telah

mencakup keimanan dia kepada rububiyyah Allah. Karena mustahil seseorang beribadah

kepada Allah kalau dia tidak mengakui keberadaan Allah dan sang pencipta. Sebaliknya,

kalau kita meyakini Allah sebagai pencipta dan yang mengatur alam semesta ini,

keyakinan kepada Allah dalam hal tersebut mewajibkan untuk mengikhlaskan ibadah

kepada Allah.
5. Bagaimanakah Teori Empiris Ilmu Islam Amali?

Jawab:

Teori empiris adalah teori yang menyangkal teori yang telah berkembang sebelumnya,
yaitu teori rasionalis. Dalam teori ini empiris ini menjadi pokok pembicaraan adalah
pengalaman. Berbeda dengan teori rasional yang hanya berupa berdasarkan kekuatan
manusia dalam melakukan penyelidikan.
Pengalaman inderawilah yang menjadi penting dalam teori empiris ini. sperti yang
telah diungkapkan oleh Franis Bacond yang mengungkapkan bahwa pengamatan,
pemeriksaan, percobaan, pengaturan, dan penyusuna. Oleh Francis maka setiap hal
pemikiran itu harus dilihat melalui lima proses tersebut. Para kaum empiris ini
menyangkal pengetahuan yang berdasarkan intuisi atau pengetahuan bawaan. Mereka
beranggapan bahwa semua pengenalan itu tidak terjadi secara kebetulan namun hars
melalui perabaan melalui inderawi.
Sebagai contoh misalnya, seorang anak yang pandai dalam membuat beraneka macam
benda itu tidak langsung bisa tanpa adanya pengalaman-pengalaman pengajaran yang
pernah ia peroleh. Contoh yang lain misalnya seorang anak teknokrat tidak selamanya
bisa menjadi seorang teknokrat seperti orang tuanya tanpa melakukan pengenalan
dengan pengalaman-pengalaman. Menurut teori empiris pengalaman adalah kunci dari
keberhasilan dan merupakan guru yang terbaik.

Anda mungkin juga menyukai