Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Yogi Fajdwani

NIM : 2017-11-097

KELAS :D

PLTGL (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT)

Pada provinsi NTB khususnya pulau sumbawa dan Lombok yang memiliki
banyak laut memiliki potensi untuk mulai menggunakan pembangkit listrik tenaga
gelombang air laut. Laut yang luas tersebut juga menyimpan banyak potensi, seperti
potensi sumber daya ikan yang melimpah, potensi wisata, serta potensi sumber energi
alternatif. Menurut data yang dikeluarkan oleh Asosiasi Energi Laut Indonesia
(ASELI) secara teoritis, total sumber daya energi laut nasional sangat melimpah,
meliputi energi dari jenis panas laut, gelombang laut dan arus laut, yaitu mencapai
727.000 MW. Namun, potensi energi laut yang dapat dimanfaatkan dengan
menggunakan teknologi sekarang dan secara praktis memungkinkan untuk
dikembangkan, berkisar antara 49.000 MW. Di antara potensi sedemikian besar
tersebut, industri energi laut yang paling siap adalah industri berbasis teknologi
gelombang dan teknologi arus pasang surut, dengan potensi praktis sebesar 6.000
MW.

Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan


Teknologi (BPPT) dan Pemerintah Norwegia sejak tahun 1987, didapat bahwa
banyak daerah pantai Indonesia yang berpotensi sebagai pembangkit listrik bertenaga
gelombang laut. Lokasinya tersebar di sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa, di Irian
Jaya bagian utara, dan sebelah barat Pulau Sumatera yang sangat sesuai untuk
menyuplai energi listrik. Namun, potensi tersebut kenyataannya belum dimanfaatkan
secara optimal. Jika dimanfaatkan secara optimal, energi laut bisa memenuhi
kebutuhan energi seperti listrik untuk beberapa daerah yang berada di pulau-pulau
dan daerah perbatasan.
Pembangkit listrik tenaga gelombang laut ini bekerja dengan cara aliran
gelombang laut yang mempunyai energi kinetik masuk ke mesin konversi energi
gelombang. Kemudian dari mesin konversi aliran gelombang ini dialirkan menuju
turbin. Di dalam turbin, energi kinetik yang dihasilkan gelombang digunakan untuk
memutar rotor. Kemudian dari perputaran rotor inilah energi mekanik yang kemudian
disalurkan menuju generator. Di dalam generator, energi mekanik ini dirubah menjadi
energi listrik. Dari generator ini, daya listrik yang dihasilkan dialirkan lagi menuju
sistem tranmisi (beban).

Skema sistem pembangkitan pembangkit listrik tenaga gelombang.

Energi Mesin
Gelomba konversi
energi Turbin Generator Transmisi/
ng Laut
Gelombang Beban
Laut

Secara mekanis, PLTGL dikenal memakai teknologi OWC (Oscillating Wave


Column). Untuk OWC ini ada dua macam, yaitu OWC tidak terapung dan OWC
terapung. Instalasi OWC tidak terapung terdiri dari tiga bangunan utama, yakni
saluran masukan air, reservoir (penampungan), dan pembangkit. Dari ketiga
bangunan tersebut, unsur yang terpenting adalah pada tahap pemodifikasian
bangunan saluran masukan air yang tampak berbentuk U, sebab hal tersebut
bertujuan untuk menaikkan air laut ke reservoir. Bangunan untuk memasukkan air
laut ini terdiri dari dua unit, kolektor dan konverter. Kolektor berfungsi menangkap
ombak, menahan energinya semaksimum mungkin, lalu memusatkan gelombang
tersebut ke konverter. Konverter yang didesain berbentuk saluran yang runcing di
salah satu ujungnya ini selanjutnya akan meneruskan air laut tersebut naik menuju
reservoir. Oleh karena bentuknya yang spesifik ini, saluran tersebut dinamakan
tapchan (tappered channel). Setelah air tertampung pada reservoir, proses
pembangkitan listrik tidak berbeda dengan mekanisme kerja yang ada pada
pembangkit listrik tenaga air, yaitu air yang sudah terkumpul itu diterjunkan ke sisi
bangunan yang lain. Energi potensial inilah yang berfungsi menggerakkan atau
memutar turbin sehingga menghasilkan energi listrik. Turbin tersebut didesain untuk
bisa bekerja dengan generator putaran dua arah. Sistem yang berfungsi mengonversi
energi mekanik menjadi listrik terletak di atas permukaan laut dan terisolasi dari air
laut dengan meletakkannya di dalam ruang khusus kedap air sehingga bisa dipastikan
tidak bersentuhan dengan air laut. OWC ini dapat diletakkan di sekitar 50 m dari garis
pantai pada kedalaman sekitar 15 m. Untuk OWC terapung, prinsip kerjanya sama
seperti OWC tidak terapung, hanya saja peletakannya yang berbeda.

Kapasitas daya untuk pembangkit listrik tenaga arus laut saat ini belum dapat
ditentukan dengan pasti. Tetapi perhitungan untuk ke arah itu dapat didekati dengan
cara menghitung periode gelombang yang kemudian dapat diperkirakan energi yang
timbul dari situ. Perhitungan untuk periode gelombang adalah sebagai berikut;
Energi dari gelombang untuk sebuah arus linier data dihitung dengan rumus:
P=kH2T

Dimana k : konstanta (nilainya mendekati 0.5)


H : tinggi gelombang (meter)
T : periode gelombang (sekon)

Untuk gelombang atau arus dalam, hubungan antara kecepatan dan panjang
gelombang dapat dihitung dengan rumus:

l = g . t2/(2π)
l=t.c (untuk semua jenis arus).

Jika disubstitusikan hasilnya adalah:


t . c = g . t2 / (2π)
c = g.t / (2π) atau t = c . 2π/ g atau t = c . 0.641

dimana T : periode gelombang (s)


c : kecepatan gelombang (m/s)
g : percepatan gravitasi bumi (10 m/s2)
l : panjang gelombang (m)
π : 3.1415....

untuk menghitung kecepatan rambat arus dan panjang gelombang dapat digunakan
rumus:
c = t . 1.56
l = 1.56 . t2
dengan nilai 1.56 merupakan konstanta.

Pembangkit listrik ini memiliki berbagai kelebihan, seperti energi bisa


diperoleh secara gratis, tidak memerlukan bahan bakar, tidak menghasilkan limbah,
dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang memadai, serta ramah lingkungan
karena tidak mengeluarkan limbah padat, cair maupun gas. Namun, dibalik kelebihan
tersebut terdapat beberapa kendala, yaitu pembangkit ini bergantung pada ombak,
kadang dapat energi kadang pula tidak, artinya pembangkit tenaga ini tidak pasti
dapat digunakan. Kemudian, perlu menemukan lokasi yang sesuai dimana ombaknya
kuat dan muncul secara konsisten. Selain itu, pembangkit listrik ini membutuhkan
alat konversi yang handal yang mampu bertahan dengan kondisi lingkungan laut yang
keras yang disebabkan oleh tingginya tingkat korosi dan kuatnya arus laut.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembangkit listrik


tenaga gelombang laut merupakan sumber energi alternatif dengan potensi yang
cukup besar dan menjanjikan. Hanya saja, perlu dilakukan riset yang lebih mendalam
agar efisiensi energi yang dihasilkan dapat lebih maksimal serta perlu
mengembangkan lebih lanjut mengenai teknologi yang digunakan, karena laut ini
merupakan daerah yang cukup luas dengan kondisi alamnya yang terbilang cukup
keras dan labil (cuaca di laut dapat berubah secara tiba-tiba), sehingga diperlukan alat
yang benar-benar cocok untuk diterapkan di daerah laut.

DAFTAR PUSTAKA :

http://kotasetrum.blogspot.com/2016/12/pembangkit-listrik-tenaga-gelombang.html

Anda mungkin juga menyukai