Anda di halaman 1dari 7

NAMA : MUHAMAD MIFTAKUL HUDA

KELAS : A
NIM : 301302192110003
TUGAS : BAHASA INDONESIA

Lelaki Penyakitan Itu pun Menjadi Presiden Amerika Serikat

Banyak orang menyesali kekurangan yang dimilikinya sebagai alasan dari keterpurukannya. Ada hal
tertentu yang memang tak bisa kita ubah. Anda, misalnya, tak bisa meminta kepada Tuhan untuk
dikirim kembali ke rahim orang lain agar mempunyai bentuk dan kekuatan fisik yang berbeda. Tentu
tidak. Tetapi masa depan kita itu sesungguhnya menjadi tanggung jawab kita juga.

Saya ingin mengajak Anda merenungi kehidupan Presiden Theodore Roosevelt yang lahir di New
York City pada 1858. Ia anak kedua dari empat bersaudara. Enam generasi Roosevelt yang datang
dari negeri Belanda ini mewarisi berbagai penyakit degeneratif seperti rabun jauh dan alergi bronkial
yang parah.

Sejak dilahirkan, TR, panggilan akrabnya, sudah mengalami serangan asma bronkial yang disebabkan
pembengkakan selaput lendir dengan sekresi akut, sehingga saluran pernapasannya terganggu.
Rangsangan saraf, makan tertentu, serbuk sari yang banyak beterbangan pada musim semi, atau
gangguan emosional, dapat dengan mudah memicu serangan asma pada dirinya.

Episode tersebut terjadi selama masa kanak-kanak TR pada interval yang tinggi. Ia sering tiba-tiba
terbangun dari tidur nyenyaknya dengan terengah-engah, sesak napas, dan wajahnya pucat kebiruan.
Erangan-erangan halus sering menemani hari-harinya. Pasien kecil itu sering kelelahan dan tidak bisa
bernapas ketika barbaring. Kalau sudah tidur, bunyi napasnya bisa berisik. Menurut catatan sejarah,
TR kecil hanya menemukan kenyamanan tidur dalam pelukan ayahnya.

Asma yang diderita Roosevelt terus berlanjut bahkan kemudian disertai dengan diare. Ini
menunjukkan bahwa saluran ususnya juga sensitif terhadap alergi.
PERJALANAN MENGUBAH NASIB

Pada 1869, ayah TR melakukan perjalanan ke luar negeri, berharap perubahan iklim dapat
mengurangi penderitaan kedua anaknya. Mereka mengunjungi Prancis, Italia, Austria, dan Jerman
yang memiliki tekanan udara lebih rendah dengan debu dan serbuk sari yang kadarnya jauh lebih
aman. Lalu, mereka mengunjungi Mesir. Di sana, TR dibawa ke sebuah kawasan spa untuk terapi.

Alergi pernapasan dan gangguan pencernaan yang dialami TR menghambat perkembangan fisiknya.
Kesehariannya tampak pucat, kerempeng, kecil untuk anak seusianya, dengan kaki kurus, mata biru,
dan rambut berpasir. Giginya menonjol, ortodontik. Di kemudian hari, Roosevelt menyembunyikan
bentuk giginya yang buruk itu di bawah kumis walrus-nya.

Singkat cerita, TR kecil dikenal sebagai anak penyakitan yang prestasi sekolahnya bisa terganggu.
Tetapi, nasihat hebat datang dari ayahnya saat ia berusia 11 tahun. Katanya, “TR, percuma saja
engkau belajar keras kalau tubuhmu rapuh. Kendaraan pribadimu yang lemah itu tak akan pernah bisa
membawamu ke masa depan yang engkau impikan lewat sekolah”.

Namun, di balik kelembutannya, ayah TR adalah seorang pria tegar yang medorong anak-anaknya
membangun tubuhnya dengan latihan yang sistematis. Ia membuat gimnasium pribadi di teras terbuka
rumahnya. Di sana, di bawah arahan instruktur khusus, TR dilatih dengan penuh kesabaran dari hari
ke hari, tahun ke tahun. Mengangkat beban, push-up, dan melatih kelenturan dengan palang sejajar.
Bentuk dadanya yang sempit perlahan-lahan berubah, menjadi berotot dan bidang.

Kelemahan lain datang kemudian : rabun jauh ekstrem. Ini pun agak terlambat diketahui karena TR
tak pernah belajar di sekolah formal dengan melihat kearah papan tulis. Maklum, karena fisiknya
lemah, TR harus ikut home schooling dengan guru privat, sehingga miopinya tidak diketahui
orangtua. Jadi, pandangannya hanya dipakai untuk menulis dan membaca jarak dekat. Di kejauhan, ia
hanya bisa melihat garis samar-samar. Cacat matanya pertama kali diketahui saat ia diajarkan ayahnya
menembak pada usia 13 tahun. Ia sama sekali tidak bisa membidik sasaran jauh.

Dilengkapi dengan kacamata berlensa tebal, TR berlatih menembak sampai mahir. Ia pun terobsesi
membagun keunggulan dalam permainan dan olahraga yang menyerukan kekuatan, ketahanan, dan
keterampilan, seperti tinju, gulat, mendayung, berkuda, dan mendaki gunung. Ia juga menjadi petenis
yang handal, bahkan judo, karate, dan renang. Nasihat ayahnya benar-benar merasuki jiwanya.
Berkat kerja kerasnya itu, ia diterima bersekolah di Harvard sebelum belajar hukum di Columbia Law
School. Sementara di sekolah hukum, ia terpilih sebagai anggota Majelis Negara Bagian New York,
komisaris di Kepolisian Kota New York, sebelum diangkat menjadi Asisten Sekretaris Angkatan Laut
oleh Presiden McKinley. Bahkan kemudian, ia bergabung dengan resimen kavaleri untuk bertarung
dalam Perang Spanyol-Amerika di Kuba dan mendapat gelar pahlawan nasional.

Belakangan, ia terpilih sebagai Gubernur New York State pada November 1898, dan tahun berikutnya
terpilih sebagai calon wakil presiden pada konvensi Partai Republik di Philadelphia. Pada 4 Maret
1901, Roosevelt mengucapkan sumpah sebagai wakil presiden. Dan pada usia 42, ia disumpah
sebagai Presiden Amerika Serikat termuda.

Theodore Roosevelt yang kendaraan pribadinya dulu begitu rapuh, kini terkenal dengan ucapannya,
“Melesat seperti roket”. Sebab, selain negarawan, ia juga dikenal sebagai sejarawan, penjelajah
pemberani, dan aktivis lingkungan yang tak tertandingi. Para sejarawan menyebutkan, mungkin ia
adalah negarawan paling berhasil dalam sejarah bangsa Amerika.

1.Kalimat

1. Lelaki Penyakitan Itu pun Menjadi Presdien Amerika Serikat


S P K
2. Banyak orang menyesali kekurangan yang dimilikinya sebagai alasan dari
S P O Pel
keterpurukannya.

3. Ada hal tertentu yang memang tak bisa kita ubah.


S P Pel
4. Anda, misalnya, tak bisa meminta kepada Tuhan untuk dikirim kembali ke rahim
S P O Pel
orang lain agar mempunyai bentuk dan kekuatan fisik yang berbeda.
Pel
5. Saya ingin mengajak Anda merenungi kehidupan Presiden
S P O Pel
Theodore Roosevelt yang lahir di New York City pada
Pel K
1858.

6. Ia anak kedua dari empat bersaudara.


S P O
7. Episode tersebut terjadi selama masa kanak-kanak TR pada interval yang tinggi.
S P O K
8. Erangan-erangan halus sering menemani hari-harinya.
S P Pel K
9. Pasien kecil itu sering kelelahan dan tidak bisa bernapas ketika barbaring.
S P Pel
10. Asma yang diderita Roosevelt terus berlanjut bahkan kemudian disertai dengan diare.
S P O Pel K
11. Ini menunjukkan bahwa saluran ususnya juga sensitif terhadap alergi.
S P O Pel
12. Pada 1869, ayah TR melakukan perjalanan ke luar negeri, berharap perubahan iklim
S P O K
dapat mengurangi penderitaan kedua anaknya.
Pel
13. Mereka mengunjungi Prancis, Italia, Austria, dan Jerman yang memiliki tekanan udara
S P O
lebih rendah dengan debu dan serbuk sari yang kadarnya jauh lebih aman.
Pel
14. Lalu, mereka mengunjungi Mesir.
S P K
15. Di sana, TR dibawa ke sebuah kawasan spa untuk terapi.
S P O
16. Giginya menonjol, ortodontik.
S P
17. Di kemudian hari, Roosevelt menyembunyikan bentuk giginya yang buruk itu di bawah
S P O Pel
kumis walrus-nya.

18. Singkat cerita, TR kecil dikenal sebagai anak penyakitan yang prestasi sekolahnya bisa
S P O K Pel
terganggu.

19. Tetapi, nasihat hebat datang dari ayahnya saat ia berusia 11 tahun.
S P O K
20. Kendaraan pribadimu yang lemah itu tak akan pernah bisa membawamu ke masa depan
S P K
yang engkau impikan lewat sekolah”.

21. Ia membuat gimnasium pribadi di teras terbuka rumahnya.


S P O K
22. TR dilatih dengan penuh kesabaran dari hari ke hari, tahun ke tahun.
S P K. .

23. Maklum, karena fisiknya lemah, TR harus ikut home schooling dengan guru privat,
S P O K
sehingga miopinya tidak diketahui orangtua.
K
24. Jadi, pandangannya hanya dipakai untuk menulis dan membaca jarak dekat.
S p O
25. Di kejauhan, ia hanya bisa melihat garis samar-samar.
S P O
26. Cacat matanya pertama kali diketahui saat ia diajarkan ayahnya menembak pada usia 13
S P O K
tahun.

27. Ia sama sekali tidak bisa membidik sasaran jauh.


S P O
28. Dilengkapi dengan kacamata berlensa tebal, TR berlatih menembak sampai mahir.
S P O K
29. Ia pun terobsesi membagun keunggulan dalam permainan dan olahraga yang
S P O Pel
menyerukan kekuatan, ketahanan, dan keterampilan, seperti tinju, gulat, mendayung,

berkuda, dan mendaki gunung.

30. Ia juga menjadi petenis yang handal, bahkan judo, karate, dan renang.
S P O
31. Berkat kerja kerasnya itu, ia diterima bersekolah di Harvard sebelum belajar hukum di
S P O K
Columbia Law School.

32. Sementara di sekolah hukum, ia terpilih sebagai anggota Majelis Negara Bagian New
S P O
York, komisaris di Kepolisian Kota New York, sebelum diangkat menjadi Asisten
K
Sekretaris Angkatan Laut oleh Presiden McKinley.

33. Bahkan kemudian, ia bergabung dengan resimen kavaleri untuk bertarung dalam Perang
S P O
Spanyol-Amerika di Kuba dan mendapat gelar pahlawan nasional.
K
34. Belakangan, ia terpilih sebagai Gubernur New York State pada November 1898, dan
S P O K
tahun berikutnya terpilih sebagai calon wakil presiden pada konvensi Partai Republik di
K
Philadelphia.

35. Pada 4 Maret 1901, Roosevelt mengucapkan sumpah sebagai wakil presiden. Dan pada
S P O
usia 42, ia disumpah sebagai Presiden Amerika Serikat termuda.
K
36. Para sejarawan menyebutkan, mungkin ia adalah negarawan paling berhasil dalam
S P O K
sejarah bangsa Amerika.
2. Kata Majemuk dan Frase

Kata Majemuk Frase


Tanggung jawab Pertanggung Jawaban
Rabun jauh Mata rabun
Disebabkan Penyebab
Beterbangan Terbang Terbang
Musim semi Musim kemarau
Serbuk sari Serbuk halus
Kanak-kanak Anak kecil
Hari-harinya Setiap hari
Sesak napas Bernapas
Tiba- tiba Baru tiba
Bayangkan Membayangkan
Melesat seperti roket Roket yg melesat
Beberapa keturunan Keturunan
Pahlawan nasional Pahlawan kesiangan
Sementara disekolah Sekolah sementara
Kerja sama Kerja keras
Sasaran jauh Tepat sasaran
Pelukan ayah Ayah memeluk
kenyamanan Sangat nyaman
Orang tua Ibu dan ayah
Menyebutkan Tersebut
Papan tulis Tulis dipapan
Samar-samar Jelas
Terganggu Menganggu
Sebar luaskan Menyebarluaskan
Sesungguhnya Sungguh-sungguh
Luar negeri Dalam negeri

Anda mungkin juga menyukai