Anda di halaman 1dari 2

PANITIA PRABU 2019

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA


KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS PADJADJARAN
Sekretariat: Student Center Kav. 23 Kampus Unpad Jatinangor
Website: kema.unpad.ac.id, E-mail: bemkemaunpad@gmail.com

Nama : Carrens Leuwinsky


Program Studi : Ilmu Hukum
No Sub Tema :1

“Peran Mahasiswa dalam menyikapi Revolusi Industri terhadap Ketidakadilan


Penegak Hukum di Indonesia”

Definisi mengenai Industri 4.0 beragam karena masih dalam tahap penelitian dan
pengembangan. Kanselir Jerman, Angela Merkel (2014) berpendapat bahwa Industri 4.0 adalah
transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek produksi di industri melalui penggabungan
teknologi digital dan internet dengan industri konvensional. Schlechtendahl dkk (2015)
menekankan definisi kepada unsur kecepatan dari ketersediaan informasi, yaitu sebuah
lingkungan industri di mana seluruh entitasnya selalu terhubung dan mampu berbagi informasi
satu dengan yang lain. Pengertian yang lebih teknis disampaikan oleh Kagermann dkk (2013)
bahwa Industri 4.0 adalah integrasi dari Cyber Physical System (CPS) dan Internet of Things
and Services (IoT dan IoS) ke dalam proses industri meliputi manufaktur dan logistik serta
proses lainnya. CPS adalah teknologi untuk menggabungkan antara dunia nyata dengan dunia
maya. Penggabungan ini dapat terwujud melalui integrasi antara proses fisik dan komputasi
(teknologi embedded computers dan jaringan) secara close loop (Lee, 2008). Hermann dkk
(2015) menambahkan bahwa Industri 4.0 adalah istilah untuk menyebut sekumpulan teknologi
dan organisasi rantai nilai berupa smart factory, CPS, IoT dan IoS. Smart factory adalah pabrik
modular dengan teknologi CPS yang memonitor proses fisik produksi kemudian
menampilkannya secara virtual dan melakukan desentralisasi pengambilan keputusan.

Perkembangan teknologi ke arah serba digital saat ini semakin pesat. Pada era digital seperti
ini, manusia secara umum memiliki gaya hidup baru yang tidak bisa dilepaskan dari perangkat
yang serba elektronik. Teknologi menjadi alat yang mampu membantu sebagian besar
kebutuhan manusia. Teknologi telah dapat digunakan oleh manusia untuk mempermudah
melakukan apapun tugas dan pekerjaan. Peran penting teknologi inilah yang membawa
peradaban manusia memasuki era digital. Era digital telah membawa berbagai perubahan yang
baik sebagai dampak positif yang bisa digunakan sebaik-baiknya. Namun dalam waktu yang
bersamaan, era digital juga membawa banyak dampak negatif, sehingga menjadi tantangan
baru dalam kehidupan manusia di era digital ini.

Permasalahan yang terjadi di Indonesia yang berkaitan dengan Revolusi Industri 4.0 adalah
ketidakadilan penegak hukum dalam pemberian sanksi kepada pelanggar hukum di Indonesia
karena adanya ketimpangan sosial, yang kaya dapat berbuat sesuka mereka untuk terbebas dari
jeratan hukum dan hanya diberikan sanksi ringan sedangkan yang miskin hanya dapat pasrah
terhadap hasil keputusan hakim dan biasanya mendapatkan sanksi yang lebih berat.

Menurut saya, solusi terbaik untuk permasalahan tersebut adalah dengan mencari seorang
penegak hukum yang tegas, berani, adil, dan bertanggung jawab. Atau dengan dilakukannya
Reformasi Birokrasi, karena menurut Revolusi Industri 4.0 tentunya peran seorang penegak
hukum tidak dapat digantikan oleh teknologi.
PANITIA PRABU 2019
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS PADJADJARAN
Sekretariat: Student Center Kav. 23 Kampus Unpad Jatinangor
Website: kema.unpad.ac.id, E-mail: bemkemaunpad@gmail.com

DAFTAR PUSTAKA

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/viewFile/18369/12865
http://eprints.ummi.ac.id/151/2/1.%20Era%20Digital%20dan%20Tantangannya
.pdf

Anda mungkin juga menyukai