Anda di halaman 1dari 3

Pasal 7

Garis pangkal lurus (straight baselines )

1. Di tempat-tempat dimana garis pantai menjorok jauh ke dalam dan menikung ke dalam atau jika
terdapat suatu deretan pulau sepanjang pantai di dekatnya, cara penarikan garis pangkal lurus yang
menghubungkan titik-titik yang tepat dapat digunakan dalam menarik garis pangkal dari mana lebar
laut teritorial diukur.
2. Dimana karena adanya suatu delta dan kondisi alam lainnya garis pantai sangat tidak tetap, maka
titik-titik yang tepat dapat dipilih pada garis air rendah yang paling jauh menjorok ke laut dan
sekalipun garis air rendah kemudian mundur, garis-garis pangkal lurus tersebut akan tetap berlaku
sampai dirobah oleh Negara pantai sesuai dengan Konvensi ini.
3. Penarikan garis pangkal lurus tersebut tidak boleh menyimpang terlalu jauh dari arah umum dari
pada pantai dan bagian-bagian laut yang terletak di dalam garis pangkal demikian harus cukup dekat
ikatannya dengan daratan untuk dapat tunduk pada rezim perairan pedalaman.
4. Garis pangkal lurus tidak boleh ditarik ke dan dari elevasi surut kecuali jika di atasnya didirikan
mercu suar atau instalasi serupa yang secara permanen ada di atas permukaan laut atau kecuali dalam
hal penarikan garis pangkal lurus ke dan dari elevasi demikian telah memperoleh pengakuan umum
internasional.
5. Dalam hal cara penarikan garis pangkal lurus dapat diterapkan berdasarkan ayat 1, maka di dalam
menetapkan garis pangkal tertentu, dapat ikut diperhitungkan kepentingan ekonomi yang khusus
bagi daerah yang bersangkutan, yang kenyataan dan pentingnya secara jelas dibuktikan oleh praktek
yang telah berlangsung lama.
6. Sistem penarikan garis pangkal lurus tidak boleh diterapkan oleh suatu Negara dengan cara yang
demikian rupa sehingga memotong laut teritorial Negara lain dari laut lepas atau zona ekonomi
eksklusif.

Begitulah sekiranya apabila Pasal 7 UNCLOS diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Kemudian dari
pasal 7 tersebut dapat disimpulkan bahwa pasal 7 mengadopsi dan menambahkan dua persyaratan
pengukuran metode garis pangkal lurus yang dapat digunakan oleh suatu negara. Penarikan batas laut
teritorial dengan cara penarikan garis pangkal lurus merupakan garis pangkal yang ditarik dengan
menghubungkan titik-titik terluar dengan menggunakan garis lurus. Penarikan garis pangkal lurus tersebut
tidak boleh terlalu jauh dari arah umum pantai dan bagian-bagian yang terletak di dalam garis pangkal itu
harus cukup dekat ikatannya dengan daratan untuk dapat tunduk pada rezim perairan dalam. Ketentuan
dalam ayat 1 menunjukan bahwa sistem garis pangkal lurus adalah cara penarikan garis pangkal istimewa
yang dapat dipergunakan oleh suatu negara. Sifat istimewa daripada garis pangkal lurus tampak dengan
lebih jelas apabila kita hubungkan ayat (1) ini dengan pasal 5 yang menyatakan garis pasang surut sebagai
garis pangkal biasa (normal base-line). Ketentuan ini berarti suatu negara dapat menggunakannya
disebagian pantainya yang memenuhi syarat-syarat ayat (1). Kemudian dalam penerapan garis pangkal
lurus menurut sistem garis pangkal lurus dari ujung ke ujung ini oleh suatu negara terdapat beberapa
persyaratan yang harus diperhatikan sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 tersebut yaitu:

1. 1. Syarat pertama adalah bahwa garis-garis lurus tidak boleh menyimpang terlalu banyak dari
arah umum daripada pantai dan bahwa bagian laut yang terletak pada sisi dalam (sisi darat) garis-
garis demikian harus cukup dekat pada wilayah daratan untuk dapat diatur oleh rezim perairan
pedalaman (ayat 3).
2. 2. Syarat kedua adalah bahwa garis-garis lurus tidak boleh diantara dua pulau atau bagian
daratan yang hanya timbul diatas permukaan air di waktu pasang surut (low-tide elevations) atau
tidak boleh ditarik ke dan dari elevasi surut kecuali apabila diatasnya telah didirikan mercusuar-
mercusuar atau instalasi-instalasi serupa yang setiap waktu ada diatas permukaan air (ayat 4).
3. 3. dapat dianggap sebagai tambahan pada ketentuan ayat 1 mengenai penetapan garis lurus
sebagai garis pangkal. Ayat ini menetapkan bahwa dalam menetapkan garis pangkal lurus
demikian dapat diperhatikan kebutuhan-kebutuhan istimewa yang bersifat ekonomis daripada
suatu daerah yang dapat dibuktikan dengan kebiasaan-kebiasaan dan kebutuhan yang telah
berlangsung lama (ayat 5)
namun walaupun telah memenuhi persyaratan yang tercantum dalam pasal 7 tersebut, tetap ada
pembatasan dalam penerapan garis pangkal lurus ini oleh suatu negara yang juga diatur dalam pasal 7
yaitu dalam ayat 6 yang menyatakan bahwa “Sistem penarikan garis pangkal lurus tidak boleh diterapkan
oleh suatu Negara dengan cara yang demikian rupa sehingga memotong laut teritorial Negara lain dari
laut lepas atau zona ekonomi eksklusif.” Jadi apabila penerapan garis pangkal lurus yang dilakukan suatu
negara apabila secara nyata dan dapat dibuktikan telah memotong wilayah laut teritorial negara lain dari
laut lepas atau zona ekonomi eksklusif maka penarikan garis pangkal lurus dapat dikatakan tidak sah dan
dapat digugat.

Anda mungkin juga menyukai