Anda di halaman 1dari 6

(a) Rangka momen biasa harus memenuhi 21.2.

(c) Rangka momen menengah harus memenuhi 21.3.

21.2 Rangka momen biasa


21.2.2 Balok harus mempunyai paling sedikit dua batang tulangan longitudinal yang menerus
sepanjang kedua muka atas dan bawah. Tulangan ini harus disalurkan pada muka tumpuan.

21.2.3 Kolom yang mempunyai tinggi bersih kurang dari atau sama dengan lima kali
dimensi c1 harus didesain untuk geser sesuai dengan 21.3.3.2.

21.3.3.2 φVn kolom yang menahan pengaruh gempa, E, tidak boleh kurang dari yang lebih
kecil dari (a) dan (b):
(a) Geser yang terkait dengan pengembangan kekuatan momen nominal kolom pada
setiap ujung terkekang dari panjang yang tak tertumpu akibat lentur kurvatur balik.
Kekuatan lentur kolom harus dihitung untuk gaya aksial terfaktor, konsisten dengan
arah gaya lateral yang ditinjau, yang menghasilkan kekuatan lentur tertinggi (Gambar
S21.3.3);
(b) Geser maksimum yang diperoleh dari kombinasi beban desain yang melibatkan E,
dengan E ditingkatkan oleh Ωo

21.3 Rangka momen menengah


21.3.2 Detail tulangan pada komponen struktur rangka harus memenuhi 21.3.4 bila gaya
tekan aksial terfaktor, Pu, untuk komponen struktur yang tidak melebihi Ag*fc/10. Bila Pu
lebih besar, detail tulangan rangka harus memenuhi 21.3.5. Bila sistem slab dua arah tanpa
balok membentuk sebagian dari sistem penahan gaya gempa, detail tulangan pada sebarang
bentang yang menahan momen yang diakibatkan oleh E harus memenuhi 21.3.6.

21.3.4 Balok
21.3.4.1 Kekuatan momen positif pada muka joint tidak boleh kurang dari sepertiga kekuatan
momen negatif yang disediakan pada muka joint. Baik kekuatan momen negatif atau positif
pada sebarang penampang sepanjang panjang balok tidak boleh kurang dari seperlima
kekuatan momen maksimum yang disediakan pada muka salah satu joint.
(a) φMn+ >= 1/3 φMn-
(b) φMn tengah bentang >= 1/5 φMn tepi bentang

21.3.4.2 Pada kedua ujung balok, sengkang harus disediakan sepanjang panjang tidak
kurang dari 2h diukur dari muka komponen struktur penumpu ke arah tengah bentang.
Sengkang pertama harus ditempatkan tidak lebih dari 50 mm dari muka komponen struktur
penumpu. Spasi sengkang tidak boleh melebihi yang terkecil dari (a), (b), (c), dan (d):
(a) d/4;
(b) Delapan kali diameter batang tulangan longitudinal terkecil yang dilingkupi;
(c) 24 kali diameter batang tulangan sengkang;
(d) 300 mm.

21.3.4.3 Sengkang harus dispasikan tidak lebih dari d/2 sepanjang panjang balok.
21.3.5 Kolom
21.3.5.1 Kolom harus ditulangi secara spiral sesuai dengan 7.10.4 atau harus memenuhi
21.3.5.2 hingga 21.3.5.4. Subpasal 21.3.5.5 berlaku untuk semua kolom, dan 21.3.5.6 berlaku
untuk semua kolom yang menumpu komponen struktur kaku tak menerus

Gambar S21.3.3 - Geser desain untuk rangka momen menengah


7.10.4 Spiral
Tulangan spiral untuk komponen struktur tekan harus memenuhi 10.9.3 dan berikut
ini:

10.9.3 Rasio volume tulangan spiral, ρs, tidak boleh kurang dari nilai yang diberikan
oleh

(10-5)

dimana nilai fyt yang digunakan dalam Pers. (10-5) tidak boleh melebihi 700 MPa.
Untuk fyt lebih besar dari 420 MPa, sambungan lewatan menurut 7.10.4.5(a) tidak
boleh digunakan.

7.10.4.1 Spiral harus terdiri dari batang tulangan atau kawat menerus yang berspasi
sama dari ukuran yang sedemikian dan digabungkan sedemikian rupa yang
mengizinkan penanganan dan penempatan tanpa penyimpangan dari dimensi yang
dirancang.

7.10.4.2 Untuk konstruksi cor di tempat, ukuran spiral tidak boleh kurang dari diameter
10 mm.

7.10.4.3 Spasi bersih antar spiral tidak boleh melebihi 75 mm, atau tidak kurang dari
25 mm. Lihat juga 3.3.2.

3.3.2 Ukuran maksimum nominal agregat kasar harus tidak melebihi:


(a) 1/5 jarak terkecil antara sisi cetakan, ataupun
(b) 1/3 ketebalan slab, ataupun
(c) 3/4 jarak bersih minimum antara tulangan atau kawat, bundel tulangan,
atau tendon prategang, atau selongsong.
Batasan ini tidak berlaku bila dalam pertimbangan insinyur profesional bersertifikat,
kelecakan (workability) dan metoda pemadatan adalah agar beton dapat dicor
tanpa keropos atau rongga udara.

7.10.4.4 Pengangkuran tulangan spiral harus disediakan oleh 1-1/2 lilitan ekstra
batang tulangan atau kawat spiral pada setiap ujung unit spiral.

7.10.4.5 Tulangan spiral harus disambung lewatkan, jika diperlukan, dengan salah
satu dari
metoda berikut ini:
(a) Sambungan lewatan yang tidak kurang dari nilai yang lebih besar dari 300 mm
dan panjang yang ditunjukkan dalam salah satu dari (1) sampai (5) di bawah
ini:
1) batang tulangan atau kawat ulir tanpa lapisan, atau batang tulangan ulir
dilapisi bahan seng (digalvanis)
.............................................................................. 48db
2) batang tulangan atau kawat polos tanpa lapisan, atau batang tulangan
polos dilapisi bahan seng (digalvanis)
.............................................................................. 72db
3) batang tulangan atau kawat ulir berlapis epoksi, atau batang tulangan ulir
dengan lapisan ganda bahan seng dan epoksi
...................................................... 72db
4) batang tulangan atau kawat polos tanpa lapisan, atau batang tulangan
polos dilapisi bahan seng (digalvanis), yang mempunyai sengkang atau kait
pengikat standar sesuai dengan 7.1.3 pada ujung tulangan spiral yang
disambung-lewatkan. Kait tersebut harus tertanam dalam inti yang
terkekang oleh tulangan spiral
................................................................................................ 48db
5) batang tulangan atau kawat ulir dilapisi epoksi, atau batang tulangan ulir
berlapisan ganda bahan seng dan epoksi, yang mempunyai sengkang atau
kait pengikat standar sesuai dengan 7.1.3 pada ujung tulangan spiral yang
disambung lewatkan. Kait tersebut harus tertanam dalam inti yang
terkekang oleh tulangan spiral
................................................................................................ 48db
(b) Sambungan mekanis atau las penuh yang sesuai dengan 12.14.3.

12.14.3 Sambungan mekanis dan las

12.14.3.1 Sambungan mekanis dan las diizinkan.

12.14.3.2 Suatu sambungan mekanis penuh harus mengembangkan tarik atau


tekan, seperti disyaratkan, paling sedikit 1,25fy batang tulangan.

12.14.3.3 Kecuali seperti diberikan dalam Standar ini, semua pengelasan harus
memenuhi “Structural Welding Codes—Reinforcing Steel” (AWS D1.4).

12.14.3.4 Suatu sambungan las penuh harus mengembangkan paling sedikit


1,25fy batang tulangan.

12.14.3.5 Sambungan mekanis atau las yang tidak memenuhi persyaratan


12.14.3.2 atau 12.14.3.4 diizinkan hanya untuk batang tulangan D-16 dan yang
lebih kecil dan sesuai dengan 12.15.5.

12.15.5 Sambungan mekanis atau las yang tidak memenuhi persyaratan 12.14.3.2
atau 12.14.3.4 diizinkan untuk batang tulangan D-16 dan yang lebih kecil jika
persyaratan dari 12.15.5.1 sampai 12.15.5.3 dipenuhi:

12.15.5.1 Letak sambungan harus diselang-seling dengan jarak paling sedikit 600
mm.

12.15.5.2 Dalam menghitung gaya tarik yang dapat dikembangkan di setiap


penampang, tegangan tulangan yang disambung harus diambil sebagai kekuatan
sambungan yang ditetapkan, tetapi tidak lebih besar dari fy. Tegangan dalam
tulangan yang tidak disambung harus diambil sebagai fy kali rasio panjang
terpendek yang tertanam melewati penampang sampai ld, tetapi tidak lebih besar
dari fy.

12.15.5.3 Gaya tarik total yang dapat dikembangkan di setiap penampang harus
paling sedikit dua kali yang diperlukan oleh analisis, dan paling sedikit 140 MPa
kali luas total tulangan terpasang.

12.15.6 Sambungan pada komponen struktur tarik harus dibuat dengan suatu
sambungan mekanis penuh atau las penuh sesuai dengan 12.14.3.2 atau
12.14.3.4 dan sambungan pada batang tulangan yang bersebelahan harus
diseling dengan jarak paling sedikit 750 mm.

7.10.4.6 Spiral harus menerus dari sisi atas fondasi tapak atau slab pada semua
tingkat hingga ketinggian tulangan horizontal terendah dalam komponen struktur yang
ditumpu di atasnya.

7.10.4.7 Bilamana balok atau brakit (brackets) tidak merangka pada semua sisi kolom,
pengikat harus menerus di atas titik penghentian spiral hingga sisi bawah slab, panel
drop (drop panel), atau penutup geser (shear cap).

7.10.4.8 Pada kolom dengan pembesaran kapital (capitals), spiral harus menerus
hingga ketinggian dimana diameter atau lebar pembesaran adalah dua kali diameter
atau lebar kolom.

7.10.4.9 Spiral harus diikat dengan kekuatan di tempatnya dan benar-benar lurus.

21.3.5.2 Pada kedua ujung kolom, sengkang harus disediakan dengan spasi so sepanjang
panjang lo diukur dari muka joint. Spasi so tidak boleh melebihi yang terkecil dari (a), (b), (c),
dan (d):
(a) Delapan kali diameter batang tulangan longitudinal terkecil yang dilingkupi;
(b) 24 kali diameter batang tulangan begel;
(c) Setengah dimensi penampang kolom terkecil;
(d) 300 mm.
Panjang lo tidak boleh kurang dari yang terbesar dari (e), (f), dan (g):
(e) Seperenam bentang bersih kolom;
(f) Dimensi penampang maksimum kolom;
(g) 450 mm.

21.3.5.3 Sengkang tertutup pertama harus ditempatkan tidak lebih dari so/2 dari muka joint.

21.3.5.4 Di luar panjang lo, spasi tulangan transversal harus memenuhi 7.10 dan 11.4.5.1.

7.10 Tulangan transversal pada komponen struktur tekan

7.10.1 Tulangan transversal untuk komponen struktur tekan harus memenuhi ketentuan
dari 7.10.4 dan 7.10.5 dan, dimana tulangan geser dan puntir diperlukan, harus juga
memenuhi ketentuan Pasal 11.
7.10.3 Diizinkan untuk mengabaikan persyaratan tulangan transversal dari 7.10, 10.13, dan
18.11 dimana pengujian dan analisis struktur menunjukkan kekuatan yang cukup dan
kelayakan pelaksanaan konstruksi.

21.3.5.5 Tulangan transversal joint harus memenuhi 11.10.

11.10 Penyaluran momen ke kolom

11.10.1 Bila beban gravitasi, angin, gempa, atau gaya lateral lainnya mengakibatkan
penyaluran momen pada sambungan elemen perangkai ke kolom, maka geser yang
dihasilkan dari penyaluran momen harus ditinjau dalam desain tulangan transversal pada
kolom.

11.10.2 Kecuali untuk sambungan yang bukan bagian dari sistem penahan beban gempa
utama yang dikekang pada empat sisi oleh balok atau slab dengan tinggi yang hampir
sama, sambungan harus mempunyai tulangan transversal tidak kurang dari yang
disyaratkan oleh Pers. (11-13) dalam kolom untuk tinggi yang tidak kurang dari tinggi
sambungan tertinggi elemen perangkai ke kolom. Lihat juga 7.9.

21.3.5.6 Kolom yang menumpu reaksi dari komponen struktur kaku tak menerus, seperti
dinding, harus disedikan dengan tulangan transversal dengan spasi, so, seperti didefinisikan
dalam 21.3.5.2 sepanjang tinggi penuh di bawah tingkat dimana diskontinuitas terjadi jika
bagian gaya tekan aksial terfaktor pada komponen struktur ini terkait dengan pengaruh gempa
yang melebihi Ag fc’ / 10 . Bila gaya desain harus diperbesar untuk memperhitungkan
kekuatan lebih elemen vertikal sistem penahan gaya gempa, batas Ag fc’ / 10 harus
ditingkatkan menjadi Ag fc’ / 4 . Tulangan transversal ini harus menerus di atas dan di bawah
kolom seperti yang disyaratkan dalam 21.6.4.6(b).

Anda mungkin juga menyukai