Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

Sebagai seorang bidan harus mampu memahami tentang beberapa adaptasi


atau perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam
memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus mampu
beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara
fisiologi. Setelah lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi
pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar
gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi.

Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di
dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau
lebih. Transisi yang paling cepat terjadi adalah pada sistem pernapasan, sirkulasi
darah, termoregulasi, dan kemampuan dalam mengambil dan menggunakan glukosa.
ADAPTASI FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI PADA BAYI BARU LAHIR

Adaptasi adalah suatu cara makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Selain itu, adaptasi merupakan salah satu persyaratan penting bagi
terciptanya kesehatan jiwa dan mental individu dan merupakan pertahanan yang dibawa sejak
lahir atau diperoleh dari hasil belajar dan pengalaman. Penyesuaian atau adaptasi tidak hanya
dapat dilakukan oleh orang dewasa namun bayi pun dapat beradaptasi.1
Bayi merupakan tahap awal menjadi seorang individu. Masa bayi atau neonatal
merupakan masa terjadinya penyesuaian dan masa emas tumbuh kembang individu. Oleh
karena itu akan banyak proses adaptasi fisiologi dan psikologi yang akan dilalui oleh bayi
baru lahir.1
Sebagai seorang petugas kesehatan yang mempunyai kompetensi memberikan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir, bidan harus memahami bagaimana proses adaptasi fisiologi
dan psikologis pada bayi baru lahir. Selain itu, bidan juga dituntut agar dapat menjelaskan
kepada klien dan berusaha memberikan solusi yang terbaik jika ada masalah mengenai proses
adaptasi psikologis pada bayi baru lahir.3

A. ADAPTASI FISIOLOGI BAYI BARU LAHIR


Bayi baru lahir harus beradaptasi dari yang bergantungan terhadap ibunya kemudian
menyesuaikan dengan dunia luar, bayi harus mendapatkan oksigen dari bernafas sendiri,
mendapatkan nutrisi peroral untuk mempertahankan kadar gula, mengatur suhu tubuh,
melawan setiap penyakit atau infeksi, dimana fungsi ini sebelum dilakukan oleh
plasenta.1

1) Perubahan Sistem Pernafasan


Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.2

a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabnga
dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus
proses ini terus berlanjit sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan
alveolusnakan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya
gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan
mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem
kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.2

b. Awal adanya napas


Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim
yang merangsang pusat pernafasan di otak.
2) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru
selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru
secara mekanis. Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan
susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan
berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
3) Penimbunan karbondioksida (CO2)
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang
pernafasan. Berurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin,
tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat
gerakan pernapasan janin.
4) Perubahan suhu
Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.2

c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas


Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1) Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2) Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.2
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin
/sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan
dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-
paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah
untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk
menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.4

Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir


pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini
memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai
peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah
terganggu.4

d. Dari cairan menuju udara


Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati
jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-
paru. Seorang bayi yang dilahirkan secar sectio sesaria kehilangan keuntungan
dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka
waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara
memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan
dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.2

e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler


Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam
mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh
darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak
ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam
alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan
memperburuk hipoksia.2

Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam


alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang
perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.2
2) Dari Cairan Menuju Udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di dalam paru-paru dimana selama
lahir 1/3 cairan ini diperas dari paru-paru, jika proses persalinan melalui section
cesaria maka kehilangan keuntungan kompresi dada ini tidak terjadi maka dapat
mengakibatkan paru-paru basah.4
Beberapa tarikan nafas pertama menyebabkan udara memenuhi ruangan
trakhea untuk bronkus bayi baru lahir, paru-paru akan berkembang terisi udara
sesuai dengan perjalanan waktu.4
3) Perubahan Sistem Peredaran Darah

Setelah bayi lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru-paru
untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi tubuh menghantar
oksigen ke jaringan sehingga harus terjadi dua hal : penutupan voramen ovale
dan penutupan duktus antara arteoriosus antara arteri paru-paru serta aorta.6
Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah
adalah sebagai berikut :
a. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan
tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena
berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan
penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian
ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-
paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.2
b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini
menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru-paru
(menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru). Peningkatan sirkulasi
ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada
atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan
penurunan tekanan pada atrium kiri, foreman ovale secara fungsional akan
menutup.2

4) Perubahan Sistem Gastrointestinal


Sebelum janin cukup bulan akan menghisap dan menelan refleks gumoh
dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir,
kemampuan ini masih cukup selain mencerna ASI, hubungan antara esophagus
bawah dan lambung masih belum sempurna maka akan menyebakan gumoh pada
bayi baru lahir, kapasitas lambung sangat terbatas kurang dari 30 cc, dan akan
bertambah lambat sesuai pertumbuhannya.5

5) Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem imun bayi masih belum matang sehingga rentan terhadap berbagai
infeksi dan alergi jika sistem imun matang akan memberikan kekebalan alami
atau didapat, berikut contoh kekebalan alami :
a. Perlindungan oleh kulit membran mukosa.
b. Fungsi saringan-saringan saluran nafas.
c. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit halus dan anus.
d. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.2
6) Mekanisme Kehilangan Panas Tubuh
Pada minggu pertama kehidupan bayi baru lahir mengalami perubahan
proses perkembangan dan adaptasi terhadap lingkungannya. Tantangan adaptasi
untuk mendukung kelangsungan hidup BBL sampai melewati masa periode
neonatal dengan normal. Salah satu adaptasi yang harus dipelajari oleh bayi baru
lahir adalah suhu lingkungan diluar Rahim dan mekanisme kehilangan panas yang
terjadi akibat lingkungannya.7
Tubuh bayi baru lahir belum mampu untuk melakukan regulasi temperatur
tubuh sehingga apabila penanganan pencegahan kehilangan panas tubuh dan
lingkungan sekitar tidak disiapkan dengan baik, bayi tersebut dapat mengalami
hipotermi yang dapat mengakibatkan bayi menjadi sakit atau mengalami
gangguan fatal. 1
a. Evaporasi (penguapan cairan pada permukaan tubuh bayi)
b. Konduksi (tubuh bayi bersentuhan dengan permukaan yang temperaturnya
lebih rendah)
c. Konveksi (tubuh bayi terpapar udara atau lingkungan bertemperatur
dingin)
d. Radiasi (pelepasan panas akibat adanya benda yang lebih dingin di dekat
tubuh bayi)5
7) Perubahan Sistem Ginjal

Pada bulan keempat kehidupana janin, ginjal terbentuk. Di dalam


rahim, urin sudah terbentuk dan di ekskresi ke dalam cairan amnion. Beban
kerja ginjal dimulai saat bayi lahir sehingga pemasukan cairan meningkat,
mungkin urin akan tampak keruh termasuk berwarna merah muda. Hal ini
disebabakan oleh kadar urin yang tidak banyak berarti. Biasanya sejumlah
kecil urin terdapat dalam kandungan kemih bayi saat lahir, tetapi bayi baru
lahir mungkin tidak mengeluarkan urin selama 12 – 24 jam. Berkemih sering
terjadi setelah periode ini. Berkemih 6 – 10 kali dengan warna urin pucat
menunjukkan masukan cairan yang cukup. Umumnya, bayi cukup bulan
mengeluarkan urin 15-60 ml/kg perhari.1
Intake cairan sangat mempengaruhi adaptasi fisiologis bayi pada
sistem ginjal. Oleh karena itu, pemberian ASI sesering mungkin dapat
membantu proses tersebut. Bidan dapat menganjurkan dan memberikan
konseling kepada klien untuk memberikan ASI sesering mungkin pada bayi
untuk membantu adaptasi fisiologi bayi baru lahir pada lingkungan barunya.1

8) Perubahan Sistem Reproduksi


Anak laki-laki tidak menghasilkan sperma sampai pubertas, tetapi anak
perempuan mempunyai ovum atau sel telur dalam indung telurnya. Kedua jenis
kelamin mungkin memperlihatkan pembesaran payudara, terkadang disertai
sekresi cairan pada puting pada hari 4-5 karena adanya gejala berhentinya
sirkulasi hormon ibu.3
Pada anak perempuan, peningkatan kadar estrogen selama masa hamil
yang diikuti dengan penurunan setelah bayi lahir mengakibatkan pengeluaran
suatu cairan mukoid atau terkadang pengeluaran bercak darah melalui vagina.
Pada bayi baru lahir cukup bulan, labia mayora dan minora menutupi vestibulum.3

9) Perubahan Sistem Muskuloskeletal


Otot sudah dalam keadaan lengkap pada saat lahir, tetapi tumbuh melalui
proses hipertrofi. Tumpang tindih atau moulase dapat terjadi pada waktu lahir
karena tulang pembungkus tengkorak belum seluruhnya mengalami osifikasi.
Moulase ini dapat menghilang beberapa hari setelah melahirkan. Ubun-ubun besar
akan tetap terbuka hingga usia 18 bulan. Kepala bayi cukup bulan berukuran ¼
panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang dari pada tungkai.3

10) Perubahan Sistem Saraf


Jika dibandingkan dengan sistem tubuh yang lain, sistem saraf belum
matang secara anatomi dan fisiologi. Hal ini mengakibatkan kontrol yang minimal
oleh korteks serebri terhadap sebagian besar batang otak dan aktivitas refleks
tulang belakang pada bulan pertama kehidupan walaupun sudah terjadi interaksi
sosial. Adanya beberapa aktivitas reflek yang terdapat pada bayi baru lahir
menandakan adanya kerja sama antara sistem saraf dan sistem muskuloskeletal.2
Reflek pada bayi antara lain sebagai berikut :
a. Refleks moro
Reflek dimana bayi akan mengembangkan tangan lebar-lebar dan melebarkan
jari-jari, lalu membandingkan tarikan yang cepat seakan-akan memeluk
seseorang.
b. Reflek rooting
Reflek ini timbul karena stimulasi taktil pipi dan daerah mulut. Bayi akan
memutar kepala seakan mencari puting susu.
c. Reflek sucking
Reflek ini timbul bersama reflek rooting untuk menghisap puting susu dan
menelan ASI.
d. Reflek batuk dan bersin
Reflek ini timbul untuk melindungi bayi dan obstruksi pernafasan.
e. Reflek grasping
Reflek yang timbul jika ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi lalu bayi
akan menutup tangannya.
f. Reflek walking dan stapping
Reflek yang timbul jika bayi dalam posisi berdiri akan ada gerakan spontan
kaki melangkah ke depan walaupun bayi tersebut belum bisa berjalan.
g. Reflek tonic neck
Reflek yang timbul jika bayi mengangkat leher dan menoleh ke kanan atau ke
kiri jika diposisiskan tengkurap.
h. Reflek babinsky
Reflek ini akan muncul bila ada rangsangan pada telapak kaki. Ibu jari kaki
akan bergerak keatas dan jari-jari lainnya membuka.
i. Reflek membengkokkan badan (reflek galant)
Ketika bayi tengkurap, goresan pada punggung menyebabkan pelvis
membengkok ke samping.
j. Reflek merangkak
Reflek akan terlihat pada bayi aterm dengan posisi bayi tengkurap.5

11) Perubahan Sistem Integumen


Pada bayi baru lahir cukup bulan, kulit berwarna merah dengan sedikit
verniks caseosa. Sementara itu, bayi prematur memiliki kulit tembus pandang dan
banyak verniks. Pada saat lahir, tidak semua verniks dihilangkan karena absorbsi
oleh kulit bayi dan hilang dalam 24 jam. Bayi baru lahir tidak memerlukan
memerlukan bedak atau cream karena zat-zat kimia dapat mempengaruhi pH kulit
bayi.1

B. ADAPTASI PSIKOLOGI BAYI BARU LAHIR


Bayi yang baru lahir butuh proses untuk beradaptasi dengan lingkungan
sekitar, khususnya dengan dunia luar. Dunia luar merupakan alam baru, alam yang
berbeda dengan rahim ibu. Dingin, terang, ramai, berisik itulah dunia baru sang bayi.
Bayi sangat membutuhkan kehangatan, dekapan, ketenangan, seperti saat berada di
rahim ibu. Proses ini kita kenal dengan proses transisi dan dapat berlangsung selama
beberapa minggu.8
Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan setelah periode
bayi baru lahir selama dua minggu.2
Masa bayi neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian radikal. Ini
adalah suatu peralihan dari lingkungan (kandungan) ke lingkungan luar. Seperti
halnya semua peralihan, hal itu memerlukan penyesuaian.2
Penyesuaian diri radikal pada bayi neonatal antara lain:
a. Menyesuaikan terhadap perubahan suhu.
b. Menyesuaikan diri terhadap cara bernafas.
c. Menyesuaikan diri terhadap pola makan.
d. Menyesuaikan diri terhadap sistem ekresi.2
Kemudian beralih ke masa terhentinya perkembangan untuk sementara waktu
kira-kira 1 minggu, seperti berkurangnya berat badan dan selalu sakit-sakitan. Pada
akhir periode neonatus, perkembangan dan kesehatan bayi akan berjalan seperti
semula. Sebenarnya terhentinya perkembangan dan pertumbuhan bayi tersebut
merupakan ciri khas dari periode neonatal dan dianggap normal.2
Setelah mengalami penyesuaian tahap neonatal bayi mengalami periode
babyhood secara umum adalah usia 2 minggu hingga 2 tahun. Periode babyhood
merupakan dasar pembentukan sikap, perilaku dan pola ekspresi. Adanya
ketidakmampuan penyesuaian diri pada masa dewasa merupakan efek pengalaman
periode babyhood dan masa kanak-kanak yang kurang baik. Pada periode babyhood
ini bayi sudah memahami senyum, merangkak dan berdiri. Selain itu bayi senang
memegang mainan dengan kedua tangannya sembari melihat ke sana-kemari dan
berusaha untuk mencari-cari suara atau musik yang didengarnya. Bayi juga sudah
mampu membedakan suara ibunya dengan suara orang lain. Pada akhir periode
babyhood bayi seringkali takut didekati orang yang tidak dikenalnya namun bayi akan
merasa senang dengan anak lain. Kemudian bayi biasanya akan selalu menolak untuk
ditidurkan, karena mereka lebih suka menghabiskan waktunya dengan bermain.2
DAFTAR PUSTAKA

1. Rukiyah Ai Yeyeh,dkk (2009). “Asuhan Kebidanan II (Persalinan”. Jakarta, Trans Info


Media.
2. Sari Eka Puspita & Rimandini dwi kurnia (2014). “ Asuhan Kebidanan Persalinan
(Intranatal Care)”. Jakarta,Trans Info Media.
3. Rohani,dkk (2011). “Asuhan kebidanan pada masa persalinan”. Jakarta Salemba Medika.
4. Jhaquin, A. 2010. Psikologi Untuk Kebidanan.Yogyakarta: Nuha Medika.
5. Pieter, H.Z & Lubis N.L. 2011.Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta: Kencana
Predana Media Group.
6. Dahro, A. 2012. Psikologi Kebidanan: Analisis Perilaku Wanita untuk Kesehatan.
Jakarta: Salemba Medika.
7. Diah Evawanna Anuhgera, Nikmah Jalilah Ritonga. Pengaruh Terapi Sentuh Terhadap
Peningkatan Suhu Tubuh Pada Bayi Baru Lahir Normal. Vol. 1 No. 1. Oktober 2018.
8. Heny Prasetyorini, Niken Sukesi. Pemberian Pijat bayi Dan Sari Daun Katuk Dalam
Meningkatkan Bounding Attachment. Vol.10 No 3. Desember. 2018.

Anda mungkin juga menyukai