Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Prolaps organ panggul terjadi pada hampir setengah dari seluruh wanita.
Walaupun hampir setengah dari wanita yang pernah melahirkan ditemukan memiliki
prolaps organ panggul melalui pemeriksaan fisik, namun hanya 5-20% yang
simtomatik. Prevalensi prolaps organ panggul meningkat sekitar 40% tiap
penambahan 1 dekade usia seorang wanita. Derajat prolaps organ panggul yang berat
ditemukan pada wanita dengan usia yang lebih tua, yaitu, 28%-32,3% derajat 1, 35%-
65,5% derajat 2, dan 2-6% derajat 3. 1
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007 (SDKI
2007), usia harapan hidup wanita di dunia dan Indonesia pada khususnya terus
meningkat. Untuk itu, diperlukan adanya usaha untuk menjaga kualitas hidup wanita
yang dapat menurun akibat morbiditas jangka panjang yang disebabkan oleh
persalinan. Selain menyebabkan ketidaknyamanan, prolaps organ panggul juga
memberikan dampak negatif pada fungsi seksual, penampilan, dan kualitas hidup.
Karena alasan kualitas hidup, operasi prolaps organ panggul menjadi salah satu
indikasi yang sering untuk operasi ginekologi. Saat ini, sebanyak 11-19% wanita di
negara maju menjalani operasi prolaps organ panggul, dan usia rata-rata wanita yang
menjalani operasi adalah 60 tahun. Di Amerika Serikat sebanyak 200.000 operasi
prolaps organ panggul dilakukan per tahun dengan angka rekurensi yang
membutuhkan operasi ulang mencapai 30%. Namun penatalaksanaan konservatif
dan perubahan gaya hidup tetap memiliki peran pada penatalaksanaan POP.
Salah satu penatalaksanaan konservatif yang direkomendasikan adalah penggunaan
pessarium. 2
Pessarium adalah alat yang diletakkan didalam vagina yang berfungsi untuk
menopang organ yang mengalami prolaps agar tetap berada pada tempatnya dan
menghilangkan gejala akibat prolaps selama alat tersebut dipakai. Pessarium

1
diindikasikan bagi mereka yang belum siap untuk dilakukan tindakan operatif atau
bagi mereka yang lebih suka pengobatan konservatif. Pessarium dapat dipasang
pada hampir seluruh wanita dengan prolaps tanpa melihat stadium ataupun
lokasi dari prolaps. Alat ini digunakan oleh 75%-77% ahli ginekologi sebagai
penatalaksanaan lini pertama prolaps. 2,3

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI PESSARIUM
Pessarium adalah alat yang diletakkan didalam vagina yang berfungsi untuk
menopang organ yang mengalami prolaps agar tetap berada pada tempatnya dan
menghilangkan gejala akibat prolaps selama alat tersebut dipakai. Pessarium
memiliki keunggulan tersendiri karena minimal invasif dan dapat segera mengurangi
gejala setelah pemakaian alat tersebut. Meskipun pada masa lalu, pessarium hanya
digunakan oleh wanita yang telah tua, saat ini pessarium merupakan alternatif yang
sangat baik untuk wanita yang bergejala dan sementara hamil dan bagi mereka yang
memilih intervensi non bedah atau yang menginginkan kelegaan simtomatik sambil
menunggu operasi. 3

B. TIPE PESSARIUM
Pessarium tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran, serta dapat
dikategorikan menjadi support pessaries (seperti ring pessarie) atau space filling
pessaries (seperti gelhorn pessarie). 4
Support Pessaries
 Digunakan sebagai tatalaksana prolaps organ panggul atau stres
inkontinensia urin
 Mudah untuk dipasang dan dilepas
 Hubungan sexsual memungkinkan
Contoh :
a. Ring
 Merupakan pessarium yang paling banyak digunakan
 Dapat digunakan pada semua tipe prolaps
 Hubungan seksual memungkinkan

3
 Ukuran bervariasi 0-9: 44 mm-101 mm).

Terdiri atas 4 tipe :


 Ring
 Ring with support
 Incontinence ring
 Incontinence ring with support
Incontinence ring with & without dish
- Digunakan pada stress urinary incontinence
- Kompresi urethra, meningkatkan tekanan urethra

b. Gehrung
 Merupakan pessarium tipe support pessarie
 Dapat digunakan pada semua tipe prolaps
 Sulit digunakan bagi mereka yang kurang berpengalaman
 Harus dilepas pada saat berhubungan sehingga kurang cocok bagi
wanita yang aktif secara seksual
 Pessarium Gehrung didesain bagi pasien dengan sistokel atau
retrokel
 Ukuran bervariasi 0-8 : 38 mm-89 mm). 3

c. Shaatz
 Merupakan pessarium tipe support.
 Hubungan seksual memungkinkan

d. Lever (Hodge, Smith, Risser)


 Merupakan pessarium yang digunakan pada kasus retroversi uteri,
prolaps uteri, sistokel, dan inkontinensia stres.

4
Space filling pessaries
 Digunakan pada prolaps organ panggul yang berat
 Sulit untuk dipasang dan dilepas
 Hubungan seksual tidak memungkinkan dengan adanya alat ini.
Contoh jenis ini seperti : 4
a. Gelhorn
 Merupakan pessarium tipe space filling yang paling banyak
digunakan, memiliki dasar yang luas.
 Sulit digunakan bagi pengguna yang belum berpengalaman. Spons
atau forsep ring dapat digunakan untuk memudahkan pemindahan.
 Berguna untuk semua jenis prolaps.
 Harus dilepas saat melakukan hubungan intim, yang membuat alat
ini kurang cocok bagi wanita yang aktif secara seksual.
 Ukuran bervariasi tergantung merek (ukuran 0-8: sekitar 38 mm-
89 mm)

b. Donut
 Pessarium tipe space-filling yang berbentuk lingkaran.
 Pessarium ini digunakan pada prolaps uteri moderat dan sistokel
ringan
 Ukuran bervariasi tergantung merek (ukuran : 2 ½-3 inchi)

c. Cube
 Pessarium tipe space-filling yang berbentuk persegi enam
permukaan yang cekung.
 Dasar pessarium melekat ke dinding vagina sehingga alat tersebut
tetap pada tempatnya tanpa bergantung pada simfisis untuk
membuatnya tetap ditempatnya.

5
 Serviks berada pada permukaan atas cekungan dari dari dasar
pessarium sedangan kenop diujung batang berada dinding
posterior vagina dan perineum
 Permukaan cekung membuat perlekatan pessarium lebih erat ke
dinding vagina.
 Harus dilepas saat melakukan hubungan intim.
 Harus dilepas setiap malam. Sulit untuk memasukkan dan
melepaskan alat ini.
 Ukuran bervariasi tergantung merek (ukuran 0-10 : sekitar 25 mm-
75 mm).

d. Inflatoball
 Pessarium tipe space-filling yang digunakan pada prolaps uteri
moderat
 Perlu dilepas setiap hari
 Ukuran bervariasi (medium dan large)

6
Tabel 1. Berbagai tipe pessarium dan kegunaannya 5
Tipe Kegunaan Ukuran Kemudahan untuk
memasukkan dan
melepaskan
Ring Prolaps Uteri Ringan 3-5 Mudah
Inkontinensia Inkontinensia stress 2-7 Mudah
Ring
Ring with Prolaps uteri ringan 3-5 Mudah
support
Inkontinensia Inkontinensia stress 3-5 Sedang
Dish
Dish with Sistokel ringan 3-5 Sedang
support Inkontinensia stres
Prolaps uteri ringan
Donut Prolaps uteri moderat 2 ½-3 inchi Sedang
Sistokel ringan
Gelhorn Prolaps uteri moderat2 ¼-2 ¾ Sulit
Sistokel ringan inchi
Inflatable Prolaps uteri moderatMedium & Mudah
large
Cube Prolaps uteri moderat- 2-4 Sedang
berat
Sistokel ringan
Retrokel ringan
Other vaginal vault
prolapsed
Gehrung Sistokel moderat-berat 3-5 Sulit
Retrokel ringan
Prolaps uteri moderat-
berat
Gehrung with Sama seperti gehrung 3-5 Sulit
knob Inkontinensia stres
Hodge Sistokel ringan 2-4 Sedang
Hodge with Sistokel ringan 2-4 Sedang
support Inkontinensia stres
Smith Risser Sistokel ringan 2-4 Sedang
Inkontinensia stres
Introl Inkontinensia stres Call Mudah
manufacturer

7
Tabel 2. Berbagai Tipe Pessarium 3

8
9
Gambar 1. Berbagai jenis pessarium dan cara memakainya 6

C. INDIKASI PESSARIUM
 Prolaps Organ Panggul
- Prolaps organ panggul simptomatik
- Menolak untuk tindakan operasi (lebih memilih pengobatan konservatif)
- Menunggu operasi (mengurangi simptom)

10
- Gagal dalam operasi
- Kontraindikasi operasi
- Sedang hamil atau pasca persalinan
- Usia lebih tua dengan komorbid
 Inkontinensia Urin

1. Prolaps Organ Panggul


a. Definisi
Prolaps (dari kata latin prolapsus) berarti tergelincirnya atau jatuh dari
tempat asalnya. Prolaps genitalis adalah penempatan yang salah dari organ
pelvis ke dalam vagina atau melampaui lubang vagina (introitus vagina).
Organ yang dimaksud dapat meliputi uretra, kandung kemih, usus besar dan
usus kecil, omentum, dan rektum, disamping uterus, serviks dan vagina itu
sendiri. Jadi yang dimaksud dengan prolapsus organ pelvis adalah bila jelas
ada penurunan organ ke dalam vagina atau melampaui lubang vagina dengan
keluhan dan gejala seperti kesulitan miksi, defekasi, hubungan seksual, dan
keluhan-keluhan lain yang ada sangkut pautnya dengan penurunan ini. 7

b. Etiologi
Etiologi prolaps organ panggul bersifat multi-faktorial. Faktor risiko yang
telah diteliti antara lain adalah kehamilan, persalinan per vaginam,
menopause, defisiensi estrogen, peningkatan tekanan intra abdomen jangka
waktu panjang (konstipasi, mengangkat barang-barang berat, penyakit paru
obstruktif kronik, mengedan), ras, indeks massa tubuh (IMT), faktor genetik,
faktor anatomi, biokimiawi dan metabolisme jaringan penunjang, dan riwayat
pembedahan (histerektomi dan kolposuspensi Burch). 2

11
c. Diagnosis
 Anamnesis Gejala yang ditimbulkan oleh Prolaps Organ Panggul terdiri atas
gejala vagina, berkemih, buang air besar (BAB), dan seksual.2
- Gejala vagina : terasa benjolan, rasa tertarik di perineum, tekanan pada
panggul, rasa tidak nyaman, duh tubuh atau keluar darah dari ulkus
dekubitus
- Gejala Berkemih : sulit memulai berkemih, berkemih tidak lampias,
inkontinensia urin, urgensi ISK berulang
- Gejala BAB : Benjolan pada liang vagina saat, mengedan BAB tidak
lampias, Perlunya penekanan pada perineum atau vagina posterior
untuk membantu BAB
- Gejala seksual : Menurunnya sensasi vagina, Dispareunia,
Menghindari hubungan seksual.

d. Klasifikasi dan Tatalaksana Prolaps Organ Panggul dengan Pessarium


1) Prolaps Uteri
Klasifikasi prolaps uteri : 7
 Desensus uteri, uterus turun, tetapi serviks masih dalam vagina
 Prolaps uteri tingkat 1, uterus turun dengan serviks uteri turun paling
rendah sampai introitus vagina
 Prolaps uteri tingkat II, sebagian besar uteri keluar dari vagina
 Prolaps uteri tingkat III atu prosidensia uteri, uterus keluar seluruhnya
dari vagina disertai dengan inversio vaginae

Gambar 4. Prolaps uteri Derajat 1, 2, dan 3 5

12
Prolaps uteri derajat I dan II biasanya ditangani dengan ring
pessarium. Tipe donut dan inflatable pessarium juga digunakan sebagai
tatalaksana prolaps uteri ringan-sedang. Jika prolaps uteri berhubungan
dengan sistokel, ring pessarium with support efektif digunakan. 5
Pessarium tipe Donut, inflatoball atau Gelhorn digunakan pada
prolaps uteri derajat III. Pessarium tipe Gelhorn dirancang untuk mengelola
prolaps uterus atau vagina yang parah. Jika Gelhorn dipasang terlalu kuat
maka akan sulit bagi pasien untuk melepaskannya. Selain itu, pessarium tipe
Gelhorn juga sulit dimasukkan. Jika sistokel atau retrokel menyertai prolaps
uteri derajat III, maka pessarium tipe Gelhorn yang paling cocok. 5

Gambar 6. Pessarium Tipe Ring 4 Gambar 7. Pessarium Tipe Gelhorn 4

Gambar 8. Pessarium Tipe Cube 4

2) Prolaps Vagina
Beberapa variasi dari prolaps vagina termasuk, retrokel, enterokel,
sistokel, dan vault prolaps. Retrokel terjadi ketika fascial layers yang berada

13
diantara rektum dan vagina melemah. Kelemahan tersebut memungkinkan
rektum mengalami herniasi yang menyebabkan penonjolan pada vagina
posterior. Enterokel merupakan herniasi kolon sigmoid ke dinding vagina
bagian posterior superior. Sistokel terjadi ketika jaringan antara kandung
kemih dan vagina melemah menyebabkan herniasi kandung kemih. Herniasi
ini menyebabkan tonjolan dinding vagina anterior. Bagian lain dari vagina
juga bisa mengalami prolaps. 5
Pada pasien dengan sistokel ringan, tatalaksana dengan ring with
support, Hodge with support, donut with suffice sudah cukup. Untuk
mengelola prolaps dinding anterior yang besar pessarium tipe Gelhorn
merupakan pilihan terbaik Inflatable dan Cube pessarium digunakan pada
pasien dengan sistokel yang besar. Pada pasien dengan retrokel dan
enterokel.5

Gambar 9. Insersi pessarium pada sistokel 8

3) Inkontinensia tipe stress


Inkontinensia tipe stres adalah kegagalan uretra “katup” yang menutup
kandung kemih yang ditandai dengan keluarnya urin yang tidak disadari
ketika tekanan intravesikal melebihi tekanan penutupan uretra maksimum.

14
Meningkatnya tekanan intraabdominal menyebabkan tekanan hidrostatik
vesika urinaria meningkat, sehingga otot sfingter tidak mampu lagi menutup.
Pessarium dapat menekan uretra ke bagian posterior superior simfisis
pubis dan mengangkat leher kandung kemih. Beberapa pessarium telah
dirancang khusus untuk pengobatan inkontinensia stres. Pessarium yang
dimaksud seperti Ring pessarium with support and knob, inkontinensia ring,
inkontinensia dish, dan uresta device. Pessarium tersebut dimasukkan kedalam
vagina untuk memberikan dukungan terhadap uretra. Alat tersebut berfungsi
menstabilkan uretra dan meningkatkan resistensi uretra. 5

Gambar 10. Insersi pessarium tipe incontinensia dish 10

Gambar 11. Insersi pessarium tipe incontinensia dish with support 10

D. KONTRAINDIKASI PESSARIUM
Kontraindikasi pemasangan pessarium yaitu : 4
 Infeksi vagina yang aktif
 Latex sensitivity atau alergi
 Penyakit radang panggul

15
 Perdarahan vagina yang tidak terdiagnosis
 Karsinoma
E. LANGKAH PEMASANGAN PESSARIUM
Langkah-langkah pemasangan pessarium pada prolaps : 2
1. Diskusikan mengenai penggunaan pessarium dengan pasien
2. Lakukan pemeriksaan vagina untuk menetukan derajat prolaps dan
estimasi ukuran pessarium
3. Lubrikasi ujung pessarium dan introitus vagina
4. Masukka pessarium secara perlahan dengan cara menjauhi urethra
5. Memeriksa ekspulsi pessarium dengan memionta pasien untuk mengeda
atau batuk
6. Apabila tidak terjadi ekspulsi, selipkan jari diantara pessarium dan dinding
vagina untuk memastikan pemasangan tidak terlalu ketat
7. Apabila ukuran pessarium cukup, berikan instruksi pada pasien untuk
mengedan seperti pada saat BAB
8. Minta pasien untuk berjalan selama beberapa menit
9. Apabila tidak ada keluhan, minta pasien datang untuk kontrol 2 minggu
kemudian.
10. Apabila pasien mampu mengurus dirinya sendiri berikan instruksi yang
jelas dan minta pasien untuk kembali bila mengalami rasa nyeri, kesulitan
berkemih, atau kesulitan BAB
11. Periksa kembali seteah 1 bulan apakah terpasang dengan baik
12. Apabila pasien tidak mampu mengurus dirinya sendiri, minta pasien untuk
kontrol 3-6 bulan
13. Kemudian periksa setiap tahun.

16
Berikut panduan cara memasang dan melepaskan pessarium tipe Ring, dan Gelhorn. 4
Pessarium Tipe Ring
Cara memasukkan :
 Lumasi ujung pessarium
 Lipat bagian lainnya, cekungkan sisi bawah, masukkan di introitus, geser
perlahan ke atas dinding vagina posterior sejauh mungkin sebelum
melepaskan. Jari telunjuk dapat membantu untuk mendorong cincing ke depan
belakang simfisis sehingga berada sejajar dengan sumbu vagina dan
dibelakang serviks di forniks posterior. Bila berada ditempat yang tepat,
serviks harus berada di ring atau suportif diafragama saat cincin dengan
penyokong digunakan.
 Putar cincin sehingga lekukan secara lateral mencegah ekspulsi
Cara melepaskan :
 Putar cincin denagn lekukan menjadi anterior posterior untuk memungkinkan
pelipatan dan pelepasan lebih mudah
 Hubungkan telunjuk dibawah tepi depan dan tarik kebawah sementara wanita
itu meletakkan valsava dengan lembut. Putar pessary secara miring untuk
dilepas dengan tarikan lembut. Lingkaran benang gigi bisa dilekatkan untuk
mempermudah pemindahan

Pessarium Tipe Gelhorn


Cara memasukkan:
 Lumasi ujung pessarium
 Pegang batangnya dengan tangan dominan, pisahkan labia dengan tangan
yang tidak dominan. Dengan dasar cembung tegak lurus terhadap introitus

17
dan sedikit miring untuk menghindari uretra, ujung terdepan memasuki vagina
dengan tekanan yang diarahkan disepanjang dinding vagina posterior dan
rendahkan pessarium dibawa rami pubis inferior
 Untuk mendapatkan posisi Gelhorn, gunakan jari telunjuk untuk memasukkan
kenop ke sumbu vagina
 Saat diposisi yang tepat, pangkal dasar Gelhorn akan berorientasi pada sudut
kanan kearah kanal vagina dan batang dan kenop akan berada disepanjang
kanal vagina dan terlihat di introitus saat labia dipisahkan.
 Jika Gelhorn memberikan dukungan yang baik namun batangnya terlalu
panjang dan memproyeksikan keluar dari vagina, model yang berukuran sama
dengan batang pendek bisa digantikan.

Cara melepaskan :
 Pegang kenop dengan tangan dominan dan jari searah introitus sedangkan jari
tengah yang tidak dominan mengusap atau menyentuh bagian belakang untuk
melepaskan suction. Sekali suction dilepaskan, putar balikkan langkah-
langkah yang digunakan untuk memasukkan dan melepaskannya. Biasanya
tidak mungkin menariknya luruh kebawah, jadi suction haruskan dipatahkan
terlebih dahulu. Kadang-kadang spons atau forsep ring mungkin dibutuhkan
untuk memegang kenop, patahan suction dan lepaskan pessarium.

F. KOMPLIKASI PESSARIUM
Pada umumnya pessarium dianggap sebagai pilihan pengobatan yang aman
bagi wanita dengan prolaps organ panggul dengan sedikit komplikasi. Komplikasi
tersering dari pemasangan pessarium adalah iritasi dari mukosa vagina yang bersifat
hipoestrogen sehingga menimbulkan duh tubuh, bau busuk, ulserasi atau perdarahan.
2,4

18
Meski pessarium merupakan alat yang aman, namun tetap saja pessarium
merupakan benda asing didalam vagina. pH vagina biasanya agak asam (pH 3.8-4,5)
karena adanya Lactobacillus yang menghambat pertumbuhan bakteri coccoid.
Kehadiran benda asing seperti pessarium pada vagina dapat menyebabkan perubahan
pH dengan pertumbuhan bakteri coccoid yang jumlahnya berlebihan sehingga dapat
menyebabkan bakterial vaginosis. 5
Komplikasi yang umum ditemukan, seperti : 4
 Mild vaginal discharge
 Konstipasi
 Erosi
 Perdarahan vagina
 Perburukan inkointinensia urin
Komplikasi yang lebih serius namun kurang umum, pada pasien yang tidak
melakukan follow up yang teratur terkait pemasangan pessarium, seperti : 4
 Severe vaginal discharge terkait dengan infeksi mis. Bakterial vaginosis
 Komplikasi urologi yang terkait dengan prolaps yang lebih berat
 Kanker vagina atau serviks
 Fistula vesikovagina atau rektovagina
 Cervical incarceration (Pessarium tipe ring)

G. PERAWATAN PESSARIUM
 Perawatan pessarium dapat dilakukan secara individual dan paling baik
diajarkan pada kunjungan kedua atau kapan pun dimana pasien telah
merasa cocok untuk menggunakan pessarium
 Wanita harus diyakinkan bahwa pessarium tersebut tidak akan
meninggalkan tempatnya apabila telah dipasang “cant go anywhere”
 Mintalah pasien mencuci tangannya, cari posisi yang nyaman, berdiri
dengan lutut ditekuk, satu lutut ke atas, atau dalam posisi berbaring.

19
 Tunjukkan kepadanya bagaimana cara memasukkan dan melepaskan
pessarium, serta memastikan penempatannya benar
 Pessarium harus dilepaskan secara teratur misalnya seminggu sekali.
Dicuci kemudian dieringkan dan dimasukka kembali.
 Untuk informasi selengkapnya dapat dilihat pada lembar informasi
pasien.4

H. FOLLOW UP
Tidak didapatkan dalam konsensus tentang frekuensi perawatan optimal,
meskipun demikian wajib dilakukan follow up karena berpotensi menimbulkan
komplikasi. Follow up dianjurkan dilakukan setelah pemasangan pessarium yaitu
pada 2 minggu, lalu 3 bulan, dan 6 bulan untuk tahun pertama. Beberapa
menyarankan follow up 9-12 bulan selama tidak ada gejala yang berarti. 4
 Pada saat follow up, tanyakan tentang gejala perdarahan vagina, keputihan, atau
bau yang mungkin menunjukkan adanya infeksi atau erosi. Tanyakan adanya rasa
tidak nyaman pada perut.
 Periksa posisi pessarium, lalu keluarkan dan cuci dengan sabun dan air
 Lakukan pemeriksaan menggunakan spekulum untuk mencari bukti adanya lecet
atau erosi yang disebabkan oleh pessarium.
 Jika ditemukan lecet atau erosi, pessarium harus dilepasdan diberikan lokal
estrogen sampai sembuh. Antibiotik dapat diberikan jika ada indikasi. Swab pada
vagina diindikasikan jika ditemukan cairan yang berbau busuk.
 Jika tidak ditemukan lecet atau erosi dan pessarium intak, dapat dicuci dibawah
air mengalir dengan sabun, dikeringkan dan dimasukkan kembali.
 Pessarium yang modern umumnya terbuat dari silikon, yang membuat pessarium
tersebut tidak menimbulkan alergi dan dapat di autoklaf.
 Keputihan yang ringan dan berbau dapat diobati dengan vaginal acidifiers.

20
 Jika didapatkan adanya kontraindikasi estrogen, maka gel berbahan dasar air
dapat digunakan.

Para ahli menyarankan untuk melakukan follow up sesuai protokol berikut : 4


 Semua pasien harus melakukan pemeriksaan setelah 1-2 minggu untuk
memeriksa ukuran dan setiap gejala yang timbul
 Bagi wanita yang ingin melakukan perawatan sendiri, pelatihan mengenai cara
memasang dan melepaskan pessarium dapat diberikan pada sesi ini. Jika tidak
ditemukan gejala maka pemeriksaan dapat dilakukan 4 bulan selanjutnya.
 Bagi wanita yang tidak cocok untuk atau tidak mau melakukan perawatan diri,
maka pemeriksaan dapat dilakukan setiap 4-6 bulan untuk membuka dan
memasang kembali pessarium.
 Pemeriksaan spekulum setiap tahun harus dilakukan oleh seorang ginekologis.
 Pessarium baru harus dipasang jika pessarium yang lama sulit untuk dibersihkan

21
KESIMPULAN

Pessarium adalah alat yang diletakkan didalam vagina yang berfungsi untuk
menopang organ yang mengalami prolaps agar tetap berada pada tempatnya.
Pessarium tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran, serta dapat
dikategorikan menjadi support pessaries (seperti ring pessarie) atau space filling
pessaries (seperti gelhorn pessarie). Pada pessarium tipe Support Pessaries
digunakan sebagai tatalaksana prolaps organ panggul atau stres inkontinensia urin.
Sedangkan pessarium tipe Space filling pessaries digunakan pada prolaps organ
panggul yang berat.
Pessarium memiliki keunggulan tersendiri karena minimal invasif dan dapat
segera mengurangi gejala setelah pemakaian alat tersebut. Saat ini pessarium
merupakan alternatif yang sangat baik untuk wanita yang bergejala dan bagi mereka
yang memilih intervensi non bedah atau yang menginginkan kelegaan simtomatik
sambil menunggu operasi.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Tsikouras P, Dafopoulos A, Vrachnis N, Et Al. Uterine Prolapse In


Pregnancy: Risk Factors, Complications And Management. Journal Of
Maternal-Fetal And Neonatal Medicine. Jul 09 2013:1-6.
2. Panduan Penatalaksanaan Prolaps Organ Panggul. Himpunan Uroginekologi –
POGI. 2013
3. Magali Robert, MD, Calgary AB Et Al. Technical Update On Pessary Use. J
Obstet Gynaecol Can 2013;35 (7 Esuppl) : S1–S11
4. Guidelines For The Use Of Support Pessaries In The Management Of Pelvic
Organ Prolapse. Continence Foundation Australian. University Of South
Australia. Icahe. Juli 2012.
5. Anthony J. Viera, LT, MC, USNR. Practical Use of the Pessary. Am Fam
Physician. 2000 May 1;61(9):2719-2726.
6. Sheetle M Shah Æ Abdul H Sultan Æ Ranee Thakar. The history and evolution of
pessaries for pelvic organ prolapse. Int Urogynecol J (2006) 17: 170–175.
7. Prawirohardjo, Sarwonon. 2011. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta : PT Bina
Pustaka.
8. Catherine S. Bradley, M.D., M.S.C.E., Cystocele. National Kidney and Urologic
Diseases Information Clearinghouse. www.urologic.niddk.nih.gov.
9. Continence Pessaries for Urinary Incontinence. The Canadian Continence
Foundation
10. MILEX®Pessary In-Service Training. 2014 CooperSurgical.
11. Guidelines for the Use of Support Pessaries in the Management of Pelvic Organ
Prolapse.http://w3.unisa.edu.au/cahe/Resources/GuidelinesiCAHE/iCAHE
Guidelines. asp or www. continence.org.au

23

Anda mungkin juga menyukai