Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KODE ETIK PSIKOLOGI

“NILAI DAN NORMA”

DOSEN

Aski Marissa, Dr

DISUSUN OLEH

Fegi Azizah Hanum 12518655

Nabila Zahara 15518086

Putri Nabilla 15518656

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS GUNADARMA

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabbil’alamin segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang


telah memberikan kelancaran kepada kami dalam menyusun makalah ini yang
berjudul “NILAI DAN NORMA” . Makalah ini kami susun untuk memenuhi
tugas Kode Etik Psikologi pada semester ganjil yang diampu oleh Ibu Aski
Marissa, Dr.

Dalam kehidupan bermasyarakat kita akan banyak dihadapkan dengan


berbagai macam nilai dan norma yang sangat penting untuk dipatuhi. Karena
apabila kita dapat memahaminya maka diharapkan kita sebagai makhluk sosial
dapat menjalani kehidupan dengan baik sesuai dengan aturan-aturan yang ada
sehingga dapat meminimalisir berbagai macam konflik yang akan terjadi.

Keberhasilan dalam membuat makalah ini tentunya tak lepas dari berbagai
pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu saya ucapkan terima kasih kepada: Allah SWT, dosen mata kuliah Kode Etik
Psikologi Universitas Gunadarma Ibu Aski Marissa, Dr , dan semua pihak yang
tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Demikian makalah ini kami susun. Kami berharap para pembaca mendapatkan
manfaat dalam mempelajari materi “NILAI DAN NORMA” sehingga dapat
dipahami dengan baik. Semoga para pembaca dapat menerapkan nilai dan norma
dalam menghadapi segala peristiwa. Kami memohon maaf bila ada kesalahan
penulisan maupun isi semua itu karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan
kami.

Jakarta, Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
1.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 2
1.5 Sistematika Penulisan .......................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 4

2.1 Nilai dan Norma ................................................................................... 4


2.2 Hubungan Nilai dan Norma Dengan Kode Etik Psikologi .................. 6
2.3 Analisis Jurnal Internasional ................................................................ 8
Analisis Jurnal 1 ................................................................................... 8
Analisis Jurnal 2 ................................................................................. 10
2.4 Hubungan antara Nilai dan Norma dengan Analisis Jurnal
Internasional ........................................................................................ 14
Analisis Jurnal 1 .................................................................................. 14
Analisis Jurnal 2................................................................................... 15

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 16

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 16


3.2 Saran .................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nilai dan norma merupakan sesuatu yang bertujuan untuk menciptakan


keteraturan sosial. Baik zaman dahulu hingga zaman modern ini masyarakat
sebagai makhluk sosial harus selalu mengikuti dan menaati aturan-aturan yang
terbentuk dari lingkungan baik yang tertulis ataupun yang tidak tertulis. Nilai dan
norma apabila ditaati dengan baik maka akan menciptakan keteraturan dan
terhindar dari berbagai macam penyimpangan atau bahkan konflik.

Nilai dan norma memiliki hubungan yang sangat erat karena nilai
merupakan unsur mutlak dari norma. Unsur lain yang terdapat dalam norma yaitu
penghargaan (rewards) dan sanksi (punishment). Contohnya saja norma
masyarakat. Norma masyarakat adalah perwujudan nilai, ukuran baik/buruk yang
dipakai sebagai pengarah, pedoman, pendorong perbuatan manusia di dalam
kehidupan bersama. Wujud nilai, ukuran baik buruk itu mengatur bagaimana
seharusnya seseorang itu melakukan perbuatan. Nilai dan norma juga merupakan
satu kesatuan, terutama dalam nilai kebaikan.

Psikolog dan/atau ilmuan psikologi harus dapat memahami dan


mengamalkan nilai dan norma dengan sebaik mungkin karena pekerjaan tersebut
akan selalu dihadapkan dengan manusia dan perilaku-perilakunya yang mana nilai
dan norma erat kaitannya dengan perilaku manusia. ketika seseorang melakukan
perbuatan yang mengandung nilai dan perbuatan itu dapat mewujudkan apa yang
diinginkan bersama maka akan terbentuklah norma.

Oleh sebab itu, untuk dapat memahami nilai dan norma secara terperinci
berdasarkan sumber-sumber yang kami dapatkan melalui buku dan jurnal. Akan
kami sajikan dalam makalah ini.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu nilai dan norma?


2. Bagaimanakah hubungan antara nilai dan norma dengan Kode Etik
Psikologi?
3. Bagaimanakah hasil analisis jurnal internasional yang mengandung tema
nilai dan norma?
4. Bagaimanakah hubungan antara tema dengan hasil analisis jurnal
internasional?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apa itu nilai dan norma.


2. Untuk mengetahui hubungan antara nilai dan norma dengan Kode Etik
Psikologi.
3. Untuk mengetahui hasil analisis jurnal internasional yang mengandung
tema nilai dan norma.
4. Untuk mengetahui hubungan antara tema dengan hasil analisis jurnal
internasional.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Metode yang kami gunakan dalam mengumpulkan data yaitu dengan


mencari melalui google, membaca, dan mengumpulkan berbagai macam sumber
terpercaya yaitu: buku HIMPSI yang memuat pasal-pasal tentang kode etik
psikologi untuk kami hubungan dengan tema Nilai dan Norma, kami juga
mendapatkan beberapa jurnal nasional untuk dapat mendalami tema yang kami
pilih. Untuk memenuhi tugas dan menambah wawasan mengenai Nilai dan Norma
kami juga menambahkan dua jurnal internasional untuk dapat dianalisis dan
dikaitkan dengan tema Nilai dan Norma yang telah dipahami sebelumnya.

2
1.5 Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan makalah ini agar rapih, jelas dan mudah
dipahami oleh para pembaca, kami membaginya dalam 3 bagian, yaitu:

a. BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini terdapat latar belakang yang menjelaskan secara singkat
Nilai dan Norma, rumusan masalah yang memuat pertanyaan-
pertanyaan, tujuan penulisan yang akan diketahui, dan manfaat yang
dapat diambil dari penulisan.
b. BAB II : Pembahasan
Dalam bagian pembahasan akan dijelaskan secara lebih rinci mengenai
tema Nilai dan Norma yang telah kami dapatkan dari buku HIMPSI
dan berbagai macam jurnal baik nasional maupun internasional,
beserta hubungannya.
c. BAB III : Penutup
Pada bagian penutup terdapat kesimpulan dari isi makalah yang kami
bahas dan saran untuk penulis agar lebih baik lagi kedepannya dalam
menulis.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Nilai dan Norma

Nilai dan norma merupakan sesuatu yang fundamendal dalam suatu


masyarakat untuk menciptakan keteraturan sosial. Rupanya sulit dibayangkan
suatu masyarakat tanpa norma dan nilai akan memunculkan banyak perilaku
menyimpang bahkan konflik. Namun, penelitian-penelitian sosiologis
menunjukan bahwa norma dan nilai tidak bersifat homogen dan tertutup. Nilai dan
norma dalam suatu masyarakat bersifat plural dan terbuka. Pluralitas ini akan
mendorong terjadinya kompetisi sosial. Kompetisi yang positif akan melahirkan
kerja sama sosial. Dan kerja sama sosial ini selanjutnya akan menghasilkan
keteraturan sosial pula. Namun tidak dapat dihindari bahwa kompetisi sosial
negatif yang mengancam solidaritas sosial bahkan agak mustahil untuk tidak
terjadi.

Norma merupakan perwujudan nilai (Peursen,1988:47). Sebagai


pengertian abstrak, nilai berarti suatu keberhargaan, atau suatu kualitas yang patut
dimiliki seseorang. Batasan yang bercorak sosial menyatakan bahwa nilai itu
merupakan kemampuan yang dapat mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat.
Tiap-tiap perbuatan dikatakan mengandung nilai, apabila perbuatan itu dapat
mewujudkan apa yang diinginkan bersama.

Persoalan nilai mempunyai cakupan yang kompleks, jika dilihat dari


struktur nilai manusiawi, yakni nilai baik buruk· (etika), nilai benar salah (Iogika),
nilai indah jelek (estetika), nilai mulia hina (nilai theologi).

Nilai (nilai kebaikan) yang semula sifatnya abstrak berubah menjadi


kenyataan dalam perbuatan manusia. Perbuatan yang mencerminkan nilai itu
kemudian merupakan contoh atau pedoman perbuatan selanjutnya. Pedoman

4
perbuatan (yang baik) itu dinamakan norma. Pada giliran orang berbuat dengan
berpegang pada norma, secara langsung atau tidak langsung orang mewujudkan
nilai melalui norma. Nilai merupakan unsur mutlak dari norma.

Norma merupakan sesuatu yang fundamental bagi semua kelompok sosial


baik yang bersifat mekanik maupun organik (Durkheim) atau tradisional maupun
rasional (Weber). Norma (Rose, et al., 1982:59) adalah 'rules' yang diharapkan
diikuti oleh masyarakat. Norma-norma ini pada umumnya tidak dinyatakan secara
eksplisit seperti dalam kitab undang-undang. Norma, biasanya diteruskan melalui
proses sosialisasi tentang bagaimana orang harus berperilaku secara wajar.

Ada tiga elemen yang termuat dalam setiap norma yakni nilai (value),
penghargaan (rewards) dan sanksi (punishment). Nilai (Rose, et al., 1982:56) pada
dasarnya bersifat abstrak tentang idea-idea yang relatif disukai, disenangi dan
dicapai oleh masyarakat. Oleh karena itu, nilai memuat idea-idea yang penting
bagi dan oleh masyarakat. Sedangkan reward dan punishment atau Sanction relatif
konkrit kerena langsung menentukan perilaku manusia. Menurut Schaefer
(2006:66 s.d 67) penghargaan merupakan sanksi yang positif untuk semua
perilaku yang sesuai dengan norma, dan sebaliknya hukuman merupakan sanksi
yang negatif terhadap setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma yang
berlaku.

Norma dapat bersifat informal dan formal (Shaefer, 2006: 65). Norma-
norma formal pada umumnya ditulis secara sepesifik yang memuat jenis-jenis
hukuman yang harus diberikan kepada orang yang perilakunya tidak sesuai
dengan norma yang dianut oleh suatu masyarakat di mana norma itu diakui.
Sedangkan norma-norma informal tidak memuat sanksi-sanksi yang spesifik.
Walaupun tidak spesifik dan jelas masyarakat pada umumnya memiliki standar-
standar nilai yang hidup dalam seluruh kepribadian mereka.

Nilai itu bersifat subyektif (K. Bertens, 1993: 112), nilai berperanan
dalam suasana apresiasi atau penilaian dan akibatnya suatu obyek akan dinilai
secara berbeda oleh berbagai orang. Untuk memahami tentang nilai, ia

5
membandingkannya dengan fakta. Ia mengilustrasikan dengan obyek peristiwa
letusan sebuah gunung pada suatu saat tertentu. Hal itu dapat dipandang sebagai
suatu fakta, yang oleh para ahli dapat digambarkan secara obyektif. Misalnya para
ahli dapat mengukur tingginya awan panas yang keluar dari kawah, kekuatan
gempa yang menyertai letusan itu, jangka waktu antara setiap letusan dan
sebagainya.

Selanjutnya bersamaan dengan itu, obyek peristiwa tersebut dapat


dipandang sebagai nilai. Bagi wartawan foto, peristiwa letusan gunung tersebut
merupakan kesempatan emas untuk mengabadikan kejadian yang langka dan tidak
mudah disaksikan oleh setiap orang. Sementara itu bagi petani di sekitarnya,
letusan gunung yang debu panasnya menerjang tanaman petani yang hasilnya
hampir dipanen, peristiwa itu dipandang sebagai musibah (catatan : ilustrasi yang
dicontohkan oleh Bertens tersebut sesungguhnya masih dapat dikritisi, sebab di
situ tidak dibedakan antara peristiwa letusan gunung itu sendiri dengan akibat dari
letusan gunung). Berdasarkan ilustrasi tersebut,

Bertens menyimpulkan bahwa nilai memiliki sekurang-kurangnya tiga


ciri., pertama nilai berkaitan dengan subyek. Kalau tidak ada subyek yang
menilai, maka juga tidak ada nilai. Kedua, nilai tampil dalam suatu konteks
praktis, dimana subyek ingin membuat sesuatu. Ketiga, nilai menyangkut sifat-
sifat yang “ditambah” oleh subyek pada sifat-sifat yang dimiliki oleh obyek. Nilai
tidak dimiliki oleh obyek pada dirinya.

2.2 Hubungan Nilai dan Norma Dengan Kode Etik Psikologi

Dari sumber yang kami cari yaitu buku HIMPSI dikatakan bahwa Kode
Etik Psikologi Indonesia merupakan ketentuan tertulis yang diharapkan menjadi
pedoman dalam bersikap dan berperilaku, serta pegangan teguh seluruh Psikolog
dan kelompok Ilmuan Psikologi, dalam menjalankan aktivitas profesinya sesuai
dengan kompetensi dan kewenangan masing-masing, guna menciptakan
kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera

6
Guna menghindari penyimpangan sebagai akibat dari peneguhan
kekuasaan profesi, maka Psikolog dan kelompok Ilmuwan Psikologi harus
memiliki tanggung jawab khusus yang mewajibkan mereka bertindak demi
kesejahteraan dan kepentingan pengguna layanan psikologi, tindakan-tindakan
yang mereka lakukan harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat.

Menurut HIMPSI Kode Etik Psikologi adalah seperangkat nilai-nilai untuk


ditaati dan dijalankan dengan sebaik-baiknya dalam melaksanakan kegiatan
sebagai psikolog dan ilmuwan psikologi di Indonesia.

Kode etik psikologi merupakan hasil nilai-nilai luhur yang terkandung


dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan nilai-nilai luhur
tersebut Pendidikan Tinggi Psikologi telah menghasilkan Psikolog dan Ilmuwan
Psikologi yang senantiasa menghargai dan menghormati harkat maupun martabat
manusia serta menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia.

Pengetahuan, kompetensi, keterampilan, dan pengalaman yang dimiliki


Psikolog dan Ilmuwan Psikologi, hendaknya hanya digunakan bagi tujuan yang
mendasarkan pada prinsip yang taat asas dan nilai-nilai luhur Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 serta nilai-nilai kemanusiaan pada umumnya, dengan
disertai upaya-upaya untuk mencegah penyalahgunaan yang dilakukan oleh
komunitas psikologi dan pihak lain.

Apabila seorang Psikolog ataupun Ilmuwan Psikologi telah dapat


memahami dan menerapkan norma-norma yang mengandung nilai-nilai kebaikan
contohnya yang terdapat dalam Pancasila maka automatis ia akan sangat mudah
untuk menangani kliennya secara baik dan memahami masalah yang diceritakan.
Hal tersebut juga akan menghindarkan Psikolog ataupun Ilmuwan Psikologi
dalam melanggar kode etik psikologi.

7
2.3 Analisis Jurnal Internasional

A. Analisis Jurnal 1
Judul A Case Study Examination of Social
Norms Marketing Campaign to Improve
Responsible Drinking
Jurnal Journal of Food Distribution Research
Volume & Volume 43, Issue 1, Page 96-102
Halaman
Tahun March 2012
Penulis Marianne McGarry Wolf, Allison Dana,
Mitchell J. Wolf, dan Eivis Qenani
Petrela.
Reviewer Fegi Azizah Hanum, Nabila Zahara,
dan Puri Nabilla
Tanggal 25 Oktober 2019

Abstrak

Penelitian ini membahas penggunaan pemasaran norma sosial untuk


meningkatkan kebiasaan minum yang bertanggung jawab di kalangan mahasiswa.
Diamati setiap tahunnya (2004-2007), penelitian ini mempelajari bahwa
mahasiswa melebih-lebihkan kebiasaan minum temannya. Upaya kampanye
pemasaran norma sosial ini dianggap agak sukses karena berdasarkan observasi
yang dilakukan, dilaporkan bahwa adanya penurunan jumlah konsumsi alkohol
pada mahasiswa baik di bar maupun di sebuah pesta. Selain itu, mahasiswa juga
melaporkan bahwa mereka meminum lebih sedikit alkohol dalam jangka waktu
yang singkat. Tetapi, beberapa perilaku negatif yang berkaitan dengan kebiasaan
minumnya tidak membaik.

8
Latar Belakang

Konsumsi alkohol yang tidak bertanggung jawab di kalangan remaja telah


menjadi masalah di lingkungan masyarakat selama bertahun-tahun. Pemasaran
norma sosial merupakan pendekatan yang digunakan untuk menggalakkan
kebiasaan minum yang bertanggung jawab di kalangan mahasiswa. Norma sosial
adalah anggapan orang-orang tentang sikap dan perilaku yang dianggap lumrah
dalam konteks sosial tertentu. Kebanyakan orang cenderung berperilaku dan
bertindak sesuai dengan perilaku kelompok yang dilihat agar dapat diterima
(Festinger, 1954). Norma yang dilihat ini sangat mempengaruhi perilaku mereka
sendiri. Tetapi, jika seseorang salah mempersepsikan norma tersebut, mereka bisa
berperilaku tidak sesuai dengan norma tersebut. Teori norma sosial memprediksi
bahwa kebanyakan orang, baik remaja maupun dewasa, akan melebih-lebihkan
kebiasaan minum teman mereka, dan tindakan melebih-lebihkan ini juga
berdampak pada kebiasaan minum mereka sendiri. Jika dilakukan edukasi
mengenai norma dan pola konsumsi alkohol yang baik, maka konsumsi alkohol
setiap individunya kemungkinan mengalami penurunan (Berkotwitz, 2004).

Desain Penelitian Studi Kasus

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2004, 2005, dan 2007 di Califonia
Polytechnic State University dengan total sampel sebanyak 1.451 responden
dengan melakukan wawancara pribadi, dan 1.230 responden diantaranya
merupakan peminum alkohol. Pertanyaan yang diajukan saat penelitian berkaitan
dengan perilaku kebiasaan minum mahasiswa tersebut dan juga teman-temannya.
Pemasaran kampanye ini meliputi iklan yang termuat pada harian kampus, poster
yang diletakkan di beberapa lokasi kampus, spanduk, serta lewat acara promosi
dan pembagian hadiah.

Data yang diperoleh dari fase pertama penelitian di tahun 2004 digunakan
sebagai data dasar. Hasil dari data dasar tersebut sepakat dengan teori norma
sosial, yaitu mahasiswa biasanya melebih-lebihkan perilaku kebiasaan minum

9
temannya dan yakin bahwa temannya juga mengonsumsi alkohol lebih dari yang
sebenarnya.

Setelah setahun periode penelitian dan dimulainya kampanye penerapan


norma sosial pada tahun 2004 hingga 2007, terjadi penurunan konsumsi alkohol
dikalangan mahasiswa baik di bar maupun di sebuah pesta. Hal ini menunjukkan
bahwa kampanye dan penelitian ini berdampak pada mahasiswa, dan sebagian
besar mahasiswa menyadari (memahami) pesannya. Selain itu, mahasiswa juga
menunjukkan peningkatan selama periode penelitian yaitu, mereka mengetahui
lingkungan atau tempat yang aman ketika mereka sedang minum, sehingga
mereka tidak akan terlibat hal-hal yang dapat merugikan mereka. Akan tetapi
perilaku negatif mereka saat minum, dimana mereka mengambil keuntungan
secara seksual tidak membaik selama periode kampanye dan penelitian.

Kesimpulan

Dalam upaya menggalakkan kebiasaan minum yang bertanggung jawab dan


memperbaiki persepsi negatif tentang konsumsi alkohol di California Polytechnic
State University, pemasaran norma sosial digunakan sebagai pendekatan. Diamati
setiap tahunnya (2004-2007), penelitian ini mempelajari bahwa mahasiswa
melebih-lebihkan kebiasaan minum temannya. Upaya kampanye pemasaran
norma sosial ini dianggap agak sukses karena berdasarkan observasi yang
dilakukan, dilaporkan bahwa adanya penurunan jumlah konsumsi alkohol pada
mahasiswa baik di bar maupun di sebuah pesta. Oleh karena itu, kampanye
pemasaran norma sosial ini dianggap membawa dampak positif terhadap
kebiasaan minum mahasiswa. Namun, dibutuhkan penelitian lebih lanjut agar
dapat meningkatkan tanggung jawab mahasiswa dalam kebiasaan minumnya.

B. Analisis jurnal 2
Judul The Internal Enforcement of Norms
Jurnal European Sociological Review
Volume & Vol. 19, No. 4 (Sep., 2003), pp. 335-
Halaman 343

10
Tahun 2016
Penulis Christine Horne
Reviewer Fegi Azizah Hanum, Nabila Zahara,
dan Puri Nabilla
Tanggal 25 Oktober 2019

Tujuan Penelitian

Mengetahui seberap besar pengaruh norma yang dinternalisai dalam


kehidupan seseorang terhadap tindakan yang mereka lakukan.

Abstrak

Dalam jurnal ini mencoba untuk mengukur norma-norma pemberian yang


diinternalisasi dan kemudian melakukan percobaan untuk menguji apakah norma-
norma ini berpengarauh pada pemberian donasi pada orang lain. Hasilnya
konsisten dengan argumen bahwa norma setidaknya sebagian ditegakkan secara
internal. Dalam percobaan ini menggunakan factorial vignette survey method.

Isi

Jurnal ini berbicara mengenai penegakan norma internal sebelumnya kita


sebaiknya mengenal mengenai internalisasi. Internalisasi secara umum, dalam
kamus besar bahasa indonesia berarti penghayatan yaitu penghayatan terhadap
suatu ajaran, doktrin, atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran
akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku.
Dalam hal ini berarti internalisasi adalah memasukkan ssesuatu dalam diri pribadi
atau lingkungan tertentu.

Lalu apa itu norma? Beberapa pakar memperdebatkan mengenai norma


sehingga pakar yang berpendapat bahwa manusia itu tertarik kepada diri sendiri
mengatakan bahwa tidak perlunya norma pada sesorang. Namun, berbeda dengan
pakar lainnya yang mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang

11
membutuhkan orang lain sehingga diperlukannya norma sosial sebagai aturan
bagi mereka dan mendorong individu untuk mematuhi norma-norma sosial.

Percobaan factorial vignette survey method merupakan percobaan yang


digunakan dalam penelitian ini dirancang untuk mengevaluasi norma-norma yang
dipegang oleh peserta sehubungann dengan pemberian donasi. Di dalam
percobaan terdapat 4 kondisi dengan bebrapa tingkatan yang berbeda sehingga
penulis jurnal ini menyebut kondisi ini sebagai perbedaan, kebutuhan, kesalahan,
dan uang. Percobaan ini memberikan sebuah sketsa yang nanti akan diberikan
respon oleh partisipan. Dari respon partisipan yang diberikan mengindikasikan
indikator norma yang diinternalisasi mereka.

Metode Mengukur Norma Internal

Percobaan Pertama :

Untuk membuat penilaian ini, peneliti memperlakukan kondisi sketsa


sebagai variabel independen dan tanggapan subjek terhadap percobaan sebagai
variabel dependen. Kemudian membuat persamaan regresi untuk semua peserta.

Peneliti bertanya apakah responden berpikir mereka harus memberikan


amal dalam kondisi tertentu. Empat kondisi dengan beberapa tingkatan yang
berbeda diidentifikasi: sejauh mana donasi akan membuat perbedaan bagi
penerima donasi (sedikit / beberapa / banyak), kebutuhan mereka yang
diuntungkan oleh badan amal yang memberikan donasi (yang membutuhkan /
sangat membutuhkan), sejauh mana penerima donasi harus disalahkan atas situasi
mereka (bukan untuk disalahkan, agak disalahkan, sepenuhnya disalahkan), dan
ukuran sumbangan donasi yang diminta ($ 1,00 / $ 5,00 / $ 10,00 / $ 20,00).
Dalam situasi ini contoh dari satu sketsa adalah:

Anda diminta oleh perwakilan otoritas legitimasi untuk memberikan


donasi. Anda tahu bahwa sumbangan Anda akan membuat perbedaan bagi
orang-orang yang dilayani oleh badan amal. Orang-orang ini miskin. Mereka

12
sepenuhnya harus disalahkan atas situasi mereka sekarang. Anda diminta
memberikan $ 20,00. Haruskah Anda menyumbang untuk amal ini?

Setelah membuat persamaan regresi(hubungan sebab dan akibat) maka


peneliti menyimlkan pentingnya setiap kondisi untuk individu. Jika respon dari
partisipan bersifat positif artinya memberikan donasi, maka mereka akan
memberikan penilaian yang lebih tinggi akan kebutuhan dari penerima donasi
sehingga memutuskan untuk memberikan donasi mereka. Tindakan ini mewakili
kecendrungan bawaan partisipan untuk memberikan donasi ketika menganggap
nilai-nilai dari kondisi lain adalah nol. Hasil dari percobaan pertama terdapat 3
kategori yaitu pemberi tertinggi, pemberi menengah, dan pemberi rendah.
Berdasarkan percobaan pertama kemudian peneliti mengambil 2 kelompok yaitu
pemberi tertinggi dan terendah agar memungkinkan variasi maksimum, sehingga
munculah percobaan kedua berikut ini.

Percobaan Kedua :

Peneliti memberikan sebuah sketsa dimana mahasiswa hanya diberikan 2


pilihan yaitu memberi dan tidak memberi dilakukan di mahasiswa yang sama
dengan artinya kelas yang sama dengan percobaan bahwa setiap partisipan
mendapat 10 poin dan situasi seolah dibuat bahwa ada beberapa mahasiwa yang
mendapat poin 2 padahal kenyataanya semua diberikan rata 10 poin. Sketsa ini
mengharuskan mahasiswa untuk memilih antara memberi poin kepada mereka
yang memiliki poin sedikit dalam hal ini “group fund” atau memilih untuk
diinvestasikan untuk dana pribadi mereka. Jika mereka menginvestasikan poin
mereka maka mereka akan mendapat imbalan 2 poin dari setiap poin yang mereka
investasikan dan jika memberikan kepada “group fund”. Terakhir partisipan
menyerahkan tanggapan terhadap permainan dan mencatat penghasilan mereka
selama permainan. Disimpulkan bahwa partisipan yang berjumlah 98 orang 14
diantaranya memilih untuk menginvestasi sedangkan 84 memilih untuk
memberikan kepada “group fund”.

13
Dari penelitian ini respon paetisipan menghasilkan indikator norma yang
diinternalisasi oleh mereka.dari hasil penelitian didapat bahwa ada bebrapa
mahasiswa yang tetap membrikan sumbangan walaupun dihadapkan dengan
kondisi yang sebelumnya disebutkan pada sketsa. Sehingga dikatakan bahwa
pemberian donasi yang diberikan oleh seseorang tergantung pada kondisi norma
internal yang telah ada pada diri mereka sendiri, dan diikuti oleh tindakan mereka
tersebut.

Kesimpulan

Penelitian ini memberikan contoh bagaimana factorial vignette survey


method dapat digunakan untuk mempelajari norma-norma yang diinternalisasi.
Hasil yang ditemukan disini konsisten dengan penelitian yang menunjukkan
bahwa ada korelasi antara keadaan internal dan perilaku. Dengan demikian data
memberikan bukti yang mendukung teori penegakan norma yang mengandalkan
asumsi bahwa orang dimotivasi secara internal dan tidak semata-mata didorong
oleh sanksi eksternal. Temuan lebih lanjut menunjukkan bahwa karakteristik
situsional dapat mempengaruhi norma yang diinternalisasi individu, serta sejauh
mana norma itu mempengaruhi perilaku.

Penelitian ini menggunakan factorial vignette survey method untuk


mengukur norma yang diinternalisasi. Ini memberikan data yang konsisten dengan
argumen bahwa keadaan internal penting dan norma ditegakkan secara internal.
Ini juga menunjukkan bahwa jika kita ingin membuat prediksi yang akurat, kita
mungkin perlu mempertimbangkan tidak hanya efek norma yang diinternalisasi
(dan sanksi eksternal), tetapi juga konteks di mana perilaku terjadi.

2.4 Hubungan antara Nilai dan Norma dengan Analisis Jurnal Internasional

A. Analisis Jurnal 1

Berdasarkan analisis jurnal yang telah dianalisis maka jurnal ini


membahas tentang nilai dan norma dimana Jurnal ini membahas tentang
penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kebiasaan minum yang

14
bertanggung jawab di kalangan mahasiswa. Seperti yang ditulis pada latar
belakang, kebiasaan minum yang tidak bertanggung jawab di kalangan remaja
telah menjadi masalah di lingkungan masyarakat beberapa tahun ini, karena tidak
hanya merugikan mahasiswa itu sendiri tapi juga orang lain, seperti mengambil
keuntungan secara seksual saat sedang berpesta atau di bar. Hal ini tentunya tidak
sesuai dengan norma sosial atau patokan individu berperilaku di dalam
lingkungan masyarakat. Karena norma sosial merupakan kebiasaan umum atau
lumrah dan bersifat memaksa agar dapat diterima dalam lingkungan tersebut.
Maka dari itu tim peneliti juga menggalakkan kampanye pemasaran norma sosial
untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa dalam kebiasaan minumnya, dengan
harapan mahasiswa tersebut dapat lebih bertanggung jawab lagi. Dengan ini kita
dapat mengetahui bahwa jurnal ini berkaitan dengan norma yaitu norma sosial.

B. Analisis Jurnal 2

Beradasarkan jurnal yang telah dianalisis maka jurnal ini membahas


tentang nilai dan norma dimana jurnal ini membahas tentang percobaan yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar internalisasi norma yang dimiliki
seorang individu. Pengamatan norma yang telah diinternalisasi ini dapat dilihat
dari tingkah laku individu dengan menggunakan factorial vignette survey method.
Dalam percobaan ini norma yang digunakan adalah norma sosial sebagaima yang
diketahui bahwa Norma sosial dapat diartikan sebagai seperangkat aturan atau
panduan hidup yang biasanya tak tertulis dan berlaku di masyarakat. Dari hal
tersebut dapat disimpukan bahwa norma yang sudah diinternalisasi yang positif
dari seorang idividu akan mencerminkan sikap rela berbagai dengan sesama
walaupun banyak faktor yang dapat membuat seseorang untuk tidak melakukan
donasi saat dilakukan percobaan tersebut. Kesimpulan dari percobaan juga
menyebutkan bahwa tidak hanya efek norma yang diinternalisasi (dan sanksi
eksternal), tetapi juga konteks di mana perilaku terjadi mempengaruhi norma yang
sudah diinternalisasi tersebut.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi, kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah ada tiga
elemen yang termuat dalam setiap norma yakni nilai (value), penghargaan
(rewards) dan sanksi (punishment). Norma merupakan perwujudan nilai. Nilai
dan norma merupakan sesuatu yang fundamendal dalam suatu masyarakat untuk
menciptakan keteraturan sosial. Tanpa norma dan nilai akan memunculkan
banyak perilaku menyimpang bahkan konflik.

Nilai dan norma juga sangat berkaitan erat dengan kode etik psikologi.
Tanpa menghayati nilai dan norma para psikolog ataupun Ilmuwan Psikologi
tidak akan bisa mematuhi kode etik atau seperangkat nilai-nilai dalam
melaksanakan kegiatan sebagai seorang psikolog dan ilmuwan psikologi. Hal
tersebut dapat memicu timbulnya pelanggaran terhadap kode etik psikologi.

Jadi, nilai merupakan sebuah penghargaan atau sesuatu yang berharga,


nilai merupakan penentu tingkah laku manusia. Sedangkan norma merupakan
perwujudan dari nilai itu sendiri.

Dari hasil kedua jurnal yang telah kami analisis, kami dapat melihat bahwa
ada kaitannya dengan norma sosial. Bisa dilihat dari Jurnal 1 dan 2, bahwa norma
sosial sangat berpengaruh di lingkungan masyarakat karena merupakan kebiasaan
umum di masyarakat yang dianggap lumrah dan bersifat memaksa agar dapat
diterima di masyarakat.

3.2 Saran

Dari makalah yang telah penulis susun, penulis berharap agar para
pembaca dapat menerapkan norma-norma yang telah dibangun dalam lingkungan

16
masyarakat, yang mana norma-norma tersebut mengandung nilai-nilai kebaikan.
Sehingga para pembaca dapat menjalani kehidupan dengan baik tanpa
memunculkan berbagai macam konflik.

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna. Semoga


kedepannya penulis dapat lebih baik lagi dalam menulis dan membahas suatu
materi secara lebih rinci dengan sumber-sumber terpercaya. Semoga penulis dapat
menghayati dan menerapkan nilai dan norma yang telah dipelajari pada makalah
ini

17
DAFTAR PUSTAKA

Bertens, K. (2013). Etika .Jakarta: PT Kasinus

HIMPSI. (2010). Kode Etik Psikologi Indonesia. Jakarta: Pengurus Pusat


Himpunan Psikologi Indonesia.

Horne, Christine. (2016). The Internal Enforcement of Norms. Journal of


European Sociological Review

Parmono. (1995). Nilai dan Norma Mayarakat. Jurnal Filsafat, 23, 20-27.

Ruman, Yustinus Suhardi. (2009). Keteraturan Sosial, Norma, dan Hukum:


Sebuah Penjelasan Sosiologis. Jurnal Hukum Prioris, 2, 106-116.

Wolf, M. M., Dana, A., Wolf, M. J., Petrela, E. Q. (2012). A Case Study
Examination of Social Norms Marketing Campaign to Improve
Responsible Drinking. Journal of Food Distribution Research, 43, 96-102

18

Anda mungkin juga menyukai