Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Deskripsi patologi mengenai tumor Wilms pertama kali ditulis pada tahun
1872 dan dideskripsikan oleh Osler pada tahun 1879. Osler menemukan bahwa tumor
ginjal pada anak-anak yang dilaporkan oleh beberapa klinis saat itu sebenarnya
merupakan kelainan yang sama. Pada tahun 1899, Wilms melaporkan 7 kasus yang
dijumpainya dan melakukan tinjauan literatur pada kongres di Berlin. Penjelasannya
mengenai gambaran klinis penyakit ini sangat jelas sehingga istilah tumor yang
memakai namanya ini (tumor Wilms) lebih populer digunakan dari pada
nefroblastoma hingga sekarang. Eksisi bedah merupakan pilihan terapi satu-satunya
hingga tahun 1915, ketika Friedlander memperkenalkan terapi radiasi sebagai altenatif
pilihan. Ladd dan White kemudian secara bertahap menyempurkan teknik bedah dan
meningkatkan survival hingga 20%. Kemoterapi dengan aktinomisin dimulai tahun
1954 dan vinkristin ditambahkan pada tahu 1963. Pada tahun 1956, Farber dengan
menggunakan kombinasi eksisi bedah, radiasi pascaoperasi, dan kemoterapi memulai
era modern dengan angka survival selama 2 tahun mencapai 81%.
Pasien dengan tumor Wilms dan kandungan DNA yang diploid
(mengindikasikan proliferasi yang rendah) ditemukan mempunyai prognosis yang
baik. Hiperploidi (aktivitas mitotik yang tinggi) merupakan gambaran prosnostik yang
buruk untuk tumor Wilms
Tumor Wilms atau disebut juga dengan Nefroblastoma adalah tumor ganas pada
ginjal yang banyak menyerang anak berusia kurang dari 10 tahun dan paling sering di
jumpai pada umur 3,5 tahun.

B. TUJUAN
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan dapat
memberikan informasi dan pemahaman mengenai asuhan keperawatan pada klien
anak yang menderita Tumor Will.

C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian tumor wilms?
2. Bagaimana etiologi tumor wilms?

1
3. Bagaimana patofisiologi tumor wilms?
4. Bagaimana manifestasi klinis tumor wilms?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik tumor wilms?
6. Bagaimana penatalaksanaan media dan perawatan tumor wilms?
7. Bagaimana asuhan keperawatan tumor wilms?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI FISIOLOGI TUMOR WILMS


Dalam keadaan normal, manusia memiliki 2 ginjal. setiap ginjal memiliki sebuah
ureter, yang mengalirkan air kemih dari pelvis renalis (bagian ginjal yang merupakan
pusat pengumpulan air kemih) ke dalam kandung kemih. Dari kandung kemih, air
kemih mengalir melalui uretra, meninggalkan tubuh melalui penis (pria) dan vulva
(wanita).

Gambar 1. Anatomi Ginjal


Sumber : https://www.kalimantanpers.co.id/gambar/gambar-
ginjal/attachment/struktur-dan-fungsi-ginjal-dalam-sistem-ekskresi-situs-belajar/

Gambar 2. Tumor wilms


Sumber : http://januar-enigmatic.blogspot.com/2010/03/tumor-ginjal-kanker-
ginjal.html
3
1. Makroskopis
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium, didepan
dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus
lumborum dan psoas mayor). Ginjal pada orang dewasa penjangnya sampai 13 cm,
lebarnya 6 cm dan berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau
ginjal beratnya antara 120-150 gram.
Bentuknya seperti biji kacang, jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan, ginjal
kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang
dari pada ginjal wanita. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan
lemak yang tebal. Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan dua daerah yang
berbeda yaitu korteks dan medulla.
Medulla terbagi menjadi baji segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid
tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus
dan duktus pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk
duktus papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak
duktus pengumpul (Price,1995 : 773).
2. Mikroskopis
Tiap tubulus ginjal dan glumerulusnya membentuk satu kesatuan (nefron). Nefron
adalah unit fungsional ginjal. Dalam setiap ginjal terdapat sekitar satu juta nefron.
Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus
kontortus proksimal, lengkung henle dan tubulus kontortus distal, yang
mengosongkan diri keduktus pengumpul. (Price, 1995)
3. Vaskularisasi ginjal
Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebra
lumbalis II. Vena renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior yang
terletak disebelah kanan garis tengah. Saat arteri renalis masuk kedalam hilus,
arteri tersebut bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan diantara piramid
selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian membentuk arteriola interlobularis
yang tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobularis ini kemudian membentuk
arteriola aferen pada glomerulus (Price, 1995).
Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang
membentuk sistem portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler
peritubular. Darah yang mengalir melalui sistem portal ini akan dialirkan kedalam
jalinan vena selanjutnya menuju vena interlobularis, vena arkuarta, vena

4
interlobaris, dan vena renalis untuk akhirnya mencapai vena cava inferior. Ginjal
dilalui oleh sekitar 1200 ml darah permenit suatu volume yang sama dengan 20-
25% curah jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk keginjal
berada pada korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medulla. Sifat khusus aliran
darah ginjal adalah otoregulasi aliran darah melalui ginjal arteiol afferen
mempunyai kapasitas intrinsik yang dapat merubah resistensinya sebagai respon
terhadap perubahan tekanan darah arteri dengan demikian mempertahankan aliran
darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan ( Price, 1995).
4.Persarafan pada ginjal
Menurut Price (1995) “Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor),
saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf
ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal”.
Fisiologi ginjal
Fungsi ginjal adalah untuk:
a. menyaring limbah metabolik
b. menyaring kelebihan natrium dan air dari darah
c. membantu membuang limbah metabolik serta natrium dan air yang berlebihan dari
tubuh
d. membantu mengatur tekanan darah
e. membantu mengatur pembentukan sel darah.
Setiap ginjal terdiri dari sekitar 1 juta unit penyaring (nefron).
sebuah nefron merupakan suatu struktur yang menyerupai mangkuk dengan dinding
yang berlubang (kapsula bowman), yang mengandung seberkas pembuluh darah
(glomerulus). kapsula bowman dan glomerulus membentuk korpuskulum renalis.

B. TUMBANG ANAK
1. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan besar sel diseluruh
bagian tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan menyintesis protein-
protein baru. Menghasilkan penambahan jumlah berat secara keseluruhan atau
sebagian.
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang
sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses

5
transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang
herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan
berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan
struktur biologis.
2. Pengertian Perkembangan
Perkembangan (development), adalah perubahan secara berangsur-angsur
dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya
kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, kematangan, atau kedewasaan, dan
pembelajaran. (wong, 2000).
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) bahwa
perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung
dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana
diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses
diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan
totalitas itu lambant laun bagian- bagiannya akan menjadi semakin nyata dan
tambah jelas dalam rangka keseluruhan.
3. Tahapan Tumbuh Kembang
Tahap tumbuh kembang anak secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu :
Tahap tumbuh kembang usia 0-6 tahun, terbagi atas :
a. Masa Pranatal mulai masa embrio (mulai konsepsi-8 minggu), masa fetus (9
minggu sampai lahir),
b. Masa Pascanatal mulai dari masa neonatus (0-28 hari), masa bayi (29 hari-1
tahun), masa anak (1-2 tahun), dan masa prasekolah (3-6 tahun).
Tahap tumbuh kembang usia 6 tahun keatas, terdiri atas
a. Masa Sekolah (6-12 tahun)
b. Masa Remaja (12-18 tahun)

Tahap Tumbuh Kembang Usia 0-6 Tahun


a. Masa Pranatal
Masa pranatal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara
masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang
luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan
kemampuan berperilaku, dihasilkan dalam waktu Iebih kurang sembilan bulan.
Masa pranatal terdiri atas dua fase yaitu :

6
a. Fase Embrio.
b. Fase Fetus.
b. Masa Pascanatal
Tumbuh kembang pada masa pascanatal dibagi ke dalam beberapa fase
berikut :
1) Masa Neonatus (0-28 hari)
Tumbuh kembang masa pascanatal diawali dengan masa neonatus, yaitu
dimana terjadinya kehidupan yang baru. Pada masa ini terjadi proses
adaptasi semua sistem organ tubuh, dimulai dari aktifitas pernafasan,
pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan antara 35-50 kali permenit,
penyesuaian denyut jantung antara 120-160 kali permenit, perubahan
ukuran jantung menjadi lebih besar di bandingkan dengan rongga dada,
kemudian gerakan bayi mulai meningkat untuk memenuhi kebutuhan gizi.
2) Masa Bayi (29 hari – 1 tahun)
Pada masa bayi, tahap tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi 3
tahap yaitu :
a. perubahan berat badan. Bila gizi anak baik, maka perkiraan berat badan
akan mencapai 700-1000 g/bulan. Pertumbuhan tinggi badan agak
stabil, Usia 1-4 bulan, tumbuh kembang pada tahap ini diawali dengan
tidak mengalami kecepatan dalam pertumbuhan tinggi badan.
b. Usia 4-8 bulan, pertumbuhan pada usia ini ditandai dengan perubahan
berat benda pada waktu lahir. Rata-rata kenaikan berat benda adalah
500-600 g/bulan, apabila mendapatkan gizi yang baik. Sedangkan
pertumbuhan tinggi badan tidak mengalamikecepatan dan stabil
berdasarkan pertambahan umur.
c. Usia 8-12 bulan, pada usia ini pertumbuhan berat badan dapat
mencapai tiga kali berat badan lahir, pertambahan berat badan perbulan
sekitar 350-450 gram pada usia 7-9 bulan, 250-350 gram pada usia 10-
12 bulan, bila memperoleh gizi baik. Pertumbuhan tinggi badan sekitar
1,5 kali tinggi badan pada saat lahir. Pada usia 1 tahun, pertambahan
tinggi badan masih stabil dan diperkirakan mencapai 75 cm.
3) Masa Anak (1-2 tahun)
Pada masa ini, anak akan mengalami beberapa perlambatan dalam
pertumbuhan fisik. Pada tahun kedua, anak hanya mengalami kenaikan

7
berat badan sekitar 1,5 – 2,5 kg dan penambahan tinggi badan 6-10 cm.
Pertumbuhan otak juga akan mengalami perlambatan, kenaikan lingkar
kepala hanya 2 cm. untuk pertumbuhan gigi, terdapat tambahan 8 buah
gigi susu, termasuk gigi geraham pertama dan gigi taring, sehingga
seluruhnya berjumlah 14-16 buah. Pada usia 2 tahun, pertumbuhan fisik
berat badan sudah mencapai 4x berat badan lahir dan tinggi badan sudah
mencapai 50 persen tinggi badan orang dewasa. Menginjak usia 3 tahun,
rata-rata berat badan naik menjadi 2-3 kg/tahun, tinggi badan naik 6-8
cm/tahun, dan lingkar kepala menjadi sekitar 50 cm.
4) Masa Prasekolah (3-6 tahun)
Pada masa prasekolah, berat badan mengalami kenaikan rata-rata
2kg/tahun. Tubuh anak terlihat kurus, akan tetapi aktivitas motorik tinggi
dan sistem tubuh mencapai kematangan dalam hal berjalan, melompat,
dan lain-lain. Tinggi badan bertambah rata-rata 6,75 – 7,5 cm setiap tahun.
Pada masa ini anak mengalami proses perubahan pola bakan,
umumnya mengalami kesulitan untuk makan. Anak juga mulai
menunjukkan kemandirian pada proses eliminasi.

Tahap Tumbuh Kembang Usia 6 Tahun Keatas


a. Masa Sekolah (6-12 tahun)
Fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai
12 tahun, sama dengan masa usia Sekolah Dasar. Anak-anak menguasai
keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara
formal mereka mulai memastiki dunia yang lebih luas dengan budayanya.
Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan
pengendalian diri sendiri bertambah pula.
b. Masa Remaja (12-18 tahun)
Pada masa remaja ini banyak dijumpai masalah, karena masa ini
merupakan proses menuju kedewasaan dan anak ingin mencoba mandiri.
Masalah yang sering dijumpai adalah perubahan bentuk tubuh.
Perkembangan khusus yang terjadi pada masa ini adalah kematangan
identitas seksual yang ditandai dengan perkembangan organ reproduksi.
Masa ini merupakan masa krisis identitas dimana anak memasuki proses

8
pendewasaan dan meninggalkan masa anak-anak, sehingga membutuhkan
bantuan dari orang tua.

4. Pertumbuhan dan perkembangan masa konsepsi sampai remaja.


I. Pertumbuhan dan perkembangan embrio manusia dalam kandungan

Usia Ciri-ciri

1 bulan Bagian kepala, jantung, dan hati mulai terbentuk; sistem pencernaan sebagai
suatu saluran sederhana; ada sebuah ekor yang khas; jaringan-jaringan ekstra
(4 minggu)
embrionik mulai muncul.

2 bulan Telinga, mata, jari-jari, mulut, hidung, dan tumit merupakan bentuk-bentuk
tersendiri; tulang mulai dibentuk, sistem pencernaan terbentuk; sistem saraf
(8 minggu)
dan sistem sirkuler mulai berfungsi; adanya alat kelamin luar, tetapi belum
dapat dibedakan jenis kelaminnya.

3 bulan Ginjal, hati, tangan, lengan, tungkai, kaki, dan sistem pencernaan telah
berkembang baik; alat kelamin luar antara pria dan wanita mulai dapat
(12 minggu)
dibedakan; paru-paru mulai jelas; adanya gerakan-gerakan kecil dari janin.

4 bulan Detak jantung sudah dapat dirasakan; terbentuknya tulang-tulang di seluruh


tubuh; kulit berkembang sepenuhnya; sudah dapat ditentukan jenis
(16 minggu)
kelaminnya; munculnya alis, bulu mata, dan rambut kepala; gerakan janin
meningkat.

9,5 bulan Sejak minggu ke-16 sampai saat kelahiran terjadi akumulasi lemak di bawah
kulit; menjelang minggu ke-22 janin mulai membuka matanya; gerakan-
(38 minggu)
gerakan janin dirasakan oleh ibunya, terjadi kenaikan gerak badan yang
sangat cepat; pada bulan ke-7 posisi kepala ke bawah sebagai persiapan
untuk kelahiran.

II. Pertumbuhan dan perkembangan setelah lahir

9
A. Pertumbuhan dan Perkembangan Balita
1.Ciri-ciri fisik

Usia Pertumbuhan Perkembangan


Tinggi Berat Motorik Kognitif
Badan Badan
0–3 45–65 3–5 kg Menggerakkan Mulai mengenal suara, bentuk benda dan
bulan cm beberapa bagian warna.
tubuh seperti
tangan, kepala,
dan mulai belajar
memiringkan
tubuh.
6–9 64- 70 7–9 kg Dapat Mengoceh, sudah mengenal wajah
bulan cm menegakkan seseorang, bisa membedakan
kepala, belajar suara, belajar makan dan mengunyah
tengkurap sampai
dengan duduk
(pada usia 8 – 9
bulan), dan
memainkan ibu
jari kaki.
12–18 74–81 10–11 Belajar berjalan Mulai belajar berbicara, mempunyai
bulan cm kg dan berlari, ketertarikan terhadap jenis-jenis benda,
mulai bermain, dan mulai muncul rasa ingin tahu.
dan koordinasi
mata semakin
baik.
2–3 86–96 12–15 Sudah pandai Keterampilan tangan mulai membaik,
tahun cm kg berlari, pada usia 3 tahun belajar menggunting
berolahraga, dan kertas, belajar
dapat meloncat menyanyi, dan membuat coretan
sederhana.
4–5 100–120 16–22 Dapat berdiri Mulai belajar membaca, berhitung,
tahun cm kg pada satu kaki, menggambar, mewarnai, dan merangkai
mulai dapat kalimat dengan baik.
menari,
melakukan
gerakan olah
tubuh,
keseimbangan
tubuh mulai
membaik.

10
2. Ciri-ciri Psikologis
Usia Ciri-ciri Psikologis Balita (bawah lima tahun)
0-5 Mulai mengenal lingkungan. Membutuhkan perhatian khusus dari orang tua.
tahun Senang bermain. Bersifat kekanak-kanakan (manja). Cenderung keras kepala.
Suka menolak perintah. Membutuhkan zat gizi yang banyak. Hormon
pertumbuhan dihasilkan secara meningkat.

B. Pertumbuhan dan Perkembangan masa anak-anak


1. Ciri-ciri fisik
Pertumbuhan Perkembangan
Usia Tinggi Berat Motorik Kognitif
Badan Badan
6–8 tahun 120– 21–27 Mampu Menggambar
130 kg meloncati tali dengan bentuk
cm setinggi 25 cm, proporsional,
belajar naik memakai dan
sepeda. mengancingkan
baju, menulis, lancar
membaca, tangkas
dalam berhitung,
belajar bahasa asing,
belajar memainkan
alat musik.
9–10 tahun 131– 28–33 Melakukan Pandai menyanyi,
145 kg olah raga mampu membuat
cm permainan sebuah karangan,
seperti Menyerap
bulutangkis, pelajaran dengan
sepak bola, optimal, mulai
tangkas belajar berdiskusi
bersepeda. dan mengemukakan
pendapat.

2. Ciri-ciri Psikologis

Usia Ciri-ciri Psikologis


6 – 12 Gigi susu mulai tanggal dan gigi permanen mulai tumbuh. Pertumbuhan jiwanya
tahun relatif stabil. Daya ingat kuat, mematuhi segala perintah gurunya. Mudah
menghafal tetapi juga mudah melupakan. Sifat keras kepala mulai berkurang dan
lebih dapat menerima, pengertian karena kemampuan logikanya mulai
berkembang.

11
C. Pertumbuhan dan Perkembangan masa remaja (puber)
1. Ciri-ciri fisik
Perbedaan Laki-laki Perempuan
Usia 11 – 16 tahun 10 – 15 tahun
Ciri khusus Terjadi mimpi basah Mengalami menstruasi
Ciri – ciri tumbuhnya kumis dan payudara tumbuh membesar, tumbuhnya rambut
kelamin jambang, tumbuhnya di ketiak dan di sekitar alat kelamin, serta
sekunder rambut di ketiak dan membesarnya pinggul.
di sekitar alat kelamin,
serta dada menjadi lebih
bidang.

2. Ciri-ciri psikologis

Usia Ciri-ciri Psikologis


Kurang Mulai memperhatikan penampilan. Mudah cemas dan bingung bila adanya
lebih usia perubahan psikis. Tidak mau dibatasi aktivitasnya. Mulai memilih teman yang
10 – 17 cocok. Tidak mau diperlakukan seperti anak kecil. Selalu ingin mencoba hal-
tahun hal baru. Senang meniru idola atau berkhayal. Mulai bersikap kritis. Mulai ada
perubahan bentuk fisik. Mulai menghasilkan hormon reproduksi. Alat kelamin
mulai berkembang. Hormon pertumbuhan masih terus dihasilkan.

C. DEFINISI
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ganas ginjal yang tumbuh dari
sel embrional primitive di ginjal. Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak
yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih
besar atau orang dewasa. Tumor Wilms merupakan tumor ganas intraabdomen yang
tersering pada anak-anak dan tumbuh dengan cepat (progesif).
Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat,
terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima
tahun (Kamus Kedokteran Dorland).
Tumor wilms adalah tumor padat intraabdomen yang paling sering dijumpai
pada anak. Tumor ini merupakan neoplasma embrional dari ginjal, biasanya muncul
sebagai massa asimtomatik di abdomen atas atau pinggang. Tumor sering ditemukan

12
saat orang tua memandikan atau mengenakan baju anaknya atau saat dokter
melakukan pemeriksaan fisik terhadap anak yang tampak sehat (Basuki,2011).

D. ETIOLOGI
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik.Tumor
wilms berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti :
1. WAGR syndrome
Kelainan yang mempengaruhi banyak sistem tubuh diantaranya :
a. Aniridia - bayi lahir tanpa iris mata
b. Genitourinary malformation
c. Retardasi mental
Orang dengan sindrom WAGR memiliki kemungkinan 45 sampai 60 persen
untuk bisa terjadi tumor Wilms, bentuk kanker ginjal yang langka. Jenis kanker
ini paling sering didiagnosis pada anak-anak namun terkadang terlihat pada orang
dewasa.
2. Deny-Drash Syndrome
Sindrom ini menyebabkan kerusakan ginjal sebelum umur 3 tahun dan sangat
langka. Didapati perkembangan genital yang abnormal. Anak dengan sindrom ini
berada dalam resiko tinggi terkena tipe kanker lain, selain Tumor Wilms.
3. Beckwith- Wiedemann Syndrome
Bayi lahir dengan berat badan yang lebih tinggi dari bayi normal, lidah yang
besar, pembesaran organ - organ. Tumor wilms berasal dari proliferasi patologik
blastema metanefron akibat tidak adanya stimulasi yang normal dari duktus
metanefron untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik.
Perkembangan blastema renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi pada
umur kehamilan 8-34 minggu. Beberapa kasus disebabkan karena defek genetik
yang diwariskan dari orang tua. Ada dua gen yang ditemukan mengalami defek
yaitu Wilms Tumor 1 atau Wilms Tumor 2. Dan juga ditemukan kelainan mutasi
di kromosom lain. Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau anggota
keluarga lain yang juga menderita Tumor wilms. Hampir semua kasus unilateral
tidak bersifat keturunan yang berbeda dengan kasus Tumor bilateral. Sekitar 7-
10% kasus Tumor wilms diturunkan secara autosomal dominan.

13
E. KLASIFIKASI
1. Penyebaran tumor wilms menurut TMN sebagai berikut :
a. T : Tumor primer
T1 : Unilateral permukaan ( termasuk ginjal ) < 80 cm
T2 : Unilateral permukaan > 80 cm
T3 : Unilateral ruptur sebelum penanganan
T4 : Bilateral
b. N : Metastasis limfa
N0 : Tidak ditemukan metastasis
N1 : Ada metastasis limfa
c. M : Metastasis jauh
M0 : Tidak ditemukan
M+ : Ada metastasis jauh
2. The National Wilms Tumor Study (NWTS) membagi lima stadium tumor Wilms,
yaitu :
a. Stadium I
Tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus kapsul. Tumor ini
dapat direseksi dengan lengkap.
b. Stadium II
Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam jaringan ginjal dan
sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis dan kelenjar
limfe para-aortal. Tumor masih dapat di reseksi dengan lengkap.
c. Stadium III
Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitatum), misalnya ke hepar,
peritoneum, dan lain-lain.
d. Stadium IV
Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen, paru-paru, otak,
tulang.

F. MANIFESTASI KLINIS
Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri
perut dan hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang
menembus ginjal sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus

14
sistim pelveokalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat
protein tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah :
1. Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-
pembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan
yang akan merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan renin.
2. Anemia
3. Penurunan berat badan
4. Infeksi saluran kencing
5. Malaise
6. Anoreksia

Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya,


seperti aniridia, hemihiperttofi, anomali saluran kemih atau genitalia dan retardasi
mental.

G. PATOFISIOLOGI
Tumor Wilm’s ini terjadi pada parenkim ginjal. Tumor tersebut tumbuh
dengan cepat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuhan tumor
tersebut akan meluas atau menyimpang ke luar renal. Mempunyai gambaran khas
berupa glomerulus dan tubulus yang primitif atau abortif dengan ruangan bowman
yang tidak nyata, dan tubulus abortif di kelilingi stroma sel kumparan.
Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi, tetapi kemudian di
invasi oleh sel tumor. Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau
keabu-abuan homogen,lunak dan encepaloid (menyerupai jaringan ikat). Tumor
tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan di katakan sebagai suatu
massa abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di lakukan palpasi.
Wilms Tumor seperti pada retinoblastoma disebabkan oleh 2 trauma mutasi
pada gen supresor tumor. Mutasi pertama adalah inaktivasi alel pertama dari gen
suppressor tumor yang menyangkut aspek prozigot dan postzigot. Mutasi kedua
adalah inaktivasi alel kedua dari gen tumor supresor spesifik.
Gen WT1 pada kromosom 11p13 adalah gen jaringan spesifik untuk sel
blastema ginjal dan epitel glomerolus dengan dugaan bahwa sel precursor kedua
ginjal merupakan lokasi asal terjadinya Wilms Tumor. Ekspresi WT1 meningkat pada
saat lahir dan menurun ketika ginjal telah makin matur. WT1 merupakan onkogen
yang dominan sehingga bila ada mutasi yang terjadi hanya pada 1 atau 2 alel telah

15
dapat menimbulkan Wilms Tumor. Gen WT2 pada kromosom 11p15 tetap terisolasi
tidak terganggu.
Gambaran klasik tumor Wilms bersifat trifasik, termasuk sel epitel, blastema
dan stroma. Berdasarkan korelasi histologis dan klinis, gambaran histopatologik
tumor Wilms dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu tumor risiko rendah
(favourable), dan tumor risiko tinggi (unfavourable).
Munculnya tumor Wilm’s sejak dalam perkembangan embrio dan akan
tumbuh dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau
pembuluh vena renal dan menyebar ke organ lain.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tumor Wilms harus dicurigai pada setiap anak kecil dengan massa di
abdomen. Pada 10 - 25% kasus, hematuria mikroskopik atau makroskopik memberi
kesan tumor ginjal.
1. IVP → Dengan pemeriksaan IVP tampak distorsi sistem pielokalises (perubahan
bentuk sistem pielokalises) dan sekaligus pemeriksaan ini berguna untuk
mengetahui fungsi ginjal.
2. Foto thoraks merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya
metastasis ke paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien
dengan tumor Wilms bilateral
3. Ultrasonografi → USG merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat
membedakan tumor solid dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan
pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal.
USG juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada potongan sagital
USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak mengalami pembesaran,
lebih predominan digambarkan sebagai massa hiperechoic dan menampakkan
area yang echotekstur heterogenus.
4. CT-Scan → memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor
wilms. Ini meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal terhadap sel ganas
dan mempunyai efek samping yang rendah terhadap sel yang normal.

I. PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan tumor wilms adalah mengusahakan penyembuhan dengan
komplikasi dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya dianjurkan kombinasi

16
pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Dengan terapi kombinasi ini dapat
diharapkan hasil yang memuaskan. Jika secara klinis tumor masih berada dalam
stadium dini dan ginjal di sebelah kontra lateral normal, dilakukan nefrektomi radikal.
Ukuran tumor pada saat datang menentukan cara pengobatan. masing- masing jenis
ditangani secara berbeda, tetapi tujuannya adalah menyingkirkan tumor dan
memberikan kemoterapi atau terapi radiasi yang sesuai. Apabila tumor besar maka
pembedahan definitive mungkin harus di tunda sampai kemoterapi atau radiasi
selesai. Kemoterapi dapat memperkecil tumor dan memungkinkan reaksi yang lebih
akurat dan aman.

Penatalaksanaan Medis :
1. Farmakologi
Terapi sitostatika dapat diberikan pra maupun pasca bedah didasarkan penelitian
sekitar 16-32% dari tumor yang mudah ruptur. Biasanya, jika diberikan prabedah
selama 4 – 8 minggu. Jadi tujuan pemberian terapi adalah untuk menurunkan
resiko ruptur intraoperatif dan mengecilkan massa tumor sehingga lebih midah
direseksi total.
Ada lima macam obat sitostatika yang terbukti efektif dalam pengobatan tumor
Wilms, yaitu Aktinomisin D, Vinkristin, Adriamisin, Cisplatin dan siklofosfamid.
Mekanisme kerja obat tersebut adalah menghambat sintesa DNA sehingga
pembentukan protein tidak terjadi akibat tidak terbentuknya sintesa RNA di
sitoplasma kanker, sehingga pembelahan sel-sel kanker tidak terjadi.
a. Aktinomisin D
Golongan antibiotika yang berasal dari spesies Streptomyces, diberikan lima
hari berturut-turut dengan dosis 15 mg/KgBB/hari secara intravena. Dosis total
tidak melebihi 500 mikrogram. Aktinomisin D bersama dengan vinkristin
selalu digunakan sebagai terapi prabedah.
b. Vincristine
Golongan alkaloid murni dari tanaman Vina rossa, biasanya diberikan dalam
satu dosis 1,5 mg/m2 setiap minggu secara intravena (tidak lebih dari 2
mg/m2). Bila melebihi dosis dapat menimbulkan neurotoksis, bersifat iritatif,
hindarkan agar tidak terjadi ekstravasasi pada waktu pemberian secara
intravena. Vinkristin dapat dikombinasi dengan obat lain karena jarang

17
menyebabkan depresi hematologi, sedangkan bila digunakan sebagai obat
tunggal dapat menyebab relaps.
c. Adriamisin
Golongan antibiotika antrasiklin diisolasi dari streptomyces pencetius,
diberikan secara intravena dengan dosis 20 mg/m2/hari selama tiga hari
berturut-turut. Dosis maksimal 250 mg/m2. obat ini tidak dapat melewati
sawar otak dapat menimbulkan toksisitas pada miokard bila melebihi dosis.
Dapat dikombinasi dengan Aktinomisin D.
d. Cisplatin
Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari atau 20 mg/m2/hari
selama lima hari berturut-turut.
e. Cyclophospamide
Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250 – 1800 mg/m2/hari secara
intravena dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral 100-300 mg/m2/hari.
2. Non Farmakologi
a. Pembedahan
1) Keperawatan perioperatif
Karena banyak anak dengan tumor wilms mungkin mendapat obat
kemoterapi kardiotoksik, maka mereka harus diperiksa oleh ahli onkologi
dan di izinkan untuk menjalani operasi. Mereka perlu menjalani
pemeriksaan jantung yang menyeluruh untuk menentukan status fungsi
jantung. Tumor wilms jangan di palpasi untuk menghindari rupture dan
pecahnya sel-sel tumor. Pasien di letakkan dalam posisi telentang dengan
sebuah gulungan di bawah sisi yang terkena. Seluruh abdomen dan dada
di bersihkan.
2) Hasil akhir pada pasien pascaoperatif
Pasien tumor wilms menerima kemoterapi dan terapi radiasi yang
sesuai dengan lesi. Gambaran histologik lesi merupakan suatu indicator
penting untuk prognosis, karena gambaran tersebut menentukan derajat
anaplasia. Anak yan histologiknya relative baik. Maka memiliki prognosis
baik. Sedangkan anak yang gambaran histologiknya buruk, maka memilii
prognosis buruk. Terapi dibuat sespesifik mungkin untuk masing-masing
anak, karena terapi yang lebih sedikit menghasilkan kualitas hidup yang
lebih baik dengan lebih sedikit efek sampingnya.

18
Nefrektomi radikal dilakukan bila tumor belum melewati garis
tengah dan belum menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar limfe
retroperitoneal total tidak perlu dilakukan tetapi biopsi kelenjar di daerah
hilus dan paraaorta sebaiknya dilakukan. Pada pembedahan perlu
diperhatikan ginjal kontralateral karena kemungkinan lesi bilateral cukup
tinggi. Apabila ditemukan penjalaran tumor ke vena kava, tumor tersebut
harus diangkat.
3) Radioterapi
Tumor Wilms dikenal sebagai tumor yang radiosensitif, tapi
radioterapi dapat mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan
penyulit jantung, hati dan paru. Karena itu radioterapi hanya diberikan
pada penderita dengan tumor yang termasuk golongan patologi prognosis
buruk atau stadium III dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah juga
diberikan radioterapi. Radioterapi dapat juga digunakan untuk metastase
ke paru, otak, hepar serta tulang.

Penatalaksanaan Non Medis :


1. Pendidikan Kesehatan
a. Memberikan informasi tentang proses / kondisi penyakit, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan
b. Memberikan informasi kepada orang tua baik pada saat mengandung agar
mengkonsumsi makanan yang bergizi supaya pembentukan organ janin dapat
terbentuk secara sempurna
c. Memberikan informasi mengenai gizi yang baik dan tidak baik kepada orang tua
d. Anjurkan orang tua agar selalu mebiasakan anak untuk minumsecara berkala,
dan tidak menahan buang air kecil agar fungsi pengeluarannya tetap terjaga
dengan baik.
2. Kebutuhan diet / nutrisi
a. Melakukan pemasangan infus untuk menjaga keseimbangan cairan pasien
b. Menghindari makanan yang siap saji seperti makanan kaleng, olahan dalam
kemasan, serta garam.
c. Anjurkan anak untuk makan sayur-sayuran dan buah-buahan
d. Anjurkan anak untuk minum susu, dan daging yang tidak kaleng agar fosfor
dalam tubuhnya terpenuhi sehingga anak tidak mudah lemas.

19
e. Pastikan untuk memantau pemasukan dan pengeluaran cairan pada anak.
f. Jika anak mengalami penurunan nafsu makan berikan anak makanan yang
disukai, dan pastikan makanan tersebut baik untuk kesehatan anak.
3. Kebutuhan aktivitas / latihan
a. Mengalihkan rasa nyeri yang dihadapi klien dengan menggunakan teknik
relaksasi dan distraksi seperti tarik nafas dalam, mendegarkan music, menonton
televisi.
b. Membantu aktivitas anak karena sebagian besar terganggu dengan adanya tumor
diperut
c. Melakukan kompres untuk menurunkan suhu
d. Memantau anak pada saat melakukan aktivitas yang dianggap terlalu berat dan
melelahkan karena dapat mengurangi energi tubuh dalam anak ketika tubuhnya
tidak terlalu mampu untuk melakukan aktivitas berat

20
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
WILLEM’S TUMOR

A. Pengkajian
a. Identitas : Menanyakan nama, jenis kelamin ,alamat, nomor telepon yang bisa
dihubungi
b. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar perut.
Tidak nafsu makan, mual , muntah dan diare. Badan panas hanya sutu hari
pertama sakit.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau gejala-
gejala tumor wilms
d. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayata keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor
sebelumnya
e. Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan TTV klien, dan mengobservasi head to too dan yang
harus di perhatikan adalah palpasi abdomen yang cermat dan pengukuran tekanan
darah pada keempat ektremitas. Tumor dapat memproduksi renin atau
menyebabkan kompresi vaskuler sehingga mengakibatkan hipertensi. Deskripsi
yang rinci mengenai kelainan traktus urinarius dan adanya aniridia atau
hemihipertrofi juga perlu dicari.
f. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium tidak banyak membantu, hanya dapat ditemukan
laju endap darah yang meninggi dan kadang kadang ditemukan hematuria. Bila
kedua kelainan labolatorium ini ditemukan, maka prognosis diagnosa buruk.
2. Pada foto polos abdomen akan tampak masa jaringan lunak dan jarang
ditemukan klasifikasi didalamnya
3. Pemeriksaan pielografi intravena dapat memperlihatkan gambaran distori,
penekanan dan pemanjangan susunan pelvis dan kalises.

21
4. Dari pemeriksaan renoarteriogram didaptkan gambaran arteri yang memasuki
masa tumor. Foto thoraks dibuat untuk mencari metastasi kedalam paru-paru.
g. Pengkajian pola sehari-hari
1. Pola nutrisi dan metabolic
Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi kelebihan
beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema pada sekitar mata
dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena adanya depresi
sistem imun. Adanya mual , muntah dan anoreksia menyebabkan intake
nutrisi yang tidak adekuat. BB meningkat karena adanya edema. Perlukaan
pada kulit dapat terjadi karena uremia.
2. Pola eliminasi
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri : gangguan pada glumerulus
menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresi dan terjadi
penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus yang tidak mengalami
gangguan yang menyebabkan oliguria sampai anuria ,proteinuri, hematuria.
3. Pola Aktifitas dan latihan
Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan klien perlu istirahat karena
adanya kelainan jantung dan dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan
mobilisasi duduk dimulai bila tekanan ddarah sudah normal selama 1 minggu.
Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada, pengggunaan
otot bantu napas, teraba , auskultasi terdengar rales dan krekels , pasien
mengeluh sesak, frekuensi napas.
Kelebihan beban sirkulasi dapat menyebabkan pemmbesaran jantung
(Dispnea, ortopnea dan pasien terlihat lemah), anemia dan hipertensi yang juga
disebabkan oleh spasme pembuluh darah. Hipertensi yang menetap dapat
menyebabkan gagal jantung. Hipertensi ensefalopati merupakan gejala
serebrum karena hipertensi dengan gejala penglihatan kabur, pusing, muntah,
dan kejang-kejang.
4. Pola tidur dan istirahat
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya
uremia. keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
5. Kognitif & perseptual

22
Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar dan rasa gatal.
Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati hipertensi.
Hipertemi terjadi pada hari pertama sakit dan ditemukan bila ada infeksi
karena inumnitas yang menurun.
6. Persepsi diri
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah dan edema dan
perawatan yang lama. Anak berharap dapat sembuh kembali seperti semula
7. Hubungan peran
Anak tidak dibesuk oleh teman – temannya karena jauh dan lingkungan
perawatan yang baru serta kondisi kritis menyebabkan anak banyak diam.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre operasi:
a. Nyeri b.d peregangan kapsula ginjal
b. Gangguan perfusi jaringan b.d anemia, gangguan pembentukan eritropoetin
Post Op
a. Nyeri b.d trauma incisi pembedahan nefrektomi
b. Resiko kekurangan volume cairan b.d pembatasan masukan cairan selama pre dan
post operasi
c. Resiko infeksi b.d port de entri bakteri pasca pembedahan

J. INTERVENSI KEPERAWATAN
Pre operasi:
Nyeri b.d peregangan kapsula ginjal
Tujuan : Setelah dilakukan kperawatan selama 1x30 menit diharapkan nyeri pasien
berkurang
Kriteria Hasil:
a. Secara Subjektif pasien menyatakan nyerinya berkurang-hilang
b. TTV pasien normal
TD: 120/80 mmhg, T: 36-370C, RR: 16-20x/menit, N: 60-100x/menit
c. Wajah pasien terlihat rileks tidak meringis
d. Skala nyeri pasien 1-3

23
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Memeberikan terapi 1. Panas mempunyai
panas untuk sendi-sendi efek meningkatkan sirkulasi,
otot-otot menjadi rileks dan
menurunkan kekakuan serta
merangsang endorphin
2.
2. Observasi nyeri dengan 2. Mengetahui tingkat nyeri
pendekatan PQRST dan penyebarannya sehingga
dapat menentukan intervensi

Health Education
3. Ajarkan teknik relaksasi 3. merelaksasikan otot-
untuk nafas dalam otot sehingga nyeri berkurang
Observasi
4. Observasi nyeri dengan 4. Mengetahui tingkat nyeri setelah
pendekatan PQRST serta diberikan beberapa intervensi
Perkembangan nyeri apakah
menyebar ke area lain
5. Observasi TTV pasien 5. Peningkatan TTV pasien
menunjukkan reflek patologis
terhadap nyeri

Kolaborasi
6. Berikan analgetik sesuai 6. Analgetik efektif
terapi dokter. untuk mengurangi dan
mengatasi rasa nyeri

Post Operasi
a. Nyeri b.d trauma incisi pembedahan nefrektomi
Tujuan : Setelah dilakukan kperawatan selama 1x30 menit diharapkan nyeri pasien
berkurang
Kriteria Hasil:
1. Secara Subjektif pasien menyatakan nyerinya berkurang-hilang
2. TTV pasien normal
3. TD: 120/80 mmHg, T: 36-370C, RR: 16-20/menit, N: 60-100/menit
4. Wajah pasien terlihat rileks tidak meringis
24
5. Skala nyeri pasien 1-3

Intervensi Rasional
Mandiri 1. Panas mempunyai
1. Memeberikan terapi panas efek meningkatkan sirkulasi,
untuk sendi-sendi otot-otot menjadi rileks dan
menurunkan kekakuan serta
2. Observasi nyeri dengan merangsang endorphin
pendekatan PQRST 2. Mengetahui tingkat nyeri
dan penyebarannya sehingga
dapat menentukan intervensi

Health Education
3. Ajarkan teknik relaksasi 3. merelaksasikan otot-
untuk nafas dalam otot sehingga nyeri berkurang
.
Observasi
4. Observasi nyeri dengan 4. Mengetahui tingkat nyeri setelah
pendekatan PQRST serta diberikan beberapa intervensi
Perkembangan nyeri apakah
menyebar ke area lain
5. Observasi TTV pasien 5. Peningkatan TTV pasien
menunjukkan reflek patologis
terhadap nyeri

Kolaborasi
6. Berikan analgetik sesuai 6. Analgetik efektif
terapi dokter. untuk mengurangi dan
mengatasi rasa nyeri

b. Resiko kekurangan volume cairan b.d pembatasan masukan cairan selama pre
dan post operasi.
Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperwatan selama 1 x 24 jam volume cairan
pasien dapat seimbang
Kriteria hasil ::
1. Intake dan output seimbang
2. TTV normal

25
TD: 120/80 mmHg, Nadi : 60 – 100x/menit, RR : 16 – 24x/menit, S: 36,5-
37,50C.

Intervensi Rasional
Mandiri
1. Berikan cairan IV 1. Menggatikan kehilangan cairan dan
natrium untuk mencegah dehidrasi
2. Membandingkan keluaran aktual
2. Awasi pemasukan dan
pengeluaran cairan
Observasi
3. Observasi tanda – Indikator hidrasi
3. dan kebutuhan
tanda vital intervensi
Health Education
4. Dorong peningkatan Pengurangan cadangan dan
pemasukan oral peningkatan resiko deihdrasi
berdasarkan
kebutuhann

c. Resiko infeksi b.d port de entri bakteri pasca pembedahan


Tujuan: Dalam 2x24 jam, diharapkan tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka post
operasi
Kriteria hasil:
1. Insisi kering dan penyembuhan mulai terjadi.
2. TTV normal
3. TD: 120/80 mmHg, Nadi : 60 – 100x/menit, RR : 16 – 24x/menit , S: 36,5-
37,5℃
TD: 120 mmHg
Leukosit normal 4000-11.000/mm3
Tidak ada pus/nanah

26
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Kaji suhu tiap 4 jam 1. Peningkatan suhu
menandakan adanya infeksi
2. Pertahankan tehnik steril
untuk mengganti balutan 2. Menghindari infeksi silang.
dan perawatan luka

Health Education
3. Anjurkan klien untuk 3. Menghindarkan infeksi.
menghindari atau
menyentuk insisi

Observasi
4. Kaji dan laporkan tanda dan 4. Mengintervensi tindakan
gejala infeksi luka (demam, selanjutnya
kemerahan, bengkak, nyeri
tekan dan pus)

27
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nefroblastoma adalah tumor ginjal yang banyak menyerang anak berusia
kurang dari 10 tahun,dan paling sering dijumpai pada umur 3,5 tahun.tumor ini
merupakan tumor urogenitalia yang paling banyak menyerang anak-anak.kurang lebih
10% tumor ini menyerang kedua ginjal secara bersamaan.(Basuki,2011)
Tumor wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat tidak
adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron. Biasanya pasien dibawa ke
dokter oleh orang tuanya karena diketahui perutnya membucit ,ada benjolan di perut
sebelah atas,atau diketahui kencing berdarah.
Tindakan operasi merupakan tindakan untuk terapi sekaligus penentuan stadium
tumor. Berdasarkan rekomendasi NWTSG, nefrektomi primer dikerjakan pada semua
keadaan kecuali pada tumor unilateral yang unresectable, tumor bilateral dan tumor
yang sudah berekstensi ke vena cava inferior di atas vena hepatica.

B. Saran
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan
memahami pada sebenarnya penyakit spondilitis ankilosis itu dan dapat menjelaskan
pada orang-orang ada di sekitarnya,dan juga dapat mengomentari isi dari makalah
ini,mungkin dalam makalan ini terdapat kesalahan baik dari kata-kata maupun dari
segi peraturan pembuatan makalah.

28
DAFTAR PUSTAKA

Dorland, W. N. (2008). Kamus Saku Kedokteran Dorland (28 ed.). (Y. B.. Hartanto, W.
K. Nirmala, Ardy, & S. Setiono, Eds.) Jakarta: Elsevier.
Grace, Price A. 2007. At Glance ilmu bedah edisi 3. Airlangga: Jakarta
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Purnomo, Basuki B.2011.Dasar-dasar urologi. Saging Seto: Malang
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
http://community.um.ac.id/showthread.php?75057-Hakikat-pertumbuhan-dan-
perkembangan-peserta-didik.

29

Anda mungkin juga menyukai