Anda di halaman 1dari 2

Tema : Gambaran Pengetahuan Ibu terhadap Status Gizi Anak Usia dibawah 5 Tahun

Melihat isu dan tren saat ini, saya banyak melihat informasi baik dalam bentuk spanduk
baliho dan poster-poster baik itu dilingkungan sekolah maupun disekitar lingkungan Puskesmas
dan Rumah Sakit mengenai stunting pada anak-anak. Selain hal itu juga dari beberapa
pengalaman saya pada saat berdinas RLE IV di Puskesmas dan pada saat program posyandu
dilaksanakan saya sempat berkomunikasi dengan beberapa ibu-ibu mengenai informasi tetang
gizi pada anaknya, dan pada saat itu beberapa ibu-ibu tersebut menjawab bahwa untuk gizi pada
anak lebih sering hanya melihat timbangan pada saat di posyandu dan bentuk tubuhnya saja,
serta untuk makanan sendiri menyesuaikan lauk yang dibeli, terkadang anak susah untuk makan
karena ada beberapa lauk yang kurang disenangi sehingga tidak mau makan, dan susah untuk
dibujuk dan lebih senang untuk berbelanja makanan ringan di warung. Kita mengetahui bahwa
anak-anak sangat membutuhkan gizi yang optimal dan baik bagi masa pertumbuhan dan
perkembangananya tetapi harus didukung juga oleh peran orang tua dalam mengetahui informasi
gizi yang baik pada anak meskipun dilain sisi hal pengetahuan ini juga memperhatikan aspek
dari segi pendidikan, pekerjaan, usia serta penghasilan keluarga, tetapi aspek-aspek tersebut tidak
menjadi halangan dalam memberikan asupan gizi yang baik bagi anak.

Untuk membawa perubahan dalam pengetahuan di ibu tentang gizi upaya yang dilakukan
yaitu menilai pengetahuan ibu dan memperbaikinya berdasarkan latar belakang yang dimiliki.
Anak-anak adalah masa depan masyarakat dan ibu sebagai wali dari masa depan tersebut. Oleh
karena itu untuk memastikan masa depan yang aman dari setiap kesehatan masyarakat dan gizi
anak-anak mereka membutuhkan perlindungan. Anak-anak di bawah usia lima tahun
memerlukan perhatian yang besar, karena ini adalah masa pertumbuhan dan perkembangan yang
cepat, yang membuat mereka sangat rentan terhadap kekurangan gizi. Malnutrisi pada tahap ini
telah mencapai konsekuensi pada masa depan anak dengan perkembangan fisik dan mental parah
yang dapat mempengaruhi anak.. Permasalahan gizi saat ini dalam pembangunan kependudukan
merupakan masalah yang utama dalam tatanan kependudukan didunia. Oleh karena itu
permasalahan ini harus menjadi sasaran penting dalam mengurangi angka balita yang
mempunyai gizi kurang dan gizi buruk.

Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang masih belum dapat ditangani
(Supariasa, 2016). Asupan gizi saat balita sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak dimasa
yang akan dating bai secara fisik maupun tingkat kecerdasannya (Putri, 2015). Menurut WHO,
sebanyak 54% dari kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk.
Kesehatan anak adalah hal yang sangat penting sehubungan dengan usia, fisiologis, psikologis
dan intelektual dan juga tidak adanya gejala penyakit. Asupan gizi yang tidak memadai dan tidak
seimbang merupakan masalah bagi pertumbuhan dan perkembangan, dan itu bisa menyebabkan
banyak masalah kesehatan.Gizi dianggap sebagai faktor penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Ibu adalah orang utama untuk mengurus anak, terutama pasca melahirkan ibu sudah
memberikan gizi yaitu ASI kepada anaknya. Perawatan ibu kepaa anaknya dalam memberikan
gizi bervariasi tergantung pada pengetahuan ibu tentang gizi dan kesehatan. Dalam hal ini,
tingkat penngetahuan ibu sangat mempengaruhi pada perawatan anak. Penurut Surjaweni (2014)
pengetahuan merupakan suatu landasan berfikir manusia dalam melakukan suatu hal yang
berkaitan dengan pencarian jawaban atas pertanyaan yang ada, seperti berkaitan dengan status
gizi anak atau balita. Status gizi yang baik merupakan syarat utama terwujudnya sumber daya
manusia yang berkualitas, khususnya terhadap balita. Balita yang mengalami gangguan atau
kekurangan gizi pada usia dini akan mengganggu tumbuh kembang, menyebabkan kesakitan dan
kematian. Gangguan gizi pada umumnya disebabkan oleh kurangnya asupan gizi, infeksi dan
yang paling penting adalah kurangnya perhatian orang tua (Junaidi, 2012).

Melihat kenyataan seperti ini saya merasa tertarik untuk meneliti masalah ini. Karena
menurut saya pengetahuan ibu terhadap pentingnya status gizi pada anak dapat meningkatkan
status gizi yang baik dan optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak diusia selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai