Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR SISTEM TELEKOMUNIKASI


“SECOND ORDER ACTIVE LOW PASS FILTER”

DISUSUN OLEH:
 GRACIA GITAVANNI (125874221)
 ILDA NURIDA (125874255)
 NIRWANA RAMADHANI (125874274)

SI TEKNIK ELEKTRO-B 2012

PRODI SI TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2013
A. Judul
Second Order Active Low Pass Filter

B. Tujuan Percobaan
1. Untuk merancang second order active low pass filter untuk frekuensi cutoff 100Hz-
50KHz.
2. Mahasiswa dapat menganalisa hasil pengamatan dari percobaannya.

C. Kajian Teori
Filter listrik sering disebut rangkaian frekuensi-selektif yang melewati sebuah band
frekuensi tertentu dan blok atau melemahkan sinyal frekuensi di luar band.
Filter dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara :
(1) Analog atau Digital
(2) Pasif atau aktif
(3) Audio (AF) atau Frekuensi Radio (RF)

Filter analog dirancang untuk memproses sinyal analog.


Filter digital memproses sinyal analog dengan menggunakan teknik digital.
Filter pasif terdiri dari resistor, kapasitor, dan induktor.
Filter aktif menggunakan transistor atau op-amp selain resistor dan kapasitor.

Jenis dari elemen yang digunakan menentukan rentang frekuensi operasi di suatu
filter. Sebagai contoh filter RC biasanya digunakan untuk audio atau operasi frekuensi
rendah, sedangkan LC atau filter kristal bekerja pada RF atau frekuensi tinggi.
Terutama karena nilai Q tinggi, kristal menyediakan operasi yang lebih stabil pada
frekuensi yang lebih tinggi. Di frekuensi audio, induktor sering tidak digunakan
karena mereka sangat besar, mahal dan mungkin menghilangkan lebih banyak daya.
Induktor juga memancarkan medan magnet.
Sebuah filter aktif menawarkan keuntungan sebagai berikut atas filter pasif.
1. Penguatan rasio antara output dan input (gain) dan fleksibilitas penyesuaian
frekuensi: karena op-amp mampu memberikan gain (rasio) sinyal input tidak
dilemahkan karena merupakan filter pasif. Di samping itu, filter aktif lebih
mudah untuk disesuaikan atau menyesuaikan.
Tidak ada masalah pemuatan: karena resistansi masukan yang tinggi dan resistansi
keluaran rendah jika op-amp, filter aktif tidak menyebabkan pemuatan sumber atau
beban.
2. Biaya: filter aktif biasanya lebih ekonomis daripada filter pasif. Ini adalah
karena lebih murah op-amp dan tidak adanya indicator.
Aplikasi: radio, televisi, telepon, radar, jarak satelit dan peralatan biomedis.
Filter yang paling sering digunakan adalah :
1. Low-pass filter
2. High-pass filter
3. Band-pass filter
4. Band-reject filter
5. All-pass filter

Low Pass Filter memiliki tegangan output konstan dari (0Hz), sampai frekuensi Cut-
off ditentukan, (ƒc) titik. Titik frekuensi cut-off adalah 0,707 atau-3dB (dB =-20Log
Vout / Vin) dari gain tegangan diizinkan untuk lulus. Rentang frekuensi "di bawah"
ini ƒc cut-off point umumnya dikenal sebagai Band Pass sebagai sinyal input
diperbolehkan untuk melewati filter.
Rentang frekuensi "di atas" titik cut-off umumnya dikenal sebagai Band Stop sebagai
sinyal input diblokir atau dihentikan dari melewati. Sebuah rangkaian sederhana untuk
low pass filter dapat dibuat dengan menggunakan sebuah resistor tunggal di seri
dengan kapasitor non-terpolarisasi tunggal (atau komponen reaktif tunggal) di sebuah
sinyal input Vin, sementara output sinyal Vout diambil dari seluruh kapasitor.
Frekuensi cut-off atau-3dB, dapat ditemukan dengan menggunakan rumus, ƒc = 1 /
(2πRC). Sudut fase dari sinyal output pada ƒc dan-45o untuk Low Pass Filter.
Keuntungan dari filter atau penyaring dalam hal ini, umumnya dinyatakan dalam
Decibel dan merupakan fungsi dari nilai output dibagi dengan nilai input yang sesuai
dan diberikan sebagai: Gain in dB = 20 log vout / vin.
Aplikasi pasif Filter Low Pass berada di amplifier audio dan sistem speaker untuk
mengarahkan sinyal frekuensi bass yang lebih rendah untuk speaker bass yang lebih
besar atau untuk mengurangi noise frekuensi tinggi atau "mendesis" distorsi jenis. Bila
digunakan seperti ini di aplikasi audio filter lolos rendah kadang disebut "high-cut",
atau "cut treble" filter. Jika kita membalikkan posisi dari resistor dan kapasitor dalam
rangkaian sehingga tegangan keluaran sekarang diambil dari resistor, kita akan
memiliki sirkuit yang menghasilkan frekuensi output kurva respons yang sama dengan
yang dari Filter High Pass, dan ini dibahas di tutorial berikutnya.
Singkatnya Filter Low Pass (LPF) adalah sebuah rangkaian yang tegangan
keluarannya tetap dari DC naik sampai ke suatu frekuensi cut-off fc. Bersama naiknya
frekuensi di atas fc, tegangan keluarannya diperlemah (turun). Low Pass Filter adalah
jenis filter yang melewatkan frekuensi rendah serta meredam atau menahan frekuensi
tinggi. Bentuk respon LPF seperti ditunjukkan gambar di bawah ini.

Pita Lewat: Jangkauan frekuensi yang dipancarkan


Pita Stop: Jangkauan frekuensi yang diperlemah.
Frekuensi cutoff (fc) : disebut frekuensi 0.707, frekuensi 3-dB, frekuensi pojok, atau
frekuensi putus.
Diagram Blok :

Pada dasarnya Transceiver tebagi menjadi tiga bagian utama yaitu Bagian Vfo dan
Bfo Bagian Transmitter (pemancar) Dan Bagian Receiver (penerima), dimana terdapat
beberapa blok khusus yang digunakan untuk kedua jalur tersebut baik Transmiter atau
Receiver. Sederhana sekali dalam merkit Transceiver ini alat yang kita Pergunakan
hanya Multi tester, RF Probe, SWR dan Power Meter, 1Kc Af Tone Generator dan
Radio HF SSB multi Band berfungsi sebagai monitor Frekwensi BFO, VFO,
memonitor Balance Modulator sekaligus Exciter baik pada transmitter atau
Receivernya karena tidak memiliki Frekuensi Counter.
D. Alat dan Bahan
 1 buah IC op-amp µA741
 1 buah CRO
 1 buah signal generator
 1 buah resistor 5.6 kΩ
 1 buah resistor 10 kΩ
 2 buah resistor 3.3 kΩ
 2 buah kapasitor 0.01µF

E. Prosedur
1. Koneksi Ckt dibuat seperti yang ditunjukkan pada gambar tersebut.
2. Tegangan Input dijaga konstan pada 2V.
3. Frekuensi masukan bervariasi dari 100Hz sampai 50KHz.
4. Pada setiap data percobaan output diukur.
5. Gain dalam dB dihitung dengan menggunakan rumus Af = 20 log vo/vi
6. Grafik keuntungan v/s frekuensi diplot pada lembar grafik.
7. Frekuensi yang lebih tinggi, tingkat roll-off cut-off dihitung dan dibandingkan
dengan nilai-nilai teoritis.

F. Skema Rangkaian
Desain :-
Let Af= 1,568 & fc = 5 KHz = 5 . 103 Hz
Rf = 5,6 kΩ
R1 = 10 kΩ
Af = 1 + (Rf/R1)
= 1 + (5,5/ 10)
= 1 + 0,56
= 1,56
Maka :
Fc = 1 / 2Πrc ; C = 0,01 μ F = 0,01 . 10-6 F
Mencari R = 1 / 2Πrc
= 1 / 2π.5x103.0,01x10-3
= 3,3 kΩ

G. Data Percobaan
Kolom tabel :-
Tegangan masukan , vin = 2Vpp x 1 V/div = 2V
F in Hz Vout Gain A = vo/vin Af = 20 log vo/vin
Gain A = Vo/Vin Af = 20 log vo/vin
100 Hz 2,819 V = 2,819/2 = 20 log 1,4095
= 1,4095 dB = 2,981
Gain A = Vo/Vin Af = 20 log vo/vin
200 Hz 2,79 V = 2,79/2 = 20 log 1,395
= 1,395 dB = 2,89148

Gain A = Vo/Vin Af = 20 log vo/vin


300 Hz 2,747 V = /2 = 20 log
= dB =

Gain A = Vo/Vin Af = 20 log vo/vin


400 Hz V = /2 = 20 log
= dB =

Gain A = Vo/Vin Af = 20 log vo/vin


500 Hz 2,634 V
= 2,634/2 = 20 log 1,317 = 2,391
= 1,317 dB
Gain A = Vo/Vin Af = 20 log vo/vin
600 Hz V = /2 = 20 log
= dB =

Gain A = Vo/Vin Af = 20 log vo/vin


700 Hz V = /2 = 20 log
= dB =

Gain A = Vo/Vin Af = 20 log vo/vin


800 Hz V = /2 = 20 log
= dB =

Gain A = Vo/Vin Af = 20 log vo/vin


900 Hz V = /2 = 20 log
= dB =

Gain A = Vo/Vin Af = 20 log vo/vin


1000 Hz 2,337 V = 2,337/2 = 20 log 1,1685
= 1,1685 dB = 1,353
Gain A = Vo/Vin Af = 20 log vo/vin
5000 Hz 1,087 V = 1,087/2 = 20 log 0,5435
= 0,5435 dB = -5,296
Gain A = Vo/Vin Af = 20 log vo/vin
10 kHz 0,595 V = 0,595/2 = 20 log 0,2975
= 0,2975 dB = -10,530
Gain A = Vo/Vin Af = 20 log vo/vin
50 kHz 0,123 V = 0,123/2 = 20 log 0,0615
= 0,0615 dB = -24,222
Gain A = Vo/Vin Af = 20 log vo/vin
100 kHz 0,061 V = 0,061/2 = 20 log 0,0305
= 0,0305 dB = -30,314
Gain A = Vo/Vin Af = 20 log vo/vin
500 kHz 0,020 V = 0,020/2 = 20 log 0,01
= 0,01 dB = -40
1000 kHz 0,010 V Gain A = Vo/Vin Af = 20 log vo/vin
= 0,010/2 = 20 log 0,005
= 0,005 dB = -46,02
Gain A = Vo/Vin Af = 20 log vo/vin
5000 kHz 0V = 0/2 = 20 log 0
= 0 dB =0

Grafik Data Percobaan Low Pass Filter

1.5
1.4
1.3
1.2
1.1
1
Gain (dB)

0.9
0.8 Grafik Low Pass
0.7 Filter
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0

0
10 0
00

00
10

40

70

00
10

00
50

Frequency (Hz)
I. Kesimpulan
Pada saat frekuensi sinyal input lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc) (fin << fc)
maka penguatan tegangan / Gain (G) = 1 atau G=0dB.
Pada saat frekuensi sinyal input sama dengan frekuensi cut-off (fc) (fin = fc) maka ω =
1/RC sehingga penguatan tegangan / Gain (G) menjadi -3 dB atau terjadi pelemahan
tegangan sebesar 3 dB.
Pada saat frekuensi sinyal input lebih tinggi dari frekuensi cut-off (fc) (fin >> fc)
maka besarnya penguatan tegangan (G) = 1/ωRC atau G = -20 log ωRC.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Filter Lolos Rendah (Low Pass Filter, LPF)
hanya meloloskan sinyal dengan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off
(fc) saja.

J. Daftar Pustaka
http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/low-pass-filter-lpf-rc/
http://tmjkeducation.blogspot.com/2012/09/pengertian-low-passfilter.html/

Anda mungkin juga menyukai