Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

FHYLUM ARTHOPODA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2
ANDI MONA FATIRAH SARI F201902009

DESSY UL HIJRAH F201902022

SINARITTA F201902013

NURHAYANI F201902002

KELAS C5NR

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat

dan karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat

waktu.Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan.Baik itu

yang datang dari diri peyusun maupun yang datang dari luar.Namun dengan

penuh kesabaran dan terutama pertolongan Allah SWT akhirnya makalah ini

dapat terselesaikan.Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai

pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.Semoga makalah ini dapat

memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.Walaupun makalah ini

masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 1 November 2019

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan ..................................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Arthopoda.............................................................................. 3
B. Anatomi Arthopoda................................................................................. 3
C. Fisiologi Arthopoda ................................................................................ 4
D. Ciri-ciri Arthopoda .................................................................................. 5
E. Klasifikasi Arthopoda ............................................................................. 6
1. Sub filum ........................................................................................... 6
2. Kelas, Sub Kelas, dan Ordo .............................................................. 7
a. Crustacea ..................................................................................... 8
b. Onychopora ................................................................................. 11
c. Arachnoidea ................................................................................ 11
d. Myriopoda ................................................................................... 13
e. Insecta ......................................................................................... 15
F. Contoh Spesies dan Klasifikasinya ......................................................... 20
1. Kelas Crustacea ................................................................................. 20
2. Kelas Onychopara ............................................................................. 22
3. Kelas Arachnoidea ............................................................................ 23
4. Kelas Myriapoda ............................................................................... 25
5. Kelas Insecta ..................................................................................... 27
G. PERANAN ARTHOPODA .................................................................... 30
BAB III KESIMPULAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hewan merupakan makhluk hidup yang mampu beradaptasi di
berbagai lingkungan. Mereka dapat hidup dilaut, air tawar, kutub, dan padang
pasir (gurun). Berdasarkan kerangka tulang belakangnya hewan di
kelompokkan menjadi dua kelompok utama, yaitu invetebrata (hewan tidak
bertulang belakang) dan vetebrata (bertulang belakang).Berdasarkan
persamaan dan perbedaannya, kelompok hewan invetebrata dikelompokkan
dalam beberapa filum. Hewan-hewan tersebut dikelompokkan ke dalam 9
filum, yaitu : Porifera, Coelentera, Platyhelminthes, Nemathelminthes,
Aannelida, Mollusca, Arthopoda, Echinodermata, Chordata.
Diperkirakan bahwa pupulasi arthotopda di dunia, yang meliputi
krutacea, laba-laba, dan seranggan, berjumlah sekitar 10 individu.Hampir 1
juta spesies Arthopoda telah dideskripsikan, dan sebagian besar adalah
serangga.Pada kenyataannya, dua dari setiap tiga organisme yang dikenal
adalah hewan arthopoda, dan anggota filum tersebut ada hampir pada semua
habitat yang ada di biosfer. Bersadarkan kriteria keanekaragaman,
penyebaran, dan jumlah species, filum arthopoda harud dianggap sebagai
yang paling berhasil diantara semua filum.
Arthopoda merupakan filum terbesar dalam dunia Animalia
yang mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan, kaki seribu dan hewan
mirip lainnya. Arthopoda adalah kelompok hewan beruas-ruas, bersendi dan
bersegmen. Arthopoda satu sama lain dapat dibedakan berdasarkan anggota
tubuh, jumlah alat gerak dan jenis organ pernapasan. Arthopoda termasuk
hewan paling dominan (dari segi jumlah) diantara anggota-anggota kelompok
hewan lainnya.Saat ini diperkirakan terdapat 713.500 jenis arthopoda dengan
jumlah itu diperkirakan 80% yang sudah dikenal (Hurhadi, 2011).

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa dan Bagaimana Pengertian Arthopoda ?
2. Apa Saja Anatomi Arthopoda ?
3. Apa Saja Morfologi Arthopoda?
4. Apa Saja Ciri-ciri Umum Arthopoda?
5. Apa Saja Klasifikasi Arthopoda ?
6. Apa Saja Peranan Arhopoda ?
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian Arthopoda.
2. Untuk Mengetahui Anatomi Arthopoda.
3. Untuk Mengetahui Morfologi Arthopoda.
4. Untuk Mengetahui Ciri-ciri Umum Arthopoda.
5. Untuk Mengetahui Klasifikasi Arthopoda.
6. Untuk Megetahui Peranan Arthopoda.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ARTHOPODA

Gambar 1. Klasifikasi Arthopoda

Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas
dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya
beruas-ruas.Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang
berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui
sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat
sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan
sampai kedalaman 10.000 meter. Tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala (caput),
dada (toraks) dan perut (abdomen). Dimana bentuk tubuh bilateral simetris,
triploblastik coelomata, terlindung oleh rangka luar dari kitin. Arthropoda yang
hidup di air bernafas dengan insang, sedangkan yang hidup di darat bernafas
dengan paru-paru buku atau permukaan kulit dan trakea.Contoh anggota filum
ini antara lain kepiting, udang, serangga, laba-laba, kalajengking, kelabang,
dan kaki seribu, serta spesies-spesies lain yang dikenal hanya berdasarkan fosil.
Habitat hewan anggota filum arthopoda di air dan di darat.
B. ANATOMI ARTHOPODA
Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang
bervariasi. Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang
beruas. Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala),

3
toraks (dada), dan abdomen (perut). Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya
kutikula keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton). Eksoskeleton
tersusun dari kitin yang disekresikan oleh sel kulit. Eksoskeleton melekat pada
kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat.
Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan
oleh ligamen yang fleksibel dan lunak. Eksoskeleton tidak dapat membesar
mengikuti pertumbuhan tubuh. Oleh karena itu, tahap pertumbuhan
Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan eksoskeleton lama dan
pembentukan eksoskeleton baru. Tahap pelepasan eksoskeleton disebut
dengan molting atau ekdisis. Hewan yang biasanya melakukan ekdisis
misalnya kepiting, udang, dan laba-laba.
Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah
sepasang yang berada disepanjang sisi ventral tubuhnya. Pada berbagai tempat
disegmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia.
Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan.
Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak.
Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung,
usus, dan anus. Mulutnya dilengkapi dengan berbagai alat tambahan yang
beragam, misalnya mandibula dan maksila pada belalang.
Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku. Sisa
metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut
saluran/tubula Malpighi, kelenjar ekskresi, atau keduanya. Sistem sirkulasi
Arthropoda bersifat terbuka. Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh
darah pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau
hemosol. Darah Arthropoda disebut juga hemolimfa.
C. MORFOLOGI ARTHOPODA
Kulit terdiri dari zat kitin dan zat kapur yang berfungsi sebagai
eksoskeleton. Pada bagian kepala dan dada terdapat lapisan kulit yang keras,
disebut karapaks. Memilki dua pasang antena. Pada umumnya, memiliki satu
pasang kaki pada setiap ruas tubuh. Pada udang dan kepiting terdapat lima
pasang kaki jalan. Bernafas dengan insang dan ada juga yang yang

4
menggunakan permukaan tubuhnya. Alat ekskresi berupa sepasang badan
yang disebut greenland (kelenjar hijau), terletak pada bagian ventral dari
cefalotoraks di depan esofagus. Bereproduksi secara kawin, jenis kelamun
terpisah. Sistem saraf berupa tangga tali. Alat pencernaan dilengkapi dengan
mulut, esofagus, lambung, usus dan anus. Sistem peredaran darah terbuka.
Beberapa macam tipe mulut pada serangga adalah sebagai berikut:
1) Tipe mulut menggigit dan menusuk
2) mulut mengisap
3) Tipe mulut Menggigit dan menjilat
4) Tipe mulut menggigit
Pada bagian dada terdapat tiga pasang kaki. Sayap terletak pada
segmen kedua dan ketiga dada. Pada bagian perut terdapat lebih kurang
sebelas segmen. Segmen terakhir bermodifikasi menjadi alat genital. Alat
pencernaan memanjang, mulai dari mulut sampai anus. Sistem peredaran
darahnya terbuka.
Serangga bernafas dengan trakea, yaitu berupa berupa saluran
bercabang-cabang sampai pada semua bagian tubuh bagian dalam. Alat
eksresi terdiri ats dua atau lebih pembuluh, disebut pembuluh malpighi.
Sistem saraf tangga tali, terdiri atas berupa ganglion pada tiap-tiap ruas. Indera
penglihatan berupa mata-mata majemuk yang tersusun atas omatidia dan mata
tunggal yang disebut oselus. Pada antena terdapat indera pembau yang disebut
komoreseptor. Jenis kelamin pada hewan anggota filum ini adalah terpisah,
yaitu jantan dan betina.
D. CIRI-CIRI ARTHOPODA
1. Tubuh dan kaki yang beruas-ruas atau berbuku.
2. Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks (dada), dan abdomen
(perut) yang bersegmen-segmen.
3. Bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan tubuhnya
bersegmen.
4. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar
(eksosketelon). Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh

5
sel kulit. Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh
yang kuat.
5. Memiliki organ sensoris yang sudan berkembang, seperti mata,
penciuman, serta antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium.
6. System Saraf tangga tali yang disebut ganglia. Ganglia berfungsi sebagai
pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan.
7. Sistem peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah terbuka
yang tidak memiliki kapiler darah.
8. Alat pencernaan makanan lengkap terdiri atas mulut, kerongkongan usus,
dan anus.
E. KLASIFIKASI FILUM ARTHOPODA
1. Subfilum
Sejak tahun 1990 banyak ahli zoology membagi kelompok
Arthopoda menjadi subfilum Onychophora, subfilum Trilobita, subfilum
Chelicerata, subfilum Uniramia, dan subfilum Crustacea. Pemisahan ini
terutama berdasarkan perbedaan dalam hal struktur dan susunan kaki serta
apendik yang lain, sebagaimana perbedaan embriologi dan anatomi
dalamnya. Bahkan berdasarkan evolusinya, Crustacea dan Uniramia
berasal dari kelompok nenek moyang bentuk cacing yang berbeda.
Filum Arthopoda dibagi menjadi empat subfilum yaitu Trilobita,
Chelicerata, Onychophora, dan Mandibulata.Semua anggota Trilobita
sudah punah tetapi kemungkinan masih ada yang dapat dijumpai pada
Arthopoda primitif.
Subfilum yang pertama yaitu Trilobita merupakan arthopoda
laut yang primitif dan sangat melimpah pada masa Paleozoic, terdiri dari
4000 spesies.Tubuh berukuran 10-675 mm, terbagi atas dua alur
memanjang menjadi tiga cuping.Tubuh dilindungi oleh cangkang
bersegmen yang keras. Kepala jelas terdiri atas empat segmen tubuh,
memiliki sepasang antenula, empat pasang apendik biramus dan sepasang
mata majemuk.Contoh anggota subfilum ini adalah Triarthus eatoni.
Subfilum yang kedua yaitu Chelicerata, tubuhnya dibedakan atas dua

6
bagian yaitu sefalotorak (prosoma) dan abdomen (opisthosoma) (kecuali
Acarina). Memiliki 6 pasang apendik. Tidak memiliki antena atau
manibula. Bagian-bagian mulut dan saluran pencernaan utamanya untuk
fungsi penusuk, beberapa diantaranya memiliki kelenjar racun, respirasi
menggunakan paru-paru buku, trakea atau insang.
Subfilum yang ketiga adalah Onychophora, bentuk tubuhnya
seperti cacing dengan 14-43 pasang kaki (lobopodia) rongga tubuhnya
berupa homocoel. Memiliki kelenjar lumpur yang hasil sekresinya akan
dikeluarkan melalui papilla oral untuk menangkap mangsa atau predator.
Saluran pencernaannya lengkap.Enzim-enzim dilepaskan ke dalam mangsa
selanjtnya zat-zat nutrisi dihisap.Sistem saraf memiliki ganglion, kepala
dan dua tali saraf longitudinal yang membentuk tali tangga. Jantung
berbentuk tubular terletak di sebelah dorsal system sirkulasi terbuka.
Subfilum keempat adalah Mandibilata, karakter spesial yang dimiliki
anggota subfilum ini adalah mandibula dan antenna.
2. Kelas, Sub Kelas, dan Ordo
Secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas
biasnya mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai
sepasang anggota badan (appendages) namun sepasang anggota badan ini
ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan
kebutuhan masing-masing kelompok.
Ciri penting lain adalah kelompok arthropoda tidak mempunyai
struktur tulang di dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur
dinding badan keras yang menutupi tubuh bagian luar untuk melindungi
bagian dalam tubuh yang biasanya disebut eksosekeleton. Bagian paling
luar mempunyai struktur yang paling keras dan diperkuat oleh khitin.
Meskipun keras namun struktur ini masih memungkinkan pergerakan di
tiap ruas.
Arthropoda dapat dibagi menjadi 6 kelas, yaitu Crustacea,
Onychophora, Arachnida, Chilopoda, Diplopoda, dan Insecta.Tetapi

7
kadang-kadang kelas Chilopoda dan Diplopoda dimasukkan ke dalam satu
kelas yaitu Myriapoda. Diuraikan sebagai berikut:

a. Crustacea

Gambar 2. kelas crustacea (Udang dan kepiting)

Sementara Arachnoidea dan serangga berhasil hidup di darat,


sebagian besar krustasea tetap berada di lingkungan laut dan air tawar,
dimana mereka sekarang diwakili oleh sekitar 40.000 spesies. Kepiting,
udang galah, crayfish (udang karang), dan udang adalah hewan
krustasea yang paling terkenal.
Crustacea merupakan kelas dari Arthropoda yang hidupnya
terutama menempati perairan baik air tawar maupun laut. Bernapas
dengan menggunakan insang.Tubuhnya terbagi menjadi kepala
(cephalo), dada (thorax), dan perut (abdomen) atau kadang-kadang
kepala dan dada bersatu membentuk cephalotorax. Kepala biasanya
terdiri dari dari empat segmen yang bersatu, pada bagian kepala itu
terdapat dua pasang antena, satu pasang mandibula (rahang pertama)
dan dua pasang maksila (rahang kedua). Bagian dada mempunyai
embelah dengan jumlah yang berbeda-beda yang diantaranya ada yang
berfungsi sebagai alat gerak.Segmen bagian perut umumnya sempit dan
lebih mudah digerakkan dibandingkan dengan kepala dan dada. Bagian
perut pun mempunyai embelan yang didalam ukurannya mengalami
pengurangan.
Crustacea bernapas dengan insang dan ada juga yang
menggunakan permukaan tubuhnya. Alat ekskresi berupa sepasang

8
badan yang disebut greenland (kelenjar hijau), terletak pada bagian
ventral dari cefalotoraks di depan esofagus. Bereproduksi secara kawin,
jenis kelamun terpisah. Sistem saraf berupa tangga tali. Alat pencernaan
dilengkapi dengan mulut, esofagus, lambung, usus dan anus.Sistem
peredaran darah terbuka.
1. Sub Kelas Branchiopoda
Hewan dari subkelas Branciopoda ini merupakan hewan
yang sangat kecil, ukuran tubuhnya hanya beberapa mili meter saja
walaupun ada yang mencapai 2,5 cm tetapi tidaklah begitu banyak.
Hidup di air tawar, tubuhnya semi transparan, sehingga kadang-
kadang organ-organ dalamnya dapat terlihat dari luar, berwarna
pucat ada yang berenag menggunakan bagian punggungnya.
Embelan di bagian dada menyerupai bulu halus dan digunakan
sebagai alat pernapasan, terdapat karapak. Diantaranya ada yang
sengaja dikultur untuk makanan ikan terutama ikan mas. Contoh
spesies: Eubranchipus vernalis, Daphnia sp.
2. Sub Kelas Ostracoda
Hidup di air tawar dan laut, dapat berenang dengan bebas,
bergerak dengan menggunakan antena kedua atau kedua pasang
antenanya. Karapak terdiri dari 2 belahan. Embelan tidak
menyerupai bulu halus.Ukuran tubuhnya 1 mm sampai beberapa
mm saja.
Contoh pada jenis Eucypris virens yang hidup di air tawar
karapak ditutupi oleh bulu-bulu yang pendek, memiliki sebuah
mata. Panjang tubuhnya 2 mm, berenang dengan menggunakan
pasangan pertama kakinya. Merupakan hewan partenogenesis di
mana telur-telurnya dapat berkembang tanpa dibuahi.
3. Sub Kelas Copepoda
Hewan-hewan dari subkelas ini hidup di air tawar atau laut,
dapat berenang bebas atau sebagai parasit pada ikan.Tidak

9
mempunyai karapak, umumnya mempunyai 6 pasang embelan
dada.
Contohnya ialah Cicplos viridis, hidup di kolam-kolam air
tawar. Panjang tubuh 1,5-5 mm. Umumnya berwarna kehijau-
hijauan, mata berwarna merah. Pada bagian ekor sering terdapat
suatu kantung yang penuh berisi telur.Merupakan plankton hewan
yang kadang-kadang sangat berlimpah.Tubuhnya dapat dibedakan
atas kepala, dada, dan perut.
4. Sub Kelas Cirripedia
Umumnya hidup melekat pada benda-benda di perairan
seperti batu, kayu, karang, dasar-dasar perahu/kapal, tiang-tiang di
laut, dan sebagainya.Karapak menutupi tubuhnya.Umumnya
hermaprodit, begian tubuh umumnya ditutupi oleh suatu rangka
atau cangkok dari kapur, sehingga mula-mula hewan ini diduga
sebagai Mollusca.Diantaranya ada yang hidup sebagai parasit.
Contoh spesies: Lepas fascicularis.
5. Sub Kelas Malacostraca
Subkelas ini merupakan hewan-hewan yang paling banyak
dari kelas Crustacea kira-kira ¾nya termasuk ke dalam
Malacostraca. Umumnya bertubuh besar, terdiri atas segmen-
segmen sebagai berikut: 4 segmen di bagian kepala. 8 segmen di
bagian dada, dan 6 segmen di bagian perut.Beberapa jenis yang
termasuk ke dalam Malacostraca ini ialah udang, kepiting, ketam,
dan sebagainya. Contoh spesiesnya: Cambarus bartoni.
Malacostraca dibagi menjadi beberapa ordo, yaitu :
a) Isopoda
Pada umumnya isopoda dapat menggulung seperti
trenggiling.Kutu kayu amat merugikan manusia karena
membuat lubang-lubang pada galangan kapal atau perahu.

10
b) Stomatopoda
Stomatopoda pada umumnya berwarna mencolok dan bentuk
tubuhnya mirip dengan belalang sembah. Hewan ini
mempunyai cangkang luar berupa karapas yang menyatu
dengan dua segmen dada yang paing depan. Habitat hewan ini
adalah di laut.
c) Decapoda
Disebut decapoda karena berkaki,decapoda yang telah dikenal
±8.500 jenis, termasuk udang,kepiting,dan rajungan.
b. Onychopora
Kelas ini tidak begitu dikenal sehingga tidak terlalu dibahas
secara panjang lebar.Hewan ini memiliki kutikula yang tipis, tidak
bersegmen, dinding tubuh berotot, terdapat sepasang rahang dan sebaris
lubang nephridium, panjang tubuh ± 5 cm. Contohnya adalah Peripatus.
c. Arachnoidea

Gambar 3. Kelas arachnoidea (laba-laba)

Arachnoidea (dalam bahasa Yunani, arachno=laba-laba) disebut


juga kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja.
Kalajengking adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang
jumlahnya sekitar 32 spesies. Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada
yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm. Arachnoidea
merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun
parasit. Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora.Arachnoidea

11
dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan
Acarina.

Saluran pencernaan terdiri dari :

a. Mulut
b. Faring
c. Esophagus
d. Lambung isap
e. Lambung yang sebenarnya yang mempunyai 5 pasang calcum
(saluran didalam Cephalothorax)
f. Intestine

Sistem peredaran darah terdiri dari : jantung, arteri vena,


dan sejumlah sinus. Jantung terletak pada pericardium, ke bagian
depan diteruskan oleh aorta yang bercabang-cabang ke dalam
jaringan-jaringan dibagian cephalothtrax, ke bagian belakang oleh
arteri caudal, juga terdapat 3 pasang arteri perut. Pernapasan
dilakukan oleh trakea dan paru-paru buku. Eksresi, alat ekskresi
berupa saluran malphigi .system syaraf umumnya mengumpul,
yang berasal dari persatuan ganglion-ganglion.

Sub Kelas Ordo Contoh Spesies


1. Megastomata a. Xiphosura Limulus polyphemus
(Giantastraca) (sudah punah)
b. Euripterida
a. Scorpionida Diplocentrus whitei
b. Pedipalpi Tarautula whitei
c. Araneida Salticus scenicus
2. Arachnida d. Palpigradi Keonia wheeleri
e. Pseudoscorpionida Chelifer caucroides
f. Solpugida Eremobates oallipes
g. Phalangida Liobunum vittatan

12
h. Acarina Sarcoptes scabi
3. Pycnogonida Nimphom striomii
(Pantopoda)
4. Tardigrada Macrobiotes hufelandi
5. Pentastomida Linguatula serrate
(Linguatulida)

1. Ordo Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen


abdomen terakhir. Contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus
mordax) dan ketunggeng (Buthus after).
2. Ordo Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar
beracun pada kaliseranya (alat sengat). Contoh hewan ini adalah
laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan
(Nephila maculata).
3. Ordo Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, bulat atau oval,
pipih, dorsoventral, caput,torax, dan abdomen bersatu, tanpa segmen.
Contohnya adalah caplak atau tungau (Acarina sp.).
d. Myriapoda

Gambar 4. Kelas myriapoda (ulat kakai seribu)


Myriapoda (dalam bahasa Yunani, myria=banyak, podos=kaki)
merupakan hewan berkaki banyak. Pembagian tubuh Myriapoda ini terdiri
atas kepala (chepalo) dan perut (abdomen) tanpa dada (thoraks).Dibagian
kepala terdapat satu pasang antena sebagai alat peraba dan sepasang mata
tunggal (ocellus).Penambahan jumlah segmen terjadi pada setiap
pergantian kulit.Alat gerak pada kelompok hewan Chilopoda adalah satu

13
pasang kaki di setiap segmen perut kaki, sedangkan pada Diplopoda
terdapat dua pasang kaki pada tiap segmen perut, kecuali segmen
terakhirnya.System pernapasannya berupa satu pasang trakea berspirakel
yang terletak di kanan kiri setiap ruas, kecuali pada Diplopoda terdapat
dua pasang di tiap ruasnya.Sistem pencernaan, saluran pencernaanya
lengkap dan mempunyai kelenjar ludah. Chilopoda bersifat karnivor
dengan gigi beracun pada segmen I, sedangkan Diplopoda bersifat
herbivor, pemakan sampah atau daun-daunan.System reproduksi secara
seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma (fertilasi internal), alat
ekskresi 2 pasang pembuluh Malpighi, dan system saraf tangga tali.
Myriapoda ada yang vivipar dan ada yang ovipar.
1. Sub Kelas Chiliopoda
Chiliopoda disebut juga centipede, tubuhnya pipih dan
bersegmen-segmen. Jumlah segmen tersebut tidak sama tergantung
pada jenis spesiesnya spesiesnya yaitu berkisar antara 15-17 segmen.
Tiap segmen tersebut mempunyai sepasang kaki kecuali 2 segmen
terakhir dan sebuah segmen di belakang kepala.Pada segmen yang di
belakang kepala tersebut terdapat sepasang cakar beracun yang disebut
maxilliped, digunakan untuk membunuh mangsanya.Antena panjang
terdiri dari 12 segmen atau lebih. Contoh: Lithobius forficatus
(kelabang/lipan).
2. Sub Kelas Diplopoda
Diplopoda disebut juga Millipede.Tubuhnya bulat panjang dan
terdiri dari 25-100 segmen atau lebih tergantung jenis spesiesnya.
Setiap segmen tampaknya mempunyai dua pasang embelan.
Sesungguhnya segmen tersebut tersusun rapat sehingga terlihat seperti
satu segmen.Jadi sebenarnya adalah setiap segmen hanyalah
mempunyai sepasang embelan. Contoh: Julus virgatus (keluing/kaki
seribu).

14
e. Insecta

Gambar 5. Kelas insecta

Serangga adalah salah satu anggota kerajaan binatang yang


mempunyai jumlah anggota yang terbesar. Hampir lebih dari 72 %
anggota binatang termasuk kedalam golongan serangga.Serangga telah
hidup di bumi kira-kira 350 juta tahun, dibandingkan dengan manusia
yang kurang dari dua juta tahun. Selama kurun ini mereka telah mengalami
perubahan evolusi dalam beberapa hal dan menyesuaikan kehidupan pada
hamper setiap tipe habitat. Serangga dapat berperan sebagai pemakan
tumbuhan (serangga jenis ini yang terbanyak anggotanya). Sebagai
parasitoid (hidup secara parasit pada serangga lain), sebagai predator
(pemangsa), sebagai pemakan bangkai, sebagai penyerbuk (misalnya
tawon dan lebah) dan sebagai penular (vektor) bibit penyakit tertentu.
Serangga dapat dijumpai di semua daerah di atas permukaan
bumi. Di darat, laut, dan udara dapat dijumpai serangga.Mereka hidup
sebagai pemakan tumbuhan, serangga atau binatang lain, bahkan
menghisap darah manusia dan mamalia.Serangga hidup sebagai suatu
keluarga besar di dalam sebuah kehidupan sosial yang rumit, seperti yang
dilakukan oleh lebah, semut dan rayap yang hidup di dalam sebuah koloni.
Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks,
dan abdomen.Kaput memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya
sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal

15
(oseli).Insecta memiliki organ perasa disebut palpus.Insecta yang memiliki
sayap pada segmen kedua dan ketiga. Bagian abdomen Insecta tidak
memiliki anggota tubuh.Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang
pernapasan yang menuju tabung trakea.Trakea merupakan alat pernapasan
pada Insecta. Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alat
ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan. Sistem
sirkulasinya terbuka.Organ kelaminnya dioseus.
Berikut penggolongan serangga adalah sebagai berikut:
1. Sub Kelas Apterygota (tidak bersayap, primitif, tidak bermetamorfosa,
pada abdomen terdapat appendage sebelah ventral)
Ordo Thysanura (Tysanos=pita penunjuk halaman buku). Ordo ini
biasanya dapat demukan pada buku atau tumpukan kertas yang telah
lama dibiarkan.Ujung abdomen mempunyai embelan, abdomen itu
sendiri terdiri dari 11 segmen, tipe alat mulut untuk mengunyah.Hewan
ini dapat merusak buku atau baju-baju yang dikanji karena dapapt
meghasilkan enzim selulosa yang dapat mencernakan selulosa menjadi
glukosa. Contoh: Lepisma saccharina (kutu buku).
2. Sub Kelas Pterygota
a) Ordo Orthoptera. Berasal dari kata orthos yang artinya”lurus” dan
pteron artinya “sayap”. Golongan serangga ini sebagian anggotanya
dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di
antaranya yang bertindak sebagai predator. Beberapa contoh
serangga jenis ordo orthoptera: belalang kayu (Valanga nigricornis
Burn.), belalang pedang (Sexava spp.), jangkrik (Gryllus mitratus
Burn dan Gryllus bimaculatus De G.), anjing tanah (Gryllotalpa
africana Pal.).
b) Ordo Hemiptera. Hemi artinya setengah dan pteron artinya “sayap”.
Beberapa jenis serangga dari ordo ini pemakan tumbuhan dan
adapula sebagai predator yang mengisap tubuh serangga lain dan
golongan serangga ini mempunyai ukuran tubuh yang besar serta
sayap depannya mengalami modifikasi, yaitu setengah didaerah

16
pangkal menebal, sebagiannya mirip selaput, dan syap belakang
seperti selaput tipis.Beberapa contoh serangga anggota ordo
Hemiptera ini adalah kepik buah jeruk (Rynchocoris poseidon Kirk),
hama pengisap daun teh, kina, dan buah kakao (Helopeltis antonii),
walang sangit (Leptocorixa acuta Thumb), kepik buah lada (Dasynus
viridula).

Gambar 6. Sub Kelas insecta

c) Ordo Homoptera. Homo artinya “sama” dan pteron artinya “sayap”


serangga golongan ini mempunyai sayap depan bertekstur homogen.
Sebagian dari serangga ini mempunyai dua bentuk, yaitu serangga
bersayap dan tidak bersayap. Misalnya kutu daun (Aphis sp.) sejak
menetas sampai dewasa tidak bersayap. Namun bila populasinya tinggi
sebagian serangga tadi membentuk sayap untuk memudahkan untuk
berpindah habitat. Tipe perkembangan hidup serangga ini adalah
paurometabola (telur-nimfa-imago). Jenis serangga ini, antara lain:
wereng coklat (Nilaparvta lugens), wereng hijau (Nephotettix apicalis),
kutu loncat (Heteropsylla), kutu daun (Myzus persicae).
d) Ordo Lepidoptera. Berasal dari kata lepidos “sisik” dan pteron
artinya “sayap”. Tipe alat mulut dari ordo. lepidoptera menggigit-
mengunyah tetapi pada imagonya bertipe mulut menghisap.
Perkembangbiakannya bertipe “holometebola” (telur-larva-pupa-
imago).Yang termasuk jenis serangga dari ordo ini, antara lain: ulat
daun kubis (Plutella xyllostella), kupu-kupu pastur (Papilio memnon
L), ulat penggulung daun melintang pada teh (Catoptilia theivora
Wls), penggerek padi putih (Tryporyza innotata Walker).

17
e) Ordo Coleoptera. Coleosartinya “seludang” pteron “sayap”. Tipe
serangga ini memiliki sayap depan yang mengeras dan tebal seperti
seludang berfungsi untuk menutup sayap belakang dan bagian tubuh.
Sayap bagian belakang mempunyai struktur yang tipis.Anggota-
anggotanya sebagian sebagai pengganggu tanaman, namun ada juga
yang bertindak sebagai pemangsa serangga jenis yang berbeda.
Serangga yang yang merusak tanaman, antara lain: kumbang kelapa
(Oryctes rhinoceros L.), kumbang daun kangkung, semangka, dan
terung (Epilachna sp.), kumbang daun keledai (Phaedoniainclusa
Stal.), penggerek batang cengkih (Nothopeus fasciatipennis Wat.).
f) Ordo Diptera. Di artinya “dua” dan pteron artinya “sayap”
merupakan bangsa lalat, nyamuk meliputi serangga pemakan
tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid. Serangga dewasa
hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedangkan sayap
belakang telah berubah menjadi halter yang multifungsi sebagai alat
keseimbangan, untuk mengetahui arah angin, dan alat pendengaran.
Metamorfosisnya holometabola (telur-larva-kepompong-imago).
g) Isoptera (Isos=sama, pteron=sayap). Ordo ini mempunyai 2 sayap
yang berbentuk dan ukurannya sama atau tidak bersayap. Alat mulut
untuk mengunyah. Perut dan dada bersegmen-segmen contoh yang
banyak ditemukan ialah rayap (Reticulitermis sp.).
h) Neuroptera (Neuron=syaraf). Neuroptera mempunyai metamorfosa
(perubahan bentuk) yang sempurna, tipe alat mulut untuk
mengunyah, terdapat empat buah sayap yang sama se[e]]perti
membran (selapu) dan biasanya sayap tersebut dengan venasi (urat
sayap) yang jelas. Larvanya merupakan hewan karnivora, beberapa
diantaranya dengan mulut untuk menghisap. Insang trakea biasanya
ada pada larva-larva yang hidup di air. Contoh: Myrmeleon frontalis
(undur-undur).
i) Ordo Odonata. Merupakan bangsa capung, memiliki anggota yang
besar dan mudah dikenal. Sayap dua pasang dan bersifat membranus.

18
Metamorfosisnya bersifat Hemimetabola, pada stadium larva
dijumpai adanya alat tambahan berupa insang dan hidup di dalam
air. Anggota-anggotanya dikenal sebagai pemangsa pada beberapa
serangga lain jenis. Contoh: Ischnura cercula.

Gambar 7. sub kelas insecta

Perkembangan Insecta dibedakan menjadi tiga :


1. Ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan
ukuran saja tanpa perubahan wujud.Contohnya kutu buku (lepisma
saccharina).
2. Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak
sempurna, dimana Insecta muda yang menetas mirip dengan
induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, misalnya sayap.Sayap
itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan tersebut.
3. Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap
menunjukan perubahan wujud yang sangat berbeda (sempurna).
Tahapnya adalah sebagai berikut ; telur – larva – pupa – dewasa.
Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa
kali.

Gambar 8. Perkembagan insecta

19
F. CONTOH SPESIES DAN KLASIFIKASINYA
Berikut ini deskripsi dan klasifikasi contoh-contoh spesies dari filum
Arthropoda, sebagai berikut:
1. Kelas Crustacea
a. Udang Windu (Penaeus monodon)
Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian
kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada
disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian
kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri
dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota
badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam
terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang berbentuk runcing.
Bagian kepala dilindungi oleh cangkang kepala atau Carapace. Bagian
depan meruncing dan melengkung membentuk huruf S yang disebut
cucuk kepala atau rostrum. Pada bagian atas rostrum terdapat 7 gerigi
dan bagian bawahnya 3 gerigi untuk P. monodon.
Udang memiliki sepasang mata majemuk (mata facet)
bertangkai dan dapat digerakkan, mulutnya terletak pada bagian
bawah kepala dengan rahang (mandibula) yang kuat.Udang juga
memiliki sepasang sirip kepala (scophocerit) dan sepasang alat
pembantu rahang (maxilliped). Untuk alat gerak udang memiliki lima
pasang kaki jalan (pereopoda), kaki jalan pertama, kedua dan ketiga
bercapit yang dinamakan cheladan pada bagian dalam terdapat
hepatopankreas, jantung dan insang.
Ada lima pasang kaki renang (pleopoda) yang melekat pada
ruas pertama sampai dengan ruas kelima, sedangkan pada ruas
keenam, kaki renang mengalami perubahan bentuk menjadi ekor
kipas (uropoda).Organ dalam yang bisa diamati adalah usus
(intestine) yang bermuara pada anus yang terletak pada ujung ruas
keenam.

20
Adapun klasifikasi dari udang windu adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Crustacea
Subclass : Malacostraca
Order : Decapoda
Suborder : Dendrobranchiata
Family : Penaeidae
Genus : Penaeus Gambar 9. Udang windu
Species : Penaeus monodon
b. Kepiting (Callinectes sapidus)
Kepiting adalah binatang anggota krustasea berkaki sepuluh dari
upabangsa (infraordo) Brachyura, yang dikenal mempunyai "ekor" yang
sangat pendek (bahasa Yunani: brachy=pendek, ura=ekor), atau yang
perutnya (abdomen) sama sekali tersembunyi di bawah dada (thorax).
Tubuh kepiting dilindungi oleh kerangka luar yang sangat keras,
tersusun dari kitin, dan dipersenjatai dengan sepasang capit.Ketam
adalah nama lain bagi kepiting.
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki
yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan
untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja
(misalnya, Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax.
Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian
depan dari carapace tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang.
Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih
(phyllobranchiate), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur
yang berbeda.

21
Adapun klasifikasi dari kepiting adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Class : Crustacea
Subclass : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Upaordo : Pleocyemata
Infraordo : Brachyura
Genus : Callinectes Gambar 10. Kepiting
Spesies : Callinectes sapidus
2.Kelas Onychopara
a. Peripatus juanensis
Organisme ini terlihat seperti siput dengan kaki, milik filum
Onychophora, sekelompok kecil hewan dengan banyak kesamaan
antara cacing yang benar (Annelida) dan invertebrata dengan tubuh
tersegmentasi (Artropoda).Onychophora adalah filum yang sangat
kuno/primitif, dan tampaknya tidak menderita perubahan sejak era
mori.Hanya 90 spesies hidup yang dikenal di seluruh dunia.Sebagian
besar anggota kelompok ini lebih suka lingkungan lembab, seperti
hutan hujan tropis.
Invertebrata ini bertubuh lembut (~15-70 mm) kulit beludru dan
dipasangkan kaki yang tidak bersegmen. Meskipun penampilan nguler
dan memiliki tubuh tersegmentasi, peripatus memiliki kaki yang
bergerak dalam cara yang sama dengan mata siput dan dapat
diperpanjang oleh variasi tekanan darah intern. Bernapas dengan
pembukaan sistem di sepanjang sisi tubuh yang dikenal sebagai trakea,
dan berbagi sistem pernapasan mirip dengan serangga.
Onychophora, diwakili di hutan Tabonuco oleh spesies peripatus
yang kadang-kadang ditemukan mencari makan di lumut dan ganggang
batuan tertutup di lantai hutan imobilisasi mangsa dilakukan dengan

22
mengarahkan dan semprot perekat pada korban, mangsa besar seperti
jangkrik dan kecoak dapat ditangkap oleh strategi ini.
Adapun klasifikasi dari Peripatus juanensis adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Onychophora
Subkelas : Undeonychophora
Ordo : Euonychopora
Famili : Peripetidae
Genus : Peripatus
Gambar 11. Peripatus juanensis
Spesies : Peripatus juanensis
3. Kelas Arachnoidea
a. Laba-Laba (Nephila maculata)
Berikut adalah ciri-ciri dari salah satu hewan Arachnoidea
yang sering kita jumpai, yaitu laba-laba.Tubuhnya terdiri dari dua
bagian, yaitu sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior dan
abdomen pada bagian posterior.Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh
bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks (dada).Pada
sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat sengat), sepasang
pedipalpus (capit), dan enam pasang kaki untuk berjalan.Kalisera dan
pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut.Pada bagian abdomen
(opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma.Pada
bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ
berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas.
Laba-laba bernapas dengan paru-paru buku atau trakea.Paru-
paru buku adalah organ respirasi berlapis banyak seperti buku dan
terletak pada bagian abdomen. Ekskresi laba-laba dilakukan dengan
tubula (tunggal=tubulus) Malpighi. Tubula Malpighi merupakan tabung
kecil panjang dan buntu dan organ ini terletak di dalam hemosol yang
bermuara ke dalam usus.

23
Adapun klasifikasi dari laba-laba adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnoidea
Subkelas : Arachnida
Ordo : Araneae
Family : Nephilidae
Genus : Nephila Gambar 12. Laba-laba
Spesies : Nephila maculate

b.Kalajengking (Hemiscorpius lepturus)

Kalajengking adalah sekelompok hewan beruas dengan delapan


kaki (oktopoda) yang termasuk dalam ordo Scorpiones dalam kelas
Arachnida.Kalajengking masih berkerabat dengan ketonggeng, laba-
laba, tungau, dan caplak.Memiliki umbai-umbai berbentuk cakar yang
berfungsi untuk menangkap mangsa (celicera) dan cakar berbentuk
penjepit (pedipalpus).Mempunyai 4 pasang kaki tanpa antena terletak
pada cepalotoraks, 2-12 mata oceli.Abdomen bersegmen 12, yang 7
segmen disebut mesosoma besar, dan 5 segmen terminal disebut
metasoma.Pemanjangan pada ujung abdomen berbentuk ekor sebagai
alat sengat (telson) mengandung kelenjar toksin.Alat napas berupa 4
pasang paru-paru buku, terletak sebelah ventral segmen III dan XV.

24
Adapun klasifikasi dari kalajengking adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Sub filum : Chelicerata
Kelas : Arachnoidea
Sub kelas : Arachnida
Ordo : Scorpionida
Genus : Hemiscorpius
Spesies : Hemiscorpius lepturus Gambar 13. Kalajengking
4. Kelas Myriapoda
a. Lipan/Kelabang (Scolopendra sp.)
Lipan atau kelabang (bahasa Inggris: centipede) adalah hewan
arthropoda yang tergolong dari kelas Chilopoda dan upafilum
Myriapoda. Lipan adalah hewan metamerik yang memiliki sepasang
kaki di setiap ruas tubuhnya.Hewan ini termasuk hewan yang berbisa,
dan termasuk hewan nokturnal.
Lipan mudah ditemukan di daerah yang diarsir seperti bagian
bawah daun-daun mati, batu, gua, hutan, dan bahkan bagian dalam
rumah. Mereka biasanya ditemukan di daerah iklim seperti padang
pasir, pegunungan, dan hutan. Mereka adalah arthropoda soliter dan
malam.Pada siang hari mereka pergi untuk mencari perlindungan di
lahan basah dan gelap. Jika cuaca terlalu basah atau terlalu kering,
mereka mencari tempat lain untuk datang berlindung di dalam rumah.
Spesies yang hidup di zona beriklim panas biasanya lebih kecil (hingga
10 cm) dari mereka menghuni daerah khatulistiwa yang lembab, yang
dapat melebihi 30 cm.

25
Adapun klasifikasi dari kelabang adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Myriapoda
Sub kelas : Chilopoda
Ordo : Scolopendromorpha
Famili : Scolopendridae
Genus : Scolopendra
Spesies : Scolopendra sp. Gambar 14. Kelabang

b. Kaki Seribu (Trigoniulus corallinus)


adalah artropoda yang memiliki dua pasang kaki per segmen
(kecuali segmen pertama di belakang kepala, dan sedikit setelahnya
yang hanya memiliki satu kaki). Hewan kaki seribu adalah salah
satunya yang terkadang kita lihat di lingkungan sekitar kita.Hewan ini
banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat.Terutama di
tempat yang banyak mengandung sampah, misalnya di kebun dan di
bawah batu-batuan.. Mereka menelan bahan makanan yang ditemui,
mengekstrak nutrisinya, lalu mengeluarkan kembali sisa-sisa yang tidak
bisa dicerna.Cara makan ini tidak berlaku untuk beberapa spesies yang
memiliki tipe mulut penghisap.
Adapun klasifikasi dari kaki seribu adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Myriapoda
Sub kelas : Diplopoda
Genus : Trigoniulus
Spesies : Trigoniulus corallines
Gambar 15. Kaki seribu

26
5.Kelas Insecta
a. Jangkrik (Gryllus assimilis)
Hewan ini hidup diberbagai habitat, baik lingkungan basah
ataupun lingkungan kering, terutama yang dinaungi rumput.Selain
ituGryllus sp. Beberapa jenis jangkrik pandai bersuara, suara itu
dihasilkan dari saling menyentuhkan tegumina bersama-sama.Hewan
ini aktif di malam hari dan mampu bergerak dan melompat dengan
cepat.
Hewan yang sudah dewasa umumnya berwarna hitam,
sedangkan nypha berwarna kuning pucat dengan garis - garis
coklat.Antena panjang dan kaku seperti rambut. Hewan dewasa akan
kehilangan sayap setelah menetap di lingkungan sawah. Hampir semua
hewan ni bertindak sebagai predator. Telur penggerek batang padi,
penggulung daun.
mulutnya tipe pengunyah, memilki 2 pasang sayap, sayap depan
lebih tebal dan seperti kertas dari kulit, yang disebut tegumina. Sayap
belakang berupa membran dan dilipat seperti kipas dan terletak di
bawah sayap depan. Pada beberapa spesies, sayap hanya berupa sisa
saja atau ada juga yang tidak bersayap.Secara morfologi, jangkrik
memiliki tubuh rata dan antena panjang.Memiliki sepasang sayap dan 2
pasang kaki.
Klasifikasi Gryllus assimilis (jangkrik) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Family : Grylludae
Genus : Gryllus
Spesies : Gryllus assimilis Gambar 16. jangkrik

27
b. Belalang Kayu (Valanga nigricornis)
Pada belalang kayu (Valanga nigricornis), pada waktu istirahat
berperilaku khas yaitu sayap belakang dilipat lurus dibawah sayap
depan. Memiliki tipe mulut nimfa dan imagonya mengigit, mengunyah,
dan menggerek.Belalang (Valanga nigricornis) yang tergolog dari ordo
orthoptera biasa disebut dengan belalang kayu. Belalang kayu memiliki
ciri-ciri antara lain memiliki antena pendek, organ pendengaran terletak
pada ruas abdomen serta alat petelur yang pendek. Kebanyakan
warnanya kelabu atau kecoklatan dan beberapa mempunyai warna
cemerlang pada sayap belakang.Serangga ini termasuk pemakan
tumbuhan dan sering kali merusak tanaman.Adapun alat mulutnya
bertipe penggigit pengunyah.
Belalang adalah tipe serangga pemakan daun.Alat mulut dari
belakang bertipe penggigit-pengunyah dengan bagian-bagian seperti
labrum, mandibel, labium, dan maxilla. Akibat dari serangan hama ini
adalah berlubangnya daun yang dimulai dari tipe tanaman dengan
kerusakan yang lebar.
Klasifikasi Valanga nigricornis (belalang kayu) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalis
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Family : Acrididae
Genus : Valanga
Spesies : Valanga nigricornis
Gambar 17. Belalang kayu

c. Belalang (Atractomorpha similis)


Belalang ini menunjukkan suatu struktur umum dari kelas
insekta walaupun dalam hewan ini terdapat beberapa spesialiasasi.
Rangka luar yang terdiri dari kitin menutupi seluruh bagian tubuhnya.
Pada bagian kepala terdapat dua buah mata majemuk, tiga buah mata

28
tunggal (oselus), sepasang antena dan alat-alat mulut. Alat-alat mulut
terdiri dari bibir atas (labrum), dan dua buah mandibula dengan sebuah
hypofaring diantara dua buah maksila dan bibir bawah (thorax) terbagi
menjadi: bagian depan disebut pothorax, bagian tengah disebut
mesothorax, dan bagian belakang disebut metathorax. Masing-masing
segmen tersebut mempunyai sepasang kaki.
Abdomen (perut) terdiri dari 11 segmen di bagian depannya
terdapat alat pendengar yang disebut membran timpani, sedangkan di
bagian belakang alat kelamin bagian luar.Sistem pernapasan terdiri dari
sistem cabang (jaringan) dari saluran/pembuluh-pembuluh yang
disebut trakea. Alat ekskresi berupasaluran malphigi yang terbuka ke
segian depan dari hindgut (usus belakang).Sistem reproduksi: alat
reproduksi jantan terdiri dari dua buah testes tempat dimana
spermatozoa berkembang, sedangkan alat reproduksi betina terdiri dari
dua buah ovarium yang terdiri dari sejumlah tabung-tabung telur yang
disebut ovarioles.
Adapun klasifikasi Atractomorpha similisadalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Orthoptera
Family : Acrididae
Genus : Atractomorpha
Species : Atractomorpha similis Gambar 18.belalang
d. Kumbang Lege(Exopholis hypoleuca)
Exopholis hypoleuca, kumbang (imago) panjangnya 2,5 cm,
kepala dan toraks hitam kecoklatan, sayap coklat, di Jawa Barat
terkenal dengan lege. Uret ditemukan pada kedalaman 3-10 cm, pupa
pada kedalaman 15-20 cm. Uret merusak padi gogo, sereh, kacang
tanah, dan karet. Pada tanaman karet uret ditemukan sampai kedalaman
60 cm. Imago betina bertelur 15-60 butir.

29
Klasifikasi kumbang lege (Exopholis hypoleuca) adalah sebagai
berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Scarabidae
Genus : Exopholis
Spesies : Exopholis hypoleuca.
Gambar 19. Kumbang Lege

E.PERANAN ARTHOPODA
Arthopoda merupakan salah satu komponen yang penting dalam
ekosistem hutan. Salah satu peranannya dalam rantai makanan dan jaring-
jaring makanan, yaitu menjaga berlangsungnya transfer energi dari tumbuhan
sampai ke konsumen tingkat akhir. Hampir pada seluruh tingkatan trofik
terdapat arthopoda, baik yabg berperan sebagai konsumen tingkat satu, atau
tingkat-tingkat selanjutnya, bahkan sampai tingkat dekomposer. Arthopoda
herbivor berpengaruh secara langsung terhadap produktivitas primer tidak
langsung dalam terjadinya siklus nutrisi. Selain itu arthopoda juga berperan
dalam menguraikan senyawa nitrogen, pembersih lingkungan, dan dalam
proses daur ulang nutrisi yang terkandung dalam bahan organik mati. Dan yang
tak kalah pentingnya adalah serangga penyerbuk.
Peranan arthopoda tanah, berperan sangat besar dalam perbaikan
kesuburan tanah. Proses dekomposisi dalam tanah tidak akan mampu berjalan
cepat bila tidak ditunjang oleh kegiatan makrofauna tanah. Makrofauna tanah
mempunyai peranan penting dalam dekomposisi bahan organik tanah dalam
penyediaan unsur hara. Makrofauna akan merombak substansi nabati yang
mati, kemudian bahan tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk kotoran secara
umum, keberadaan aneka macam fauna tanah pada tanah yang tidak terganggu
seperti pada rumput, karena siklus hara berlangsungb secara kontinyu (Arief,
2001).

30
Faunah tanah menciptakan jaring-jaring makanan dalam tanah. Hal
ini merupakan gambaran peranan utamanya dalam ekosistem adalah melalui
berbagai cara seperti mendaur ulang bahan organik dari tumbuhan di atas
permukaan tanah sebagai dasar jaring-jaring makanan dalam tanah adalah
mikroba (fungi, bakteri) disamping ada beberapa spesies hewan yakni
mkrofauna, mesofauna, dan makrofauna (yulipriyanto, 2010).
Myriapoda dapat dikatakan tidak memberi keuntungan bagi manusia,
bahkan ada beberapa yang dianggap mengganggu meski tidak
membahayakan.Namun Myriapoda ternyata mempunyai andil dalam memecah
bahan-bahan organik atau serasah untuk membentuk humus.Serasah ialah
lapisan daun dan ranting-ranting di dasar hutan atau kebun. Proses
penghancuran serasah tidak langsung ditangani mikroorganisme, karena
mikroorganisme justru menguraikan kotoran hewan-hewan.
Jenis Crustacea yang menguntungkan manusia dalam beberapa hal,
antara lain:
1. Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misal udang, lobster dan
kepiting.
2. Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi
sumber makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan
Copepoda.
Serangga dapat pula dimanfaatkan bagi kepentingan
manusia. Salah satu pemanfaatan serangga adalah sebagai sumber
makanan. Di berbagai wilayah di dunia, seperti di Afrika, Australia,
Amerika Latin, dan Asia, serangga telah lama dikonsumsi sebagai
makanan tradisional. Pada masa kini, beberapa jenis serangga telah
menjadi menu makanan istimewa bagi kalangan terpandang di Thailand,
Jepang, dan Meksiko. Diperkirakan terdapat sekitar 500 jenis serangga
yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Jenis serangga yang banyak
dikonsumsi antara lain belalang, laron, jangkrik, lebah, semut, rayap dan
beberapa serangga air dan berbagai jenis ulat.Penghasil madu, yaitu lebah

31
madu (Apis indica). Selain itu, beperan dalam bahan industri kain sutera,
yaitu pupa kupu-kupu.
F.CONTOH ARTHOPODA YANG DIKONSUMSI DAN BERMANFAAT
BAGI MANUSIA.

KELAS INSECTA KELAS ARACHNOIDEA

32
BAB III

KESIMPULAN

1. Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan
podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya
beruas-ruas.
2. Ciri-ciri umum yang dimiliki anggota filum arthropoda yaitu tubuh simetri
bilateral, triploblastik selomata, terdiri atas segmen-segmen yang saling
berhubungan dibagian luar, dan memiliki tiga lapisan germinal
(germlayers) sehingga merupakan hewan tripoblastik. Tubuh ditutupi
lapisan kutikula yang merupakan rangka luar (eksosketelon).
3. Filum Arthopoda dibagi menjadi empat subfilum yaitu Trilobita,
Chelicerata, Onychophora, dan Mandibulata. Arthropoda dapat dibagi
menjadi 6 kelas, yaitu Crustacea, Onychophora, Arachnida, Chilopoda,
Diplopoda, dan Insecta. Tetapi kadang-kadang kelas Chilopoda dan
Diplopoda dimasukkan ke dalam satu kelas yaitu Myriapoda.
3. Peranan arthopoda, Salah satu peranannya dalam rantai makanan dan
jaring-jaring makanan, yaitu menjaga berlangsungnya transfer energi dari
tumbuhan sampai ke konsumen tingkat akhir. Selain itu arthopoda juga
berperan dalam menguraikan senyawa nitrogen, pembersih lingkungan,
dan dalam proses daur ulang nutrisi yang terkandung dalam bahan organik
mati. Dan yang tak kalah pentingnya adalah serangga penyerbuk. Sebagai
bahan makanan yang berprotein tinggi, misal udang, lobster dan kepiting.
Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi
sumber makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan
Copepoda.

33
DAFTAR PUSTAKA

Arief, Mudianto. 2001. Keanekearagaman ekosistem. Bandung: Cahaya Ilmu.


Barnes, Robert D. 1977. Invertebrates Zoology Third Edition. USA: Nueva
Editorial Interamericana, S.A. de C.V.

Anonim. 2013. Tafsir. http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-nur-ayat-41-


54.html (Diakses pada tanggal 22 September 2014 pukul 19.30 WIB)

Brotowidjojo. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.


Campbell, Neil A., Jane B. Reece & Lawrence G. Mitchell. 2003. Biologi Edisi
Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Diana. 2008. Phylum Arthropoda. (http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/
12/phylum-arthropoda/). [14 November 2013: 15.32 WIB].
Dixon, C. J., F. R. Schram& S. T. Ahyong. 2004. A New Hypothesis of Decapod
Phylogeny. Crustaceana.76 (8): 935–975.
Hala, Yusminah. 2007. Dasar Biologi Umum II. Makassar: Alauddin Press.
Hart, M. W. and R. K. Grosberg. 2009. Caterpillars Did Not Evolve from
Onychophorans by Hybridogenesis. USA: Proc. Nat. Acad. Sci.
Karmana, Oman. 2007. Biologi. Bandung: Grafindo.
Yulipriyanto, H. 2010. Biologi tanah dan Strategi Pengelolaannya. Graha Ilmu.
Yogyakarta.

34
35

Anda mungkin juga menyukai