Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Mei 2016 Volume 25 Nomor 2 152

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMUAIAN PANJANG


MELALUI SFAE SISWA KELAS X TPTU
SMK NEGERI 1 BIREUEN

Oleh
Fatimah Abubakar*

ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini untuk meningkatkan hasil belajar pemuaian panjang
melalui Student Facilitator And Explaining (SFAE) siswa kelas X TPTU SMK Negri 1
Bireuen, subyek penelitian ini adalah siswa kelas X TPTU SMK Negeri 1 Bireuen,
bertujuan untuk mengetahui cara, efektifitas dan tingkat keberhasilan melalui model
pembelajaran kooperatif tipe SFAE pada siswa kelas X TPTU SMK Negri 1 Bireuen.
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi, analisa data dan refleksi. Data yang terkumpul
mengunakan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Untuk analisis kuantitatif digunakan
analisis deskriptif yaitu skor rata-rata dan persentase, nilai minimum dan maksimum,
ketuntasan dan persentase pada setiap siklus. Sedangkan untuk analisis kualitatif dengan
mengolah nilai berdasarkan rentangan nilai dan KKM dengan tes tertulis, terdiri atas 6 soal
pilihan ganda materi pemuaian panjang, sedangkan mengobservasi keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran dengan mengunakan skor total aspek, skor setiap indikator, rata-rata
dan kualifikasi pada setiap siklus. Salah satu alternatif pembelajaran fisika yang inovatif
dan kreaktif adalah dengan mengunakan model pembelajaran Student Facilitator And
Explaining (SFAE) atau Bermain Peran. SFAE dapat digunakan untuk meningkatkan siswa
belajar bermain peran dalam berdiskusi secara individu maupun kelompok untuk
mempresentasikan ide/pendapat pada rekan sekelas, menggali potensi berpikir kritis siswa
secara optimal. Hasil penelitian berdasarkan nilai KKM, dari hasil belajar sejumlah 17
siswa mencapai ketuntasan berdasarkan nilai KKM 76 (2,66), pada pra siklus 8 siswa
(47,06%) tuntas dan 9 siswa (52,94%) tidak tuntas, sedangkan pada siklus I siswa
mencapai ketuntasan belajar sebanyak 11 siswa (64,71%) dan tidak tuntas 6 siswa
(35,29%) serta pada siklus II semua siswa berjumlah 17 siswa (100%) tuntas belajar.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Pemuaian Panjang, SFAE

PENDAHULUAN pembelajaran, model pembelajaran yang


Pendidikan di sekolah tak bisa lepas dari sesuai dan pengelolaan kelas yang baik,
kegiatan proses pembelajaran yang meliputi membangkitan motivasi belajar siswa.
seluruh aktivitas yang menyangkut Solusinya adalah guru mempunyai suatu
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan upaya untuk memperbaiki cara mengajar
pemberian materi pelajaran agar siswa dalam proses pembelajaran, baik dalam
memperoleh kecakapan pengetahuan yang menerapkan suatu model pembelajaran,
bermanfaat bagi kehidupan. Kenyataannya mengelola kelas yang tepat, metode belajar
setelah diadakan penilaian akhir pembelajaran yang menyenangkan dalam belajar, interaksi
Fisika tepatnya materi pemuaian panjang pada guru dan siswa yang baik dan interaksi siswa
kelas X TPTU dari 17 siswa hanya 1 siswa dengan teman sekelasnya yang baik dan
(5,88%) memperoleh baik, 7 siswa (41,18%) tenang, sehingga hasil belajar siswa dapat
memperoleh nilai cukup, 9 siswa (52,94%) tercapai sesuai dengan harapan.
lagi memperoleh nilai belum lulus, ini berarti Salah satu alternatif pembelajaran fisika
siswa tidak tuntas belajar 52,94% dari siswa yang inovatif dan kreaktif adalah dengan
yang jumlahnya 17 orang. Hal ini perlu adanya mengunakan model pembelajaraan Student
perbaikan yang terarah baik dalam perangkat Facilitator And Explaining (SFAE) atau

Fatimah Abubakar, S.Pd* adalah Guru Mapel Fisika SMK Negeri 1 Bireuen
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Mei 2016 Volume 25 Nomor 2 153

Bermain Peran, model ini termasuk salah satu meningkatkan hasil belajar siswa
tipe model pembelajaran kooperatif, dimana diperpustakaan sekolah.
siswa belajar bermain peran dalam berdiskusi
secara individu maupun kelompok untuk TINJAUAN PUSTAKA
mempresentasikan ide/pendapat pada rekan Hasil Belajar
sekelas, yang menekankan pada struktur Hasil belajar menurut Sudjana (2009: 3)
khusus yang dirancang untuk mempengaruhi mendefinisikan: “ Hasil belajar siswa pada
pola interaksi siswa, memiliki tujuan untuk hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
meningkat penguasaan akademik. menciptakan sebagai hasil belajar dalam pengertian yang
suasana interaksi yang menyenangkan dan lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif
membuat siswa aktif dalam proses dan psikomotorik”. Dalam hal ini bahwa hasil
pembelajaran. belajar siswa mempunyai tiga aspek yang
Dengan adanya uraian yang ada, peneliti perlu diterapkan yaitu pengetahuan, sikap dan
sangat tertarik untuk mengadakan penelitian keterampilan, sedangkan Sudjana (2005: 22)
dengan judul :“Meningkatkan Hasil Belajar mendefinisikan: “Hasil belajar adalah
Pemuaian Panjang Melalui SFAE Siswa Kelas kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh
X TPTU SMK Negeri 1 Bireuen”. siswa setelah ia mengalami pengalaman
Berdasarkan identifikasi masalah yang belajar”. Jadi hasil belajar merupakan hal yang
telah diungkapkan diatas, maka rumusan terpenting dalam proses pembelajaran
masalah dalam penelitian ini adalah: sehingga terjadi proses perubahan dalam diri
1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar seseorang siswa setelah mendapat nilai belajar
pemuaian panjang pada siswa kelas X yang sesuai harapannya.
TPTU SMK Negeri 1 Bireuen?.
2. Apakah melalui SFAE dapat Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Hasil
meningkatkan hasil belajar pemuaian Belajar
panjang pada siswa kelas X TPTU SMK Interaksi, interaksi guru dengan siswa
Negeri 1 Bireuen ?. maupun siswa dengan teman kelasnya sangat
3. Bagaimana tingkat hasil belajar pemuaian mempengaruhi keberhasilan didalam proses
panjang melalui SFAE pada siswa kelas pembelajaran, menurut Nasution (2006: 360)
X TPTU SMK Negeri 1 Bireuen?. menyatakan: “Hasil belajar adalah hasil dari
Adapun tujuan penelitian ini yaitu: suatu interaksi tindak belajar mengajar dan
1. Untuk mengetahui cara melakukan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang
peningkatan hasil belajar pemuaian diberikan guru”, dalam hal ini guru dan siswa
panjang pada siswa kelas X TPTU SMK perlu interaksi pendekatan, membimbing siswa
Negeri 1 Bireuen. dalam diskusi, menjelaskan materi melalui
2. Untuk mengetahui efektifitas SFAE dalam proses pendekatan, membangkitkan rasa
meningkatkan hasil belajar pemuaian percaya diri sehingga prestasi belajar siswa
panjang pada siswa kelas X TPTU SMK dapat terwujud.
Negeri 1 Bireuen. Motivasi belajar salah satu faktor untuk
3. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pendukung keberhasilan siswa dalam proses
belajar pemuaian panjang melalui SFAE pembelajaran, menurut Hamalik (1992: 173)
pada siswa kelas X TPTU SMK Negeri 1 menyebutkan tentang motivasi bahwa “Suatu
Bireuen masalah didalam kelas, motivasi adalah proses
Manfaat yang diharapkan dari hasil membangkitkan, mempertahankan dan
penelitian ini adalah, antara lain: mengontrol minat-minat” Membangkitkan
a. Bagi siswa, mampu meningkatkan motivasi siswa merupakan tugas seorang guru
motivasi dan kreatifitas dalam belajar dalam proses pembelajaran baik dari segi
konsep pemuaian panjang. perangkat sarana pembelajaran, metode
b. Bagi guru, sebagai bahan kajian untuk pembelajaran, pendekatan moral,
meningkatkan pembelajaran fisika dalam mengembangkan dan mengontrol minat siswa
materi pemuaian panjang yang ada, sehingga menghasilkan
c. Bagi sekolah, sebagai referensi bacaan pembelajaran yang sesuai harapan.
penggunaan model SFAE untuk Keaktifan siswa, menurut Moh User
Usman (2002: 26) cara yang dapat dilakukan

Fatimah Abubakar, S.Pd* adalah Guru Mapel Fisika SMK Negeri 1 Bireuen
Fatimah Abubakar, Meningkatkan Hasil Belajar Pemuaian Panjang 154

guru untuk memperbaiki keterlibatan siswa (2005: 4) menyatakan: “Pembelajaran


antara lain sebagai berikut: kooperatif adalah suatu sikap atau prilaku
1) Tingkatkan persepsi siswa secara aktif bersama dalam bekerja atau membantu
dalam kegiatan belajar mengajar yang diantara sesama dalam stuktur kerja sama yang
membuat respon yang aktif dari siswa. teratur dalam kelompok”, sedangkan menurut
2) Masa transisi antara kegiatan dalam Sugiyanto (2008: 41) menyatakan:
mengajar hendaknya dilakukan secara “Pembelajaran kooperatif mempunyai
cepat dan luwes. beberapa keuntungan diantaranya
3) Berikan pengajaran yang jelas dan tepat memungkinkan para siswa saling belajar
sesuai dengan tujuan mengajar yang akan mengenai sikap, ketrampilan, informasi,
dicapai. perilaku sosial dan pandangan-pandangan”,
4) Usahakan agar pengajaran dapat lebih pada model pembelajaran SFAE ini dilakukan
memacu minat siswa. dengan cara penguasaan siswa terhadap
Dalam hal ini peran guru disini mampu konsep pemuaian panjang melalui imajinasi
pendekatan moral dan membimbing siswa dan penghayatan yang dilakukan siswa
secara kekeluargaan, serta mengambil solusi dengan memerankan sebagai tokoh baik
yang tepat sehingga siswa dapat aktif dan terhadap benda hidup atau benda mati.
kreatif dalam proses pembelajaran. SFAE dapat digunakan untuk
memberikan konsep pemahaman materi yang
Prestasi Belajar Siswa sulit kepada siswa dalam hal ini materi
Prestasi belajar siswa akan tercapai bila pemuaian panjang serta untuk mengetahui
pembelajaran tersebut dilakukan dengan sejauh mana pengetahuan dan kemampuan
adanya dukungan, sarana dan prasarana dalam menguasai materi pemuaian panjang,
pengajaran, dengan demikian dapat disamping kerja individu maupun kelompok
mendorong siswa dalam meningkatkan juga melatih siswa untuk melatih untuk
prestasi belajar. Menurut Saifuddin Azwar memberi pendapat serta menciptakan suasana
(1998: 45) mengdifinisikan prestasi belajar interaksi yang menyenangkan dan membuat
adalah: “Prestasi merupakan hasil yang telah siswa aktif dalam proses pembelajaran. Model
dicapai dari apa yang telah dilakukan dan pembelajaran ini menggali potensi berpikir
dikerjakan secara optimal”, dalam hal ini kritis siswa secara optimal, meningkatkan
prestasi yang telah dicapai dari serangkaian kemampuan saling bertukar pendapat secara
kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh objektif, rasional , guna menemukan suatu
siswa yang mengakibatkan perubahan kebenaran dalam kerja sama anggota
pengetahuan yang ada didalam dirinya yang kelompok.
dicapai oleh masing-masing individu siswa Dari uraian diatas dapatlah dibuat
berbeda satu sama lainnya. Prestasi belajar langkah-langkah model pembelajaran SFAE
juga dapat disebut sebagai tingkat keberhasilan (Bermain Peran) sebagai berikut:
siswa didalam proses pembelajaran. 1. Guru menerangkan/menjelaskan materi
yang akan disajikan secara ringkas.
Pendekatan Student Facilitator And 2. Guru membentuk kelompok belajar siswa.
Explaining (SFAE) 3. Guru memberi materi/bahan yang akan
Student Facilitator And Explaining didiskusi setiap siswa dalam kelompok.
(SFAE) atau Bermain Peran termasuk salah 4. Siswa mempresentasikan hasil
satu tipe model pembelajaran kooperatif, ide/pendapat baik secara individu maupun
dimana siswa belajar bermain peran dalam kelompok secara bergiliran.
berdiskusi secara individu maupun kelompok 5. Siswa lain mendengar, menyimak dan
untuk mempresentasikan ide/pendapat pada memberi tanggapan ide/pendapat maupun
rekan sekelas. SFAE adalah salah satu model gagasan yang positip, disini siswa
pembelajaran yang dikemukakan oleh Adam bermain peran dalam proses
dan Mbrimojo (dalam Prasetyo 1990: 21), pembelajaran.
yang menekankan pada struktur khusus yang 6. Guru mengambil kesimpulan bersama
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa hasil presentasi.
siswa dan memiliki tujuan untuk meningkat 7. Guru menerangkan/menjelaskan kembali
penguasaan akademik. Menurut Mulyana materi secara menyeluruh.

Fatimah Abubakar, S.Pd* adalah Guru Mapel Fisika SMK Negeri 1 Bireuen
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Mei 2016 Volume 25 Nomor 2 155

8. Mengadakan evaluasi dan penilaian. c. Akan terjadinya persaingan yang tidak


9. Penutup. sehat antar siswa baik secara individu
maupun kelompok.
Sudah tentu dalam pelaksanaan setiap
model pembelajaran mempunyai kelebihan Pembelajaran Fisika tentang Pemuaian
dan kekurangannya. adalah sebagai berikut: Panjang
Kelebihan SFAE Pemuaian panjang merupakan materi
a. Mendorong tumbuh dan berkembangnya pelajaran fisika yang diajarkan pada kelas X
potensi berpikir kritis siswa secara Teknik Pendingin dan Tata Udara (TPTU)
optimal. SMK Negeri 1 Bireuen pada semester genap
b. Melatih siswa untuk meningkatkan tahun pembelajaran 2013/2014, dalam hal ini
kemampuan saling bertukar informasi siswa harus mampu memahami konsep
ide/pendapat secara objektif dan rasional. pemuaian panjang dan mampu mengerjakan
c. Melatih percaya diri siswa dan berani bentuk-bentuk soal perhitungan pemuaian
mengemukakan pendapat secara terbuka panjang yang sesuai dengan pokok bahasan
baik dikelompok maupun didepan kelas. pemuaian zat padat.
d. Mendorong siswa untuk lebih aktif , Beberapa zat padat seperti
kreatif dan mau menghargai pendapat besi,aluminium dan tembaga ternyata
orang lain dalam pembelajaran. mengalami pemuaian yang berbeda ketika
e. Melatih kepemimpinan siswa dalam dipanaskan. Batang aluminium dan batang besi
kelompok. yang panjangnya sama, ketika keduanya
f. Menciptakan suasana interaksi siswa dipanaskan dengan kenaikan suhu yang sama,
dengan teman sekelasnya dalam bermain aluminium memuai lebih dari dua kali
peran kerja sama pembelajaran. pemuaian besi. Perbedaan sifat muai berbagai
g. Meningkatkan hasil belajar siswa baik zat ditentukan oleh koefisien muai panjang
secara individu maupun kelompok. dari masing-masing zat itu sendiri. Koefisien
muai panjang (α) didefinisikan sebagai
Kekurangan SFAE perbandingan antara pertambahan panjang zal
a. Memerlukan pengelolaan waktu dan kelas (∆l) dengan panjangnya semula ( lo ), untuk
yang tepat. setiap kenaikan suhu sebesar satu satuan suhu
b. Memerlukan kesiapan mental siswa disaat (∆T). Definisi ini ditulis dalam bentuk
mempresentasikan pendapatnya. persamaan (perhatikan gambar 1), sebagai
berikut:

Dari gambar didapat :

a. ∆l = α. lo . ∆T
b. ∆l = lT - lo

Maka kedua rumus digabung menjadi :


Gambar 1. Pemuaian Panjang

Gambar 1. Pemuaian Panjang

Kerangka Berpikir Penggunaan model pembelajaran yang


Keberhasilan belajar siswa terhadap terprogam, terarah dan dapat meningkatkan
pembelajaran fisika khususnya materi kemampuan saling bertukar pendapat secara
pemuaian panjang dengan menggunakan objektif, rasional, menggali potensi berpikir
model pembelajaran SFAE yang relevan. kritis siswa secara optimal, motivasi siswa

Fatimah Abubakar, S.Pd* adalah Guru Mapel Fisika SMK Negeri 1 Bireuen
Fatimah Abubakar, Meningkatkan Hasil Belajar Pemuaian Panjang 156

untuk belajar lebih aktif sehingga dapat menggunakan lembar observasi. Alat
meningkatkan hasil belajar siswa sesuai pengumpul data meliputi: Tes tertulis, terdiri
dengan harapan. atas 6 soal pilihan ganda materi pemuaian
panjang, lembar observasi dan dokumen.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan berbagai teori yang telah Teknik Analisis Data
dikumpulkan, maka peneliti merumuskan Data yang terkumpul mengunakan
hipotesis tindakan yaitu “Melalui SFAE dapat analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
meningkatkan hasil belajar pemuaian panjang Untuk analisis kuantitatif digunakan analisis
siswa kelas X TPTU SMK Negeri 1 Bireuen ”. deskriptif yaitu skor rata-rata dan persentase,
nilai minimum dan maksimum, ketuntasan dan
METODE PENELITIAN persentase pada setiap siklus. Sedangkan untuk
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti analisis kualitatif dengan mengolah nilai
merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) berdasarkan rentangan nilai dan KKM. Data
atau “Classroom Action Reserh”. Lokasi hasil observasi (pengamatan) yang dibantu
penelitian dilaksanakan adalah Kelas X Teknik oleh dua teman sejawat guru yang
Pendingin dan Tata Udara (TPTU) SMK mengobservasi keaktifan siswa dalam proses
Negeri 1 Bireuen jalan Taman Siswa no. 2, pembelajaran dengan mengunakan skor total
Telp. (0644) 21558, Fax. (0644) 21358, Kode aspek, skor setiap indikator, rata-rata dan
Pos 24251 desa Geulanggang Baro Kecamatan kualifikasi pada setiap siklus.
Kota Juang Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh.
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai Indikator Keberhasilan
dari tanggal 16 Januari s.d 10 April 2014. Indikator keberhasilan proses tindakan
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X adalah apabila kemampuan siswa kelas X
TPTU SMK Negeri 1 Bireuen semester genap TPTU memenuhi nilai kriteria ketuntasan
tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 17 minimal (KKM) sebesar 2,66 (76) C,
orang siswa, dimana 17 orang siswa semuanya Observasi keaktifan siswa belajar dalam setiap
laki-laki. siklus perlu dilakukan sebagai perbandingan
Sumber data dalam penelitian ini adalah dalam keberhasilan pembelajaran. Observasi
siswa sebagai subyek penelitian. Data dari dilaksanakan oleh dua teman sejawat dalam
hasil tes tertulis. Tes tertulis dengan materi pembelajaran setiap siklus.
pemuaian panjang dilaksanakan pada setiap
akhir siklus. Selain siswa sebagai sumber data, Prosedur Penelitian
peneliti juga menggunakan dua teman sejawat Penelitian ini merupakan penelitian
sesama guru kelas sebagai sumber data dalam tindakan kelas yang ditandai dengan adanya
mengobservasi keaktifan siswa dalam siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas
pembelajaran setiap siklus. 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan
Teknik pengumpul data meliputi data tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi,
mengenai peningkatan penguasaan materi analisa data dan refleksi, hal ini terlihat seperti
diambil dari tes hasil belajar setiap siklus. Data pada gambar alur penelitian sebagai berikut:
tentang keaktifan siswa diambil dengan

Fatimah Abubakar, S.Pd* adalah Guru Mapel Fisika SMK Negeri 1 Bireuen
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Mei 2016 Volume 25 Nomor 2 157

Gambar 2. Alur Penelitian

Siklus I kualifikasi pada siklus I. Analisa data I yang


Permasalahan; Hasil kondisi awal (pra diperoleh dari hasil tes dan data hasil observasi
siklus) setelah diadakan penilaian akhir pada siklus I.
pembelajaran Fisika tepatnya materi pemuaian Refleksi I; Dalam tahap ini, merefleksi
panjang pada kelas X TPTU dari 17 siswa seluruh kegiatan atau peristiwa selama
hanya 1 siswa (5,88%) memperoleh baik, 7 pelaksanaan tindakan berlangsung,
siswa (41,18%) memperoleh nilai cukup, 9 membandingkan hasil pra siklus dengan siklus
siswa (52,94%) lagi memperoleh nilai belum I dan mengidentifikasi kembali hal-hal yang
lulus, ini berarti siswa tidak tuntas belajar masih kurang dan mempertahankan hal yang
52,94% dari siswa yang jumlahnya 17 orang. dianggap baik. Dan apabila pelaksanaan
Permasalahan ini akan dianalisis pada kondisi tindakan pada siklus I belum memuaskan,
awal (pra siklus). maka akan ditindak lanjut lagi pada siklus II
Perencanaan tindakan I terdiri atas sampai tujuan berhasil.
kegiatan: Penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Penyusunan RPP Siklus II
pembelajaran fisika untuk materi pemuaian Perencanaan tindakan II; Penyusunan
panjang disesuaikan dengan model rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
pembelajaran SFAE. Penyiapan skenario Penyusunan RPP pembelajaran fisika untuk
pembelajaran dengan model SFAE. materi pemuaian panjang disesuaikan dengan
Menyiapkan buku panduan/ LKS pemuaian model pembelajaran SFAE. Penyiapan
panjang. Pada siklus I, 17 siswa dibagi skenario pembelajaran dengan model SFAE.
menjadi 4 kelompok. Menyiapkan buku panduan/LKS pemuaian
Pelaksanaan tindakan I; Pelaksanaan panjang. Pada siklus II, 17 siswa dibagi
program pembelajaran sesuai dengan jadwal. menjadi 3 kelompok, dimana pada setiap
Proses pembelajaran dengan menggunakan kelompok ada dua siswa yang berprestasi.
model pembelajaran SFAE pada materi Pelaksanaan tindakan II; Pelaksanaan
pemuaian panjang. Melaksanakan kegiatan program pembelajaran sesuai dengan jadwal.
proses pembelajaran, menyajikan dan Proses pembelajaran dengan menggunakan
menjelaskan materi pemuaian panjang dengan model pembelajaran SFAE pada materi
pendekatan SFAE. Mengadakan tes tertulis pemuaian panjang. Melaksanakan kegiatan
dan penilaian hasil tes tertulis. proses pembelajaran, menyajikan dan
Observasi I; Observasi (pengamatan) menjelaskan materi pemuaian panjang dengan
yang dibantu oleh dua teman sejawat guru pendekatan SFAE. Mengadakan tes tertulis
yang mengobservasi keaktifan siswa dalam dan penilaian hasil tes tertulis.
proses pembelajaran dengan mengunakan skor Observasi II ; Observasi (pengamatan)
total aspek, skor setiap indikator, rata-rata dan yang dibantu oleh dua teman sejawat guru

Fatimah Abubakar, S.Pd* adalah Guru Mapel Fisika SMK Negeri 1 Bireuen
Fatimah Abubakar, Meningkatkan Hasil Belajar Pemuaian Panjang 158

yang mengobservasi keaktifan siswa dalam memperhatikan hasil observasi keaktifan


proses pembelajaran dengan mengunakan skor masih ada siswa yang kurang aktif dalam
total aspek, skor setiap indikator, rata-rata dan proses pembelajaran, oleh karena itu
kualifikasi pada siklus II. Analisa Data II diperlukan perbaikan pada pembelajaran siklus
yang diperoleh dari hasil tes dan data hasil II.
observasi pada siklus II dan mengambil Data yang diperoleh dari hasil tes dan
kesimpulan. data hasil observasi pada siklus II Hasil siklus
Refleksi II; Refleksi dalam tahap ini, II setelah diadakan penilaian akhir
membandingkan hasil belajar pada siklus I pembelajaran Fisika tepatnya materi pemuaian
dengan siklus II dimana peneliti panjang pada kelas X TPTU dari 17 siswa
mengharapkan siswa dapat meningkatkan hasil hanya 7 siswa (41,18%) memperoleh baik, 10
belajar pemuaian panjang sesuai dengan siswa (58,82%) memperoleh nilai cukup.
harapan. Refleksi dalam tahap ini, membandingkan
hasil belajar pada siklus I dengan siklus II
HASIL DAN PEMBAHASAN dimana peneliti mengharapkan siswa dapat
meningkatkan hasil belajar pemuaian panjang
Hasil Penelitian melalui SFAE sesuai dengan harapan.
Hasil kondisi awal (pra siklus) setelah Berdasarkan hasil siklus I dengan hasil tes
diadakan penilaian akhir pembelajaran Fisika siklus II dapat dilihat adanya pengurangan
tepatnya materi pemuaian panjang pada kelas jumlah siswa yang masih di bawah KKM.
X TPTU dari 17 siswa hanya 1 siswa (5,88%) Pada siklus I dibawah KKM sebanyak 6 siswa
memperoleh baik, 7 siswa (41,18%) dan pada akhir siklus II semua lulus sesuai
memperoleh nilai cukup, 9 siswa (52,94%) dengan nilai KKM. Nilai rata-rata kelas
lagi memperoleh nilai belum lulus, ini berarti meningkat dari 77 menjadi 83. Jumlah siswa
siswa tidak tuntas belajar 52,94% dari siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami
yang jumlahnya 17 orang. Berdasarkan hasil peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I.
tes pra siklus yang tidak sesuai dengan Disamping hasil tes pada siklus II sangat
harapan dengan ketuntasan belajar dari 17 memuaskan, juga keberhasilan keaktifan
siswa hanya 8 siswa yang tuntas (47,06%) siswa dalam proses pembelajaran sisklus II ada
dan belum tuntas 9 siswa (52,94%) serta nilai peningkatan dibandingankan dengan proses
rata-rata 74 masih dibawah nilai KKM, pembelajaran pada siklus I, dari kualifikasi B
dipadukan lagi dengan hasil observasi pra (Aktif) dengan skor nilai rata-rata 60,2 pada
siklus dengan kualifikasi kurang aktif (C). siklus I meningkat menjadi B (Aktif) dengan
Maka perlu tindakkan untuk perbaikan agar skor nilai rata-rata 70,4. Menurut data yang
siswa lebih aktif lagi dalam pembelajaran. ada bahwa keberhasilan belajar pada siklus II
Data yang diperoleh dari hasil tes dan lebih baik dari siklus I maupun pada pra siklus
data hasil observasi pada siklus I. Hasil siklus , dengan demikian hasil pembelajaran sudah
I setelah diadakan penilaian akhir semaksimal mungkin yang sesuai dengan
pembelajaran Fisika tepatnya materi pemuaian harapan.
panjang pada kelas X TPTU dari 17 siswa
hanya 3 siswa (17,65%) memperoleh baik , 8 Pembahasan
siswa (47,06%) memperoleh nilai cukup dan 6 Dengan melihat perbandingan hasil tes
siswa (35,29%) lagi memperoleh nilai belum pra siklus (kondisi awal), siklus I dan siklus II
lulus. Pada pra siklus dibawah KKM ada peningkatan yang cukup signifikan, baik
sebanyak 9 siswa dan pada akhir siklus I dilihat dari ketuntasan belajar maupun hasil
berkurang menjadi 6 siswa. Nilai rata-rata perolehan nilai rata- rata siswa meningkat
kelas meningkat dari 74 menjadi 77. Jumlah 3,97% dari nilai rata-rata 74 pada pra siklus
siswa yang mencapai ketuntasan belajar menjadi 77 ada siklus I, dan meningkat 7,50%
mengalami peningkatan jika dibandingkan dari nilai rata-rata 77 pada siklus I menjadi 83
dengan siklus I. Menurut gambaran yang ada, pada siklus II. Selain itu dapat dilihat pada
bahwa keberhasilan belajar pada siklus I lebih data dan diagram nilai rata-rata, nilai tertinggi
baik dari pra siklus, namun demikian hasil dan nilai terendah pada setiap siklus dibawah
pembelajaran belum semaksimal mungkin ini:
yang sesuai dengan harapan. Dengan

Fatimah Abubakar, S.Pd* adalah Guru Mapel Fisika SMK Negeri 1 Bireuen
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Mei 2016 Volume 25 Nomor 2 159

Tabel 1. Hasil Belajar Berdasarkan Nilai Siswa


No Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Nilai tertinggi 82 86 90
2 Nilai Terendah 66 68 76
Nilai Rata-rata 74 77 83

Gambar 3. Diagram Hasil Belajar Berdasarkan Nilai Siswa

Dari hasil belajar sejumlah 17 siswa (64,71%) dan tidak tuntas 6 siswa (35,29%)
mencapai ketuntasan berdasarkan nilai KKM serta pada siklus II semua siswa berjumlah 17
76 (2,66), pada pra siklus 8 siswa (47,06%) siswa (100%) tuntas, berikut data dan diagram
tuntas dan 9 siswa (52,94%) tidak tuntas, ketuntasan pada pra siklus, siklus I dan siklus
sedangkan pada siklus I siswa mencapai II sebagai berikut:
ketuntasan belajar sebanyak 11 siswa

Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Berdasarkan KKM


Pra Siklus Siklus I Siklus II
Ketuntasan
No. Jlh. Jlh. Jlh.
Belajar Persen Persen Persen
Siswa Siswa Siswa
1. Tuntas 8 47,06 % 11 64,71 % 17 100%
2. Belum Tuntas 9 52,94% 6 35,29 % 0 0%
Jumlah 17 100% 17 100% 17 100%

Gambar 4. Diagram Hasil Belajar Siswa Berdasarkan KKM

Keaktifan siswa dalam proses dimana keaktifan siswa mempunyai


pembelajaran juga mengalami peningkatan, peningkatan sebesar 28,03% dari keaktifan

Fatimah Abubakar, S.Pd* adalah Guru Mapel Fisika SMK Negeri 1 Bireuen
Fatimah Abubakar, Meningkatkan Hasil Belajar Pemuaian Panjang 160

siswa pada pra siklus ke siklus I dan 15,62% pembelajaran. Berikut data dan diagram
dari siklus I ke siklus II, sehingga mendukung observasi keaktifan siswa mulai dari pra
keberhasilan siswa dalam proses siklus, siklus I dan siklus II.

Tabel 3. Hasil Observasi Keaktifan Siswa


Keaktifan Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II
a . Skor rata-rata 45,4 60,2 70,4
b. Kualifikasi Kurang aktif (C) Aktif (B) Aktif (B)

Gambar 5. Diagram Hasil Observasi Keaktifan Siswa

Dari hasil penelitian dan pembahasan ke siklus II, sehingga membuat efektifitas
yang ada , dapatlah dikatakan bahwa dengan dalam proses pembelajaran.
menerapkan model pembelajaran SFAE pada
pembelajaran fisika dalam materi pemuaian 3. Tingkat keberhasilan belajar pemuaian
panjang siswa X TPTU SMK Negeri 1 panjang melalui SFAE pada siswa kelas X
Bireuen dapat meningkatkan hasil belajarnya TPTU SMK Negeri 1 Bireuen, dimana
sesuai dengan harapan. tingkat hasil belajar pada siklus I siswa
mencapai ketuntasan belajar sebanyak 11
KESIMPULAN siswa (64,71%) dan tidak tuntas 6 siswa
Berdasarkan penelitian ini dapat (35,29%) sedangkan pada siklus II semua
disimpulkan bahwa: siswa berjumlah 17 siswa (100%) tuntas
1. Cara melakukan peningkatan hasil belajar belajar.
pemuaian panjang pada siswa kelas X
TPTU SMK Negeri 1 Bireuen, dimana Saran
melalui SFAE dirancang khusus untuk Berkaitan dengan kesimpulan hasil
mempengaruhi pola interaksi, menggali penelitian di atas, maka dikemukakan saran
potensi berpikir kritis siswa secara optimal, bahwa guru hendaknya menerapkan model
siswa belajar bermain peran dalam SFAE sesuai dengan materi yang diajarkan,
mempresentasikan ide/pendapat pada rekan untuk efektifitas dan meningkatkan hasil
sekelas, sehingga meningkatan hasil belajar siswa.
belajar.
DAFTAR PUSTAKA
2. Efektifitas SFAE dalam meningkatkan Ari Kunto, Suharsimi. 2008. Penelitian
hasil belajar pemuaian panjang pada siswa Tindakan Kelas, cet VI. Jakarta: PT
kelas X TPTU SMK Negeri 1 Bireuen, Bumi Aksara.
dengan adanya efektifitas SFAE keaktifan M. Suratman. 2000. Buku Fisika 1 SMK.
siswa mengalami peningkatan sebesar Bandung: Armico.
28,03 % dari keaktifan siswa pada pra Mulyana, Etin Solihatin. 2005. Menjadi Guru
siklus ke siklus I dan 15,62 % dari siklus I Profesional, Memciptakan

Fatimah Abubakar, S.Pd* adalah Guru Mapel Fisika SMK Negeri 1 Bireuen
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Mei 2016 Volume 25 Nomor 2 161

Pembelajaran Kreatif dan S. Nasution. 2006. Berbagai Pendekatan


Menyenangkan. Bandung: PT Remeja Dalam Proses Belajar & Mengajar.
Rosdakarya Offset. Bandung: PT Bumi Aksara.
Moh User Usman. 2002. Menjadi Guru Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses
Profesional. Bandung: Remaja Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.
Rosdakarya. Sudjana, Nana. 2009. Belajar dan Faktor-
Oemar, Hamalik. 1992. Psikologi Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya.
Mengajar. Bandung: Sinar Baru Jakarta: Rineka Cipta.
Ridwan P. Gunawan. 2013. Model Suharjono. 2009. Penelitian Tindakan. Malang
Pembelajaran Kooperatif tipe Student : LP3UM.
Facilitator And Explaining (SFAE), Sugiyanto. 2008. Model-Model Pembelajaran
(Berbagi Ilmu Itu Indah Inovatif. Surakarta: PSG Rayon 13.
blogspot.com). Diakses: 2 Januari Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning
2014. Teori & Apilkasi Paikem.
Saifudin Azwar. 1998. Tes Prestasi II. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fatimah Abubakar, S.Pd* adalah Guru Mapel Fisika SMK Negeri 1 Bireuen

Anda mungkin juga menyukai