Disusun oleh :
SITI MUTMAINAH
P27240016045
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-Nya makalah
tentang “Kasus Korupsi Dana Haji Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali” dapat
diselesaikan.
Tujuan dari makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Budaaya Anti Korupsi
yang diampu oleh Bapak Purwanto, SST.,Akp.,MPH.
Tentunya makalah ini tidak luput dari kesalahan, kesempurnaan baik dalam hal kata maupun
pengetikan dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat menjadi nilai bagi saya pribadi dan salah satu referensi
bagi para pembaca dan semua pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP....................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya dalam
melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagai suatu proses perubahan yang direncanakan
mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan pembangunan
terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni (orang-orang yang
terlibatsejak dari perencanaan samapai pada pelaksanaan) dan pembiayaan. Diantara dua faktor
tersebut yang paling dominan adalah faktor manusianya. Indonesia merupakan salah satu negara
terkaya di Asia dilihat dari keanekaragaman kekayaan sumber daya alamnya. Tetapi ironisnya,
negara tercinta ini dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia bukanlah merupakan sebuah
negara yang kaya malahan termasuk negara yang miskin. Mengapa demikian? Salah satu
penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya manusianya. Kualitas tersebut bukan hanya
dari segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas moral dan
kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari aparat penyelenggara
negara menyebabkan terjadinya korupsi. Korupsi di Indonesia dewasa ini sudah merupakan
patologi social (penyakit social) yang sangat berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Korupsi telah mengakibatkan kerugian materiil
keuangan negara yang sangat besar. Namun yang lebih memprihatinkan lagi adalah terjadinya
perampasan dan pengurasan keuangan negara yang dilakukan secara kolektif oleh kalangan
anggota legislatif dengan dalih studi banding, THR, uang pesangon dan lain sebagainya di luar
batas kewajaran. Bentuk perampasan dan pengurasan keuangan negara demikian terjadi hampir
di seluruh wilayah tanah air. Hal itu merupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu,
sehingga yang menonjol adalah sikap kerakusan dan aji mumpung. Persoalannya adalah dapatkah
korupsi diberantas? Tidak ada jawaban lain kalau kita ingin maju, adalah korupsi harus diberantas.
Jika kita tidak berhasil memberantas korupsi, atau paling tidak mengurangi sampai pada titik nadir
yang paling rendah maka jangan harap Negara ini akan mampu mengejar ketertinggalannya
dibandingkan negara lain untuk menjadi sebuah negara yang maju. Karena korupsi membawa
dampak negatif yang cukup luas dan dapat membawa negara ke jurang kehancuran.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa bentuk korupsi yang dilakukan oleh mantan menteri agama Suryadharma Ali ?
2. Bagaimana proses penanganan kasus korupsi dana haji ?
3. Berapakah besar kerugian negara pada kasus korupsi dana haji ?
4. Bagaimanakah proses peradilan yang dilakukan pada kasus korupsi dana haji ?
5. Berapakah vonis yang dijatuhkan pada mantan menteri agama Suryadharma Ali ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bentuk korupsi mantan menteri agama Suryadharma Ali.
2. Mengetahui proses penanganan kasus korupsi dana haji.
3. Mengetahui besar kerugian negara pada kasus korupsi dana haji.
4. Mengetahui proses peradilan pada kasus korupsi dana haji.
5. Mengetahui vonis yang dijatuhkan pada mantan menteri agama Suryadharma Ali.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah adalah:
1. Penulis
Manfaat penulisan makalah ini bagi penulis adalah untuk menambah wawasan
dan pemahaman tentang kasus korupsi dana haji mantan menteri agama
Suryadharma Ali.
2. Institusi pendidikan
Manfaat penulisan makalah ini bagi institusi pendidikan sebagai sarana pendidikan
untuk mempersiapkan peserta didik di lingkungan akupunktur dengan berbagai
modalitas yang ada, khususnya pada mata kuliah pendidikan budaya anti korupsi.
3. Masyarakat Umum
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Korupsi secara etimologis berasal dari bahasa latin corumpere yang bermakna busuk,
rusak, menyogok, dan menggoyahkan. Dalam hal ini kata korupsi merujuk pada tindakan yang
berupaya untuk menyalahgunakan kepercayaan publik guna mendapatkan keuntungan
tertentu secara sepihak. Dalam Bahasa Inggris, korupsi berasal dari kata corrupt, corruption
yang diartikan sebagai kecurangan yang bersifat merusak. Hal ini menggambarkan bahwa
korupsi mencakup pada penyalahgunaan wewenang oleh pejabat pemerintah seperti
penggelapan dan nepotisme, juga penyalahgunaan yang menghubungkan sektor
Suryadharma Ali merupakan seorang politikus asal Jakarta yang pernah dipercaya untuk
memimpin lembaga negara sebesar Kementrian Agama Republik Indonesia. Lahir pada
tanggal 19 September 1956, dalam perkembangannya beliau tercatat sebagai anggota Alumni
Institute Agama Islam Negeri Syarief Hidayatullah. Pada tahun 2001 beliau tercatat sebagai
Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat hingga tahun 2004. Dalam karir politiknya terlibat
dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Partai Persatuan Pembangunan
(PPP). Sebelum menduduki sebagai Menteri Agama Indonesia, Suryadharma Ali menjabat
sebagai Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah di Kabinet Indonesia Bersatu
masa kepemimpinan pasangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla.
Sebelumnya jabatan tersebut diduduki oleh Alimarwan Hanan yang konon merasa belum
berhasil mengangkat Kementerian Negara KUKM menjadi Departemen Koperasi. Saat ini
posisi tersebut diduduki oleh Mari Elka Pangestu. Suryadharma menduduki sebagai menteri
Agama tertanggal 22 Oktober hingga 2014. Beliau adalah orang ke 20 yang menjabat di kursi
kementerian tersebut. Kementerian Agama Indonesia didirikan pada tanggal 19 Agustus 1945
yang diawali oleh K.H Wahid Hasyim. Sebagaimana diketahui bahwa Suryadharma Ali
3
ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tanggal 22 Mei
2014. Dalam hal ini ketetapan tersebut disampaikan oleh Busyro Muqoddas selaku Wakil
Ketua KPK pada publik. Hal ini menjadi pemberitaan yang cukup mengejutkan, mengingat
Kementrian Agama selama ini digolongkan sebagai tempat berkumpulnya orang-orang yang
bersih dan suci karena senantiasa memperjuangkan penegakan moral dalam kehidupan
beragama dan bernegara. KPK sendiri merupakan sebuah komisi yang dientuk pada taahun
2003 dengan merujuk pada UU No.30 Tahun 2002 yang menghendaki pemberantasan tindak
pidana korupsi di Indonesia. Dalam hal ini KPK memiliki tugas untuk melakukan kordinasi,
supervise, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pengawasan terhadap instansi
penyelenggara negara sebagai bentuk pencegahan terhadap tindak pidana korupsi.
4
BAB III
PEMBAHASAN
Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) diketahui ada informasi
kepada KPK bahwa terdapat transaksi keuangan yang dianggap mencurigakan dengan
melibatkan Suryadharma Ali. Hal ini kemudian ditegaskan oleh Wakil Kepala PPATK Agus
Santoso yang mengatakan adanya indikasi tindak pidana pencucian uang Suryadharma Ali
selaku pejabat negara dalam jumlah yang besar. Dalam hal ini hasil audit PPATK dijelaskan
bahwa nilai transaksi mencurigakan tersebut mencapai Rp 230 Milliar. Hal ini merugikan
negara dimana penyalahgunaan wewenang dan upaya memperkaya diri. Dimana dalam
tindakannya memanfaatkan dana setoran awal haji untuk membiayai pejabat Kementrian
Agama beserta keluarganya untuk dapat naik haji. Hal ini menjadikan KPK menduga
adanya penggelembungan nominal harga terkait biaya catering, biaya pemondokan, dan
biaya transportasi jemaah haji.
Menurut Soewartojo (2005 : 20) ada beberapa bentuk tindak pidana korupsi,
yakni pertama korupsi uang negara, menghindari pajak dan bea cukai, pemerasan dan
penyuapan. Kedua pungutan liar yang sulit untuk dibuktikan (komisi kredit bank,
komisi proyek tender, imbalan jasa, pemberian izin, kenaikan pangkat, uang
transportasi). Ketiga pungutan liar yang tidak sah (pungutan yang dilakukan tanpa
ketetapan peraturan yang berlaku). Melihat kembali yang dilakukan oleh Suryadharma
Ali terkait penyalahgunaan kewenangan pengelolaan ibadah haji, yaitu pengelolaan
bungaOngkos Naik Haji (ONH) yang dituding PPATK tidak transparan. PPATK mencatat,
ONH calon jemaah haji yang mencapai Rp80 triliun menghasilkan bunga sebesar Rp2,3
triliun. Bunga sebesar itu, menurut PPATK, sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk
membeli apartemen sebagai tempat tinggal jemaah selama menjalankan ibadah haji.
Praktik penggelembungan dana biaya pengelolaan haji pada dasarnya membawa
dampak negatif karena menyerap anggaran dana pemerintah yang bersumber dari
masyarakat itu sendiri.
5
pengelolaan dana haji dan penyimpangan pengalokasian dana untuk kepentingan
privat (termasuk golongan dan kelompok tertentu). Sebagaimana dikatakan oleh
Baswir (1993) menjelaskan bahwa ada 7 pola korupsi yang dilakukan oleh pejabat
pemerintahan, antara lain pola konvensional, pola upeti, pola komisi, pola menjegal
order, pola perusahaan rekanan, pola kwitansi fiktif, dan pola penyalahgunaan
kewenangan.
6
Agama Suryadharma Ali terkait penyelidikan proyek pengadaan barang dan jasa dalam
penyelenggaraan haji. Selama sepuluh jam, Suryadharma, di antaranya, dicecar soal
pemondokan haji yang tak layak. Pada 15 Mei 2015 Ketua KPK Abraham Samad
menyatakan bahwa dalam satu atau dua pekan ke depan KPK akan menetapkan
tersangka terkait proyek pengadaan barang dan jasa dalam penyelenggaraan haji di
Kementerian Agama pada tahun anggaran 2012-2013. Pada 22 Mei2015 KPK
menggeledah ruang kerja Suryadharma di lantai II Gedung Pusat Kementerian Agama
di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, selama sembilan jam dan menetapkan
Suryadharma Ali sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait
pengadaan barang dan jasa haji di Kementerian Agama tahun anggaran 2012-2013.
Nilai dana haji yang dikelola
Analisis Framing Pemberitaan Penahanan Suryadarma Ali (M. Abdul Rachman) 129,
lebih dari Rp 1 triliun. Suryadharma diduga melanggar Pasal 2 Ayat 1 atau Pasal 3 UU
No 31 tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi. Tak hanya itu, Suryadharma juga
telah dicegah bepergian ke luar negeri. Realitas – realitas berkenaan dengan kasus
Suryadharma Ali tersebut dapat diketahui oleh masyarakat karena adanya
pemberitaan media massa. Tentunya kegiatan jurnalistik yang menjadi bagian kerja
media massa tidak dapa tdipisahkan dari proses mengolah fakta menjadi informasi.
Media massa menginformasikan realias yang berlangsung di suatu tempat, namun
realitas tersebut telah dibentuk, dibingkai dan di poles sedemikian rupa oleh media
tersebut. Media melakukan tindakan kostruktif berdasarkan ideologi yang menjadi
landasan media tersebut. Pada akhirnya realitas sosialtesebut dianggap sebagai
“fakta”, terlepas dari berarti tidaknya isi pemberitaan tersebut.
7
menyambut temuan tersebut dan melakukan penyelidikan selama hampir setahun.
Namun, belum ada pihak-pihak yang diperiksa. Mulai Januari 2014, KPK justru
melakukan penyelidikan atas dugaan penyimpangan dana haji tahun anggaran 2012-
2013. Saat itu, selain pengadaan barang dan jasa, komisi antirasuah itu juga
menyelidiki biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) dan pihak-pihak yang diduga
mendapatkan fasilitas pergi haji.
- 3 Februari 2014: KPK meminta keterangan anggota Komisi VIII DPR, Hasrul Azwar,
terkait terkait pengelolaan dana haji.
- 6 Februari 2014: KPK juga meminta keterangan anggota Komisi VIII Dewan
Perwakilan Rakyat asal fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Jazuli Juwaini.
- 6 Mei 2014: KPK meminta keterangan Menteri Agama Suryadharma Ali terkait
penyelidikan proyek pengadaan barang dan jasa dalam penyelenggaraan haji. Selama
sepuluh jam, Suryadharma Ali di antaranya, dicecar soal pemondokan haji yang tak
layak.
- 15 Mei 2014: Ketua KPK Abraham Samad menyatakan bahwa dalam satu atau dua
pekan ke depan KPK akan menetapkan tersangka terkait proyek pengadaan barang
dan jasa dalam penyelenggaraan haji di Kementerian Agama pada tahun anggaran
2012-2013.
- 22 Mei 2014: KPK menggeledah ruang kerja Suryadharma di lantai II Gedung Pusat
Kementerian Agama di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, selama sembilan jam.
- 22 Mei 2014: KPK menetapkan Suryadharma Ali sebagai tersangka kasus dugaan
tindak pidana korupsi terkait pengadaan barang dan jasa haji di Kementerian Agama
tahun anggaran 2012-2013. Nilai dana haji yang dikelola lebih dari Rp 1 triliun.
Suryadharma Ali diduga melanggar Pasal 2 Ayat 1 atau Pasal 3 UU No 31 tahun
8
1999 tentang Tindak Pidana Korupsi. Tak hanya itu, Suryadharma juga telah dicegah
bepergian ke luar negeri.
Dalam persidangan yang dipimpin hakim Tati Hadiyati, anggota tim kuasa
hukum Suryadharma, Humphrey R Gani menjelaskan, penetapan tersangka terhadap
Kliennya patut diduga mengandung unsur politis, karena suryadharma Ali mendukung
calon presiden Prabowo Subianto dalam Pemilu Presiden 2014.
9
Suryadharma Ali ditetapkan sebagai tersangka dua hari setelah dia
menghantar Prabowo dan calon wapres Hatta Rajasa untuk mendaftarkan diri ke
Komisi Pemilihan Umum. KPK patahkan dalil Suryadharma Ali, Komisi Pemberantasan
Korupsi menyatakan, penetapan tersangka Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali
didasarkan pada sejumlah bukti permulaan yang cukup serta berdasarkan dari 34
saksi dan 408 dokumen. Ditemukan pula indikasi kerugian negara 3,07 miliar rupiah
dari proses penyelenggaraan ibadah haji 2012 dan 2013 dan juga kerugian negara
1,83 triliun rupiah dari pengadaan pemondokan jemaah haji di Arab Saudi. KPK juga
berpendapat, ganti rugi satu triliun rupiah yang dituntutkan Suryadharma Ali tidak
memiliki dasar hukum. (Kompas, 2015: 4, April).
KPK menahan mantan Menteri Agama 11 April 2015, setelah diperiksa sebagai
tersangka. Penahanan Suryadharma Ali menunjukkan berkas penyidikan terhadap dia
hampir selesai. KPK memiliki waktu maksimal tiga bulan untuk segera melimpahkan
perkara Suryadharma Ali ke pengadilan tindak pidana korupsi. KPK menjerat
Suryadharma Ali dengan Pasal 2 Ayat 1 atau Pasal 3 Undang-Undang Pemberantasan
Tidak Pidana Korupsi (Tipikor) juncto Pasal 55 Ayat 1 Kesatu juncto Pasal 65 KUHP.
(Kompas, 2015: 11, April).
10
Tabel Pemberitaan Kasus Korupsi Suryadharma Ali di Surat Kabar Harian
11
C. Kerugian negara, Proses peradilan, dan Vonis yang dijatuhkan pada Kasus Korupsi
Dana Haji
Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali akan menjalani sidang putusan hari
ini, Senin, 11 Januari 2016 di Pengadilan Tindak Pidana Tipikor. Sidang rencananya
akan dimulai pukul 13.00 WIB. "Sidang putusan Suryaharma dilaksanakan hari ini,"
kata kuasa hukum Suryadharma Johnson Panjaitan saat dikonfirmasi pada Senin, 11
Januari 2016.
12
membacakan amar putusan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jl Bungur
Besar, Jakpus, Senin (11/1/2016). Majelis Hakim menyatakan Suryadharma Ali terbukti
melakukan tindak pidana korupsi dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 2010-2013
mulai dari penentuan petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH), pengangkatan petugas
pendamping amirul hajj, pemondokan, memanfaatkan sisa kuota haji. Suryadharma Ali
juga terbukti menyelewengkan dana operasional menteri Rp 1,8 miliar, pelaksanaan
ibadah haji periode 2010-2013 dan menerima 1 lembar potongan kain penutup Ka'bah
yang disebut kiswah. Penggunaan DOM ditegaskan Majelis Hakim tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang mengatur penggunaan DOM.
"Dari pelaksanaan ibadah haji tahun 2010 hingga tahun 2013, yaitu dalam
penunjukkan PPIH, penggunaan sisa kuota haji, pengaturan prosedur dan persyaratan
pendaftaran haji, penyediaan perumahan haji, pengelolaan biaya penyelenggaraan
ibadah haji (BPIH), serta pengelolaan dana operasional menteri (DOM) tahun 2011-
13
2013 telah menguntungkan terdakwa sendiri sebesar Rp 1,82 miliar dan
menguntungkan orang lain atau korporasi," imbuh Hakim Sutio.
Suryadharma Ali melakukan tindak pidana korupsi yang pidananya diatur dalam
Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP jo Pasal 65 ayat 1 KUHP. Sebelumnya
Jaksa pada KPK menuntut Suryadharma Ali dengan pidana penjara 11 tahun.
Suryadharma Ali juga diminta membayar denda sebesar Rp 750 juta subsidair 6 bulan
kurungan dan membayar uang pengganti Rp 2,2 miliar. Vonis ini dibacakan setelah
Suryadharma menunggu 9 bulan pasca penetapan tersangka dirinya, dan 8 bulan penahanan
oleh lembaga antirasuah. Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali ditahan sejak 10 April
2015 lalu. Penahanan pertama dilakukan selama 20 hari di Rumah Tahanan (Rutan) Guntur
oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
perbuatan yang tidak sesuai peraturan dengan memberangkatkan 1.771 jemaah tidak
sesuai nomor antrian sejumlah Rp 12,328 miliar.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi rekan-
rekan mahasiswa, dan bagi para pembaca. Dan makalah ini dapat dijadikan referensi
serta apabila ada kekurangan atau ada salah dalam penulisan makalah ini, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini dapat
lebih baik lagi.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://news.detik.com/berita/3115925/terbukti-korupsi-ibadah-haji-suryadharma-
ali-dihukum-6-tahun-penjara.
17