Jembatan Ac
Jembatan Ac
“JEMBATAN AC”
Nama : ERIKA
Nim : A1C317007
UNIVERSITAS JAMBI
2018
I. Judul : Jembatan Arus Bolak-Balik
II. Tujuan :
Menurut Dinata (2015: 84-85), Daya pada arus bolak-balik atau alternating
current (ac) ada 3 macam yaitu daya aktif, dayareaktif dan daya nyata.
1. Daya Aktif
Daya aktif digunakan secara umum oleh konsumen. Daya aktif inilah
yang biasanya dapat dikonversikan dalam bentuk kerja. Satuan dayaaktif
dinyatakan dalam watt. Daya aktif (realpower), didapat dari persamaan:
P = V.I.cos𝜃[𝑘𝑊]
2. Daya Reaktif
Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan
medan magnet. Dari pembentukan medan magnet. Maka akan terbentuk fluks
magnet. Satuan daya reaktif dinyatakan dalam VAr. Daya reaktif
(reactivepower), didapat dari persamaan:
Q = V.I.sin𝜃[𝑘 𝑉 𝐴𝑟]
3. Daya Nyata
Daya nyata adalah penjumlahan geometris dari daya aktif dan daya reaktif.
Daya nyata merupakan daya yang diproduksi oleh perusahaan sumber listrik untuk
diditribusikan ke konsumen. Satuan daya nyata ini dinyatakan dalam VA. Daya nyata
(apparent power), didapat dari persamaan:
S = V.I [𝑘 𝑉𝐴]
Daya aktif dan reaktif didefinisikan secara matematika sebagai berikut:
P + JQ = Vsrms.Irms S
Jembatan arus bolak-balik merupakan perluasan wajar dari jembatan arus
searah dan dalam bentuk dasarnya terdiri dari empat lengan jembatan, sumber
eksitasi, dan sebuah detector nol. Sumber daya menyalurkan suatu tegangan bolak-
balik ke jembatan pada frekuensi yang diinginkan. Untuk pengukuran pada
frekuensi rendah, antaran sumber daya (power line) dapat berfungsi sebagai sumber
eksitasi, pada frekuensi yang lebih tinggi, sebuah osilator umumnya menyalurkan
tegangan eksitasi. Detektor nol harus memberi tanggapan terhadap
ketidakseimbangan arus-arus bolak-balik dan dalam bentuk yang paling sederhana
(tetapi sangat efektif) terdiri dari sepasang telepon kepala (head phones). Dalam
pemakaiaan lain, detektor nol dapat terdiri dari sebuah penguat arus bolak-balik
bersama sebuah alat pencatat keluaran atau sebuah indikator tabung sinar elektron
(tuning eye) (William,1999:24).
𝑅 (𝑅 + 2 π f 𝐿 )
= (𝑅𝑥 + 2 π f 𝐿𝑥 )
𝑅𝑛 𝑥 𝑛
𝑅𝑥 𝑅
𝑅𝑥 𝑅𝑛 = 𝑅1 𝑅 atau =𝑅
𝑅1 𝑛
𝐿𝑥 𝑅
dan (2 π f 𝐿𝑥 )𝑅𝑛 = (2 π f 𝐿𝑛 ) 𝑅 atau =𝑅
𝐿𝑛 𝑛
𝐿𝑥 𝑅 𝑅
= 𝑅𝑥 = 𝑅
𝐿𝑛 1 𝑛
𝑅 𝑅
𝐿𝑥 = 𝑅 𝐿𝑛 dan 𝑅𝑥 = 𝑅 𝑅1
𝑛 𝑛
Dimana
𝐿𝑛 = Induktansi standar
𝑅𝑛 = Tahanan standar
S= Sakelar
𝐸2 = Sumber tegangan AC
Rangkaian jembatan AC pada umumnyabanyak digunakan dalam aplikasi
pengukuran nilai suatu komponen., rangkaian jembatan dikatakan seimbang apabila
arus yang mengalir pada cabang yang menghubungkan dua lengan dari jembatan
tersebut sama dengan nol ampere. Dalam penerapannya, Digunakan resistor variabel
yang nilainya sangat presisi yang diatur sehingga arus yang lewat pada bagian tengah
(biasanya memakai galvanometer) sama dengan nol ampere. Untuk rangkaian
AC, kondisi seimbang pada rangkaian jembatan terjadi saat nilai impedansi dari
masing-masing lengan/cabang dalam jembatan (Marthein, 2006: 45).
1. Resistor box
2. Kapasitor
3. Inductor
4. Capit buaya
5. Oscillator
7. Multimeter digital
V. Percobaan
1) Jembatan Maxwell
Susunlah rangkain Jembatan Maxwell seperti gambar di atas.
Nilai tegangan, frekuensi, Rx, Lx, Rs, Ra, Rm ditentukan oleh asisten.
Atur nilai kapasitansi Cs agar jembatan menjadi setimbang.
Catat data pengamatan kedalam tabel berikut:
V F (Hz) Rx Rm Ra Rs Cs Lx Ket
Buktikan dengan hasil perhitungan apakah nilai yang di dapat sesuai
dengan teori yang berlaku.
2) Jembatan Hay
Susunlah rangkain Jembatan Hay seperti gambar di atas.
Nilai tegangan, frekuensi, Rx, Lx, Rs, Ra, Rm ditentukan oleh asisten.
Atur nilai tahanan Cs agar jembatan menjadi setimbang.
Catat data pengamatan kedalam tabel berikut:
V F (Hz) Rx Rm Ra Rs Cs Lx Ket
3) Jembatan Wien
Susunlah rangkain Jembatan Wien seperti gambar di atas.
Nilai tegangan, R1, C1, R2, R3, C3, R4 ditentukan oleh asisten.
Atur frekuensi sumber tegangan agar jembatan menjadi setimbang.
Catat data pengamatan kedalam tabel berikut:
V F (Hz) Rx Rm Ra Rs Cs Lx Ket
V F (Hz) Rx Rm Ra Rs Cs Lx Ket
Menentukan Lx
Lx = R 3 R 2 C
b. Jembatan Wien
Menentukan Hambatan
𝑅2
= 𝑅1 𝐶1 𝑅3 𝐶3
𝑅4
Menentukan Frekuensi
1
𝐹= 𝑅
2𝜋√ 2
𝑅4
c. Jembatan Schering
b. Jembatan wien
NO R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) R4 (Ω) C1 C2 F
c. Jembatan schering
NO. CS S Q w C1 C2
IX. Pembahasan
Penyelesaian:
𝑅𝑥 ∙ 𝑅1 = 𝑅3 𝑅2
𝑅3 𝑅2
𝑅𝑥 =
𝑅1
13,45 . 8,26
𝑅𝑥 =
0,25
𝑅𝑥 = 444,388 Ω
dan
𝐿𝑥 = 𝑅3 𝑅2 𝐶
𝐿𝑥 = 8,26 . 13,45 . 12
𝐿𝑥 = 1333,164 𝑚𝑚
Jembatan Maxwell
1. Diketahui:
R1 = 0,25Ω
R2 =8,26 Ω
R3 = 13,45 Ω
C=12
Ditanya :
Rx = …..?
Lx =…...?
Penyelesaian:
𝑅𝑥 = 3 𝑅2 𝑅1
𝑅𝑥 = 444,388 Ω
2. Diketahui :
R1 = 250 Ω
R2 =82,6 Ω
R3 = 134,5 Ω
C=1200
Dit Rx = …..?
Lx =…...?
Penyelesaian:
𝑅𝑥 = 3 𝑅2 𝑅1
𝑅𝑥 = 44,4388 Ω
𝐿𝑥 = 𝑅3 𝑅2 𝐶
𝐿𝑥 = 13.331.640 𝑚𝑚
Jembatan Hay
Jembatan Hay berbeda dari jembatan Maxwell yaitu mempunyai tahanan R1 yang
seri dengan kapasitor C1 sebagai pengganti tahanan parallel. Dengan segera
keliahatan bahwa pada sudut-sudut fasa yang sama besar, R1 akan mempunyai nilai
yang sangat rendah. Dengan demikian Hay lebih menyenyangkan untuk pengukuran
Q tinggi.
Jembatan wien
Diketahui
Dit:
R2 = ….?
Penyelesaian
𝑅2 𝑅4 = 𝑅1 𝐶1 𝑅3 𝐶3
𝑅2 0,71 = 𝑂,25.12.13,45.2,6
𝑅2 = 74,8461 Ω
Jembatan schering
Jemabatan schering, salah satu jembatan arus bolak-balik yang paling penting,
dipakai secara luas untuk pengukuran kapasitor
Diketahui
CS = 22
S = 44,61
Q = 70,897
W = 0,84
C1 = 12
C2 = 7,4
Dit:
Cx = .....?
Penyelesaian:
Cx = Cs X 𝑠 𝑄𝐶𝑥
Cx = 22 X 44,61 70,897
Cx = 22 X 0,629 Cx = 13,84
= - 437,346
Jembatan carey-foster
Diketahui
C = 12
Q = 70,897
R = 0,25
S = 44,61
Dit : M = …?
L = …?
Penyelesaian
𝑀 = 𝐶 𝑥 𝑄 𝑥𝑅
𝑀 = 12 𝑥 70,897 𝑥0,25
𝑀 = 212,691
𝐿 = (1 +44,61 70,897)
𝐿 = 212,691 (1,629)
𝐿 = 346,521 𝑚𝑚
Diketahui:
C = 1200
Q = 708,97
R = 82,6
S = 446,1
Dit :
M = …?
L = …?
Penyelesaian
𝑀 = 𝐶 𝑥 𝑄 𝑥𝑅
𝑀 = 70273106,4
𝐿 = (1 +446,1 708,97 )
𝐿 = 70273106,(1,6629)
𝐿 = 114474890,3 𝑚𝑚
X. KESIMPULAN
𝑧1𝑧4 = 𝑧2𝑧3
Dinata, Irwan dan Wahri Sunanda. 2015. Implementasi Wireless Monitoring Energi
Listrik Berbasis Database. Bangka Belitung: Jurnal Nasional Teknik Elektro.
ISSN: 2302-2909. Vol.4, No.1
Suryatmo. 1997. Fakultas Teknik: Pengukuran Listrik dan Elektronika. Jakarta: Bumi
Aksara
XI. Lampiran
9.1 Lampiran Hitung
1. Jembatan Maxwell
a. Dik:
R1 = 0,25Ω
R2 =8,26 Ω
R3 = 13,45 Ω
C=12
Dit Rx = …..?
Lx =…...?
Penyelesaian:
𝑅3 𝑅2
𝑅𝑥 =
𝑅1
13,45 . 8,26
𝑅𝑥 =
0,25
𝑅𝑥 = 444,388 Ω
𝐿𝑥 = 𝑅3 𝑅2 𝐶
𝐿𝑥 = 8,26 . 13,45 . 12
𝐿𝑥 = 1333,164 𝑚𝑚
b. Dik :
R1 = 250 Ω
R2 =82,6 Ω
R3 = 134,5 Ω
C=1200
Dit Rx = …..?
Lx =…...?
Penyelesaian:
𝑅3 𝑅2
𝑅𝑥 =
𝑅1
134,5 . 82,6
𝑅𝑥 =
250
𝑅𝑥 = 44,4388 Ω
𝐿𝑥 = 𝑅3 𝑅2 𝐶
𝐿𝑥 = 82,6 . 134,5 . 1200
𝐿𝑥 = 13.331.640 𝑚𝑚
2. Jembatan wien
a. Dik:
R1 = 0,25Ω
R3 = 13,45 Ω
R4 = 0,71 Ω
C1 =12
C3 =2,6
Dit: R2 = ….?
F = …?
Penyelesaian
𝑅2
= 𝑅1 𝐶1 𝑅3 𝐶3
𝑅4
𝑅2
= 𝑂, 25. 12. 13,45. 2,6
0,71
𝑅2 = 74,8461 Ω
1
𝐹=
𝑅
2𝜋√𝑅2
4
1
𝐹=
74,4861
2𝜋√ 0,71
1
𝐹=
2𝜋. 10,24
1
𝐹=
64,32
𝐹 = 0,016 𝐻𝑧
b. Dik:
R1 = 250 Ω
R3 = 134,5 Ω
R4 = 710 Ω
C1 =1200
C3 =260
Dit: R2 = ….?
F = …?
Penyelesaian
𝑅2
= 𝑅1 𝐶1 𝑅3 𝐶3
𝑅4
𝑅2
= 250. 1200. 134,5. 260
710
𝑅2 = 7,4486 𝑥 1012 Ω
1
𝐹=
𝑅
2𝜋√𝑅2
4
1
𝐹=
7,4486 𝑥 1012
2𝜋√ 710
1
𝐹=
2𝜋. 0,01 𝑥 106
1
𝐹=
0,0628 𝑥 106
𝐹 = 1,6 𝑥 10−5
3. Jembatan schering
a. Dik :
CS = 22
S = 44,61
Q = 70,897
W = 0,84
C1 = 12
C2 = 7,4
Dit:Tan θx . Tan θs = … . . ?
Cx = .....?
Penyelesaian
𝑠
Cx = Cs X Cx
𝑄
44,61
Cx = 22 X
70,897
Cx = 22 X 0,629
Cx = 13,84
𝑠
Cx = Cs X Cx
𝑄
446,1
Cx = 2200 X
708,97
Cx = 2200 X 0,629
Cx = 1384,2
4. Jembatan carey-foster
a. Dik :
C = 12
Q = 70,897
R = 0,25
S = 44,61
Dit : M = …?
L = …?
Penyelesaian
𝑀 = 𝐶 𝑥 𝑄 𝑥𝑅
𝑀 = 12 𝑥 70,897 𝑥0,25
𝑀 = 212,691
44,61
𝐿 = 𝑀(1 + )
70,897
𝐿 = 212,691 (1,629)
𝐿 = 346,521 mm
b. Dik :
C = 1200
Q = 708,97
R = 82,6
S = 446,1
Dit : M = …?
L = …?
Penyelesaian
𝑀 = 𝐶 𝑥 𝑄 𝑥𝑅
𝑀 = 1200 𝑥 708,97 𝑥 52,6
𝑀 = 70273106,4
446,1
𝐿 = 𝑀(1 + )
708,97
𝐿 = 70273106, (1,629)
𝐿 = 114474890,3 mm