Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANALISIS KESEHATAN PT.BANK RAKYAT


INDONESIA Tbk PADA TAHUN 2009

Oleh:

1. TRI MAULINA 1400542013

2. HILDA OKTAVIANI 1400542018

3. DESI FITRIANI 1400542026

4. ABDINOR SUDELMA 1400542085

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bank sebagai lembaga keuangan dengan usaha utamanya memberikan


jasa dibidang perbankan. Peran perbankan dalam mengihumpun dana dari
masyarakat diperlukan suatu kondisi perbankan yang sehat serta tersedianya
produk jasa perbankan yang menarik minat masyarakat. Bank mempunyai
kepentingan untuk menjaga dana tersebut agar kepercayaan masyarakat dapat
terjaga.

Akhir-akhir ini istilah bank sehat atau tidak sehat sudah semakin
popular.berbagai kejadian actual, tentang perbankan seperti merger dan likuidasi
selalu dikatikan dengan kesehatan bank. Oleh karena itu, sebuah bank tentunya
memerlukan suatu analisis untuk mengetahui kondisi bank setelah melakukan
kegiatan operasionalnya dalam jangka waktu tertentu.

Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung jumlah rasio


keuangan yang wajar dijadikan sebagai dasar penilaian tingkat kesehatan bank.
Hasil analisis laporan keuangan akan dapat membantu menjelaskan berbagai
hubungan dan kecendrungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan
mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa yang akan datang.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana tingkat kesehatan bank pada PT.Bank Rakyat Indonesia Tbk pada
tahun 2009?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BANK
2.1.1 Pengertian

Bank adalah suatu lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan


dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal
dari bahasa Italia “banca” berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut
Undang Undang Negara Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998, bank adalah
badan uasaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan meyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat.

Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari


masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Jasa-jasa
perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan uatama
tersebut.

2.1.2 Sejarah

Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada


zaman kerajaan tempo dulu di daratan Eropa.Bank pertama kali didirikan dalam
bentuk seperti sebuah fima pada tahun 1690, pada saat kerajaan Inggris
berkemauan merencanakan membangun kembali kekuatan armada laut untuk
bersaing dengan kekuatan armada laut Perancis, akan tetapi pemerintah Inggris
saat itu tidak mempunyai kemampuan pendanaan, kemudian berdasarkan gagsan
William Paterson yang kemudian oleh Charles Montagu direlisasikan dengan
membentuk sebuah lembaga intermediasi keuangan yng kahirnya dapat
memenuhi dana pembiayaan hanya dalam waktu 12 hari. Kemudian uasaha
perbankan berkembng ke Asia Barat oleh para pedagang. Perkembangan
perbankan di Asia Afrika dan Amerika dibawa oleh bangsa Eropa pada saat
melakukan penjajahan baik di Asia, Afrika maupun Benua Amerika.

Sejarah dikenalnya bank dimulai dari jasa penukaran uang, sehingga


dalam sejarah perbankan arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran uang.
Dalam perjalanan sejarah kerajaan pada masa dahulu penukaran uangnya
dilakukan antar kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain. Kemudian dalam
perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan berkembang menjadi
tempat penitipan uang atau yang disebut kegiatan simpanan. Kemudian
bertambah menjadi kegiatan pinjaman uang. Uang tersebut oleh perbankan akan
dipinjamkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan. Jasa-jasa bank
lainnya menyusul sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan
masyarakat yang semakin beragam.

2.1.3 Sejarah Bank di Indonesia

Sejarah oerbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan


Hindia Belanda . pada masa itu De Jvasche Bank didirikan di Batavia pada
tanggal 24 Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto
Maatschappij pada tahun 1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil
bumi dalam negeri dan penjualan ke luar megeri serta terdapat beberapa bank
yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank tersebut ialah:
1. De Javasche Bank
2. De post Poar Bank
3. Hulp en Spaar bank
4. De Algemenevolks Crediet bank
5. Nederland Handles Maatscappi
6. Nationale Handles Bank
7. De Escompto Bank
8. Nederlands Indische Handles bank

Disamping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-
orang asing seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-bank tersbut antara
lain:

1. Nederlansche Indische Spaar En Deposito bank


2. Bank Nasional Indonesia
3. Bank Abuan Saudagar
4. Bank Boemi
5. The Chartered bank of India, Australia and China
6. Hongkong and Shanghai banking Corporation
7. Yokohama Species bank
8. The Matsui bank
9. The Bank of China
10. Batavia Bank

2.1.4 Sejarah Bank Rakyat Indonesia (BRI)

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah
terbesar di Indonesia. Pada awalnya BRI didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah
oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en
Spaarbank der Indesche Hoofden atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik kaum
Priayi Purwokerto, suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang
berkebangsaan Indonesia. Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895,
yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Dari tahun 1895-1945, bank BRI mengalami beberapa kali perubahan


nama, seperti menjadi Hulp-en Spaarbank der Inlandesche Bestuurs
Ambtenareen (1895). De Poerwokertosche Hulp Spaar-en Landbouw
Credietbank atau Volksbank (1912). Kembali mengalami perubahan nama
menjadi Centrale Kas Voor Volkscredietwezen Algemene (1912) dan berubah
menjadi Algemene Volkscredietbank (1912) atau dikenal AVB (1934). Pada masa
pendudukan Jepang di Indonesia, AVB berganti nama menjadi Syomin Ginko
(1942-1945).

Tahun 1946, melalui Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1946, pada


tanggal 22 Februari 1946 Pemerntah Indonesia mengubah nama Syonim Ginko
menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI). Saat itu, BRI sebgai bank pemerintah
menjadi ujung tombak dalam pembangunan perekonomian nasional.

Tahun 1960, berdasarkan UU No.21 tahun 1968, pemerintah kembali


mentepkan nama Bank Rakyat Indonesia sebagai bank umum. Tahun 1992,
berubah status badan hukumnya menjadi PT.Bank Rakyat Indonesia (BRI)
(Persero) berdasarkan UU Perbankan No.7 tahun 1992. Tahun 2003, menjadi
Perseroan Terbuka pada tanggal 10 November 2003 dan mencatatkan sahamnya
di Bursa Efek Jakarta atau Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan kode “BBRI”.
Saham BRI sampai saat ini tergabung dalam indeks saham LQ-45 dan menjadi
salah satu saham unggulan di BEI.

Tahun 2007, mengakuisisi Bank Jasa Artha yang kemudian dikonversi


menjadi PT. Bank BRI Syariah. Tahun 2009, berhasil mgoneksikan seluruh
jaringan kerja yang saat itu berjumlah 6.480 unit kerja, secara real-team online.
Tahun 2010, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa BRI pada 24 November
2010 telah memberikan persetujuan untuk melakukan akuisisi saham PT.Bank
Agroniaga Tbk dan persetujuan pelaksanaan pemecahan nilai nominal saham
dengan rasio 1:2.

Berdasarkan Undang-Undang Pokok Perbankan dan Undang Undang No.


13 tahun 1968 tentang Undang-Undang bank Sentral, yang intinya
mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara
Indonesia Untill Bidang Regular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing
menjadi dua bank yaitu bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor
Indoneisa. Berdasarkan UU No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas
pokok BRI sebagai bank umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan UU Perbankan No. 7 tahun 1992 dan


Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi
perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu maish 100% ditangan pemerintah
RI. Tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham
BRI, sehingga menjadi perusahaan public dengan nama resmi PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai sekarang.

2.1.5 Rating Bank Rakyat Indonesia

BRI Credit Ratings


2.2 PERHITUNGAN TINGKAT KESEHATAN BANK
Literia CAMELS diukur dalam penilaian 1-5 dengan arti 1 paling baik,
dan 5 paling buruk. Menurut Machfoedz, bahwa terdapat manfaat rasio keuangan
untuk memproduksi kebangkrutan bank. Rasio keuangan yang digunakan :
a. Cash flow
Current Liabilites
b. Net worth and total liabilities
Fixed assets
c. Gross provit
Sells
d. Operating income
Sells
e. Net income
Sells
f. Quick assets
Inventory
g. Operating income
Total Liabilities
h. Net worth
Sells
i. Current liabilities
Net worth

j. Net worth
Total liabilities

Berdasarkan hasil penetapan peringkat setiap faktor, ditetapkan peringkat :

a. KPPM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum)


CAR = Total Modal x 100%
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)
ATMR terdiri dari dua:
- Aktiva tertimbang menurut resiko pasar berasal dari kewajiban penyedia
modal.
- Aktiva tertimbang menurut resiko kredit berasal dari kewajiban
penyediaan modal minimum.

Tahun 2009, bank BRI memiliki CAR (Capital Adequacy Ratio) = 13,20%,
berada pada peringkat 1.

b. Rasio Kualitas Aktiva Produktif


KAP = Aktiva Produktif yang diklisifikasikan x 100%
Total Aktiva Produktif
KAP berasal dari :

- Aktiva Produktif terkait berupa penempatan pada bank lain, surat


berharga kepada pihak ketiga, kredit kepada pihak ketiga, penyertaan
pada pihak ketiga, tagihan lain kepada pihak ketiga, komitmen dan
kontijensi kepada pihak ketiga.
- Aktiva produktif tidak terkait berupa penempatan pada bank lain, surat
berharga kepada pihak ketiga, tagihan lain kepada pihak ketiga, komimen
dan kontijensi kepada pihak ketiga.
- Aktiva non produktif berupa property terbengkalai, anggunan yang
diambil alih, dan rekening antar kantor.
Tahun 2009, bank BRI menunjukkan aktiva produktif atau KAP = 2,59%,
berada pada peringkat 1.

c. NPM (Net Provit Margin) = net income e


Operating income
= 7.308.292
8.560.659
= 85,37%

Perhitungan NPM terdiri dari:

- Laba setelah pajak yaitu berasal dari laporan laba rugi atau pendapatan
dan beban operasioanl.
- Pendapatan operasional yaitu berasal dari laporan laba rugi berupa hasil
bunga dan provit dan komisi.

Berarti 85,37% berada pada peringkat 2.

d. ROA (Return on Total Asset)


ROA = Laba sebelum pajak x 100%
Total aktiva
Perhitungan ROA terdiri dari :
- Laba sebelum pajak yaitu berasal dari laporan laba rugi atau pendapatan
dan beban operasional
- Total aktiva yaitu jumlah pada neraca.
Tahun 2009, bank BRI memiliki ROA = 3,73%, berada pada peringkat 1.

e. ROE (Return on Equity)


ROE = Laba setelah pajak x 100%
Modal sendiri

Perhitungan ROE terdiri dari:

- Laba setelah pajak yaitu berasal dari laporan laba rugo atau pendapatan
dan beban operasional
- Modal sendiri yaitu berasal dari laporan kewajiban penyediaan modal
minimum yang berupa dari modal

Tahun 2009 bank BRI memiliki ROE = 35,22%, berada pada peringkat 1.

f. NIM = 9,14%, berarti pada peringkat 1.

g. LDR (Loan to Deposit)


LDR = Jumlah kredit yang diberikan x 100%
Total dana pihak ketiga

Perhitungan LDR :

- Jumlah kredit yang diberikan yaitu berasal dari laporan neraca pada
aktiva berupa krdit yang diberikan dan pembiayaan atau piutang syari’ah.
- Jumlah dana pihak ketiga yaitu berasal dari laporan neraca berupa giro,
tabungan, dan deposito (tidak termasuk antar bank).

2.1 ANALISI
Aspek Rasio 2009 Analisis Kesehatan
Capital CAR 13,20% Peringkat 1 = sangat baik
Asset KAP 2,59% Peringkat 1 = sangat baik
Earnings ROA 3,73% Peringkat 1 = sangat baik
ROE 35,22% Peringkat 1 = sangat baik
NPM 85,37% Peringkat 2 = baik
NIM 9,14% Peringkat 1 = sangat baik
Liquidity LDR 80,88% Peringkat 3 = cukup baik
Sumber: Laporan Keungan bank BRI
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil perhitungan dari berbagai aspek yaitu capital adequancy, asset
quality, management quality, earnings, dan liquidity. Dari keempat aspek tersebut
bahwa PT.Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk dinyatakan dalam kondisi sangat
baik. Akan tetapi, diaspek likuiditas yang terdapat di dalam aspek LDR. Pihak
PT.Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk mendapat hasil yang kurang baik, yaitu
berada pada peringkat ketiga dengan kondisi cukup baik.

3.2 Saran
PT.Bank Rakyat Indonesia harus lebih memperhatikan lagi pada aspek liquidity
yang terdapat di dalamnya LDR, meskipun LDR dalam kondisi baik, tetapi
apabila dibiarkan takutnya akan menimbulkan masalah pada system kredit.
DAFTAR PUSTAKA

http://globaldocuments.morningstar.com/documentlibrary/document/fae966e6973d72c21
1b990b0fd98e9c9.msdoc/original

http://www.bri.co.id/ar

http://www.bri.co.id/report/fr

http://eprints.dinus.ac.id/8665/1/jurnal_13021.pdf

Anda mungkin juga menyukai