Bab 6
Bab 6
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
(Safitri, dkk., 2016). Hal ini disebabkan karena salah satu tempat yang
dijadikan penelitian adalah ruang mawar dimana Ruang Mawar pada RSI
pasien sectio caesar dan pasien dengan gangguan pada sistem reproduksi.
Jadi bisa disimpulkan bahwa semua pasien yang berada di Ruang Mawar
tersebut belum lagi ditambah dengan pasien perempuan yang ada di Ruang
67
68
SA.
(7,9%), kecemasan berat (5,3%), dan kecemasan berat sekali (2,6%). Besar
banyak faktor salah satunya adalah riwayat operasi sebelumya, sudah atau
kecemasan berat (5,3%), dan kecemasan berat sekali (2,6%) dengan hasil
berat (Arwani, dkk., 2013). Hal ini disebabkan karena pada penelitian
Arwani, dkk. (2013) yang menjadi responden adalah mereka yang belum
yang menjadi responden adalah mereka yang belum maupun sudah pernah
memiliki riwayat operasi sebelumnya. Dan dari hasil yang didapat sebenyak
sebelumnya dan penelitian yang dilakukan peneliti kali ini. Karena tingkat
kecemasan pasien praoperasi akan lebih tinggi pada pasien yang belum
penelitian Siti Arifah dan Ida Nuriala Triase (2012) salah satu faktor
tentang operasi yang akan dijalani dan pada penelitian yang sama dijelaskan
yang menjadi responden pada penelitian ini diambil secara acak antara
pasien yang baru pertama kali menjalani operasi dan yang sudah pernah
menjalani operasi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Palese, Cecconi, Moreale, dan Skrap (2012) bahwa mereka yang mengalami
pengalaman pertama operasi terlebih operasi pada bagian tubuh yang vital,
depresi (Palase Palese, Cecconi, Moreale, dan Skrap, 2012). Hal tersebut
klien yang akan mengalami operasi untuk pertama kalinya memiliki tingkat
GA.
kecemasan berat (4,35%), dan kecemasan berat sekali (4,35%) dengan hasil
anak (Lukman, 2009). Pada penelitian ini, umur yang diperbolehkan untuk
praoperasi pada pasien GA. Hal ini juga dijelaskan pada Robby (2009)
pengalaman masa lalu terhadap suatu penyakit baik yang positif maupun
minor. Reaksi psikologi dan fisiologi pada prosedur operasi dan proses
naiknya tekanan darah, dan detak jantung (Lewis et al., 2011). Banyak teori
fisiologis pada saat pasien merasa cemas maka pasien akan cenderung lebih
yang selanjutnya akan mengaktifkan dua jalur utama stres, yaitu sistem
maka hormon ini akan mengaktifkan zona fasikulata korteks adrenal untuk
Hormone (TTH). Dan TTH ini akan menstimulasi kelenjar tiroid untuk
2006).
ini dibawa oleh darah ke semua jaringan tubuh. Epinefrin dan norepinefrin
(Guyton, 2006).
berikatan dengan reseptor muskarinik (M3) pada otot polos bronkus dan
2009).
kurang baik pada setiap individu yang pada permasalahan penelitian ini
kecemasan yang lebih rendah daripada pasien yang belum pernah operasi
sebelumnya.
secara benar maka ada yang salah dalam dirinya, kesalahan ini diakibatkan
oleh lobus frontal yaitu salah satu bagian dari korteks prafrontral. Pada
sebab maka akan terjadi perubahan sikap dari individu dalam pengambilan
Laraia:2005).
76
beradaptasi terhadap perubahan atau beban yang dalam masalah ini adalah
seperti apatis, dan perasaan tidak berminat pada sesuatu (Suryani dan
Widyasih, 2008).
dan Ismail, 2015). Karena yang menjadi responden pada pasien praoperasi
sebelumnya (43,42%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Palese, Cecconi, Moreale, dan Skrap (2012) bahwa mereka yang mengalami
pengalaman pertama operasi terlebih operasi pada bagian tubuh yang vital,
depresi (Palase, dkk., 2012). Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian oleh
(Roomrungwong, 2015).
(Maheswari dan Ismail, 2015 dan Lumkan, 2009) dan jenis kelamin.
pasien pre operasi di ruang perawatan bedah RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe
laki (Bahsoan, 2013). Dari pendapat diatas dan penelitian sebelumnya dapat
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, rata-rata nilai tertinggi setiap
adalah 1,8 dan pada GA adalah 2,067. Kategori ini didapatkan dari
kuesioner HARS yang terdiri atas 14 item pertanyaan utama mengenai gejala
terdapat pertanyaan nomer tujuh yaitu gejala somatik dengan nilai rata-rata
0,132. Pada GA rata-rata nilai paling kecil terdapat pada pertanyaan nomer
8 dan nomer 11 yaitu gejala sensorik dan gejala gastrointestinal dengan nilai
0,132.
nomer satu yaitu gejala kecemasan dengan sub pertanyaan firasat buruk,
ketakutan yang luar biasa terhadap masa depan, merasa khawatir, merasa
tidak aman, takut akan pikiran sendiri dan mudah tersinggung (Hamilton,
menyenangkan yang akan terjadi. Sedangkan Sri Rumini dan Siti Sundari
rasa khawatir, dan takut yang tidak jelas sebabnya atau takut atas pikiran
sendiri (Singgih D. Gunarsa, 2008). Hal ini sesuai dengan penelitian bahwa
gejala kecemasan yang dialami pasien sesuai dengan gejala kecemasan yang
dikemukakan oleh para ahli. Hasil penelitian diatas juga dibuktikan dengan
memperoleh hasil yang tertinggi dari kategori yang lain (Arwani dkk.,
2013). Di lain hal, kecemasan timbul akibat tindakan operasi yang akan
karena pada hasil penelitian yang telah dilakukan rata-rata nilai untuk
sebesar 0,658 dan pada GA rata-rata nilainya adalah 0,756. Hal ini
80
yaitu sebesar 0,132. Gejala somatik ditandai dengan nyeri-nyeri pada otot,
capek dan terasa kaku pada otot, gigi gemeretak dan bicara yang kadang
dengan nada yang pelan dan kadang dengan nada yang tinggi (Hamilton,
1959 & Hidayat, 2007). Dan dari hasil juga didapatkan paling sedikit gejala
dan gejala gastrointestinal dengan rata-rata nilai yang sama yaitu 0,156.
muka merah dan pucat serta merasa lemah. Dan gejala gastrointestinal
ditandai dengan sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun, mual dan
Hasil rata-rata nilai gejala somatik pada pasien SA, gejala sensorik dan
responden seperti yang dikemukakan oleh Fitri Fauziah & Julianti Widury
Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara pasien praoperasi
sedang, berat dan berat sekali disimpulkan menjadi satu menjadi kategori
kecemasan berat sekali (4,35%). Kecemasan ringan, sedang, berat dan berat
dilakukan oleh Uskenat dkk (2012) (uskenat, 2012). Dan dari hasil
et al., 2007).
Sistem endokrin (korteks adrenal) dan sistem saraf otonom (simpatis dan
parasimpatis) yang berasal dari hipotalamus akan aktif akibat dari adanya
situasi stress tersebut (Guyton, 2006). Reaksi psikologi dan fisiologi pada
adalah naiknya tekanan darah, dan detak jantung (Lewis et al., 2011).
Yang kedua adalah melalui sistem saraf otonom. sistem saraf simpatis
dan parasimpatis akan aktif sesaat setelah stimulus cemas aktif. Aktivasi
dari hasil penelitian, beberapa faktor yang mungkin bisa mendukung hasil
antara lain:
Yang pertama adalah jenis kelamin. Dari hasil didapatkan pasien dengan
berat sekali. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pada
kecemasan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan laki-laki. Teori yang
laki, karena laki laki lebih aktif, eksploratif, sedangkan perempuan lebih
yang dilakukan oleh Saputri (2016) tentang hubungan jenis kelamin dengan
sesuai dengan teori dan penelitian diatas bahwa perempuan memiliki tingkat
yang ada. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya faktor lain yang
contohnya tidak bisa bangun lagi setelah diberikan anestesi dan faktor
dkk., 2012). Dan dari hasil penelitian distribusi frekuensi jenis kelamin
(17-16 tahun) terdapat 6 pasien yang terdiri dari 5 perempuan dan 1 laki-
berat. Range C (37-46 tahun) terdapat 5 pasien yang terdiri atas 2 laki-laki
dan 3 perempuan, dan terbagi atas 4 pasien tidak mengalami cemas, dan 1
pasien dengan 2 pasien pasien laki-laki dan 1 pasien perempuan dan semua
umur, dapat ditarik kesimpulan bahwa kecemasan lebih tinggi dan lebih
merata di setiap masing-masing range umur A-E (17-66 tahun) dan untuk
semakin muda usia pasien maka semakin tinggi tingkat kecemasan yang
banyak ditemukan pada usia muda dapat menjadi penyebab pada hasil
89
yang kurang baik pada setiap individu. Dan permasalahan pada penelitian
tingkat kecemasan yang lebih rendah daripada pasien yang belum pernah
agar tidak semakin cemas. Hal tersebut juga terbukti dari penelitian
(43,42%). Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Palese,
yang lebih tinggi bahkan dapat mengalami lain juga depresi (Palase, dkk.,
& Laraia:2005). Jadi dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
2008).
dengan SA.
B. Keterbatasan Penelitian
kuliah.
6. Responden yang belum datang ke RSI Jemursari Surabaya pada saat peneliti