Anda di halaman 1dari 2

Nama : M.

VIKRY YACHFI SYAFRIL

NIM : 05041281924095

UTS : B. INDONESIA

MEMBUAT PAKAN TERNAK DARI JAGUNG

Limbah pertanian sangat potensial bagi sumber pakan ternak ruminansia, karena
bahan pakan ini tidak bersaing dengan kebutuhan manusia dan kebutuhan ternak monogastrik
(berperut tunggal). Berbagai macam limbah pertanian telah dimanfaatkan sebagai pakan
ternak, salah satunya adalah jerami jagung. Pemanfaatan tongkol jagung yang umumnya
adalah untuk bahan bakar, bioetanol setelah difermentasi. Sedangkan pemanfaatannya belum
banyak dikembangkan secara opatimal sebagai pakan ternak. Salah satu yang sudah
memanfaatkan tongkol jagung sebagai pakan ternak adalah pak Rudi Sulistyo, pengelola
peternakan Sulistiyo (2017) menyebutkan, “pakan ternak yang lebih awet dan tahan lama ini
telah diciptakan melalui sistem fermentasi pada batang jagung yang sudah diuji coba dan
layak dikonsumsi hewan ternak”. Sehingga menjadi model terbaru yang bisa diterapkan
bahkan bernilai ekonomis lebih tinggi dari residu tanaman jagung. Dia menjelaskan, residu
batang jagung yang dipilih adalah yang berusia antara 75 sampai 90 hari. “Jagung usia segitu
tergolong jagung muda, bijinya bisa dipanen buat jagung rebus atau jagung bakar. Batangnya
yang kita olah jadi pakan ternak fermentasi,” jelasnya, (Sulistyo, 2017). Teknologi
pengolahan pakan memakai tongkol jagung itu dapat dilakukan dengan 2 cara, salah satunya
adalah silase tongkol.

Tahap yang pertama adalah tahap fermentasi, pertama jerami jagung yang telah
dilayukan kadar air 60-70% dipotong-potong 3-5 cm, kemudian gula tebu dilarutkan dengan
12 liter air dengan cara diaduk atau direbus, setelah itu jerami jagung yang telah dipotong
dimasukkan kedalam tempat pembuatan dengan cara ditumpuk dan dipadatkan, pemberian
urea, dedak halus dan larutan gula tebu dilakukan secara bertahap dan berlapis. Setiap
ketebalan tumpukan berkisar 20 cm urea, dedak dan larutan gula tebu ditaburkan dan disiram
secara merata. Demikian seterusnya sampai proses penumpukan selesai. Tumpukan
kemudian ditutup rapat dengan menggunakan plastik atau bahan kedap udara dan tidak
rembes air lalu diberikan beban diatasnya dengan menggunakan ban bekas atau karung berisi
pasir. Selama proses fermentasi tumpukan tidak perlu dibalik dan lindungi dari hujan dan
sinar matahari langsung. Proses pembuatan silase akan selesai 21 hari setelah proses
penutupan. Tahap kedua adalah tahap pengeringan, pertama Tumpukan silase yang telah
mengalami proses fermentasi, dikeringkan disinar matahari dan diangin-anginkan sehingga
cukup kering sebelum disimpan pada gudang penyimpanan. Setelah kering silase jerami
jagung dapat diberikan pada sapi sebagai pakan substitusi rumput segar

Sulistyo (2017) juga menyebutkan, “pakan ternak batang jagung fermentasi ini sudah
diuji coba di peternakannya sendiri, dan terbukti membuat pertumbuhan dan penggemukan
ternak berjalan optimal”. Silase merupakan salah satu cara yang sudah lama dikembangkan
terutama untuk bahan pakan dari tanaman yang mengandung kadar air yang tinggi, dimana
tidak memungkinkan untuk dikeringkan atau tanaman yang mudah rusak jika dibiarkan
mongering. “Pakan ternak ini sangat cocok buat sapi dan domba. Peternak tidak perlu repot
setiap hari cari pakan hijau, karena pakan ini nutrisinya tergolong lengkap mengandung
protein kasar, karbohidrat, dan lainnya,” paparnya (Sulistyo, 2017). Silase jagung
berkualitas baik bila proses pembuatan dilakukan secara tepat dan benar. Ciri -ciri
silase yang baik adalah : Berbau harum agak kemanis-manisan, tidak berjamur, tidak
menggumpal, berwarna kehijau-hijauan, pH berkisar antara 4 sampai 4,5.

Anda mungkin juga menyukai