FARMASI FISIKA
“KOMPLEKSASI OBAT”
OLEH :
KELOMPOK : I (SATU)
KELAS : A – S1 FARMASI 2018
ASISTEN : NOVITANTI KAI
FARMASI FISIKA
“KOMPLEKSASI OBAT”
OLEH :
NAMA : DEVIE ARIANY DAUD
NIM : 821418002
KELAS : A – S1 FARMASI 2018
KELOMPOK : I (SATU)
Kolom nilai
NOVIYANTI KAI
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur patut saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena,
dengan rahmat dan karunia-Nya dapat membuat laporan praktikum Farmasi Fisika
tentang “Kompleksasi Obat”.
Laporan ini ditulis dengan tujuan untuk menambah pengetahuan dan
pemahaman, dalam beberapa kajian tentang Farmasi Fisika tentang kelarutan obat.
Penyusunan materi dalam laporan ini kami tulis berdasarkan hasil kegiatan yang telah
kelompok saya lakukan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca laporan ini. Saya
menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, oleh karena itu Saya menerima
masukan dari pembaca demi penyempurnaan laporan ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
IV.1 Hasil
IV.1.1 Larutan Standar
No Sampel Absorbansi
= 0,01 g
IV.2.2 Konsentrasi Sampel
1. PCT 0,01 g + Na Edta 0,2 g
Dik : y = 0,011x + 0,1157
a = 0,1157
b = 0,011
y = 0,322
Dit : x dan konsentrasi
Peny : y = bx+ a
0,322 = 0,011x + 0,1157
0,011x = 0,322 – 0,1157
0,2063
x = 0,011
x = 18,75
x
Konsentrasi = x 100%
ml
18,75
= x 100%
10 ml
= 187,5
2. PCT 0,01 g + Na Edta 0,4 g
Dik : y = 0.011x + 0,1157
a = 0,1157
b = 0,011
y = 0,436
Dit : x dan konsentrasi
Peny : y = bx+ a
0,436 = 0,011 x + 0,1157
0,011 x = 0,436 – 0,1157
0,3203
x = 0,011
x = 29,118
x
Konsentrasi = x 100%
mL
29,118
= x 100%
10 mL
= 291,18
3. PCT 0,01 g + Na Edta 0,6 g
Dik : y = 0.011x + 0,1157
a = 0,1157
b = 0,011
y = 0,610
Dit : x dan konsentrasi
Peny : y = bx+ a
0,610= 0,011x + 0,1157
0,011x = 0,610 – 0,1157
0,4943
x = 0,011
x = 44,936
x
Konsentrasi = x 100%
mL
44,936
= 10 mL
= 449,36
4.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan mengenai kompleksasi
obat. Menurut Martin (1990) Kompleksasi obat adalah suatu metode yang digunakan
untuk mengatur kelarutan suatu komposisi dengan penambahan zat pengompleks.
Sementara senyawa pengompleks merupakan senyawa yang terbentuk karena adanya
penggabungan dua atau lebih unsur kimia, yang masing-masingnya dapat berdiri
sendiri sehingga dapat membentuk senyawa yang kompleks. Tujuan pada praktikum
kali ini adalah agar praktikan dapat mengetahui tentang cara penentuan senyawa-
senyawa kompleks serta membandingkan nilai dari larutan standar dan larutan sampel
yang akan diuji. Untuk menentukan suatu kelarutan zat dengan menggunakan metode
kompleksasi obat kita harus membuat tiga larutan terlebih dahulu, yaitu larutan
standar, larutan sampel dan larutan blanko.
Percobaan kompleksasi obat menggunakan paracetamol sebagai sampel dan
Na Edta sebagai bahan pengompleks. Hal pertama dilakukan yaitu menyiapakan alat
dan bahan yang akan digunakan. Dimana paracetamol memiliki sifat larut dalam 70
bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dan dalam
bagian propilenglikol P. Sedangkan zat pengompleks yang digunakan adalah Na
EDTA yang memiliki keunggulan mudah larut dalam air dan dapat diperoleh dalam
keadaan murni (Dirjen POM, 1995).
Langkah pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan
di gunakan, kemudia bersihkan semua alat yang akan digunakanmenggunakan
alkohol 70%. Alkohol adalah cairan yang terdiri atas 70 % alkohol dan 30 % air yang
memiliki khasiat sebagai desinfektan dan antiseptik yang dapat membunuh bakteri
dan mikroorganisme sejenisnya (Cottone, 1995).
Langkah selanjutnya dilakukan percobaan kompleksasi obat diawali dengan
pembuatan larutan standar, menurut Day underwood (1999), larutan standar adalah
larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Ditimbang paracetamol
sebanyak 0,01 gr dilarutkan dengan aquadest sebanyak 10 ml dan diaduk hingga
homogen, dimana antara zat terlarut dan pelarut tidak dapat dibedakan lagi. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Baroroh (2004), bahwa larutan adalah campuran homogen
antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul. Kemudian dilakukan
pengenceran bertingkat dari larutan paracetamol dengan konsentrasi 10 ppm, 20 ppm,
30 ppm. Menurut gandjar (2010), dilakukan pengenceran bertingkat agar sampel
dapat terbaca pada spektrofotometer. Kemudian diukur serapan larutan tersebut pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang yang sesuai dan dilihat nilai absorbansi
tiap larutan.
Selanjutnya yaitu pembuatan larutan sampel. Larutan sampel adalah larutan
reagen yang baik untuk digunakan pada titrasi baik itu sifat zat, konsentrasi, dan
lainnya (Beran 1996). Larutan sampel dibuat dengan cara diambil 1 ml larutan
standar 100 ppm kemudian ditambahkan aquadest hingga 10 ml. Dilakukan sebanyak
3 kali dan dimasukkan ke dalam 3 vial yang berbeda dengan diberi label 10 ppm pada
masing-masing vial. Ditambahkan Na EDTA 0,2g, 0,4g dan 0,6g pada masing masing
vial yang telah diberi label, kemudian dimasukkan ke dalam kuvet dan diukur dalam
spektrofotometer UV-VIS, dan dilihat nilai absorbansi dari masing-masing larutan.
Setelah pembuatan larutan standard dan larutan sampel, langkah terakhir yaitu
pembuatan larutan Blanko. Menurut Basset (1994) larutan blanko adalah larutan yang
tidak mengandung analat atau sampel yang akan dianalisis. Untuk larutan blanko
aquades dimasukkan kedalam kuvet dan diukur dalam spektrofotometer UV VIS dan
dilihat nilai absorbansinya.
Beran, J.A. 1996. Chemistry in The Laboratory. John Willey & Sons.
Day, R.A. & Underwood, A.L. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi 6. Erlangga.
Jakarta.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia : Jakarta
Gandjar, I. G. & Rohman, A., 2012, Analisis Obat secara Spektroskopi dan
Kromatografi, 315-317. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Martin, A., Swarbick, J., dan Cammarata, A., 1990, Farmasi Fisik Dasar dan
Kimia Fisik diterjemahkan oleh Yoshita, Edisi Ketiga, Hal 141-142,
Universitas Indonesia Press, Jakarta
Marzuki, Asnah. 2012. Kimia Analisis Farmasi. Makassar : Dua Satu Press
Rowe, R.C. et Al. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed, The
Pharmaceutical Press, London
Svehla, G. 1990. Vogel: Buku teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: Kalman Media Pustaka.
Wunas, Yeanny dan Susanti. 2011. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif (revisi
kedua). Makassar : Laboratorium Kimia Farmasi Fakultas Farmasi UNHAS