STEP 1
1. His
: kontraksi uterus
2. TFU
: tinggi fundus uteri
3. G3P2A0
: hamil 3 kali, melahirkan 2 kali, abortus tidak ada
STEP 2
PERDARAHAN SELAMA KEHAMILAN
1. definisi
2. Macam-macam
3. etiologi
4. patofisiologi
5. gambaran klinis
6. diagnosa
7. DD
8. komplikasi
9. penatalaksanaan
10. prognosis
His
1. sifat
2. mekanisme terjadinya His
3. macam-macam his
skenario
1. bagaimana TFU yang sesuai dengan umur kehamilan
2. kenapa keluar darah dari jalan lahir disertai dengan nyeri perut
3. harga normal tanda vital , capillary refill, DJJ pada ibu hamil
STEP 3
PERDARAHAN SELAMA KEHAMILAN
1. pengertian
perdarahan yang terjadi dari jalan lahir setelah usia kehamilan 28
minggu atau 20 minggu
perdarahan yang terjadi pada trimester I,II,III
perdarahan yang terjadi pada trimester terakhir
2. Macam-macam
Trimester I
i. Abortus
ii. Kehamilan ektopik
iii. Mola hidatidosa
iv. Karsinoma servik
Trimester III
i. Plasenta previa
ii. Solusio plasenta
iii. Perdarahan karena pecahnya sinus marginalis
iv. Pecahnya vasa previa
o Kelainan plasenta
Plasenta previa
Solusio plasenta
Perdarahan karena pecahnya sinus marginalis
Pecahnya vasa previa
o Kelainan bukan plasenta
o Kelainan servik
o Kelainan vagina ( polip,varises yang pecah)
o trauma
3. etiologi
o abortus
o trauma
o varises divagina yang pecah
o Mola hidatidosa
o Kelainan servik
o Kehamilan ektopik
4. patofisiologi
adanya benda asing dalam uterus uterus berkontrkasi untuk mengeluarkan benda
asing tersebut perdarahan
5. gambaran klinis
perdarahan
anemis
syok
nyeri abdomen
capillary refill >2 dtk
6. diagnosa
anamnesis
i.
Pf
PP
7. DD
8. komplikasi
9. penatalaksanaan
10. prognosis
His
1. sifat
2. mekanisme terjadinya His
3. macam-macam his
skenario
1. bagaimana TFU yang sesuai dengan umur kehamilan
2. kenapa keluar darah dari jalan lahir disertai dengan nyeri perut
3. harga normal tanda vital , capillary refill, DJJ pada ibu hamil
STEP 4
a
STEP 5
STEP 6
STEP 7
PERDARAHAN SELAMA KEHAMILAN
1. definisi
PERDARAHAN MELALUI VAGINA yang terjadi pada masa kehamilan (vaginal
bleeding in pregnancy).
2. Macam-macam
Pada Trimester I kehamilan. Perdarahan berhubungan dengan :
- keguguran,
- kehamilan penyakit trofoblas,
- kehamilan terganggu
Pada Trimester III :
- perdarahan plasenta previa
- perdarahan solusio plasenta
- perdarahan dari pecahnya sinus marginalis
- perdarahan dari pecahnya vasa previa
memahami kesehatan reproduksi wanita; Prof.dr.Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG
Pada Trimester II kehamilan. Perdarahan sering disebabkan :
- Partus prematurus,
- solusio plasenta,
- mola dan
- inkompetensi servik.
Pada Trimester III (Perdarahan Ante Partum), adalah perdarahan pervaginam setelah 29 minggu atau
lebih, ini dapat terjadi oleh :
- solusio plesenta
- plasenta previa.
- mola hidatidosa dan
- inkompetensi sevik.
- Penyebab lainnya biasanya berasal dari lesi loklt pada vagina/servik.
Perdarahan disini lebih berbahaya dibanding umur kehamilan kurang dari 28 minggu, sebab faktor
plasenta, dimana perdarahan plasenta biasanya hebat sehingga mengganggu sirkulasi O2 dan CO2
serta nutrisi dari ibu kepada janin.
Kasus ini harus ditangani oleh dokter spesialis dan ditunjang dengan pemeriksaan USG.
http://library.usu.ac.id/download/fk/anatomi-djakobus3.pdf
* Abortus iminens
Vlek yang muncul mengarah pada ancaman keguguran yang bisa disebabkan berbagai
hal. Seperti infeksi pada mulut rahim akibat kuman seperti (b. vaginosis, trikomonas,
gonore dan klamidia).
* Incompetence cervix
Kondisi mulut rahim yang kurang baik dapat membuat ibu gagal mempertahankan
kehamilan. Umumnya, diawali mulas dan kontraksi sehingga mulut rahim terbuka dan
muncul perdarahan. Penyebab incompetence cervix antara lain tindakan kuretase yang
kurang baik atau kelemahan leher rahim akibat faktor bawaan. Solusi biasanya dengan
mengikat mulut rahim agar tidak terbuka dan dibuka kembali saat menjelang melahirkan.
Blighted ovum (kantong kehamilan kosong/tidak ada janin) sering kali disertai perdarahan
dan memerlukan tindakan kuretase. Bila tidak di-USG kehamilan kosong sulit dideteksi
karena cirinya sama seperti kehamilan biasa.
Jalan lahir yang terluka sering menimbulkan perdarahan. Hal ini umumnya terjadi akibat
hubungan intim, seperti ibu dalam keadaan belum siap saat penetrasi atau gerakan-
gerakan yang tak sinkron yang membuat perlukaan.
Kehamilan seharusnya berada di dalam rahim. Bila di luar rahim, di saluran tuba falopii
misalnya, maka akan timbul perdarahan akibat kekurangan hormon penunjang
kehamilan.
* Ketidakseimbangan hormon
Adanya pertumbuhan polip (semacam kutil) di mulut leher rahim bisa menyebabkan
munculnya vlek akibat sanggama.
* Faktor nutrisi
Asupan nutrisi yang kurang, terutama akibat mual muntah berlebihan, akan membuat
energi ibu hamil melemah sehingga oksigenasi ke jaringan pun berkurang.
Ketidakcukupan nutrisi yang signifikan bisa mengganggu perkembangan/pertumbuhan
kehamilan.
* Gangguan stres
Stres yang dialami ibu hamil biasanya akan disertai ketegangan fisik dan jiwa. Kondisi
yang meningkatkan adrenalin dalam tubuh ini akan mengakibatkan penyempitan pada
pembuluh darah sehingga membuat aliran darah ke rahim dan oksigen ke janin
berkurang. Bila demikian akan timbul kontraksi rahim yang mengakibatkan perdarahan.
* Anemia
Penyakit anemia akan membuat tubuh ibu kekurangan oksigen padahal untuk
mempertahankan kehamilan, rahim memerlukan oksigen yang cukup. Lantaran itu
anemia sering mengakibatkan gangguan perkembangan janin.
3. etiologi
a. Penyebab utama perdarahan hamil muda yaitu abortus, kehamilan,
ektopik, dan mola hidatidosa.
b. Perdarahan antepartum dapat berasal dari:
Kelainan plasenta
Plasenta previa, solusio plasenta (abruptio plasenta), atau perdarahan
antepartum yang belum jelas sumbernya, seperti:
- insersio velamentosa
- ruptura sinus marginalis
- plasenta sirkumvalata.
Bukan dari kelainan plasenta, biasanya tidak begitu berbahaya,
misalnya kelainan serviks dan vagina (erosio, polip, varises yang pecah)
dan trauma.
Patologi Obstetri
1. Penyebab :
Trauma genitalia
- Polip servik
- Polip endometrium
- Perlukaan servik
- Ineksi servik
Keganasan servik ;
- Karsinoma servik
Hematuria
- Abortus
- Hamil ektopik
- Mola hidatidosi
- Persalinan immaturitas
- Persalinan premature
- Plasenta previa
- Solusio plasenta
Solusio Plasenta 30 %
Plasenta Previa 32 %
Vasa Previa 0,1%
Inpartu Biasa l0 %
Kelainan Lokal 4%
Tidak diketahuisebabnya 23,9%
ABORTUS
Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan kematian fetus adalah faktor ovum sendiri, faktor
ibu, dan faktor bapak.
1. Kelainan Ovum
Menurut HERTIG dkk pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan
abortus spontan. Menurut penyelidikan mereka, dari 1000 abortus spontan, maka 18,9%
disebabkan karena ovum yang patologis; 3,2% disebabkan oleh kelainan letak embrio;
dan 9,6% disebabkan karena plasenta yang abnormal.
Pada ovum abnormal 6% diantaranya terdapat degenerasi hidatid vili. Abortus
spontan yang disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang kemungkinannya
kalau kehamilan sudah lebih dari satu bulan, artinya makin muda kehamilan saat
terjadinya abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum (50-80%).
2. Kelainan genitalia ibu
Misalnya pada ibu yang menderita:
Anomali kongenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis, dan lain- lain)
Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata
Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang
sudah dibuahi, seperti kurangnya progesteron atau estrogen, endometritis, mioma
submukosa
Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola)
Distorsio uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis.
3. Gangguan sirkulasi plasenta
Kita jumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gra-
divarum, anomali plasenta, dan endarteritis oleh karena lues.
4. Penyakit-penyakit Ibu
Misalnya pada :
Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia,
tifoid, pielitis, rubeola, demam malta, dan sebagainya. Kematian fetus dapat
disebabkan karena toksin dari ibu atau invasi kuman atau virus pada fetus
Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alkohol, dan lain-lain
Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat,
anemi gravis
Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipotiroid, kekurang-
an vitamin A, C, atau E, diabetes melitus:
5. Antagonis Rhesus
Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus,
sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
6. Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis; atau faktor serviks, yaitu
inkompetensi serviks, sevisitis.
7. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi umpamanya:
sangat terkejut, obat-obat uterotonika, ketakutan, laparotomi, dan lain-lain. Atau dapat
juga karena trauma langsung terhadap fetus: selaput janin rusak langsung karena
instrumen, benda, dan obat-obatan.
8. Penyakit bapak: umur lanjut, penyakit kronis seperti: TBC, anemi, dekompen-
sasis kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alkohol, nikotin, Pb, dan lain-lain)
sinar rontgen, avitaminosis.
1. Abortus
1. Abortus Iminen
Perdarahan minimal dengan nyeri/tidak
Uterus sesuai dengan umur kehamilan
Servile belum membuka
Test hamil : positif
USG : Produk kehamilan dalam betas normal
2. Abortus Insipien
Perdarahan dengan gumpalan darah
Nyeri lebih kuat
Servile terbuka den teraba ketuban
Hasil konsepsi masih berada dalam kavum uteri
3. Abortus Inkomplit
Perdarahan hebat sering menyebabkan syok
Perdarahan disease gumpalan darah den jaringan konsepsi
Servile terbuka
Sebagian basil konsepsi masih tertinggal dalam kavum
uteri
4. Abortus Komplit
Perdarahan den nyeri minimal
Seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan
Ukuran uterus dalam bates normal
Servik tertutup
5. Missed Abortion
Perdarahan minimal
Sering didahului oleh tanda abortus iminen yang kemudian
menghilang spontan/setelah tempi
Tanda den gejala laumil
menghilang
USG : Hasil konsepsi masih dalam uterus namun tak ada
tanda ke-
langsungan hidupnya
6. Abortus Infeksi/septik
Abortus yang disertai infeksi den dapat berlanjut dengan
abortus
septik
Jenis-Jenis Abortus :
1. Abortus spontan :
3. Jika perdarahan :
oral.
tidak tersedia.
- Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam
sampai
5. Missed Abortion
6. Abortus Inteksi/septik
Abortus yang disertai infeksi den dapat berlanjut dengan abortus septik
Abortus tidak aman adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yang tidak
berpengalaman atau dalam lingkungan yang tidak memenuhi standar medis
minimal atau keduanya.
4. Abortus septic :
4. patofisiologi
ABORTUS
5. gambaran klinis
2. Abortus
1. Abortus Iminen
Perdarahan minimal dengan nyeri/tidak
Uterus sesuai dengan umur kehamilan
Servile belum membuka
Test hamil : positif
USG : Produk kehamilan dalam betas normal
2. Abortus Insipien
Perdarahan dengan gumpalan darah
Nyeri lebih kuat
Servile terbuka den teraba ketuban
Hasil konsepsi masih berada dalam kavum uteri
3. Abortus Inkomplit
Perdarahan hebat sering menyebabkan syok
Perdarahan disease gumpalan darah den jaringan konsepsi
Servile terbuka
Sebagian basil konsepsi masih tertinggal dalam kavum
uteri
4. Abortus Komplit
Perdarahan den nyeri minimal
Seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan
Ukuran uterus dalam bates normal
Servik tertutup
5. Missed Abortion
Perdarahan minimal
Sering didahului oleh tanda abortus iminen yang kemudian
menghilang spontan/setelah tempi
Tanda den gejala laumil
menghilang
USG : Hasil konsepsi masih dalam uterus namun tak ada
tanda ke-
langsungan hidupnya
6. Abortus Infeksi/septik
Abortus yang disertai infeksi den dapat berlanjut dengan
abortus
septik
6. diagnosa
7. DD
8. komplikasi
9. penatalaksanaan
10. prognosis
His
1. sifat
skenario
1. bagaimana TFU yang sesuai dengan umur kehamilan
2. kenapa keluar darah dari jalan lahir disertai dengan nyeri perut
3. harga normal tanda vital , capillary refill, DJJ pada ibu hamil