Anda di halaman 1dari 18

LBM 2

STEP 1
1. His
: kontraksi uterus
2. TFU
: tinggi fundus uteri
3. G3P2A0
: hamil 3 kali, melahirkan 2 kali, abortus tidak ada
STEP 2
PERDARAHAN SELAMA KEHAMILAN
1. definisi
2. Macam-macam
3. etiologi
4. patofisiologi
5. gambaran klinis
6. diagnosa
7. DD
8. komplikasi
9. penatalaksanaan
10. prognosis

His
1. sifat
2. mekanisme terjadinya His
3. macam-macam his

skenario
1. bagaimana TFU yang sesuai dengan umur kehamilan
2. kenapa keluar darah dari jalan lahir disertai dengan nyeri perut
3. harga normal tanda vital , capillary refill, DJJ pada ibu hamil

STEP 3
PERDARAHAN SELAMA KEHAMILAN
1. pengertian
 perdarahan yang terjadi dari jalan lahir setelah usia kehamilan 28
minggu atau 20 minggu
 perdarahan yang terjadi pada trimester I,II,III
 perdarahan yang terjadi pada trimester terakhir

2. Macam-macam
 Trimester I
i. Abortus
ii. Kehamilan ektopik
iii. Mola hidatidosa
iv. Karsinoma servik
 Trimester III
i. Plasenta previa
ii. Solusio plasenta
iii. Perdarahan karena pecahnya sinus marginalis
iv. Pecahnya vasa previa
o Kelainan plasenta
 Plasenta previa
 Solusio plasenta
 Perdarahan karena pecahnya sinus marginalis
 Pecahnya vasa previa
o Kelainan bukan plasenta
o Kelainan servik
o Kelainan vagina ( polip,varises yang pecah)
o trauma
3. etiologi
o abortus
o trauma
o varises divagina yang pecah
o Mola hidatidosa
o Kelainan servik
o Kehamilan ektopik

4. patofisiologi
adanya benda asing dalam uterus uterus berkontrkasi untuk mengeluarkan benda
asing tersebut perdarahan
5. gambaran klinis
 perdarahan
 anemis
 syok
 nyeri abdomen
 capillary refill >2 dtk
6. diagnosa
 anamnesis
i.
 Pf
 PP
7. DD
8. komplikasi
9. penatalaksanaan
10. prognosis

His
1. sifat
2. mekanisme terjadinya His
3. macam-macam his
skenario
1. bagaimana TFU yang sesuai dengan umur kehamilan
2. kenapa keluar darah dari jalan lahir disertai dengan nyeri perut
3. harga normal tanda vital , capillary refill, DJJ pada ibu hamil

STEP 4
a
STEP 5
STEP 6
STEP 7
PERDARAHAN SELAMA KEHAMILAN
1. definisi
PERDARAHAN MELALUI VAGINA yang terjadi pada masa kehamilan (vaginal
bleeding in pregnancy).
2. Macam-macam
Pada Trimester I kehamilan. Perdarahan     berhubungan dengan :
- keguguran,
- kehamilan penyakit trofoblas,
- kehamilan terganggu
Pada Trimester III :
- perdarahan plasenta previa
- perdarahan solusio plasenta
- perdarahan dari pecahnya sinus marginalis
- perdarahan dari pecahnya vasa previa
memahami kesehatan reproduksi wanita; Prof.dr.Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG

Pada Trimester II kehamilan. Perdarahan sering disebabkan :
- Partus prematurus, 
- solusio plasenta, 
- mola dan
-  inkompetensi servik.
Pada Trimester III (Perdarahan Ante Partum), adalah perdarahan pervaginam setelah 29 minggu atau
lebih, ini dapat terjadi oleh : 
- solusio plesenta 
- plasenta previa. 
- mola hidatidosa dan
- inkompetensi sevik.
- Penyebab lainnya biasanya berasal dari lesi loklt pada vagina/servik.
Perdarahan disini lebih berbahaya dibanding umur kehamilan kurang dari 28 minggu, sebab faktor
plasenta, dimana perdarahan plasenta biasanya hebat  sehingga mengganggu sirkulasi O2 dan CO2
serta nutrisi dari ibu kepada janin.
Kasus ini harus ditangani oleh dokter spesialis dan ditunjang dengan pemeriksaan USG. 
http://library.usu.ac.id/download/fk/anatomi-djakobus3.pdf

Dari dalam rahim

* Abortus iminens

Vlek yang muncul mengarah pada ancaman keguguran yang bisa disebabkan berbagai
hal. Seperti infeksi pada mulut rahim akibat kuman seperti (b. vaginosis, trikomonas,
gonore dan klamidia).

* Incompetence cervix
Kondisi mulut rahim yang kurang baik dapat membuat ibu gagal mempertahankan
kehamilan. Umumnya, diawali mulas dan kontraksi sehingga mulut rahim terbuka dan
muncul perdarahan. Penyebab incompetence cervix antara lain tindakan kuretase yang
kurang baik atau kelemahan leher rahim akibat faktor bawaan. Solusi biasanya dengan
mengikat mulut rahim agar tidak terbuka dan dibuka kembali saat menjelang melahirkan.

* Blighted ovum atau kehamilan kosong

Blighted ovum (kantong kehamilan kosong/tidak ada janin) sering kali disertai perdarahan
dan memerlukan tindakan kuretase. Bila tidak di-USG kehamilan kosong sulit dideteksi
karena cirinya sama seperti kehamilan biasa.

* Mola hidatidosa atau hamil anggur

Merupakan proses perkembangan kehamilan yang tidak sempurna. Kehamilan tampil


seperti kumpulan buah anggur yang banyak. Kehamilan ini sering kali ditandai dengan
kehamilan yang lebih besar dari usia kehamilan seharusnya, tidak dijumpai detak jantung
janin dan terdapat perdarahan.

* Perlukaan jalan lahir

Jalan lahir yang terluka sering menimbulkan perdarahan. Hal ini umumnya terjadi akibat
hubungan intim, seperti ibu dalam keadaan belum siap saat penetrasi atau gerakan-
gerakan yang tak sinkron yang membuat perlukaan.

* Anomaly pregnancy (kehamilan di luar kandungan).

Kehamilan seharusnya berada di dalam rahim. Bila di luar rahim, di saluran tuba falopii
misalnya, maka akan timbul perdarahan akibat kekurangan hormon penunjang
kehamilan.

* Ketidakseimbangan hormon

Ketidakseimbangan hormon (hormonal imbalance) dapat mengganggu fungsi-fungsi


hormon penunjang kehamilan yang membuat ibu tidak bisa mempertahankan
kehamilannya. Gejala diawali dengan vlek lantas terjadi keguguran.

Dari luar rahim

* Polip di mulut leher rahim

Adanya pertumbuhan polip (semacam kutil) di mulut leher rahim bisa menyebabkan
munculnya vlek akibat sanggama.

* Faktor nutrisi
Asupan nutrisi yang kurang, terutama akibat mual muntah berlebihan, akan membuat
energi ibu hamil melemah sehingga oksigenasi ke jaringan pun berkurang.
Ketidakcukupan nutrisi yang signifikan bisa mengganggu perkembangan/pertumbuhan
kehamilan.

* Gangguan stres

Stres yang dialami ibu hamil biasanya akan disertai ketegangan fisik dan jiwa. Kondisi
yang meningkatkan adrenalin dalam tubuh ini akan mengakibatkan penyempitan pada
pembuluh darah sehingga membuat aliran darah ke rahim dan oksigen ke janin
berkurang. Bila demikian akan timbul kontraksi rahim yang mengakibatkan perdarahan.

* Anemia

Penyakit anemia akan membuat tubuh ibu kekurangan oksigen padahal untuk
mempertahankan kehamilan, rahim memerlukan oksigen yang cukup. Lantaran itu
anemia sering mengakibatkan gangguan perkembangan janin.

3. etiologi
a. Penyebab utama perdarahan hamil muda yaitu abortus, kehamilan,
ektopik, dan mola hidatidosa.
b. Perdarahan antepartum dapat berasal dari:
 Kelainan plasenta
Plasenta previa, solusio plasenta (abruptio plasenta), atau perdarahan
antepartum yang belum jelas sumbernya, seperti:
- insersio velamentosa
- ruptura sinus marginalis
- plasenta sirkumvalata.
 Bukan dari kelainan plasenta, biasanya tidak begitu berbahaya,
misalnya kelainan serviks dan vagina (erosio, polip, varises yang pecah)
dan trauma.
Patologi Obstetri
1. Penyebab :

a. Perdarahan yang tidak berhubungan dengan kehamilan :

Trauma genitalia

Varises vagina pecah

Perdarahan dari servik ;

- Polip servik

- Polip endometrium

- Perlukaan servik
- Ineksi servik

Keganasan servik ;

- Karsinoma servik

Hematuria

b. Perdarahan yang berhubungan dengan kehamilan :

Perdarahan pada trimester I :

- Abortus

- Hamil ektopik

- Mola hidatidosi

Perdarahan pada trimester II :

- Persalinan immaturitas

Perdarahan pada trimester III :

- Persalinan premature

- Pecahnya sinus maginalis

- Plasenta previa

- Solusio plasenta

- Pecahnya vasa previa

Solusio Plasenta 30 %
Plasenta Previa 32 %
Vasa Previa 0,1%
Inpartu Biasa l0 %
Kelainan Lokal 4%
Tidak diketahuisebabnya 23,9%

1. kelainan mudigah, chromosom atau kelainan untuk fetus


2. incompetentio orificium uteri internum
3. penyakit sistemik pada ibu seperti diabetes melitus, lues
4. incompatibilitas faktor rhesus atau atau sistem ABO
5. kelainan uterus seperti myoma uteri
6. trauma fisik atau mental
7. usaha menggugurkan dari penderita dengan minum jamu, alkohol, obat-obatan
atau memasukkan benda asing kedalam lobang kemaluan

* Mola hidatidosa atau hamil anggur

Merupakan proses perkembangan kehamilan yang tidak sempurna. Kehamilan tampil


seperti kumpulan buah anggur yang banyak. Kehamilan ini sering kali ditandai dengan
kehamilan yang lebih besar dari usia kehamilan seharusnya, tidak dijumpai detak jantung
janin dan terdapat perdarahan.

ABORTUS

Abortus dan Kelainan dalam Tua Kehamilan


Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi para ahli tentang abortus.
EASTMAN : Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum
sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila
fetus itu beratnya terletak antara 400 – 1000 gram, atau usia kehamilan
kurang dari 28 minggu.
JEFFCOAT : Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28
minggu, yaitu fetus belum viable by law.
HOLMER : Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16, dimana
proses plasentasi belum selesai.
Ternyata MONRO melaporkan bahwa fetus dengan berat 397 gram dapat hidup
terus, jadi definisi tersebut di atas tidaklah mutlak. Sungguhpun bayi dengan BB 700 –
800 gr dapat hidup, tapi hal ini dianggap sebagai suatu keajaiban. Makin tinggi BB anak
waktu lahir, makin besar kemungkinannya untuk dapat hidup terus.

Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan kematian fetus adalah faktor ovum sendiri, faktor
ibu, dan faktor bapak.
1. Kelainan Ovum
Menurut HERTIG dkk pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan
abortus spontan. Menurut penyelidikan mereka, dari 1000 abortus spontan, maka 18,9%
disebabkan karena ovum yang patologis; 3,2% disebabkan oleh kelainan letak embrio;
dan 9,6% disebabkan karena plasenta yang abnormal.
Pada ovum abnormal 6% diantaranya terdapat degenerasi hidatid vili. Abortus
spontan yang disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang kemungkinannya
kalau kehamilan sudah lebih dari satu bulan, artinya makin muda kehamilan saat
terjadinya abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum (50-80%).
2. Kelainan genitalia ibu
Misalnya pada ibu yang menderita:
Anomali kongenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis, dan lain- lain)
Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata
Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang
sudah dibuahi, seperti kurangnya progesteron atau estrogen, endometritis, mioma
submukosa
Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola)
Distorsio uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis.
3. Gangguan sirkulasi plasenta
Kita jumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gra-
divarum, anomali plasenta, dan endarteritis oleh karena lues.
4. Penyakit-penyakit Ibu
Misalnya pada :
Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia,
tifoid, pielitis, rubeola, demam malta, dan sebagainya. Kematian fetus dapat
disebabkan karena toksin dari ibu atau invasi kuman atau virus pada fetus
Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alkohol, dan lain-lain
Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat,
anemi gravis
Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipotiroid, kekurang-
an vitamin A, C, atau E, diabetes melitus:
5. Antagonis Rhesus
Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus,
sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
6. Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis; atau faktor serviks, yaitu
inkompetensi serviks, sevisitis.
7. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi umpamanya:
sangat terkejut, obat-obat uterotonika, ketakutan, laparotomi, dan lain-lain. Atau dapat
juga karena trauma langsung terhadap fetus: selaput janin rusak langsung karena
instrumen, benda, dan obat-obatan.
8. Penyakit bapak: umur lanjut, penyakit kronis seperti: TBC, anemi, dekompen-
sasis kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alkohol, nikotin, Pb, dan lain-lain)
sinar rontgen, avitaminosis.
1. Abortus
1. Abortus Iminen
 Perdarahan minimal dengan nyeri/tidak
 Uterus sesuai dengan umur kehamilan
 Servile belum membuka
 Test hamil : positif
 USG : Produk kehamilan dalam betas normal
2. Abortus Insipien
 Perdarahan dengan gumpalan darah
 Nyeri lebih kuat
 Servile terbuka den teraba ketuban
 Hasil konsepsi masih berada dalam kavum uteri
3. Abortus Inkomplit
 Perdarahan hebat sering menyebabkan syok
 Perdarahan disease gumpalan darah den jaringan konsepsi
 Servile terbuka
 Sebagian basil konsepsi masih tertinggal dalam kavum
uteri
4. Abortus Komplit
 Perdarahan den nyeri minimal
 Seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan
 Ukuran uterus dalam bates normal
 Servik tertutup
5. Missed Abortion
 Perdarahan minimal
 Sering didahului oleh tanda abortus iminen yang kemudian
 menghilang spontan/setelah tempi
 Tanda den gejala laumil
menghilang
 USG : Hasil konsepsi masih dalam uterus namun tak ada
tanda ke-
 langsungan hidupnya
6. Abortus Infeksi/septik
 Abortus yang disertai infeksi den dapat berlanjut dengan
abortus
 septik
Jenis-Jenis Abortus :

1. Abortus spontan :

Abortus spontan adalah penghentian kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas


(usia kehamilan 22 minggu). Tahapan abortus spontan meliputi :

1. Abortus imminens (kehamilan dapat berlanjut).

Perdarahan minimal dengan nyeri/tidak . Uterus sesuai dengan umur


kehamilan. Servile belum membuka. Test hamil : positif .USG :
Produk kehamilan dalam betas normal.

Penanganan abortus imminens :

1. Tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total.

2. Jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan atau hubungan seksual.

3. Jika perdarahan :

- Berhenti : lakukan asuhan antenatal seperti biasa, lakukan penilaian


jika perdarahan terjadi lagi.

- Terus berlangsung : nilai kondisi janin (uji kehamilan atau


USG).Lakukan : konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain.
Perdarahan berlanjut, khususnya jika ditemukan uterus yang lebih
besar dari yang diharapkan, mungkin menunjukkan kehamilan
ganda atau mola.

4. Tidak perlu terapi hormonal (estrogen atau progestin) atau tokolitik


(misalnya : salbutamol atau indometasin) karena obat-obat ini tidak
dapat mencegah abortus.

2. Abortus insipiens (kehamilan tidak akan berlanjut dan akan


berkembang menjadi abortus inkomplit atau abortus komplit).

Perdarahan dengan gumpalan darah. Nyeri lebih kua. Servile terbuka


den teraba ketuban. Hasil konsepsi masih berada dalam kavum uteri.

Penanganan abortus insipiens :


1. Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus
dengan aspirasi

vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera lakukan :

- Berikan ergometrin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah 15


menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang
sesudah 4 jam bila perlu).

- Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari


uterus.

2. Jika usia kehamilan lebih 16 minggu :

- Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil


konsepsi.

- Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan


intravena

(garam fisiologik atau larutan ringer laktat) dengan kecepatan 40


tetes per

menit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi.

3. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.

3. Abortus inkomplit (sebagian hasil konsepsi telah dikeluarkan).

Perdarahan hebat sering menyebabkan syok. Perdarahan disease


gumpalan darah den jaringan konsepsi.Servile terbuka. Sebagian basil
konsepsi masih tertinggal dalam kavum uteri.

Penanganan abortus inkomplit :

1. Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16


minggu,

evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum


untuk

mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika


perdarahan
berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau misoprostol 400
mcg per

oral.

2. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan


kurang 16

minggu, evaluasi sisa hasil konsepsi dengan :

- Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih.


Evakuasi

dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi


vakum manual

tidak tersedia.

- Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2


mg intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau
misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).

3. Jika kehamilan lebih 16 minggu :

- Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena


(garam fisiologik atau ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per
menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi.

- Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam
sampai

terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg).

- Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.

4. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.

4. Abortus komplit (seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan).

Perdarahan den nyeri minimal. Seluruh hasil konsepsi telah


dikeluarkan. Ukuran uterus dalam bates normal. Servik tertutup.

Penanganan abortus komplit :

1. Tidak perlu evaluasi lagi.


2. Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.

3. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.

4. Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600


mg per hari selama 2 minggu. Jika anemia berat berikan transfusi
darah.

5. Konseling asuhan pasca keguguran dan pemantauan lanjut.

5. Missed Abortion

Perdarahan minimal. Sering didahului oleh tanda abortus iminen


yang kemudian menghilang spontan/setelah terapi. Tanda den gejala
laumil menghilang. USG : Hasil konsepsi masih dalam uterus namun tak
ada tanda kelangsungan hidupnya .

6. Abortus Inteksi/septik

Abortus yang disertai infeksi den dapat berlanjut dengan abortus septik

2. Abortus yang disengaja :

Abortus yang disengaja adalah suatu proses dihentikannya kehamilan sebelum


janin mencapai viabilitas.

3. Abortus tidak aman :

Abortus tidak aman adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yang tidak
berpengalaman atau dalam lingkungan yang tidak memenuhi standar medis
minimal atau keduanya.

4. Abortus septic :

Abortus septik adalah abortus yang mengalami komplikasi berupa infeksi-sepsis


dapat berasal dari infeksi jika organisme penyebab naik dari saluran kemih bawah
setelah abortus spontan atau abortus tidak aman. Sepsis cenderung akan terjadi
jika terdapat sisa hasil konsepsi atau terjadi penundaan dalam pengeluaran hasil
konsepsi. Sepsis merupakan komplikasi yang sering terjadi pada abortus tidak
aman dengan menggunakan peralatan.

4. patofisiologi
ABORTUS

infeksi pada genitaliapenyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran


darah menyebar ke miometrium, tuba, parametrium, dan peritoneum perdarahan
dalam desidual basalisnekrosis jaringan disekitarnyahasil konsepsi terlepas
sebagian, sehingga merupakan benda asing dalam uterus keadaan ini
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, kemudian diikuti oleh nekrosis
jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya,
sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan isinya.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena
villi korialis belum menembus desidua secara mendalam.
Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi koriales menembus desidua lebih dalam,
sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna, yang dapat menyebabkan banyak perdarahan.
Pada kehamilan 14 minggu ke atas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin,
disusul beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak, jika plasenta segera terlepas
dengan lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniatur.
Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya kantong
amnion kosong atau tampak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas (blighted ovum) ;
mungkin pula janin telah mati lama (missed abortion).
Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu yang singkat, maka ia dapat diliputi
oleh lapisan bekuan darah. Isi uterus dinamakan mola kruenta. Bentuk ini menjadi mola karnosa
apabila pigmen darah telah diserap dan dalam sisanya terjadi organisasi, sehingga semuanya tampak
seperti daging. Bentuk lain adalah mola tuberosa ; dalam hal ini amnion tampak berbenjol-benjol
karena terjadi hematoma antara amnion dan korion.Pada janin yang telah meninggal dan tidak
dikeluarkan dapat terjadi proses mummifikasi : janin mengering dan karena cairan amnion menjadi
kurang oleh sebab diserap, ia menjadi agak gepeng (fetus kompressus). Dalam tingkat lebih lanjut ia
menjadi tipis seperti kertas perkamen (fetus papiraseus).
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah terjadinya maserasi ;
kulit terkeluas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terisi cairan, dan seluruh janin
berwarna kemerah-merahan.
ksuheimiblogspot.com.htm

5. gambaran klinis
2. Abortus
1. Abortus Iminen
 Perdarahan minimal dengan nyeri/tidak
 Uterus sesuai dengan umur kehamilan
 Servile belum membuka
 Test hamil : positif
 USG : Produk kehamilan dalam betas normal
2. Abortus Insipien
 Perdarahan dengan gumpalan darah
 Nyeri lebih kuat
 Servile terbuka den teraba ketuban
 Hasil konsepsi masih berada dalam kavum uteri
3. Abortus Inkomplit
 Perdarahan hebat sering menyebabkan syok
 Perdarahan disease gumpalan darah den jaringan konsepsi
 Servile terbuka
 Sebagian basil konsepsi masih tertinggal dalam kavum
uteri
4. Abortus Komplit
 Perdarahan den nyeri minimal
 Seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan
 Ukuran uterus dalam bates normal
 Servik tertutup
5. Missed Abortion
 Perdarahan minimal
 Sering didahului oleh tanda abortus iminen yang kemudian
 menghilang spontan/setelah tempi
 Tanda den gejala laumil
menghilang
 USG : Hasil konsepsi masih dalam uterus namun tak ada
tanda ke-
 langsungan hidupnya
6. Abortus Infeksi/septik
 Abortus yang disertai infeksi den dapat berlanjut dengan
abortus
 septik

6. diagnosa
7. DD
8. komplikasi
9. penatalaksanaan
10. prognosis

His
1. sifat

2. mekanisme terjadinya His


3. macam-macam his

skenario
1. bagaimana TFU yang sesuai dengan umur kehamilan
2. kenapa keluar darah dari jalan lahir disertai dengan nyeri perut
3. harga normal tanda vital , capillary refill, DJJ pada ibu hamil

Anda mungkin juga menyukai