Indira Fitriliyani
ABSTRACT
This experiment was conducted to compare digestive enzyme activity of of nile
tilafia with feed formulation contain Hydrolyzed and non Hydrolyzed Leucana leucophala
Leaf Meal with Sheep Rumen Liquor Enzyme Extract. Fish were fed isonitrogenous (±
32% crude protein and C/P ± 9,25 kkal/kg) diets for 50 days in 18 aquarium with a
recirculation water system. 12 diets were formulated to contain hydrolyzed LLM and
non hydrolyzed LLM at level 10% 15% 20% 25% and 30% and one diet acting as a
control (0% LLM). All diets were isonitrogenous and isoenergy. A seven week feeding
trial was carried out on triplicate groups of eight fish (9.38 ± 0,41) in 36 aquarium with a
recirculating system. Fish were fed twice daily as satiation. Results of the present study
indicate that using hydrolyzed LLMin fed formulation can be incrase protease, amilase
and cellulase enzyme activity in digestive tract nile tilapia.
Key words: Digestive track enzyme activity; nile tilapia; Leucana leucophala Leaf Meal
sedangkan enzim yang dipertahankan
PENDAHULUAN dalam sel digunakan untuk pencernaan
Enzim adalah katalisator biologis
dalam reaksi kimia yang sangat dalam sel itu sendiri atau disebut
dibutuhkan dalam kehidupan. Enzim "intra celuller digestion" (Affandi el at.
adalah protein, yang disintesis dalam sel 1992). Enzim pencernaan yang
dan dikeluarkan dari sel yang disekresikan dalam rongga pencernaan
membentuknya melalui proses berasal dari sel-sel mukosa lambung,
eksositosis. Enzim yang disekresikan ke pilorik kaeka, pankreas dan mukosa usus
luar sel digunakan untuk pencernaan di (Halver dan Hardy 2002).
luar sel (di dalam rongga pencernaan) Dalam proses pencernaan
atau disebut "extra cellular digestion", makanan, makanan yang dicerna dipecah
menjadi molekul-molekul yang lebih
16
BIOSCIENTIAE. 2011
17
BIOSCIENTIAE. 2011
minggu (Kuzmina, 1996). Stickney dan Kedua jenis mikroba ini memproduksi
Shumway (1974) menyatakan bahwa enzim amilase, selulase, protease dan
enzim selulase diproduksi oleh lipase.
mikroflora usus, yang dihubungkan Pada penelitian ini digunakan
dengan aktivitas selulase dalam usus pendekatan penggunaan suplementasi
dengan jumlah selulase/bakteri enzim untuk membantu kecernaan
selulitik. Das dan Tripathi (1991) ikan nila dengan pakan yang
mendapatkan kemunduran drastis dicampurkan TDL. Cairan rumen
dalam aktivitas selulase ketika ikan domba merupakan salah satu sumber
grass carp diberi pakan dari makanan bahan alternatif yang murah dan dapat
yang mengandung tetrasiklin. dimanfaatkan dengan mudah sebagai
Pemanfaatan daun lamtoro sangat sumber enzim hidrolase (Moharrey
dibatasi oleh kecernaan ikan yang dan Das 2002). Diantaranya amilase,
terbatas terhadap jenis dedaunan ini. protease, lipase dan selulase
Hal ini berkaitan dengan ketersediaan (Fitriliyani, un publised) Tujuan dari
enzim selulotik yang terbatas dalam penelitian ini adalah untuk
saluran pencernaan ikan. Beberapa membandingkan aktifitas enzim
penelitian telah melaporkan bahwa saluran pencernaan ikan nila yang
ikan tidak memiliki enzim selulase diperlihara dengan pakan yang
dan kemungkinan adanya populasi mengandung TDL terhidrolisis
mikroba selulotik di saluran dengan enzim dari cairan rumen
pencernaan ikan juga masih menjadi domba dengan aktifitas enzim saluran
kontroversi di kalangan peneliti pencernaan pada ikan nila yang
(Stickney dan Shumway 1974; Prejs dipelihara dengan pakan yang
dan Blaszczyk 1977; Linsday dan mengandung TDL tanpa perlakuan
Harris 1980; Lessel dan Lesel 1986; hidrolisis.
Luczkovich dan Stellway 1993; Saha
BAHAN DAN METODE
dan Ray 1998). Bairagi et al. (2000)
berhasil mengisolasi dua mikroba dari Isolasi dan produksi enzim
strain Bacillus yaitu Bacillus subtilus Enzim yang diambil dari rumen
dan Bacillus circulans dari saluran domba secara manual dipisahkan dari
pencernaan ikan mas dan ikan nila. padatan yang ada dalam rumen.
18
BIOSCIENTIAE. 2011
Perlakuan (% TDLt)
Jenis bahan baku
(0) (10) (15) (20) (25) (30)
Tepung Ikan 15,00 15,00 15,00 15,00 15,00 15,00
T.lamtoro gung 0,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00
T. Bungkil Kedelai 23,00 22,60 20,60 19,60 16,60 13,60
DDGS1 24,00 20,00 19,00 17,00 15,00 15,00
Tepung Pollard 28,03 22,43 20,43 18,43 18,43 16,43
Tepung Sagu 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Minyak Jagung 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Minyak Ikan 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Vitamin Mix 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20
Mineral Mix 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20
Kromium-ragi 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
vit c 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
choline chloride 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
lysin+metionin
0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07
(1:1)
GE (kkal/kg)2 3897,34 3869,97 3853,78 3837,54 3814,92 3759,33
C/P (kkal/kg)3 13,68 13,39 13,44 13,40 13,64 13,47
19
BIOSCIENTIAE. 2011
1
Dried Distillers Grains with Solubles
2
GE (Gross energy) adalah energi yang terkandung dalam bahan pakan
berdasarkan nilai ekuivalen untuk Karbohidrat 4.1 kcal/g (17.2 kJ/g), lemak
9.5 kcal/g (39.8 kJ/g), dan protein 5.6 kcal/g (23.4 kJ/g)
3
C/P adalah kkal GE per gram protein
4
Komposisi vit dan mineral mix (dalam 1 kg premix) Vit.A 4.000.000 IU; Vit D3
800.000 IU; Vit.E 4.500 Mg; Vit. K3 450 Mg; Vit. B1 450 Mg; Vit. B 1.350
Mg; Vit. B6 480 Mg; Vit B12 6 Mg; Ca-d panthothenate 2.400 Mg; Folic Acid
270 Mg; Nicotinic acid 7.200 Mg; Choline chloride 28.000 Mg; Ferros 8.500
Mg; Copper 700 Mg; Manganese 18.500 Mg; Zinc 14.000 Mg; Cobalt 50 Mg;
Iodine 70 Mg; Selenium 35 Mg.
Eksperimen Ikan dipelihara selama 50 hari
Penelitian dilakukan di dan diberi pakan secara at satiation
laboratorium nutrisi ikan Fakultas dengan frekuensi 3 kali sehari. Untuk
Perikanan dan Kelautan Institut menjaga kualitas air, dilakukan
Pertanian Bogor. Benih ikan nila penyiponan dan penggantian air.
sebanyak 400 ekor bobot tubuh 7-10 Analisis Kimia Pakan Perlakuan
g dipelihara dalam tank ukuran 200
liter untuk aklimatisasi. Selama masa Analisis proksimat dilakukan
aklimatisasi ikan diberikan pakan terhadap bahan dan pakan perlakuan
komersil. Setelah 1 minggu, yang meliputi kadar protein kasar
sebanyak 144 ekor ikan yang relatif dilakukan dengan metode Kjeldahl,
seragam dibagi dalam 18 akuarium kadar lemak kering dengan metode
berukuran 50x35x40 cm yang Soxhlet, kadar lemak basah dengan
terhubung dengan sistem resirkulasi, metode Folch, kadar abu dengan
dengan padat tebar 8 ekor/akuarium pemanasan sampel dalam tanur
dan bobot awal rata-rata 9,38 ± 0,41 bersuhu 600 °C, serat kasar
gram. Aerasi diberikan pada setiap menggunakan metode pelarutan
akuarium serta tandon, sedangkan sampel dengan asam dan basa kuat
heater hanya dipasang pada tandon. serta pemanasan dan kadar air dengan
Sebelum perlakuan, ikan dipuasakan metode pemanasan dalam oven
terlebih dahulu selama 24 jam dengan bersuhu 105-110 °C (Takeuchi 1988).
tujuan menghilangkan sisa pakan Hasil analisa proksimat pakan
dalam saluran pencernaan selama pelakuan disajikan pada Tabel 2
masa aklimatisasi. berikut.
20
BIOSCIENTIAE. 2011
21
BIOSCIENTIAE. 2011
Grassi, 1983) dan selulase (Ghosse, suhu 37°C selama 30 menit. Reaksi
1987). dihentikan dengan penambahan DNS
Uji aktifitas enzim selulase/FP-ase (3,5 dinitro salicilyc acid) sebanyak 2 ml.
(Ghosse 1987) Kemudian dipanaskan dalam air
Penentuan nilai aktifitas enzim selulase mendidih selama 5 menit. Setelah dingin
(FP-ase) dilakukan dengan pencampuran disentrifugasi dengan kecepatan 3.000
enzim sebanyak 0,5 ml dengan kertas rpm selama 5 menit. Selanjutnya dapat
saring 50 mg, buffer sitrat phosfat pH 4,8 dilakukan pengukuran gula pereduksi
0,05 M sebanyak 1 ml. Selanjutnya yang dibebaskan (reducing sugar)
dilakukan inkubasi pada suhu 50°C selama menggunakan spektrofotometer pada
1 jam. Reaksi dihentikan dengan panjang gelombang 540 nm. Satu unit
penambahan DNS (3,5 dinitro salicilyc aktivitas enzim didefinisikan sebagai
acid) sebanyak 3 ml. Kemudian jumlah enzim yang menghasilkan 1
dipanaskan dalam air mendidih selama 5 μmol glukosa/ per menit.
menit. Setelah dingin disentrifugasi dengan
kecepatan 3.000 rpm selama 15 menit. Uji aktifitas enzim protease (Bergmeyer
Selanjutnya dapat dilakukan pengukuran dan Grassi 1983)
gula pereduksi yang dibebaskan (reducing Prinsip penetapan metode Bergmeyer
sugar) menggunakan spektrofotometer dan Grassi ini didasarkan bahwa kasein
pada panjang gelombang 540 nm. akan dihidrolisa oleh protease menjadi
Satu unit aktivitas enzim peptida dan asam amino. Asam amino
didefinisikan sebagai jumlah enzim dipisahkan dari substrat yang tersisa
yang menghasilkan 1 μmol dengan penambahan TCA atau asam
glukosa/per menit. perklorat. Asam amino yang terbentuk
akan larut dalam TCA, sedangkan protein
Uji aktifitas enzim amilase yang tidak terhidrolisis akan mengendap
(Bergmeyer dan Grassi 1983) dengan adanya TCA. Asam amino
Penentuan nilai aktifitas enzim amilase yang telah diisolasi dapat langsung
dilakukan dengan pencampuran enzim diukur absorbansinya pada panjang
sebanyak 1 ml dengan 1 % pati dalam gelombang 280nm atau diwarnai
buffer sitrat 0,05 M pH 5,7 sebanyak 1 terlebih dahulu dengan pereaksi folin
ml. Selanjutnya dilakukan inkubasi pada ciocalteau agar dapat dilakukan
22
BIOSCIENTIAE. 2011
Setiap sampel yang dihitung aktifitasnya memiliki 3 nilai absorbansi, yaitu absorbansi
blanko, absorbansi standar dan absorbansi sampel. Satu unit aktifitas menyatakan
jumlah enzim yang dapat menghasilkan produk satu mikro mol tirosin per menit
(Bergmeyer et al. 1983).
Aktifitas protease dihitung dengan rumus :
OD sampel - OD blanko
U/ml = x Faktor pengencer x T
OD standar – OD blanko
Keterangan:
U = aktifitas dalam international unit per menit
OD = absorbansi
23
BIOSCIENTIAE. 2011
24
BIOSCIENTIAE. 2011
a
a
a
a
abc bc
bc ab
25
BIOSCIENTIAE. 2011
Gambar 2.. Aktifitas enzim amilase (IU/ml.menit) TDL terhidrolisis dan TDL
tanpa hidrolisis
terhidrolisis) adalah sebesar 0,425
Aktifitas enzim protease unit/ml/menit Dimana dengan
pemakaian 10 dan 15%, TDL mulai
Pada perlakuan yang menggunakan
terjadi peningkatan nilai aktifitas
TDL terhidrolisis aktifitas enzim
enzim protease (0,542 0,790
protease nyata (P<0,05) dipengaruhi
unit/ml/menit) Selanjutnya aktifitas
oleh perbedaan persentase
enzim protease mulai menurun pa
pada
penggunaan TDL terhidrolisis dalam
penggunaan 20, 25 dan 30% TDL
pakan. Nilai aktifitas tertinggi yaitu
terhidrolisis dalam pakan.
0,790 unit/ml/menit dicapai pada
Pada perlakuan TDL tanpa
perlakuan penggunaan
n 15% TDL
hidrolisis aktifitas enzim protease
terhidrolisis dalam pakan, sedangkan
nyata (P<0,05) dipengaruhi oleh
nilai terendah 0,411 unit/ml/menit
perbedaan persentase penggunaan
dicapai pada penggunaan 30% TDL
TDL dalam pakan. Nilai aktifitas
terhidrolisis dalam pakan dan nyata
tertinggi yaitu 0,253273 unit/ml/meni
unit/ml/menit
berbeda dengan perlakuan kontrol.
dicapai pada perlakuan penggunaan
Aktifitas enzim protease saluran
15% TDL dalam pakan yang berbeda
pencernaan ikan pada perlakuan
nyata dengan nilai terendah 0,060423
kontrol (tanpa penggunaan TDL
26
BIOSCIENTIAE. 2011
27
BIOSCIENTIAE. 2011
aktifitas enzim protease pada taraf 20, 25 aktifitas enzim amilase dengan
mencerna protein pakan. Hal ini dapat dalam pakan. TDL terhidrolisis nilai
dilihat dengan menurunnya nilai retensi aktifitas enzim amilase pada saluran
Silva dan Anderson, 1995), tetapi unit/ml/menit. Kisaran nilai ini masih
dalam penelitian ini proporsi tepung lebih rendah dari perlakuan kontrol
28
BIOSCIENTIAE. 2011
29
BIOSCIENTIAE. 2011
serat dari TDL dengan hidrolisis enzim rohu, Lobeo rohita (Hamilton)
fingerlings. Aquaculture Research,
rumen yang lebih rendah dari TDL
35: 436-446.
tanpa hidrolisis juga diindikasi menjadi Das KM and Tripathi SD. 1991.
Studies on the digestive enzymes
sebab nilai aktifitas enzim selulase
of grass carp, Ctenopharyngodon
pada perlakuan TDL terhidrolisis lebih idella (Val.), Aquaculture, 92: 11 -
21.
rendah dari nilai aktifitas enzim
De Silva SS and Anderson TA. 1995.
selulase pada perlakuan TDL tanpa Fish nutrition in aquaculture.
Chapman & Hall. UK. 319 pp.
hidrolisis. Hal ini berkaitan dengan
Ferraris RP and Ahearn GA. 1984.
ketersediaan substrat untuk dicerna Sugar and amino acid transport in
fish intestine. Comp. Biochem.
oleh enzim selulase pada perlakuan
Physiol, 77: 397–413.
yang menggunakan tepung daun TDL Halver JE and Hardy RW. 2002. Fish
nutrition. Academic Press.
akan merangsang respon dari saluran
United States
pencernaan ikan nila untuk semakin Hepher B. 1990. Nutrition of pond
fishes. New York : Cambridge
banyak mensekresikan enzim selulase.
University Press.
KESIMPULAN DAN SARAN Jalilvand G, Odongo NE, López S,
Naserian A, Valizadeh R,
Kesimpulan
Eftekhar Shahrodi, F, Kebreab E
Penggunaan TDL terhidrolisis dalam and France J. 2008. Effects of
different levels of an enzyme
pakan dapat meningkatkan aktifitas mixture on in vitro gas
enzim protease, amilase dan selulase production parameters of
contrasting forages. Anim. Feed
dalam saluran pencernaan ikan nila. Sci. Tech. 146:289-301.
Kuzmina W. 1996. Influence of age on
digestive enzyme activity in
DAFTAR PUSTAKA some freshwater teleostei.
Affandi R, Sjafei DS, Raharjo MF dan Aquaculture, 148:25-37.
Sulistiono. 1992. Fisiologi ikan Lessel R, Frogeot C, Lesel M. 1986.
(Pencernaan). Bogor: Institut Cellulose digestibility in grass
Pertanian Bogor, Pusat Antar carp Ctenopharyngodon idella
Universitas llmu Hayat. and golfish Carassius auratus.
Bairagi A, Sarkar Ghosh K, Sen SK and Aquaculture, 54;11-17.
Ray AK. 2004. Evaluation of the Lindsay GJH and Harris JE. 1980.
nutritive value of Leucaena Carboxymethylcellulase activity
leucocephala leaf meal, inoculated in the digestive tracts of fish.
with fish intestinal bacteria Journal of Fish Biology. l6:219-
Bacillus subtilus and Bacillus 233.
circulans in formulated diets for
30
BIOSCIENTIAE. 2011
31