DETERMINAN
____________________________________________________________________
Pendahuluan, Operasi Matriks, DETERMINAN, Invers Matriks, Penyelesaian
Sistem Persamaan Linier dengan Matriks.
_____________________________________________________________________
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti Bab III diharapkan mahasiswa dapat:
1. menyebutkan definisi determinan orde dua,
2. menghitung determinan orde dua,
3. mnyebutkan definisi minor,
4. menghitung minor dari elemen determinan,
5. menyebutkan definisi kofaktor,
6. menghitung kofaktor dari elemen determinan,
7. menghitung determinan dengan menggunakan ekspansi baris,
8. menghitung determinan dengan menggunakan ekspansi kolom,
9. menghitung determinan dengan memanfaatkan teorema 3.3 dan atau teorema 3.4 dan
atau teorema 3.5.
DESKRIPSI
Bab ini berisi uraian tentang: determinan orde dua, menghitung minor, menghitung
kofaktor, menghitung determinan orde n x n dengan kofaktor, menghitung determinan
______________________________________ 22
Karyadi: Matrix dan Aplikasinya pada Ilmu Teknik Sipil
dengan menggunakan ekspansi baris, menghitung determinan dengan menggunakan
ekspansi kolom, cara menghitung determinan dengan singkat.
Uraian dalam bab ini memanfaatkan pemahan materi babI dan bab II, dan akan
digunakan sebagai dasar untuk mempelajari invers matriks dan penyelesaian persamaan
linier dengan matriks serta analisis struktur dalam Matakuliah Mekanika Teknik
______________________________________ 23
Karyadi: Matrix dan Aplikasinya pada Ilmu Teknik Sipil
a b
Jika A = maka determinan A (ditulis det.A atau A )
d
c
didefinisikan sebagai A = ad - bc
__________________________________________________________
Contoh 3.1
3 4
Jika A = maka A = 3.1 - 4.2 = -5
1
2
Contoh 3.2
2 5 1
Jika A = 4
1 2
maka
3
0 1
1
2
a) Minor dari a11 adalah M 11
0
= 1.1 - 0.2 = 1
1
4
2
b) Minor dari a12 adalah M 12
3
= 4.1 - 3.2 = -2
1
5
1
c) Minor dari a 21 adalah M 21
0
= 5.1 - 0.1 = 5
1
______________________________________ 24
Karyadi: Matrix dan Aplikasinya pada Ilmu Teknik Sipil
2
5
d) Minor dari a 23 adalah M 23
3
= 2.0 - 3.5 = -15
0
Catatan: Matriks A dengan ordo 3 x 3 memiliki sembilan minor. Coba hitung minor-
minor yang lain selain diatas.
_______________________________________________________________________
Definisi Kofaktor
Misal A = a
ij nxn . Jika M ij adalah minor dari aij maka perkalian antara M ij
dengan ( 1) i j disebut kofaktor dari a ij dengan notasi Kij .
Jadi Kij = ( 1) i j . M ij
_____________________________________________________________________
Contoh 3.3
2 5
4
Dalam contoh ini matiks A pada contoh 3.2 digunakan lagi yaitu A = 1
3
0
1
2
.
1
a) Pada contoh 3.2a telah dihitung M 11 1 . Jadi K11 ( 1) 11 .1 1
______________________________________ 25
Karyadi: Matrix dan Aplikasinya pada Ilmu Teknik Sipil
Ekspansi Baris
Teorema 3.1 digunakan untuk menghitung determinan dengan menggunakan ekspansi
baris ke-i.
________________________________________________________________________
Teorema 3.1
Jika A = a ij nxn
dan Kij adalah kofaktor dari a ij , maka determinan A dihitung
dengan rumus,
n
A ai1 Ki1 a i 2 Ki 2 a i 3 Ki 3 ..... a in Kin atau A ait Kit , dengan i = 1, 2,
t 1
3, ... , n.
________________________________________________________________________
Contoh 3.4
2
4
1
Tentukan determinan A 5 1 2 dengan menggunakan ekspansi
3 2
1
baris.
Untuk menentukan determinan dengan menggunakan ekspansi baris, pilihlah salah
satu baris secara sebarang. Misal dipilih baris ke-1 untuk diekspansikan. Dari perhitungan
kofaktor diperoleh (Silahkan dihitung), K11 = -3, K12 = 1, K13 = 7
A a11 K11 a12 K12 a13 K13
A 1( 3) 2(1) 4( 7) 27
Catatan: Hasil yang sama akan diperoleh jika digunakan baris yang lain (cobalah!).
Ekspansi Kolom
Teorema 3.2 digunakan untuk menghitung determinan dengan menggunakan ekspansi
kolom ke-j.
________________________________________________________________________
Teorema 3.2
Jika A = a
ij nxn dan Kij adalah kofaktor dari aij , maka determinan A dihitung
dengan rumus,
______________________________________ 26
Karyadi: Matrix dan Aplikasinya pada Ilmu Teknik Sipil
n
A a1 j K1 j a2 j K2 j a3 j K3 j ..... anj Knj atau A a
t 1
tj Ktj , dengan j = 1, 2, 3, ...
, n.
_________________________________________________________________________
Contoh 3.5
Determinan pada contoh 3.4 digunakan lagi untuk contoh 3.5 ini.
2
4
1
A 5 1 2 . Misal digunakan kolom kesatu untuk diekspansikan.
3 2
1
A 1( 3) 5( 6) 3( 0) 27
Catatan: -Hasil yang sama juga akan diperoleh jika digunakan kolom lain (cobalah!)
-Hasil ini sama dengan yang diperoleh pada contoh 3.4.
a12
a13 a12
a13
a11 a11 ka12
Jadi a 21 a 22 a 23 = a 21 ka 22 a 22 a 23
a 31 a 32 a 31 ka 32 a 32
a 33 a 33
______________________________________ 27
Karyadi: Matrix dan Aplikasinya pada Ilmu Teknik Sipil
a12
a13
a11
= a 21 ka11 a 22 ka12 a 23 ka13
a 31 a 32
a 33
____________________________________________________________________
Contoh 3.6
2
4
1
A 5 1 2 adalah determinan pada contoh 3.4.
3 2
1
2 ( 2.1)
4 ( 2.2) 0
0
1 ( 2.5) 9
A 5 1 2 = 5 1 2
3 2 3 2
1 1
Dipilih baris kesatu untuk diekspansikan. Hasil perhitungan kofaktor diperoleh,
Hasil perhitungan ini sama dengan hasil pada contoh 3.4 dan 3.5. Sebenarnya pada contoh
ini kofaktor K12 dan K13 tidak perlu dihitung, karena berapapun nilainya jika dikalikan
a12 0 dan a13 0 hasilnya akan nol. Disinilah letak keuntungan dari penggunaan teorema
3.3.
Contoh 3.7
______________________________________ 28
Karyadi: Matrix dan Aplikasinya pada Ilmu Teknik Sipil
2
4
1
A 5 1 2 adalah determinan pada contoh 3.4.
3 2
1
Sekali lagi terapkan teorema 3.3 untuk menghitung determinan di atas dengan
menambahkan elemen kolom kedua yang telah dikalikan dengan skalar k = -2 ke elemen
kolom ketiga.
______________________________________ 29
Karyadi: Matrix dan Aplikasinya pada Ilmu Teknik Sipil