Siklus Akuntansi Dalam Perusahaan Dagang
Siklus Akuntansi Dalam Perusahaan Dagang
PENDAHULUAN
1
5. Untuk mengetahui apa itu laporan harga pokok penjualan
6. Untuk mengetahui apa itu penyesuaian persediaan barang dagangan
7. Untuk mengetahui apa itu neraca lajur perusahaan dagang
8. Untuk mengetahui apa itu laporan perusahaan dagang
9. Untuk mengetahui apa itu jurnal penutup bagi perusahaan dagang
10. Untuk mengetahui apa itu neraca saldo setelah penutupan untuk perusahaan dagang
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Akuntansi pembelian
Pembelian barang dagangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan misalnya perusahaan
Mustika Ratu menggunakan dalam akuntansi untuk persediannya, dan barang-barang yang
dibeli dan diterima pada tanggal 3 Juni 2011, maka jurnal perusahaan yang dibuat
Akun persediaan ( sebuah akun aset ) digunakan hanya untuk mencatat pembelian
persediaan barang dagangan, yaitu barang yang dibeli perusahaan mustika ratu untuk dijual
kembali kepada konsumen. Pembelian ini dapat berupa barang seperti perlengkapan
kantor, mobil, dan aset-aset lainnya yang tidak dicatat dalam akun ini, melainkan dicatat
dalam akun aset yang bersangkutan.
B. Potongan Pembelian
3
Seandainya perusahaan Mustika Ratu membayar dalam periode potongan, maka
ayat jurnal untuk mencatat pengeluaran kas ini berbunyi :
4
Jurnal yang sama dibuat jika terjadi pengurangan harga. Perbedaannya jika dalam
hal retur, barang dikembalikan kepada penjual sedangkan dalam hal pengurangan harga,
barang tetap berada di tangan pembeli tetapi harga ( biaya perolehannya ) berkurang .
Kas Rp.3.000.000,00
Penjualan Rp.3.000.000,00
(untuk mencatat
penjualan tunai barang
dagangan)
Penjuaan tunai biasanya dicatat pada register kas dan pada akhir hari kerja di
jumlah. Sebagai contoh misalkan perusahaan Mustika Ratu menjual barang secara tunai
Rp. 3.000.000,00 , dapat dicatat dengan mendebit akun kas dengan akun penjualan
sebagai berikut.
Misalkan harga perolehan barang yang dijual tersebut adalah Rp1.900.000,00 maka
jurnal kedua yang harus dibuat perusahaan Mustika Ratu adaah jurnal untuk memindahkan
5
hara perolehan barang yang di jual sebesar Rp1.900.000,00 dari persediaan, sebagai
berikut Penjualan secara kredit
Persediaan Rp.1.900.000,00
Persediaan Rp.5.000.000,00
(untuk mencatat
penjualan kredit)
Persediaan Rp.2.900.000,00
Apabila perusahaan Mustika Ratu menerima pelunasan atas penjualan kredit di atas maka
dibuat jurnal sebagai berikut:
Kas Rp.5.000.000,00
6
(untuk mencatat beban
pokok yang dijual)
Retur Penjualan
Biasanya perusahaan menyelenggarakan akun tersendiri untuk potongan
penjualan dan akun yang tersendiri pula untuk retur & pengurangan harga penjualan,
sehingga mudah di ketahui besarnya masing-masing. Pendapatan penjualan bersih =
pendapatan ppenjualan potongan penjualan retur & pengurangan harga penjualan. Bila
penjualan semula dilakukan secara kredit, maka sisa transaksi tersebut dicatat sebagai
kredit ke piutang dagang . Misalkan perusahaan Mustika Ratu (pembeli) mengembalikan
barang seharga Rp.600.000,00. Nada kencana (penjual akan mencatat transaksi retur
tersebut dengan jurnal sebagai berikut
(Penerimaan barang
yang di retur)
7
Potongan Penjualan
Jika penjualan dilakukan secara kredit, maka syarat pembayaran dimasa akan
datang harus ditetapkan dengan jelas, sehingga kedua pihak mengetahui berapa jumlah
yang harus di bayar dan kapan pembayaran di lakukan. Pada saat transaksi penjualan
penjual belum mengetahui apakah pembeli akan memanfaatkan potongan atau tidak.
Biasanya perusahaan mencatat penjualan sebesar harga faktur bruto. Misalkan nada
kencana menerima pelunasan piutang jumlah kas bersih yang diterima adalah :
Rp.6.500.000,00 – (2/100 x Rp.6.500.000,00) = Rp.6.500.000,00 – Rp.130.000,00 =
Rp.6.370.000,00. Jurnal yang di buat untuk mencatat transaksi penerimaan kas dari pitung
sebagai berikut:
Kas Rp.6.370.000,00
8
dari tempat pengakutan ke tempat pembeli menjadi tanggung si pembeli. Sedangkan dalam
syarat FOB Destination penjual yang sepenuhnya menjadi tanggungan si penjual.
Biaya pengangkutan atas barang yang dibeli akan mengakibatkan bertambahnya biaya
perolehan barang dagangan ( persediaan ) sebesar Rp 60.000.000
9
Potongan hanya diterapkan atas utang kepada penjual barang ( dalam contoh diatas,
dihitung dari Rp 600.000,00 ) potongan tidak diterapkan pada beban pengangkutan, karena
tidak ada potongan atas pengangkutan
Meskipun penjualan dilakukan atas syarat FOB shipping point, kadang kadang penjual
membayar di muka biaya pengangkutan yang nantinya akan diperhitungkan dengan pembeli.
Sebagai contoh misalnya pada tanggal 20 Juni, toko Irama membeli sejumlah barang
dagangannya dengan harga Rp 5.000.000,00 ditambah biya pengangkutan barang Rp
400.000,00 dengan syarat FOB Shipping Point, termin kredit 3/5, n/30. Jurnal harus dibuat
oleh Toko Irama untuk mencatat transaksi pemebelian adalah :
Apabila biaya pengakutan barang yang dijual menjadi tanggunngan si penjual, maka penjual
akan memperlakukan biaya pengangkutan ini ( disebut Beban Angkut Perjalanan ) sebagai
beban operasi. Sandainya beban angkutan sebesar Rp 400.000,00 itu menjadi tanggungan
10
penjual maka pihak penjual akan mencatat transaksi pengangkutan barang tersebut sebagai
berikut
11
unsur laporan HPP seperti penjelasan diatas selanjutnya dapat memahami proses
perhitungan HPP sebagai berikut :
Rumus Perhitungan Harga Pokok penjualan
HPP = Persediaan awal barang dagangan + Pembelian bersih – Persediaan akhir
HPP = Barang yang tersedia untuk dijual - persediaan akhir
Note:
Rumus HPP diatas bersifat fleksibel, maksudnya apabila dalam perusahaan Unsur-unsur
HPP tidak lengkap seperti pada Rumus, misalnya tidak terdapat retur pembelian, atau tidak
terdapat potongan pembelian atau tidak terdapat biaya angkut pembelian dan sebaginya,
maka perhitungan HPP tetap dapat dilakukan tanpa mengikut sertakan unsur tersebut dalam
perhitungan. Untuk meningkatkan pemahaman berikut ini diberikan contoh perhitungan
HPP sebagai berikut.
Dalam neraca saldo sebagian Perusahaan Bayu Jaya terdapat data seperti nampak di bawah
ini:
PD Bayu Jaya, Malang per 31 Desember 2014.
Persediaan barang dagangan (awal) Rp 7.500.000,00
Pembelian Rp 24.950.000,00
Retur pembelian Rp 1.350.000,00
Potongan pembelian Rp 276.000,00
Persediaan barang dagang (akhir) Rp 7.900.000,00
12
Dari data tersebut terlihat saldo unsur-unsur HPP yaitu Persediaan awal pada neraca saldo
sebagian dan persediaan akhir pada data penyesuaian, serta elemen pembelian bersih pada
neraca saldo sebagian seperti pembelian, retur pembelian dan potongan pembelian.
Meskipun dalam data tersebut tidak terdapat biaya angkut pembelian, namun proses
perhitungan HPP dapat dilakukan sebagai mana mestinya. Berikut ini proses
perhitungannya.
Harga pokok penjualan
13
Pada sistem perpetual, pembelian dan penjualan barang dagangan dicatat pada akun
persediaan barang dagangan (merchandise inventory) sehingga pergerakan barang
dagangan selalu dicatat, baik yang tersedia untuk dijual maupun yang telah dijual.
b. Sistem Periodik (Periodic System)
Berbeda dengan sistem perpetual, pada sistem periodik pergerakan barang dagangan
sepanjang periode akuntansi tidak dicatat. Pada akhir periode, perusahaan harus
menghitung per sediaan yang masih tersisa secara fisik untuk menentukan jumlah barang
dagangan yang terjual dan tersisa. Berikut di sajikan bentuk ayat jurnal untuk kedua sistem
pen catatan tersebut.
14
Potongan penjualan Potongan penjualan
Piutang dagang Piutang dagang
Sebagai contoh, misalkan akun Persediaan Barang Dagangan pada tanggal 31 Desember
menunjukan saldo sebesar Rp.40.500.000,00.
XXX
XXX
---------------------------------
Saldo Rp.40.500.000,00
Bila tidak terjadi kerusakan, pencurian, atau kesalahan, persediaan yang seharusnya ada pada
tanggal 31 Desember adalah Rp.40.500.000,00 tetapi hasil perhitungan fisik yang dilakukan
Nada Kencana pada tanggal 31 Desember hanya berjumlah Rp.40.200.000,00.
Jurnal Penyesuaian yang harus dibuat oleh Nada Kencana adalah sebagai berikut :
Des. 31 Beban Pokok Penjualan Rp.300.000,00
Persediaan Barang Dagangan
Rp.300.000,00
(Penerimaan Barang yang
Diretu)
Dengan adanyapenyesuaian diatas, maka akun Persediaan akan menunjukan saldo sesuai
dengan persediaan yang sesungguhnya ada.
15
Persediaan Barang Dagangan
-------------------------------------- ---------------------------------------
Saldo 31 Rp.40.500.000,00 Des. 31 Peny. Rp.300.000,00
Prosedur pembuatan neraca lajur tidak berbeda dengan yang berlaku pada perusahaan jasa.
Angka-angka yang dicantumkan dalam neraca saldo, ditambah atau dikurangi penyesuaian,
menjadi angka saldo setelah disesuaikan. Selanjutnya kita pindahkan pendapatan dan beban
ke kolom Laba-Rugi, dan aset, kewajiban, serta modal dipindahkan ke kolom neraca.
16
Kolom-kolom yang ada dalam neraca saldo, di antaranya sebagai berikut.
a. Neraca Saldo
Neraca saldo terdiri atas kolom debet dan kredit. Kolom neraca saldo berisi nilai setiap akun
pada akhir periode akuntansi (biasanya pada 31 Desember) yang dapat dilihat pada buku besar
setiap akun.
b. Penyesuaian
Kolom penyesuaian terdiri atas kolom debet dan kredit. Penyesuaian dilakukan untuk
menggambarkan ketepatan besarnya nilai setiap akun.
c. Neraca Saldo Disesuaikan
Neraca saldo disesuaikan disusun dengan cara menggabungkan angka pada neraca saldo dan
penyesuaian.
d. Laporan Laba/Rugi
Kolom laba/rugi berisi angka-angka yang termasuk akun nominal, yaitu akun pendapatan dan
beban dari neraca saldo disesuaikan.
e. Neraca
Kolom neraca berisi angka-angka semua akun riil, yaitu aktiva, kewajiban, dan modal dari
neraca saldo disesuaikan.
Perkiraan laba merupakan istilah untuk hasil operasi perusahaan. Kadang-kadang istilah ini
disamakan dengan laporan laba/rugi atau income statement.
2.8 Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
A. Laporan Laba-Rugi
Laporan Laba-Rugi diawali dengan Penjualan, Beban Pokok Penjualan, dan Laba Kotor.
Selanjutnya diikuti oleh beban operasi yaitu semua beban (kecuali beban pokok penjualan)
yang terjadi dalam melaksanakan kegiatan utama perusahaan.
Laporan Laba-Rugi dapat disajikan dalam salah satu dari format yaitu:
1. Format Bertahap (Multiple Step)
Sesuai dengan namanya, laporan laba-rugi bertahap atau multiple step menyajikan data
dalam beberapa tahap untuk akhirnya sampai pada laba bersih. Laporan laba-rugi
bentuk ini juga membedakan antara aktivitas operasi dan aktivitas non-operasi. Selain
itu, dalam laporan bentuk ini penentuan laba diperlihatkan secara bertahap dan beban
dikelompokkan.
17
Contoh Laporan Laba-Rugi Bentuk Bertahap
18
Penyajian Penjualan dalam Laporan Laba-Rugi
Laporan Laba-Rugi bentuk bertahap dimulai dengan menyajikan pendapatan
penjualan. Selanjutnya pendapatan ini dikurangi dengan akun kontranya, yaitu
potongan penjualan dan retur & pengurangan harga penjualan, sehingga dapat
ditentukan besarnya penjualan bersih.
Laba Kotor
Dalam menetapkan laba kotor, data penjualan yang digunakan adalah penjualan bersih.
Beban Operasi dan Laba Bersih Operasi
Komponen berikutnya dalam penentuan laba bersih sebuah perusahaan dagang adalah
beban operasi yaitu beban-beban yang terjadi dalam proses memperoleh pendapatan
penjualan.
Kebanyakan perusahaan mengelompokkan beban operasi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Beban Penjualan
Yaitu beban-beban yang berkaitan dengan pemasaran produk perusahaan, seperti
misalnya gaji pegawai bagian penjualan, iklan/advertensi, depresiasi, sewa
gudang, listrik di bangunan toko dan gudang, pajak bumi dan bangunan (atas
bangunan yang berhubungan dengan penjualan), dan beban angkut penjualan.
2. Beban Umum
Meliputi beban-beban yang tidak berkaitan dengan pemasaran produk perusahaan
seperti misalnya beban kantor yang terdiri dari : gaji pimpinan dan pegawai kantor,
depresiasi, sewa kantor, listrik, dan beban-beban lain yang tidak berkaitan dengan
pemasaran.
Aktivitas Non Operasi
Aktivitas non-operasi terdiri atas berbagai pendapatan dan beban serta keuntungan dan
kerugian yang tidak berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan dan
beban atau keuntungan dan kerugian harus dipisahkan dari pendapatan dan beban
operasi. Tujuannya adalah agar dapat diketahui kinerja keuangan yang diperoleh dari
kegiatan utama perusahaan. Untuk menentukan laba bersih, pendapatan dan
keuntungan ditambahkan terhadap laba bersih operasi, sedangkan beban dan kerugian
dikurangkan terhadap laba bersih operasi.
19
Dalam laporan keuangan, pendapatan dan keuntungan dikategorikan sebagai
pendapatan dan keuntungan lain, sedangkan beban dan kerugian dikategorikan sebagai
beban dan kerugian lain.
Jenis-jenis dari pendapatan dan keuntungan serta beban dan kerugian yang berasal dari
aktivitas non-operasi, yaitu :
Pendapatan dan Keuntungan lain Beban dan Kerugian lain
Pendapatan bunga dari piutang wesel dan surat Beban bunga atas utang wesel dan pinjaman.
berharga.
Pendapatan dividen dari investasi dalam Kerugian tak terduga yang timbul dari
saham. kecelakaan atau pengrusakan.
Pendapatan sewa dari penyewaan ruangan atau Kerugian dari penjualan tanah, gedung, dan
aset lain milik perusahaan. aktiva tetap perusahaan lainnya.
Keuntungan dari penjualan tanah, gedung, dan Kerugian akibat pemogokan buruh.
aktiva tetap perusahaan lainnya.
B. Laporan Perubahan Modal
Contohnya :
C. Neraca
Neraca pada perusahaan dagang juga sama dengan neraca pada perusahaan jasa, kecuali
pada bagian aset lancar perusahaan dagang dicantumkan akun Persediaan.
Contohnya :
20
2.9 Jurnal Penutup untuk Perusahaan Dagang
A. Pengertian Jurnal Penutup (Closing Entry)
Pada prinsipnya cara membuat jurnal penutup untuk perusahaan dagang tidak
berbeda dengan membuat jurnal penutup pada perusahaan jasa. Pada akhir periode, saldo
untuk perkiraan/akun sementara (perkiraan pendapatan, beban, dan Prive) harus
dipindahkan ke perkiraan tetap, atau ditutup dengan penyusunan jurnal penutup.
Jadi, jurnal penutup adalah jurnal untuk memindahkan saldo perkiraan sementara
ke perkiraan tetap pada akhir periode akuntansi. Tujuannya untuk mengenolkan semua
saldo perkiraan sementara, selanjutnya dipindahkan ke perkiraan modal (bagi perusahaan
perseorangan atau persekutuan) atau ke perkiraan laba yang ditahan (bagi perusahaan
perseroan/ PT). Sementara itu, sumber data untuk penyusunan jurnal penutup berasal dari
kertas kerja/neraca lajur pada kolom laba rugi dan kolom neraca untuk akun prive atau
dividen.
B. Langkah-Langkah Penyusunan Jurnal Penutup
Sebagaimana yang kamu ketahui dalam penyusunan jurnal penutup pada perusahaan jasa,
untuk menyusun jurnal penutup perusahaan dagang meliputi langkah-langkah sebagai
berikut.:
1. Menutup semua akun Pendapatan, dengan cara mendebit akun pendapatan dan
mengkredit akun ikhtisar laba/rugi. Jurnal penutupnya adalah:
21
2. Menutup semua akun Beban, dengan cara mendebit akun ikhtisar laba/rugi dan
mengkredit akun beban. Jurnal penutupnya adalah:
3. Menutup akun Ikhtisar Laba/Rugi, untuk akun ini terdapat dua kemungkinan, yaitu:
a. Jika perusahaan memperoleh laba
Laba diperoleh jika akun ikhtisar laba/rugi sebelah kredit lebih besar dari akun
ikhtisar laba/rugi sebelah debit. Jurnal penutupnya adalah
4. Menutup akun Prive, dengan cara mendebit akun modal pemilik dan mengkredit akun
prive pemilik. Jurnal penutupnya adalah:
Contoh:
Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4)
dapat disusun jurnal penutup sebagai berikut.
22
2.10Neraca Saldo setelah Penutupan untuk Perusahaan Dagang
A. Neraca Saldo setelah Penutupan (Post Closing Trial Balance)
Dengan selesainya pembuatan jurnal penutup dan melakukan penutupan buku
besar seperti tersebut di atas, maka tahapan berikutnya adalah membuat neraca saldo
setelah penutupan. Neraca saldo setelah penutupan adalah daftar yang memuat semua
perkiraan riil beserta saldonya setelah dilakukan penutupan buku besar.
Neraca saldo setelah penutupan ini dibuat untuk memastikan bahwa saldo-saldo
yang terdapat dalam pembukuan berada dalam keadaan seimbang dan sesuai dengan
saldo yang dilaporkan dalam neraca dan neraca saldo setelah penutupan merupakan awal
pencatatan pada periode akuntansi berikutnya.
Contoh :
Berdasarkan data pada kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 daN data
jurnal penutup per 31 Desember 2005 dapat disusun neraca saldo setelah penutupan sebagai
berikut.
23
B. Neraca Saldo Setelah Penutupan Perusahaan Dagang
Setelah dibuat jurnal penutup, selanjutnya disusun neraca saldo setelah penutupan.
Tujuan dibuatnya neraca saldo setelah penutupan, yaitu untuk memastikan jumlah kedua
sisi dalam keadaan seimbang dan benar pada awal periode berikutnya. Saldo aktiva dan
kewajiban tidak mengalami perubahan, saldo modal mengalami perubahan akibat dari
pengaruh jurnal penutup. Adapun saldo pendapatan dan beban dihilangkan dari neraca
saldo setelah penutupan karena saldonya menjadi nol setelah jurnal penutupan. Berikut
disajikan neraca saldo setelah penutupan untuk kasus Perusahaan Surya Sejati.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan makalah dengan judul “siklus akuntansi perusahaan dagang”
ini adalah perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan usaha perusahaannya
membeli barang dengan tujuan menjualnya kembali, tanpa memprosesnya lebih dahulu. Oleh
karena itu di dalam menjalankan sebuah perusahaan haruslah memperhatikan berbagai
karakteristik yang ada serta cara yang tepat dalam melakukan pencatatan transaksi yang ada
guna tercapainya nilai informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan.
3.2 Saran
Melalui pembuatan makalah ini, maka penulis mengharapkan agar setiap perusahaan
dagang yang ingin menjalankan usahanya hendaknya memperhatikan aspek – aspek
pendukung yang dianggap perlu dan penting guna tercapainya suatu tujuan perusahaan yang
ingin dicapai.
25
DAFTAR PUSTAKA
Haryono Jusuf, Al, Dasar-dasar Akuntansi, Jilid 1, edisi ke-7, STIE YKPN, Yogyakarta, 2011
http://simplestudies.com/repository/lectures/15.1-fob-shipping-point-destination.gif
http://www.nafiun.com/2013/10/siklus-akuntansi-perusahaan-dagang.html
26