Anda di halaman 1dari 24

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Kimia
Topik : Larutan Penyangga
Kelas / Semester : XI / 2
Alokasi waktu :
A. KOMPETENSI INTI

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3: Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR

KD dari KI 1
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME
dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia
yang kebenarannya bersifat tentatif.
KD dari KI 2
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,
mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif,
demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang
diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama,santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta
hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
KD dari KI 3
3.13. Menganalisis peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.
KD dari KI 4
4.13. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk
menentukan sifat larutan penyangga.

C. INDIKATOR
1. Menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui percobaan.
2. Menghitung pH larutan penyangga.
3. Menghitung pH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau sedikit basa
atau dengan poengenceran.
4. Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh mahluk hidup
D. TUJUAN PEMBELAJARAN

 Siswa mampu menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga dengan akurat.
 Siswa dapat menghitung pH larutan penyangga dengan tepat.
 Siswa dapat menghitung pH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau
sedikit basa atau dengan poengenceran dengan tepat.
 Siswa mampu menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh mahluk hidup dengan
benar.

E. MATERI AJAR

Larutan Penyangga ( Buffer )

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk
mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung.
Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan
pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.
Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah
dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen penyusun ini disebut sebagai reaksi
asam-basa konjugasi.

Komponen Larutan Penyangga

Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:
 Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat
asam.
 Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan
bersifat basa.
 Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:
 Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan
ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari
asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa
kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan
menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang
bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium,
barium, kalsium, dan lain-lain.

Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan
ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat.
Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam
kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.

Cara kerja larutan penyangga :

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa
konjugasinya, sehingga dapat mengikatbaik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga
penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan.
Berikut ini cara kerja larutan penyangga:
Larutan penyangga asam

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung
CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai
berikut:

Pada penambahan asam

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang
ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi
dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke
kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa
menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang
ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan
air.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)


Larutan penyangga basa

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan
NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

Pada penambahan asam

Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal
tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH-
dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya
komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan
basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga
konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan
komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.
NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Perhitungan pH Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu
larutan dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/valxg

atau

pH = p Ka - log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = jumlah mol asam lemah


g = jumlah mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu
larutan dengan rumus berikut:

[OH-] = Kb x b/valxg

atau

pH = p Kb - log b/g

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = jumlah mol basa lemah


g = jumlah mol asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga

Adanya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada
obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat
fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan
tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana
sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang
dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat
menjaga pH darah yang hampir konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan
penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata.
Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan cairan tubuh kita, agar tidak
menimbulkan efek samping.

Fungsi Larutan Penyangga

Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan; misalnya dalam analisis kimia,
biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang biokimia,
kultur jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap perubahan
pH. Darah dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila
pH darah manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak,
sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga.

Darah Sebagai Larutan Penyangga

Ada beberapa faktor yang terlibat dalam pengendalian pH darah, diantaranya penyangga
karbonat, penyangga hemoglobin dan penyangga fosfat.

a. Penyangga Karbonat

Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat (H 2 CO 3 ) dengan basa


konjugasi bikarbonat (HCO 3 ).

H 2 CO 3 (aq) --> HCO 3(aq) + H + (aq)

Penyangga karbonat sangat berperan penting dalam mengontrol pH darah. Pelari maraton
dapat mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang disebabkan oleh
metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion bikarbonat. Kondisi
asidosis ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, diabetes miletus (penyakit
gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa oksigen tambahan dapat menderita
alkalosis, yaitu peningkatan pH darah. Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat
membuat para pendaki bernafas lebih cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas
terlalu banyak, padahal CO 2 dapat larut dalam air menghasilkan H 2 CO 3 . Hal ini
mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi alkalosis dapat mengakibatkan
hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas dan histeris).

b. Penyangga Hemoglobin

Pada darah, terdapat hemoglobin yang dapat mengikat oksigen untuk selanjutnya dibawa
ke seluruh sel tubuh. Reaksi kesetimbangan dari larutan penyangga oksi hemoglobin
adalah:

HHb + O 2 (g) « HbO 2 - + H +

Asam hemoglobin ion aksi hemoglobin

Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi ion H +,


sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas O 2 bersifat basa.
Hemoglobin yang telah melepaskan O 2 dapat mengikat H + dan membentuk asam
hemoglobin. Sehingga ion H + yang dilepaskan pada peruraian H 2 CO 3 merupakan
asam yang diproduksi oleh CO 2 yang terlarut dalam air saat metabolisme.

c. Penyangga Fosfat

Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur pH
darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H 2 PO 4 - ) dengan
monohidrogen fosfat (HPO 3 2- ).

H 2 PO 4 - (aq) + H + (aq) --> H 2 PO 4(aq)

H 2 PO 4 - (aq) + OH - (aq) --> HPO 4 2- (aq) ) + H 2 O (aq)

Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya
sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.

· Air Ludah sebagai Larutan Penyangga

Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan asam yang kuat. Email gigi yang rusak
dapat menyebabkan kuman masuk ke dalam gigi. Air ludah dapat mempertahankan pH
pada mulut sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan penyangga fosfat yang dapat
menetralisir asam yang terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan.

· Menjaga keseimbangan pH tanaman.


Suatu metode penanaman dengan media selain tanah, biasanya ikerjakan dalam kamar
kaca dengan menggunakan mendium air yang berisi zat hara, disebut dengan hidroponik .
Setiap tanaman memiliki pH tertentu agar dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena itu
dibutuhkan larutan penyangga agar pH dapat dijaga.

· Larutan Penyangga pada Obat-Obatan

Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari tablet aspirin, merupakan obat
penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin dapat menyebabkan perubahan pH pada
perut. Perubahan pH ini mengakibakan pembentukan hormon, untuk merangsang
penggumpalan darah, terhambat; sehingga pendarahan tidak dapat dihindarkan. Oleh
karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang dapat mentransfer kelebihan asam.
Fungsi Larutan Penyangga

1. Fungsi pertama: Adanya larutan buffer ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari
seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut,
terdapat Fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti
pada cairan tubuh.

2. Fungsi Buffer dalam kehidupan sehari-hari – Cairan tubuh ini bisa dalam cairan
intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan
intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan
basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir konstan
yaitu sekitar 7,4.

3. Menjaga pH pada plasma darah agar berada pada pH berkisar 7,35 – 7,45 ,yaitu dari
ion HCO3- denganion Na+. Apabila pH darah lebih dari 7,45 akan mengalami alkalosis,
akibatnya terjadi hiperventilasi / bernapas berlebihan, mutah hebat. Apabila pH darah
kurang dari 7,35 akan mengalami acidosis akibatnya jantung ,ginjal ,hati dan pencernaan
akan terganggu.

4. Menjaga pH cairan tubuh agar ekskresi ion H+ pada ginjal tidak terganggu, yaitu asam
dihidrogen posphat (H2PO4-) dengan basa monohidrogen posphat (HPO4-2)

5. Fungsi buffer – Menjaga pH makanan olahan dalam kaleng agar tidak mudah rusak
/teroksidasi (asam benzoat dengan natrium benzoat).

6. Selain itu penerapan larutan buffer ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari
seperti pada obat tetes mata.
Larutan buffer adalah:

a. Campuran asam lemah dengan garam dari asam lemah tersebut.


Contoh:
- CH3COOH dengan CH3COONa
- H3PO4 dengan NaH2PO4
b. Campuran basa lemah dengan garam dari basa lemah tersebut.
Contoh:
- NH4OH dengan NH4Cl

Sifat larutan buffer:


- pH larutan tidak berubah jika diencerkan.
- pH larutan tidak berubah jika ditambahkan ke dalamnya sedikit asam atau basa.

CARA MENGHITUNG LARUTAN BUFFER

1. Untuk larutan buffer yang terdiri atas campuran asam lemah dengan garamnya (larutannya
akan selalu mempunyai pH < 7) digunakan rumus:

[H+] = Ka. Ca/Cg

pH = pKa + log Ca/Cg

dimana:
Ca = konsentrasi asam lemah
Cg = konsentrasi garamnya
Ka = tetapan ionisasi asam lemah

Contoh:

Hitunglah pH larutan yang terdiri atas campuran 0.01 mol asam asetat dengan 0.1 mol
natrium Asetat dalam 1 1iter larutan !
-5
Ka bagi asam asetat = 10

Jawab:

Ca = 0.01 mol/liter = 10-2 M


Cg = 0.10 mol/liter = 10-1 M

pH= pKa + log Cg/Ca = -log 10-5 + log-1/log-2 = 5 + 1 = 6

2. Untuk larutan buffer yang terdiri atas campuran basa lemah dengan garamnya (larutannya
akan selalu mempunyai pH > 7), digunakan rumus:

[OH-] = Kb . Cb/Cg

pOH = pKb + log Cg/Cb

dimana:
Cb = konsentrasi base lemah
Cg = konsentrasi garamnya
Kb = tetapan ionisasi basa lemah

Contoh:

Hitunglah pH campuran 1 liter larutan yang terdiri atas 0.2 mol NH4OH dengan 0.1 mol HCl
! (Kb= 10-5)

Jawab:

NH4OH(aq) + HCl(aq) NH4Cl(aq) + H2O(l)

mol NH4OH yang bereaksi = mol HCl yang tersedia = 0.1 mol
mol NH4OH sisa = 0.2 - 0.1 = 0.1 mol
mol NH4Cl yang terbentuk = mol NH40H yang bereaksi = 0.1 mol
Karena basa lemahnya bersisa dan terbentuk garam (NH4Cl) maka campurannya akan
membentuk
Larutan buffer.

Cb (sisa) = 0.1 mol/liter = 10-1 M


Cg (yang terbentuk) = 0.1 mol/liter = 10-1 M
-5 -1 -1
pOH = pKb + log Cg/Cb = -log 10 + log 10 /10 = 5 + log 1 = 5

pH = 14 - p0H = 14 - 5 = 9
Peranan Larutan Penyangga Dalam Tubuh Makhluk Hidup

Kebanyakan reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh makhluk hidup hanya dapat berlangsung
pada pH tertentu. Oleh karena itu, cairan tubuh harus merupakan larutan penyangga agar pH
senantiasa konstan ketika metabolisme berlangsung. Dalam keadaan normal, pH dari cairan
tubuh termasuk darah kita adalah 7,35 – 7,5. Walaupun sejumlah besar ion H+ selalu ada sebagai
hasil metabolisme dari zat-zat, tetapi keadaan setimbang harus selalu dipertahankan dengan jalan
membuang kelebihan asam tersebut. Hal ini disebabkan karena penurunan pH sedikit saja
menunjukkan keadaan sakit.

Larutan penyangga sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa fungsi larutan
penyangga dalam kehidupan dapat kalian pelajari pada uraian di bawah ini.

pH darah tubuh manusia berkisar antara 7,35-7,45. pH darah tidak boleh kurang dari 7,0
dan tidak boleh melebihi 7,8 karena akan berakibat fatal bagi manusia. Organ yang paling
berperan untuk menjaga pH darah adalah paru-paru dan ginjal. Kondisi di mana pH darah kurang
dari 7,35 disebut asidosis. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kondisi asidosis antara
lain penyakit jantung, penyakit ginjal, kencing manis, dan diare yang terus-menerus. Sedangkan
kondisi di mana pH darah lebih dari 7,45 disebut alkolosis. Kondisi ini disebabkan muntah yang
hebat, hiperventilasi (kondisi ketika bernafas terlalu cepat karena cemas atau histeris pada
ketinggian). Untuk menjaga pH darah agar stabil, di dalam darah terdapat beberapa larutan
penyangga alami, yaitu:

a. Penyangga hemoglobin

Oksigen merupakan zat utama yang diperlukan oleh sel tubuh yang didapatkan melalui
pernapasan. Oksigen diikat oleh hemoglobin di dalam darah, di mana O2 sangat sensitif terhadap

pH. Reaksi kesetimbangan yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut.

HHb+ + O2 ⇄ H+ + HbO2

Produk buangan dari tubuh adalah CO2-


yang di dalam tubuh bisa membentuk senyawa H 2CO3 yang nantinya akan
terurai menjadi H+ dan HCO3-. Penambahan H+ dalam tubuh
akan mempengaruhi pH, tetapi hemoglobin yang telah
+ +
melepaskan O2 dapat mengikat H membentuk asam hemoglobin(HHb ).

b. Penyangga karbonat

Penyangga karbonat juga berperan dalam mengontrol pH darah. Reaksi kesetimbangannya


adalah:
H+(aq) + HCO3-(aq) ⇄ H2CO3(aq) ⇄ H2O(aq) + CO2(aq)

Perbandingan molaritas HCO3- terhadap H2CO3 yang diperlukan untuk mempertahankan pH


darah 7,4 adalah 20:1.

Jumlah HCO3 yang relatif jauh lebih banyak itu dapat dimengerti karena hasil-hasil metabolisme
yang diterima darah lebih banyak bersifat asam.

c. Penyangga fosfat

Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel. Penyangga ini adalah
campuran dari asam lemah H2PO4- dan basa konjugasinya, yaitu HPO42-. Jika dari proses
metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat asam, maka akan segera bereaksi dengan ion
HPO42-

HPO42-(aq) + H+(aq) ⇄ H2PO4-(aq)

Dan jika proses metabolism sel menghasilkan senyawa yang bersifat basa, maka ion OH- akan
bereaksi dengan H2PO4-.

H2PO4-(aq) + OH-(aq) ⇄ HPO42-(aq) + H2O(l)

Sehingga perbandingan [H2PO4- ] / [HPO42-] selalu tetap dan akibatnya pH larutan


tetap.Penyangga ini juga ada di luar sel, tetapi jumlahnya sedikit. Selain itu, penyangga fosfat
juga berperan sebagai penyangga urin.

Apabila mekanisme pengaturan pH dalam tubuh gagal, seperti dapat terjadi selama sakit,
sehingga pH darah turun di bawah 7,0 atau naik ke atas 7,8, dapat menyebabkan kerusakan

permanen pada organ tubuh atau bahkan kematian. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
keadaan

asidosis (penurunan pH) adalah penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes mellitus (penyakit
gula), diare yang terus menerus, atau makanan berkadar protein tinggi dalam jangka waktu lama.
Keadaan asidosis sementara dapat terjadi karena olahraga intensif yang dilakukan terlalu lama.
Alkalosis

(peningkatan pH darah) dapat terjadi sebagai akibat muntah yang hebat, hiperventilasi (bernapas
terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas atau histeris atau berada di ketinggian). Suatu
penelitian yang dilakukan terhadap para pendaki gunung yang mencapai puncak Everest (8.848
m) tanpa oksigen tambahan menunjukkan pH darah mereka berada di antara 7,7–7,8.
Hiperventilasi diperlukan untuk mengatasi tekanan oksigen yang amat rendah (kira-kira 43
mmHg) di tempat setinggi itu.

F. METODE PEMBELAJARAN

o Penyampaian informasi
o Percobaan/Demonstrasi
o Diskusi
o Penugasan

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan -1 (Sifat Larutan Penyangga)

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan 1. Salam Pembuka 15 Menit
2. Doa
3. Mengecek kehadiran siswa
4. Mambagi siswa dalam kelompok
5. Orientasi
Dalam bidang obat-obatan misalnya obat tetes mata. Obat
tetes mata yang kita gunakan sehari-hari juga menggunakan
system larutan buffer agar pada saat di teteskan ke mata
manusia, dapat diterima oleh kondisi tubuh manusia. Suasana
pH pada obat tetes mata tersebut disesuaikan dengan kondisi
pH manusia agar tidak menimbulkan bahaya
6. Apersepsi
Meceritakan kembali pelajaran tentang ketrlibatan elektron
dalam suatu reaksi dan menjelaskan jenis-jenis reaksi kimia
sederhana
7. Motivasi
Menjelaskan kegunaan pelajaran terkait dalam kehidupan dan
untuk pelajaran selanjutnya.
8. Pemberian Acuan
Menginformasikan tentang materi pembelajaran, indikator,
dan tujuan pembelajaran.

Inti Mengamati (Observing)


 Mencari informasi dari berbagai sumber tentang larutan
penyangga, sifat dan pH larutan penyangga serta peranan
larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup
Menanya (Questioning)
 Mengajukan pertanyaan bagaimana terbentuknya larutan
penyangga

Mengumpulkan data (Eksperimenting)


 Menganalisis terbentuknya larutan penyangga
 Menganalisis sifat larutan penyangga
Mengasosiasi (Associating)
 Mengolah dan menganalisis data untuk menyimpulkan larutan
yang bersifat penyangga
Mengkomunikasikan (Communicating)
 Membuat laporan percobaan sifat larutan penyangga dan
mempresentasikannya dengan mengguna-kan tata bahasa yang
benar
11. Mengkomunikasikan sifat larutan penyangga dan manfaat
larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.
Penutup 12. Siswa diminta untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya 30 menit
13. Siswa diarahkan untuk membuat kesimpulan pembelajaran
hari ini
14. Guru memberikan tes formatif
15. Siswa di berikan tugas kelompok untuk melanjutkan diskusi
untuk merancang percobaan tentang larutan penyangga.

Pertemuan-2 (Komponen Larutan Penyangga)

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan 1. Salam Pembuka 15 Menit
2. Doa
3. Mengecek kehadiran siswa
4. Orientasi
Dalam bidang obat-obatan misalnya obat tetes mata. Obat
tetes mata yang kita gunakan sehari-hari juga menggunakan
system larutan buffer agar pada saat di teteskan ke mata
manusia, dapat diterima oleh kondisi tubuh manusia. Suasana
pH pada obat tetes mata tersebut disesuaikan dengan kondisi
pH manusia agar tidak menimbulkan bahaya
5. Apersepsi
Siswa diminta untuk mengumpulkan tugas dan membahas
soal yang dianggap sulit.
o Pemberian Acuan
Menginformasikan tentang materi pembelajaran, indikator,
dan tujuan pembelajaran.

Inti Mengamati (Observing)


 Mencari informasi dari berbagai sumber tentang larutan
penyangga, sifat dan pH larutan penyangga serta peranan
larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup
Menanya (Questioning)
 Mengajukan pertanyaan bagaimana terbentuknya larutan
penyangga dan bagaimana cara kerjanya.
Mengumpulkan data (Eksperimenting)
 Menganalisis terbentuknya larutan penyangga
 Menganalisis sifat larutan penyangga
 Merancang percobaan untuk mengetahui larutan yang bersifat
penyangga atau larutan yang bukan penyangga serta
mengetahui komponennya.
 Melakukan percobaan
 Mengamati dan mencatat data hasil pengamatan
Mengasosiasi (Associating)
 Mengolah dan menganalisis data untuk menyimpulkan larutan
yang bersifat penyangga
Mengkomunikasikan (Communicating)
 Membuat laporan percobaan dan mempresentasikannya dengan
mengguna-kan tata bahasa yang benar
 Mengkomunikasikan sifat larutan penyangga dan manfaat
larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.
Penutup  Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya 30 menit
 Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan
pembelajaran hari ini
 Guru memberikan tes formatif
 Guru memberikan tugas kelompok untuk melanjutkan diskusi
untuk merancang percobaan tentang komponen larutan
penyangga

Pertemuan -3 (pH Larutan Penyangga)

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan o Salam Pembuka 15 Menit
o Doa
o Mengecek kehadiran siswa
o Orientasi
o Apersepsi
Mengumpulkan tugas yang diberikan dan membahas soal
yang dianggap sukar.
o Motivasi
Menjelaskan kegunaan pelajaran terkait dalam kehidupan dan
untuk pelajaran selanjutnya.
o Pemberian Acuan
Menginformasikan tentang materi pembelajaran, indikator,
dan tujuan pembelajaran.

Inti Mengamati (Observing)


 Mencari informasi dari berbagai sumber tentang larutan
penyangga, sifat dan pH larutan penyangga serta peranan
larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup
 Mencari informasi tentang darah yang berhubungan dengan
kemampuannya dalam mempertahankan pH terhadap
penambahan asam atau basa dan pengenceran
Menanya (Questioning)
 Mengajukan pertanyaan bagaimana terbentuknya larutan
penyangga
 Mengapa larutan penyangga pHnya relatif tidak berubah
dengan penambahan sedikit asam atau basa
 Apa manfaat larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup

Mengumpulkan data (Eksperimenting)


 Merancang percobaan untuk mengetahui larutan yang bersifat
penyangga atau larutan yang bukan penyangga dengan
menggunakan indikator universal atau pH meter serta
mempresentasikan hasil racangan untuk menyamakan persepsi
 Melakukan percobaan
 Mengamati dan mencatat data hasil pengamatan
Mengasosiasi (Associating)
 Menentukan pH larutan penyangga melalui perhitungan
 Menentukan grafik hubungan perubahan harga pH pada titrasi
asam basa untuk menjelaskan sifat larutan penyangga
Mengkomunikasikan (Communicating)
 Membuat laporan percobaan dan mempresentasikannya dengan
mengguna-kan tata bahasa yang benar
 Mengkomunikasikan sifat larutan penyangga dan manfaat
larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.
Penutup  Siswa diminta untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya 30 menit
 Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan
pembelajaran hari ini
 Guru memberikan tes formatif
 Siswa diberikan tugas kelompok untuk melanjutkan
diskusi untuk merancang percobaan tentang pH larutan
penyangga.

Pertemuan -4 (Fungsi Larutan Penyangga)

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan o Salam Pembuka 10 Menit
o Doa
o Mengecek kehadiran siswa
o Orientasi
o Apersepsi
Meceritakan kembali pelajaran tentang sifat, komponen
larutan
o Motivasi
Menjelaskan kegunaan pelajaran terkait dalam kehidupan dan
untuk pelajaran selanjutnya.
o Pemberian Acuan
Menginformasikan tentang materi pembelajaran, indikator,
dan tujuan pembelajaran.

Inti Mengamati (Observing)


 Mencari informasi dari berbagai sumber tentang larutan
penyangga, sifat dan pH larutan penyangga serta peranan/
fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup
Menanya (Questioning)
 Apa manfaat larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup
Mengumpulkan data (Eksperimenting)
 Menganalisis terbentuknya larutan penyangga
 Menganalisis sifat larutan penyangga
 Merancang percobaan untuk mengetahui larutan yang bersifat
penyangga atau larutan yang bukan penyangga dengan
menggunakan indikator universal atau pH meter serta
mempresentasikan hasil racangan untuk menyamakan persepsi
 Merancang percobaan untuk mengetahui sifat larutan
penyangga atau larutan yang bukan penyangga dengan
penambahan sedikit asam atau basa atau bila diencerkan serta
mem-presentasikan hasil rancangan untuk menyamakan
persepsi
 Melakukan percobaan
 Mengamati dan mencatat data hasil pengamatan
Mengasosiasi (Associating)
 Mengolah dan menganalisis data untuk menyimpulkan larutan
yang bersifat penyangga
 Menentukan pH larutan penyangga melalui perhitungan
Mengkomunikasikan (Communicating)
 Membuat laporan percobaan dan mempresentasikannya dengan
mengguna-kan tata bahasa yang benar
 Mengkomunikasikan manfaat larutan penyangga dalam tubuh
makhluk hidup.
Penutup  Siswa diminta untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya 30 menit
 Siswa diarahkan untuk membuat kesimpulan
pembelajaran hari ini
 Guru memberikan tes formatif
 Siswa diingat kan untuk UH pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan -5 (Ulangan Harian)

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan o Salam Pembuka 5 Menit
o Doa
o Mengecek kehadiran siswa
o Pemberian Acuan
Menginformasikan tentang materi pembelajaran, indikator,
dan tujuan pembelajaran.

Inti Menanya (Questioning) 80 menit


 Mengajukan pertanyaan bagaimana kesiapan utuk ulangan
harian mengenai Larutan penyangga.
Mengasosiasi (Associating)
 Melaksanakan Ulangan Harian.

Penutup  Siswa diingat kan untuk Remedial bagi yang tidak lulus pada 5 menit
pertemuan selanjutnya.
Pertemuan-6 (Remedial)

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan o Salam Pembuka 5 Menit
o Doa
o Mengecek kehadiran siswa
Inti Mengamati (Observing) 80 menit
 Membahas soal UH yang dianggap sukar bagi siswa.
 Melaksanakan remedial bagi yang tidak lulus kriteria.
Penutup  Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil 5 menit
pekerjaannya

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Alat dan Sumber Belajar


1. Alat dan Bahan : Proyektor
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Laptop
Lembar Penilaian
Peralatan Laboratorium
2. Sumber Belajar :

Internet
Buku-buku Kimia SMA Kelas XI
Marwati, Elly. 2013. Konsep dan Penerapan Kimia : Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta
:PT Bumi Aksara, Departemen Pendidikan Nasional
Karyadi, Benny.1997. Kimia 2 Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan
Anshory, Irfan. 2003. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Erlangga
Chang, Raymond. 2010. Chemistry, Tenth Edition. New York : The McGraw-Hill
Companies, Inc.
Whitten, Kenneth W., Raymond E. Davis, M. Larry Peck, George G. Stanley. 2010.
Chemistry, Ninth Edition. Canada : Brooks/Cole, Cengage Learning.
Mcmurry, John E., Robert C. Fay. 2012. Chemistry, Sixth Edition. New Jersey : Pearson
Prentice Hall

B. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


1. Teknik : Pengamatan dan Tes Tertulis
2. Bentuk : Penilaian Kinerja dan Tertulis
3. Instrumen :

Tes Tertulis

1. Sebutkan sifat-sifat larutan penyangga!


2. Jelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan beri contohnya !
3. Sebanyak 50 ml larutan yang terdiri dari CH3COOH 1M dan CH3COONa
1M ditambahkan larutan HCl 1M sebanyak iml. Tentukan pH larutan
setelah penambahan HCl 1M ! ( Ka = 1,8 x 10-5 )
4. Tentukan pH larutan jika 800 ml larutan CH3COOH 0,1M dicampur dengan
400ml larutan CH3COONa 0,1M (Ka CH3COOH = 1,8x10-5) !

Penyelesaian:

1. Adapun sifat-sifat larutan penyangga diketahui sebagai berikut (Syukri, 1999):

1. Mempunyai pH tertentu

pH buffer dapat dicari dengan persamaan Henderson-Hasselbalch, yaitu:

pH = pKa + log [garam]/[asam]

pOH = pKb + log [garam]/[basa]

pH buffer bergantung pada Ka asam lemah atau Kb basa lemah dan perbandingan konsentrasi
asam dengan konsentrasi basa konjugasinya atau konsentrasi basa lemah dengan konsentrasi
asam konjugasinya. Persamaannya (Purba, 1994):

a. Reaksi ionisasi asam lemah:

HA(aq) ↔ H+(aq) + A-(aq)

Tetapan ionisasinya dilambangkan dengan Ka

Ka = [H+][A-] / [HA]

b. Reaksi ionisasi basa lemah:

LOH(aq) ↔ L+(aq) + OH-(aq)

Tetapan ionisasinya dilambangkan dengan Kb

Kb = [L+][OH-] / [LOH]
2. pHnya relatif tidak berubah jika ditambah sedikit asam atau basa.

3. pHnya tidak berubah jika diencerkan

2. Fungsi larutan penyangga.

a. Dalam tubuh makhluk hidup


Dalam tubuh manusia terdapat sistem penyangga yang berfungsi untuk mempertahankan harga
pH.
Contoh :
- Dalam darah terdapat sistem penyangga antara lain asam bikarbonat, hemoglobin, dan
oksihemoglobin. Karbon dioksida terbentuk secara metabolik dalam jaringan kemudian diangkut
oleh darah sebagai ion bikarbonat.
- Dalam sel darah merah terdapat sistem penyangga sebagai berikut :
-H3PO4- + H2O --->HPO42- + H3O+
b. Dalam kehidupan sehari-hari
Larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari digunakan dalam berbagai bidang seperti
biokimia, bakteriologi, kimia analisis, industri farmasi, juga dalam fotografi dan zat warna.
Dalam industri farmasi, larutan penyangga digunakan pada pembuatan obat- obatan agar obat
tersebut mempunyai pH tertentu dan tidak berubah.

3. mol CH3COOH = 50 x 1 = 50 mmol


mol CH3COONa = 50 x 1 = 50 mmol
mol HCl = 1 x 1 = 1 mmol

CH3COONa + HCl ----> CH3COOH + NaCl


Mula-mula :.................. 50 mmol...........1 mmol.......50 mmol -
Bereaksi : ...................... 1 mmol...........1 mmol......1 mmol........1 mmol
____________________________________________________________ -
Sisa.........:.................. 49 mmol ............. -..............51 mmol.......1 mmol
Jadi pH = -log (1,8 x 10-5 x 51/49)
= -log 1,87 x 10-5 = 5 – log 1,87
4. Pengenceran CH3COOH : V1.M1 = V2.M
50x1 = 100xM2
M2 = 0,5
Pengenceran CH3COONa : V1.M1 = V2.M2
50x1 = 100xM2
M2 = 0,5

4. mol CH3COOH = 800 x 0,1 = 80 mmol


mol CH3COONa = 400 x 0,1 = 40 mmol

[ H+ ] = Ka .na/nbk
= 1,8 x 10-5 x( 80/40)
= 3,6 x 10 -5
pH = -log 3,6 x 10 -5
= 5 – log 3,6

Pengamatan Sikap/Prilaku
Skor
No Aspek yang dinilai Keterangan
1 2 3
1 Rasa ingin tahu
2 Ketelitian dalam menggunakan data hasil percobaan dan
melakukan perhitungan
3 Ketekunan/ keuletan dalam belajar dalam menyelesaikan
masalah yang ada di LKS
4 Kejujuran dalam mengolah data percobaan dan dalam
menyelesaikan masalah yang ada di LKS
5 Keaktifan dalam proses pembelajaran
6 Bekerjasama dalam kelompok
7 Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda
dan kreatif

Pengamatan Keterampilan
Skor
No Aspek yang dinilai Keterangan
1 2 3
1 Menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah
yang ada di Buku Paket
1. Kunci dan Pedoman Peskoran :
Tes Tertulis

No Aspek yang dinilai Rubrik


1 Menunjukkan rasa ingin 3: menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias,
tahu aktif dalam dalam kegiatan baik kelompok maupun
individu
2: menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak terlalu
antusias, dan baru terlibat aktif dalam kegiatan kelompok
ketika disuruh atau kurang antusias dalam menyelesaikan
masalah secara individu.
1: tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan, sulit
terlibat aktif dalam kegiatan kelompok atau individu
walaupun telah didorong untuk terlibat.
2 Ketelitian dalam 3: mengamati literatur/video/animasi/masalah dan
menggunakan data hasil mengolah data hasil percobaan sesuai prosedur, dan
percobaan dan melakukan perhitungan secara tepat
melakukan perhitungan 2: mengamati literatur/video/animasi/masalah dan
mengolah data hasil percobaan sesuai prosedur, namun
perhitungan kurang tepat.
1: mengamati literatur/video/animasi/masalah dan
mengolah data hasil percobaan sesuai prosedur, tetapi
perhitungan tidak tepat, atau sebaliknya.
3 Ketekunan/ keuletan 3: tekun/ulet dalam menyelesaikan tugas dengan hasil
dalam belajar baik secara terbaik yang bisa dilakukan, berupaya tepat waktu.
kelompok maupun 2: berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan tugas,
individu dalam namun belum menunjukkan upaya terbaiknya.
menyelesaikan masalah 1: tidak berupaya sungguh-sungguh dalam
yang ada di LKS. menyelesaikan tugas, dan tugasnya tidak selesai.
4 Kejujuran dalam 3: menunjukkan kejujurannya dalam menggunakan data
mengolah data percobaan hasil percobaan (data apa adanya) untuk membuktikan
dan dalam menyelesaikan hukum dasar kimia dan menunjukkan kemandirian dalam
masalah yang ada di LKS menyelsaikan masalah.
2: menunjukkan kejujurannya dalam menggunakan data
hasil percobaan (data apa adanya) untuk membuktikan
hukum dasar kimia, namun kurang menunjukkan
kemandirian dalam menyelsaikan masalah (masih
berusaha meminta jawaban teman/menyontek) terutama
pada kegiatan individu.
1: tidak menunjukkan kejujuran dalam menggunakan
data hasil percobaan (mengubah data agar sesuai dengan
hukum dasar kimia) dan berusaha mencari jawaban dari
teman lain dengan cara menyontek untuk menyelsaikan
tugas individu.
5 Keaktifan dalam proses 3: Menunjukkan sudah ambil bagian dalam
pembelajaran menyelesaikan tugas kelompok secara terus menerus dan
ajeg/konsisten
2: Menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam
pembelajaran tetapi belum ajeg/konsisten
1: Menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam
pembelajaran
6 Bekerjasama dalam 3: Menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam
kelompok kegiatan kelompok secara terus menerus dan
ajeg/konsisten.
2: Menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama
dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum
ajeg/konsisten
1: Sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam
kegiatan kelompok

7 Toleran terhadap proses 3: Menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran
pemecahan masalah yang terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan
berbeda dan kreatif kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
2: Menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran
terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan
kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
1: Sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.

Rubrik Penilaian Keterampilan


No Aspek yang dinilai Rubrik
1 Menerapkan 3: Menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan
konsep/prinsip dan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang
strategi pemecahan relevan yang berkaitan dengan Senyawa HidroKarbon
masalah yang ada di LKS 2: Menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan
konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang
relevan yang berkaitan dengan Senyawa hidroKarbon
tetapi belum tepat.
1: Tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi
pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan
Senyawa HidroKarbon.
1. Tugas : Mengerjakan soal yang ada di buku pegangan.

Tebing Tinggi
Mengetahui,
Kepala SMA Guru Mata Pelajaran Kimia

Anda mungkin juga menyukai