Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Kimia
Topik : Larutan Penyangga
Kelas / Semester : XI / 2
Alokasi waktu :
A. KOMPETENSI INTI
B. KOMPETENSI DASAR
KD dari KI 1
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME
dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia
yang kebenarannya bersifat tentatif.
KD dari KI 2
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,
mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif,
demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang
diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama,santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta
hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
KD dari KI 3
3.13. Menganalisis peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.
KD dari KI 4
4.13. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk
menentukan sifat larutan penyangga.
C. INDIKATOR
1. Menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui percobaan.
2. Menghitung pH larutan penyangga.
3. Menghitung pH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau sedikit basa
atau dengan poengenceran.
4. Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh mahluk hidup
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa mampu menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga dengan akurat.
Siswa dapat menghitung pH larutan penyangga dengan tepat.
Siswa dapat menghitung pH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau
sedikit basa atau dengan poengenceran dengan tepat.
Siswa mampu menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh mahluk hidup dengan
benar.
E. MATERI AJAR
Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk
mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung.
Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan
pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.
Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah
dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen penyusun ini disebut sebagai reaksi
asam-basa konjugasi.
Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:
Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat
asam.
Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan
bersifat basa.
Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:
Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan
ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari
asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa
kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan
menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang
bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium,
barium, kalsium, dan lain-lain.
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan
ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat.
Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam
kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.
Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa
konjugasinya, sehingga dapat mengikatbaik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga
penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan.
Berikut ini cara kerja larutan penyangga:
Larutan penyangga asam
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung
CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai
berikut:
Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang
ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi
dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke
kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa
menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang
ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan
air.
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan
NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal
tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH-
dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya
komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan
basa NH3 membentuk ion NH4+.
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga
konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan
komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.
NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)
Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu
larutan dengan rumus berikut:
[H+] = Ka x a/valxg
atau
pH = p Ka - log a/g
Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu
larutan dengan rumus berikut:
[OH-] = Kb x b/valxg
atau
pH = p Kb - log b/g
Adanya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada
obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat
fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan
tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana
sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang
dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat
menjaga pH darah yang hampir konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan
penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata.
Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan cairan tubuh kita, agar tidak
menimbulkan efek samping.
Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan; misalnya dalam analisis kimia,
biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang biokimia,
kultur jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap perubahan
pH. Darah dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila
pH darah manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak,
sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga.
Ada beberapa faktor yang terlibat dalam pengendalian pH darah, diantaranya penyangga
karbonat, penyangga hemoglobin dan penyangga fosfat.
a. Penyangga Karbonat
Penyangga karbonat sangat berperan penting dalam mengontrol pH darah. Pelari maraton
dapat mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang disebabkan oleh
metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion bikarbonat. Kondisi
asidosis ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, diabetes miletus (penyakit
gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa oksigen tambahan dapat menderita
alkalosis, yaitu peningkatan pH darah. Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat
membuat para pendaki bernafas lebih cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas
terlalu banyak, padahal CO 2 dapat larut dalam air menghasilkan H 2 CO 3 . Hal ini
mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi alkalosis dapat mengakibatkan
hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas dan histeris).
b. Penyangga Hemoglobin
Pada darah, terdapat hemoglobin yang dapat mengikat oksigen untuk selanjutnya dibawa
ke seluruh sel tubuh. Reaksi kesetimbangan dari larutan penyangga oksi hemoglobin
adalah:
c. Penyangga Fosfat
Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur pH
darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H 2 PO 4 - ) dengan
monohidrogen fosfat (HPO 3 2- ).
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya
sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.
Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan asam yang kuat. Email gigi yang rusak
dapat menyebabkan kuman masuk ke dalam gigi. Air ludah dapat mempertahankan pH
pada mulut sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan penyangga fosfat yang dapat
menetralisir asam yang terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan.
Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari tablet aspirin, merupakan obat
penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin dapat menyebabkan perubahan pH pada
perut. Perubahan pH ini mengakibakan pembentukan hormon, untuk merangsang
penggumpalan darah, terhambat; sehingga pendarahan tidak dapat dihindarkan. Oleh
karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang dapat mentransfer kelebihan asam.
Fungsi Larutan Penyangga
1. Fungsi pertama: Adanya larutan buffer ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari
seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut,
terdapat Fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti
pada cairan tubuh.
2. Fungsi Buffer dalam kehidupan sehari-hari – Cairan tubuh ini bisa dalam cairan
intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan
intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan
basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir konstan
yaitu sekitar 7,4.
3. Menjaga pH pada plasma darah agar berada pada pH berkisar 7,35 – 7,45 ,yaitu dari
ion HCO3- denganion Na+. Apabila pH darah lebih dari 7,45 akan mengalami alkalosis,
akibatnya terjadi hiperventilasi / bernapas berlebihan, mutah hebat. Apabila pH darah
kurang dari 7,35 akan mengalami acidosis akibatnya jantung ,ginjal ,hati dan pencernaan
akan terganggu.
4. Menjaga pH cairan tubuh agar ekskresi ion H+ pada ginjal tidak terganggu, yaitu asam
dihidrogen posphat (H2PO4-) dengan basa monohidrogen posphat (HPO4-2)
5. Fungsi buffer – Menjaga pH makanan olahan dalam kaleng agar tidak mudah rusak
/teroksidasi (asam benzoat dengan natrium benzoat).
6. Selain itu penerapan larutan buffer ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari
seperti pada obat tetes mata.
Larutan buffer adalah:
1. Untuk larutan buffer yang terdiri atas campuran asam lemah dengan garamnya (larutannya
akan selalu mempunyai pH < 7) digunakan rumus:
dimana:
Ca = konsentrasi asam lemah
Cg = konsentrasi garamnya
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
Contoh:
Hitunglah pH larutan yang terdiri atas campuran 0.01 mol asam asetat dengan 0.1 mol
natrium Asetat dalam 1 1iter larutan !
-5
Ka bagi asam asetat = 10
Jawab:
2. Untuk larutan buffer yang terdiri atas campuran basa lemah dengan garamnya (larutannya
akan selalu mempunyai pH > 7), digunakan rumus:
[OH-] = Kb . Cb/Cg
dimana:
Cb = konsentrasi base lemah
Cg = konsentrasi garamnya
Kb = tetapan ionisasi basa lemah
Contoh:
Hitunglah pH campuran 1 liter larutan yang terdiri atas 0.2 mol NH4OH dengan 0.1 mol HCl
! (Kb= 10-5)
Jawab:
mol NH4OH yang bereaksi = mol HCl yang tersedia = 0.1 mol
mol NH4OH sisa = 0.2 - 0.1 = 0.1 mol
mol NH4Cl yang terbentuk = mol NH40H yang bereaksi = 0.1 mol
Karena basa lemahnya bersisa dan terbentuk garam (NH4Cl) maka campurannya akan
membentuk
Larutan buffer.
pH = 14 - p0H = 14 - 5 = 9
Peranan Larutan Penyangga Dalam Tubuh Makhluk Hidup
Kebanyakan reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh makhluk hidup hanya dapat berlangsung
pada pH tertentu. Oleh karena itu, cairan tubuh harus merupakan larutan penyangga agar pH
senantiasa konstan ketika metabolisme berlangsung. Dalam keadaan normal, pH dari cairan
tubuh termasuk darah kita adalah 7,35 – 7,5. Walaupun sejumlah besar ion H+ selalu ada sebagai
hasil metabolisme dari zat-zat, tetapi keadaan setimbang harus selalu dipertahankan dengan jalan
membuang kelebihan asam tersebut. Hal ini disebabkan karena penurunan pH sedikit saja
menunjukkan keadaan sakit.
Larutan penyangga sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa fungsi larutan
penyangga dalam kehidupan dapat kalian pelajari pada uraian di bawah ini.
pH darah tubuh manusia berkisar antara 7,35-7,45. pH darah tidak boleh kurang dari 7,0
dan tidak boleh melebihi 7,8 karena akan berakibat fatal bagi manusia. Organ yang paling
berperan untuk menjaga pH darah adalah paru-paru dan ginjal. Kondisi di mana pH darah kurang
dari 7,35 disebut asidosis. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kondisi asidosis antara
lain penyakit jantung, penyakit ginjal, kencing manis, dan diare yang terus-menerus. Sedangkan
kondisi di mana pH darah lebih dari 7,45 disebut alkolosis. Kondisi ini disebabkan muntah yang
hebat, hiperventilasi (kondisi ketika bernafas terlalu cepat karena cemas atau histeris pada
ketinggian). Untuk menjaga pH darah agar stabil, di dalam darah terdapat beberapa larutan
penyangga alami, yaitu:
a. Penyangga hemoglobin
Oksigen merupakan zat utama yang diperlukan oleh sel tubuh yang didapatkan melalui
pernapasan. Oksigen diikat oleh hemoglobin di dalam darah, di mana O2 sangat sensitif terhadap
HHb+ + O2 ⇄ H+ + HbO2
b. Penyangga karbonat
Jumlah HCO3 yang relatif jauh lebih banyak itu dapat dimengerti karena hasil-hasil metabolisme
yang diterima darah lebih banyak bersifat asam.
c. Penyangga fosfat
Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel. Penyangga ini adalah
campuran dari asam lemah H2PO4- dan basa konjugasinya, yaitu HPO42-. Jika dari proses
metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat asam, maka akan segera bereaksi dengan ion
HPO42-
Dan jika proses metabolism sel menghasilkan senyawa yang bersifat basa, maka ion OH- akan
bereaksi dengan H2PO4-.
Apabila mekanisme pengaturan pH dalam tubuh gagal, seperti dapat terjadi selama sakit,
sehingga pH darah turun di bawah 7,0 atau naik ke atas 7,8, dapat menyebabkan kerusakan
permanen pada organ tubuh atau bahkan kematian. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
keadaan
asidosis (penurunan pH) adalah penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes mellitus (penyakit
gula), diare yang terus menerus, atau makanan berkadar protein tinggi dalam jangka waktu lama.
Keadaan asidosis sementara dapat terjadi karena olahraga intensif yang dilakukan terlalu lama.
Alkalosis
(peningkatan pH darah) dapat terjadi sebagai akibat muntah yang hebat, hiperventilasi (bernapas
terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas atau histeris atau berada di ketinggian). Suatu
penelitian yang dilakukan terhadap para pendaki gunung yang mencapai puncak Everest (8.848
m) tanpa oksigen tambahan menunjukkan pH darah mereka berada di antara 7,7–7,8.
Hiperventilasi diperlukan untuk mengatasi tekanan oksigen yang amat rendah (kira-kira 43
mmHg) di tempat setinggi itu.
F. METODE PEMBELAJARAN
o Penyampaian informasi
o Percobaan/Demonstrasi
o Diskusi
o Penugasan
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan 1. Salam Pembuka 15 Menit
2. Doa
3. Mengecek kehadiran siswa
4. Mambagi siswa dalam kelompok
5. Orientasi
Dalam bidang obat-obatan misalnya obat tetes mata. Obat
tetes mata yang kita gunakan sehari-hari juga menggunakan
system larutan buffer agar pada saat di teteskan ke mata
manusia, dapat diterima oleh kondisi tubuh manusia. Suasana
pH pada obat tetes mata tersebut disesuaikan dengan kondisi
pH manusia agar tidak menimbulkan bahaya
6. Apersepsi
Meceritakan kembali pelajaran tentang ketrlibatan elektron
dalam suatu reaksi dan menjelaskan jenis-jenis reaksi kimia
sederhana
7. Motivasi
Menjelaskan kegunaan pelajaran terkait dalam kehidupan dan
untuk pelajaran selanjutnya.
8. Pemberian Acuan
Menginformasikan tentang materi pembelajaran, indikator,
dan tujuan pembelajaran.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan 1. Salam Pembuka 15 Menit
2. Doa
3. Mengecek kehadiran siswa
4. Orientasi
Dalam bidang obat-obatan misalnya obat tetes mata. Obat
tetes mata yang kita gunakan sehari-hari juga menggunakan
system larutan buffer agar pada saat di teteskan ke mata
manusia, dapat diterima oleh kondisi tubuh manusia. Suasana
pH pada obat tetes mata tersebut disesuaikan dengan kondisi
pH manusia agar tidak menimbulkan bahaya
5. Apersepsi
Siswa diminta untuk mengumpulkan tugas dan membahas
soal yang dianggap sulit.
o Pemberian Acuan
Menginformasikan tentang materi pembelajaran, indikator,
dan tujuan pembelajaran.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan o Salam Pembuka 15 Menit
o Doa
o Mengecek kehadiran siswa
o Orientasi
o Apersepsi
Mengumpulkan tugas yang diberikan dan membahas soal
yang dianggap sukar.
o Motivasi
Menjelaskan kegunaan pelajaran terkait dalam kehidupan dan
untuk pelajaran selanjutnya.
o Pemberian Acuan
Menginformasikan tentang materi pembelajaran, indikator,
dan tujuan pembelajaran.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan o Salam Pembuka 10 Menit
o Doa
o Mengecek kehadiran siswa
o Orientasi
o Apersepsi
Meceritakan kembali pelajaran tentang sifat, komponen
larutan
o Motivasi
Menjelaskan kegunaan pelajaran terkait dalam kehidupan dan
untuk pelajaran selanjutnya.
o Pemberian Acuan
Menginformasikan tentang materi pembelajaran, indikator,
dan tujuan pembelajaran.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan o Salam Pembuka 5 Menit
o Doa
o Mengecek kehadiran siswa
o Pemberian Acuan
Menginformasikan tentang materi pembelajaran, indikator,
dan tujuan pembelajaran.
Penutup Siswa diingat kan untuk Remedial bagi yang tidak lulus pada 5 menit
pertemuan selanjutnya.
Pertemuan-6 (Remedial)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan o Salam Pembuka 5 Menit
o Doa
o Mengecek kehadiran siswa
Inti Mengamati (Observing) 80 menit
Membahas soal UH yang dianggap sukar bagi siswa.
Melaksanakan remedial bagi yang tidak lulus kriteria.
Penutup Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil 5 menit
pekerjaannya
Internet
Buku-buku Kimia SMA Kelas XI
Marwati, Elly. 2013. Konsep dan Penerapan Kimia : Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta
:PT Bumi Aksara, Departemen Pendidikan Nasional
Karyadi, Benny.1997. Kimia 2 Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan
Anshory, Irfan. 2003. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Erlangga
Chang, Raymond. 2010. Chemistry, Tenth Edition. New York : The McGraw-Hill
Companies, Inc.
Whitten, Kenneth W., Raymond E. Davis, M. Larry Peck, George G. Stanley. 2010.
Chemistry, Ninth Edition. Canada : Brooks/Cole, Cengage Learning.
Mcmurry, John E., Robert C. Fay. 2012. Chemistry, Sixth Edition. New Jersey : Pearson
Prentice Hall
Tes Tertulis
Penyelesaian:
1. Mempunyai pH tertentu
pH buffer bergantung pada Ka asam lemah atau Kb basa lemah dan perbandingan konsentrasi
asam dengan konsentrasi basa konjugasinya atau konsentrasi basa lemah dengan konsentrasi
asam konjugasinya. Persamaannya (Purba, 1994):
Ka = [H+][A-] / [HA]
Kb = [L+][OH-] / [LOH]
2. pHnya relatif tidak berubah jika ditambah sedikit asam atau basa.
[ H+ ] = Ka .na/nbk
= 1,8 x 10-5 x( 80/40)
= 3,6 x 10 -5
pH = -log 3,6 x 10 -5
= 5 – log 3,6
Pengamatan Sikap/Prilaku
Skor
No Aspek yang dinilai Keterangan
1 2 3
1 Rasa ingin tahu
2 Ketelitian dalam menggunakan data hasil percobaan dan
melakukan perhitungan
3 Ketekunan/ keuletan dalam belajar dalam menyelesaikan
masalah yang ada di LKS
4 Kejujuran dalam mengolah data percobaan dan dalam
menyelesaikan masalah yang ada di LKS
5 Keaktifan dalam proses pembelajaran
6 Bekerjasama dalam kelompok
7 Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda
dan kreatif
Pengamatan Keterampilan
Skor
No Aspek yang dinilai Keterangan
1 2 3
1 Menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah
yang ada di Buku Paket
1. Kunci dan Pedoman Peskoran :
Tes Tertulis
7 Toleran terhadap proses 3: Menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran
pemecahan masalah yang terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan
berbeda dan kreatif kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
2: Menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran
terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan
kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
1: Sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
Tebing Tinggi
Mengetahui,
Kepala SMA Guru Mata Pelajaran Kimia