PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini terjadi perubahan paradigma dalam proses pembelajaran.
Selama ini yang terjadi dalam proses pembelajaran lebih banyak didominasi oleh
guru, dan sekarang paradigma berpikirnya diubah bahwa yang belajar adalah
siswa, sehingga perlu ada aktivitas yang seimbang antara siswa dan guru. Bahkan
akan lebih baik lagi, jika siswa lebih banyak aktif dalam pembelajaran. Untuk saat
ini di dalam kegiatan belajar mengajar memang diperlukan adanya strategi yang
tepat dan sesuai untuk diterapkan. Adapun strategi yang cocok diterapkan dalam
pembelajaran yaitu dikenal dengan Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif
dan Menyenangkan atau disingkat PAIKEM. Jadi, model pembelajaran PAIKEM
ini memungkinkan para siswa untuk mengerjakan beragam kegiatan untuk
mengembangkan pemahaman dan keterampilan dengan penekanan belajar sambil
bekerja, sedangkan para pengajar dapat menggunakan berbagai sumber ataupun
alat bantu lain termasuk memanfaatkan lingkungan agar proses pembelajaran bisa
lebih menarik dan menyenangkan. Pemanfaatan lingkungan sangatlah urgent,
karena hal ini bisa berpengaruh pada tingkat keberhasilan dalam pembelajaran
terutama dalam model PAIKEM ini. Model pembelajaran PAIKEM bisa
diterapkan dalam berbagai mata pelajaran, termasuk dalam pembelajaran Aqidah
Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah (MI).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan:
1. Apakah yang dimaksud dengan Lingkungan Belajar Akidah Akhlak?
2. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan PAIKEM ?
3. Bagaimanakah deskripsi dari lingkungan PAIKEM?
4. Bagaimanakah identifikasi lingkungan belajar dengan pendekatan
PAIKEM?
5. Bagaimana cara memilih lingkungan belajar Aqidah Akhlaq MI melalui
pendekatan PAIKEM?
6. Bagaimana cara menciptakan lingkungan belajar Aqidah Akhlaq MI sesuai
dengan PAIKEM?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Lingkungan Belajar Akidah Akhlak
2. Untuk mengetahui pendekatan PAIKEM
3. Untuk mengetahui deskripsi dari lingkungan PAIKEM
4. Untuk mengetahui cara mengidentifikasikan lingkungan belajar dengan
pendekatan PAIKEM
5. Untuk mengetahui dan mampu memilih lingkungan belajar Aqidah Akhlaq
MI melalui pendekatan PAIKEM
6. Untuk mengetahui dan mampu menciptakan lingkungan belajar Akhlaq MI
sesuai dengan PAIKEM
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam hal ini pajangan karya siswa dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi
salah satu materi akhlaq misalnya membuat kreasi dari bahan-bahan bekas seperti
membuat karya bunga-bunga dan vas nya dengan memanfaatkan botol air minum
bekas yang menunjukkan bahwa siswa mampu menjaga kebersihan dan kreatif.
3. Pengelolaan Alat dan Sumber Belajar
Menurut de Potter Bobbi, Reardon Mark, dan Singer Sarah Nuurie (2001:70), alat
atau alat bantu adalah benda yang dapat mewakili suatu gagasan. Pendapat ini
semakin ditegaskan oleh Indra Djati Sidi (2005:50) yang menyatakan bahwa guru
dan siswa dapat menggunakan berbagai sumber dan alat-alat yang sederhana
dalam proses pembelajarannya. atas dasar dua pendapat tersebut, maka guru
diharapkan dapat memberdayakan alat dan sumber belajar yang ada di sekolah.
Pada dasarnya, alat dan sumber belajar tersebut dapat diperoleh dari sekitar kita
sehingga mudah dijangkau. Beberapa contoh alat dan sumber belajar dalam
pembelajaran akhlaq adalah:
1. manusia ( anak, guru, orang tua, narasumber, dan sebagainya,),
2. lingkungan (batu-batuan, daun-daunan, biji-bijian, zat cair, hewan dan
sebagainya),
3. kejadian/peristiwa penting (peristiwa olah raga, kesenian dan sebagainya),
4. Peristiwa alam (banjir gempa, gerhana, hujan, angin puting beliung dan
sebagainya)
5. Barang-barang bekas (koran, botol-botol plastik, dan sebagainya), serta
6. Barang-barang buatan pabrik.
5. Sudut Baca
Dalam kelas yang menggunakan PAKEM, menurut Indra Djati Sidi (2005:44),
perlu ada sudut baca, sehingga ruang kelas benar-benar dapat dijadikan sebagai
tempat untuk menimba ilmu.
Dalam lingkungan belajar akhlaq sudut baca bisa diterapkan misalnya membuat
mind maping tentang sifat terpuji dan sifat tercela serta dapat dilengkapi dengan
gambar-gambar yang dapat menarik perhatian siswa dikelas. Selain itu, sudut baca
dapat diperoleh dari kumpulan hasil karya siswa yang terpilih, koleksi referensi
yang tidak ada di perpustakaan dan mendukung kegiatan pembelajaran di kelas,
dan sebagainya. Untuk mengadakan koleksi isi sudut baca ini, selain koleksi dari
hasil karya, dapat juga dari koleksi yang dimiliki siswa yang ada di rumah
berdasarkan kesepakatan kelas dan kesadaran bersama dalam kelas.
Dengan adanya sudut baca dalam kelas, maka siswa dapat menyempatkan atau
membiasakan membaca di sudut baca tersebut pada waktu-waktu luang atau jam
istirahat. Bahkan, hasil karya yang terbaik untuk jenjang kelas yang sama di
tahun sebelumnya, juga dapat dipajang disudut baca, sehingga dapat dijadikan
sebagai sumber belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA