A. Rumusan Masalah
a) Menjelaskan kompetensi guru
b) Menjelaskan peran guru
c) Menjelaskan kinerja guru
d) Menjelaskan sistem evaluasi kompetensi
e) Wacana dan diskusi sistem evaluasi kompetensi guru
B. Pembahasan
a) Kompetensi Guru
Raka Joni sebagaimana dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam (2000)
mengemukakan tiga jenis kompetensi guru, yaitu:
Kemudian berdasarkan undang undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen pada bab IV Pasal 10 ayat 91,kompetensi yang harus dimilki oleh guru
yaitu kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesi.
Samapai wacana ini ditulis ada tiga pokok sistem evaluasi kompetensi guru.
Walaupun dari ketia pola itu, mengerucut pada satu simpul, yaitu sertifiksi
profesi.
Terakhir, dan ini yang merupakan kebijakan terbaru di Indonesia, yaitu sertifikasi
profesi. Sebagaimana dikemuukakan sebelumnya, masalah sertifikasi ini belum
mampu mendorong peningkatan kualitas pelayanandan kompetensi guru. Namun
perlu tetap ditegaskan bahwa sertifikasi profesi adalah instrument penting dalam
mealkukan pengawasan terhadap kineja guru dan lembaga pendidikan.
Itulah tiga komponen atau instrument evaluasi terhadap kinerja dan kompetensi
guru yang telah dan sedang berjalan selama ini.
Sejatinya keempat kompetensi dasar tenaga pendidik ini, harus tampak nyata dari
diri seorang guru. Tanpa kecuali keempat kompetensi itu harus munculaktual dan
factual dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang paling miris saat ini yaitu tidak
adanya evaluasi kritisterhadap kometensi keguruan, selain kompetensi pedagogik.
Smentara kompetensi personal, kompetensi professional, dan kompetensi sosial,
tidak pernah ada instrument khusu yang dijadikan sebagai instrument evaluasi
atau pengukurannya.
Pertam, Indonesia tidak pernah memiliki atau setidaknya tidak pernah melakukan
pengukuran yang objektif mengenai kompotensi personal guru. Fakta yang ada
selama ini , guru hanya dituntut untuk meyerahkan hasil penilaian dari atasan
mengenai kompetensi pesonalnya.
Kedua, kita pun tidak pernah memiliki instrument atau alat tes yang bisa
mengukur kompetensi sosial guru. Padahal, kompetensi guruitu, sebagaimana
dinyatakan dalam undang-undang guru yaitu terkait dengan kemapuan “(a).
berkomunikasi lisan dan tulisan; (b). mengembangkan teknologi komunikasi dan
informasi secara fungsional: (c). bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesame pendidik, tenaga kependidikan, oangtua/wali peserta didik; dan (d).
bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.” Tetapi bila kompetensi ini
tidak diukur secara akurat, maka hal yang terjadi pun adalah administratife belaka.
Implikasi praktis dari ide dan pemikiran ini, adalah guru yang tidak memiliki
kepribadian yang cocok dengan profesi keguruan dapat ditindaklanjuti dengan
cara, (a). pembinaan mental dan kepribadian ( character building), dan (c). atau
diberhentikan dari jabatan keguruan. Karena bila tidak dilkukan salah satu dari
tiga hal itu, profesi keguuan akan berjalan tidakk optimal, dan malahan akan
banyak mengalami penyelewengan.