Tugas Maklah KWN

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TENTANG GLOBALISASI

Disusun :

NIM : 535190037
535190031
535190047
535190049
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya
sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah Kwn yang berjudul Pengaruh
Globalisasi Terhadap nilai moral suatu bangsa. Penyusunan makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Kwn pada semester
1. Dalam makalah ini diuraikan tentang Pengaruh Globalisasi terhadap nilai moral
suatu bangsa, mencakup tentang Pengaruh Positif, dan cara Menaggulangi
pengaruh Negatif Globalisasi. Penyusun menyadari, penyusunan makalah ini
masih jauh dari sempurna, serta masih banyak kekurangan. Penyusun mohon kritik
dan saran dari rekan-rekan semua kearah kesempurnaan makalah ini. Penyusun
mengucapkan terimakasih kepada bapak Mata Pelajaran Kwn atas bimbingannya,
dan juga kepada rekan-rekan yang terlibat didalamnya, sehingga makalah ini bisa
tersusun.

Akhirnya penyusun berharap, makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun kami
ataupun semua pihak yang memerlukan

Jakarta,30-10-2019
BAB I
PENDAHULUAN 1.1

Latar belakang /Permasalahan


Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang
bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses
manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi
mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh
aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan
permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan
globalisasi untuk kepentingan kehidupan.Di era globalisasi ini dapat
mempengaruhi perkembangan sosial budaya pada suatu bangsa.
Akhir-akhir ini, kita tidak bisa menutup mata terhadap berbagai penyimpangan
moral yang terjadi di kalangan masyarakat Indonesia.
Tawuran pelajar, perkelahian antar genk, perilaku seks bebas, gaya hidup tidak
beraturan menjadi beberapa contoh kelunturan moral di kalangan generasi muda
kita.
Di kalangan pejabat, praktek korupsi masih merupakan persoalan yang sangat
mengerikan di Indonesia. Masyarakat secara umum pada akhirnya kehilangan
rujukan keteladanan, sehingga krisis moral semakin meluas.
Globalisasi ini membawa berbagai perubahan yang menyentuh pada dasar
kehidupan manusia.perubahan tersebut disebabkan oleh pelestarian lingkungan
hidup serta perjuangan hak asasi manusia dan penigkatam kualitas hidup serta
dapat merusak nilai moral suatu bangsa serta masih banyak yang lainya seperti
terorisme global dan multidimensi krisis, yang satu negara tidak dapat mengatasi
sendiri karena untuk melakukan hal tersebut perlu dukungan negara lain
Pendidikan nilai moral merupakan alternatif Masalah solusi yang lokal, regional,
nasional, dan internasional di alam. Hal itu telah menjadi isu global di beberapa
negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) dan memiliki beberapa perbedaan
dan persamaan.
Hasil perbedaan dari negara yang berbeda ideologi. Namun, negara-negara
tersebut seperti menekankan nilai moral pendidikan pada nilai-nilai etika
moral,yang terutama pada nilai-nilai yang berkaitan dengan hak asasi manusia
yang bersifat universal dan global.
Konsep pendidikan nilai moral yang diusulkan oleh Kohlberg dan Miller
cenderung individualistik. Oleh karena itu, kebutuhan untuk menjadi dilengkapi
dengan memperhitungkan paradigma yang diusulkan oleh Capra bahwa manusia
hidup. Hal itu karena inovasi terbuka merupakan aktifitas yang dilakukan secara
kolektif, dengan para peserta yang umumnya memiliki kondisi yang beragam.
Sebagai misal untuk merancang sebuah inovasi terbuka guna mengatasi efek gas
rumah kaca yang menghasilkan pemanasan global maka ketika negara-negara
maju dengan teknologinya yang lebih ramah lingkungan bekerjasama dengan
negara-negara berkembang dengan teknologi yang lebih terbelakang, namun
memiliki potensi perlindungan lingkungan yang lebih baik, misalnya areal hutan
yang luas dan cadangan air bersih yang lebih banyak, maka kedua belah
pihak, baik negara maju maupun negara berkembang, mau tidak mau, harus
mengedepankan berbagai aspek dan tidak mungkin kalau hanya mengedepankan
aspek keuntungan ekonomi semata. c. Kesesuaian (adaptability) Karena inovasi
terbuka itu prosesnya dilakukan secara bersama-sama dengan mengikutsertakan
kepentingan berbagai pihak, maka tentunya hasil dari proses inovasi itu akan lebih
cocok dan lebih sesuai untuk diterapkan oleh para pesertanya. Terkadang terjadi
kasus, dimana inovasi yang dihasilkan hanya cocok untuk peserta tertentu akan
tetapi kurang tepat untuk diterapkan bagi peserta lainnya. Sebagai misal, untuk
masalah ketersediaan energi, solusi dengan menawarkan alternatif sumber energi
terbarukan, misalnya, sumber energi angin, gelombang laut atau sinar matahari
tentunya sangat bergantung pada kondisi fisis dari negara-negara tertentu saja.
Dalam tatanan dunia global sekarang ini hal yang paling perlu untuk
diperhitungkan adalah menjadikan proses inovasi terbuka itu sebagai arena
pembelajaran, sehingga dapat diperoleh manfaat sebanyak mungkin. Tanpa adanya
pembelajaran maka suatu bangsa hanya akan memperoleh manfaat yang terbatas
dari proses inovasi terbuka atau bahkan globalisasi itu sendiri. Termasuk juga
dalam kawasan globalisasi kebudayaan, globalisasi kebudayaan memang
merupakan universalisme kebudayaan, namun universalisme yang tertuang dalam
globalisasi tetap mempunyai sebuah system yang mengatur dan mengarahkannya,
sehingga globalitas kebudayaan tersebut tidak menimbulkan pertentangan dari
teory relativisme dari kaum radikal yang menganggap sesuatu yang baru muncul
pada era globalisasi akan benar-benar mengubah dunia secara radikal dan
menghancurkan kebudayaan-kebudayaan lokal. Dengan adanya langkah- langkah
antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat
mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan
kepribadian bangsa. Secara umum dampak globalisasi saat ini terjadi pergeseran
ideologi dan politik. Dampak negatif, terjadinya pemiskinan spiritual, di mana
tindakan sosial dianggap sebagai tindakan yang tidak rasional, nafsu hawaniayah
menjadi pemandu kehidupan, agama hanya hadir dalam pikiran, lisan dan tulisan,
akan tetapi tidak hadir dalam perilaku dan tindakan. Secara umum dampak
globalisasi saat ini terjadi pergeseran ideologi dan politik. Dampak negatif,
terjadinya pemiskinan spiritual, di mana

tindakan sosial dianggap sebagai tindakan yang tidak rasional, nafsu hawaniayah
menjadi pemandu kehidupan, agama hanya hadir dalam pikiran, lisan dan tulisan,
akan tetapi tidak hadir dalam perilaku dan tindakan. Untuk menangkal dampak
negatif globalisasi, diperlukan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan
pendidikan yang diimplikasikan dengan membangun pendidikan sekolah,
madrasah yang berkualitas, meningkatkan pendidikan formil dan spiritual ke
pelosok-
pelosok dan pedalaman.“Jadikan sekolah
-sekolah kita rebutan, bukan pelarian, sekolah kita selalu dirindukan bukan
dikomersilkan, bagaimana
sekolah bisa mensejahterakan bukan menambah kesengsaraan “( Nizar Syarif
)“dahulu
berjuang melawan musuh penjajahan dengan berlumuran darah, kini musuh sudah
masuk ke kamar tidur, sudut-sudut rumah tidak melumurkan darah, tapi
melumurkan moral seperti
masuknya tayangan sinetron televisi yang merusak moral.”Sebagai dampak negatif
globalisasi, sebagian keluarga sebagai unit terkecil kehilangan fungsinya sebagai
tempat pembinaan, ikatan moral semangkin lemah dan keluarga hanya dianggap
sebagai tempat singgah. Oleh karena itu kita supaya memperdalam kajian ilmu
pengetahuan, tingkatkan pembinaan keluarga, kewaspadaan gerakan yang
mengancam Ideologi Pancasila, gerakan yang membahayakan aqidah islamiyah
dan akhlakul karimah, maka kita semua sebagai warga
Indonesia wajib membanggakan apa saja yang sudah menjadi budaya kita sendiri”,
jangan
sampai melupakan budaya lama dengan sudah menemukan budaya baru.Masuknya
budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan
budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa namun kita harus tetap menjaga
agar budaya kita tidak luntur. Langkah-langkah untuk mengantisipasinya adalah
antara lain dengan cara, Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh,
misal semangat mencintai produk dalam negeri, Menanamkan dan mengamalkan
nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya, Melaksanakan ajaran Agama dengan
sebaik- baiknya dan Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik,
ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal
harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh
negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk
asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan
input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di
negaranya.Kemudian tingkatkan kurikulum pendidikan berwawasan, serta
jabarkan nilai-nilai Al Quran dan hadis bagi yang beragama islam di dalam
kehidupan bermasyarakat dan berorganisasi. Pancasila Dalam Menghadapi
Globalisasi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh
para pendiri negara ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan
kehidupan berbangsa dan bernegara,berbagai tantangan dalam menjalankan
ideologi pancasila juga tidak mampu untuk menggantikankan pancasila sebagai
ideologi bangsa Indonesia,pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangsa
Indonesia sebagai dasar negara,itu membuktikan bahwa pancasila merupakan
ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia.

Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi
kepribadian bangsa,dan kini mau tak mau,suka tak suka ,bangsa Indonesia berada
di pusaran arus globalisasi dunia. Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara
Indonesia tak mesti kehilangan jatidiri,kendati hidup ditengah-tengah pergaulan
dunia.Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa asing mungkin saja
mendatangkan kemajuan, tetapi kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut
menjadi asing dengan dirinya sendiri. Mereka kehilangan jatidiri yang sebenarnya
sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila. Dalam arus globalisasi saat
ini dimana tidak ada lagi batasan-batasan yang jelas antar setiap bangsa
Indonesia,rakyat dan bangsa Indonesia harus membuka diri. Dahulu,sesuai dengan
tangan terbuka menerima masuknya pengaruh budaya hindu,islam,serta masuknya
kaum barat yang akhirnya melahirkan kolonialisme. Pengalaman pahit berupa
kolonialisme tentu sangat tidak menyenangkan untuk kembali terulang. Patut
diingat bahwa pada zaman modern sekarang ini wajah kolonialisme dan
imperialisme tidak lagi dalam bentuk fisik, tetapi dalam wujud lain seperti
penguasaan politik dan ekonomi. Meski tidak berwujud fisik, tetapi penguasaan
politik dan ekonomi nasional oleh pihak asing akan berdampak sama
seperti penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa lebih menyakitkan. Dalam
pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-rapat dari dunia
luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-
bangsa lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet

yang terkenal anti dunia luar

tidak bisa bertahan dan terpaksa membuka diri. Maka, kini, konsep
pembangunan modern harus membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri.
Dalam upaya untuk meletakan dasar-dasar masyarakat modern, bangsa Indonesia
bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu pengetahuan, dan
ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik yang berasal dari
kebudayaan bangsa lain. Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat
Indonesia mampu menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan
sesuai dengan kepribadian bangsa saja yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai
budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasional mesti ditolak
dengan tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut terletak pada Pancasila
sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila rakyat dan bangsa Indonesia
konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka nilai-nilai atau budaya dari luar
yang tidak baik akan tertolak dengan sendirinya. Cuma, persoalannya, dalam
kondisi yang serba terbuka seperti saat ini justeru jati diri bangsa Indonesia tengah
berada pada titik nadir. Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak
mengenal dirinya sendiri sehingga budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang
sesuai maupun tidak sesuai terserap bulat-bulat. Nilai-nilai yang datang dari luar
serta-merta dinilai bagus, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam
sejak lama dalam hati sanubari rakyat dinilai usang. Lihat saja sistem demokrasi
yang kini tengah berkembang di Tanah Air yang mengarah kepada faham
liberalisme. Padahal, negara Indonesia

seperti ditegaskan dalam pidato Bung Karno di depan Sidang Umum PBB

menganut faham demokrasi Pancasila yang berasaskan gotong royong,
kekeluargaan, serta musyawarah dan mufakat.

Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan faham
liberalisme dan semakin menjauh dari sistem politik berdasarkan Pancasila yang
seharusnya dibangun dan diwujudkan rakyat dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas
betapa demokrasi diartikan sebagai kebebasan tanpa batas. Hak asasi manusia
(HAM) dengan keliru diterjemahkan dengan boleh berbuat semaunya dan tak
peduli apakah merugikan atau mengganggu hak orang lain. Budaya dari luar,
khususnya faham liberalisme, telah merubah sudut pandang dan jati diri bangsa
dan rakyat Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba liberal
memaksa bangsa dan rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian. Akibatnya,
seperti terlihat saat ini, konstelasi politik nasional serba tidak jelas. Para elite
politik tampak hanya memikirkan kepentingan dirinya dan kelompoknya semata.
Dalam kondisi seperti itu

sekali lagi

peran Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara memegang peranan
penting. Pancasila akan menilai nilai-nilai mana saja yang bisa diserap untuk
disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Dengan begitu, nilai-nilai baru
yang berkembang nantinya tetap berada di atas kepribadian bangsa Indonesia.
Pasalnya, setiap bangsa di dunia sangat memerlukan pandangan hidup agar mampu
berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah dan tujuan yang hendak dicapai.
Dengan pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai pedoman dalam memandang
setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari persoalan tersebut . Dalam
pandangan hidup terkandung konsep mengenai dasar kehidupan yang dicita-
citakan suatu bangsa. Juga terkandung pikiran-pikiran terdalam dan gagasan suatu
bangsa mengenai wujud kehidupan yang dicita-citakan. Pada akhirnya pandangan
hidup bisa diterjemahkan sebagai sebuah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki
suatu bangsa yang diyakini kebenarannya serta menimbulkan tekad bagi bangsa
yang bersangkutan untuk mewujudkannya. Karena itu, dalam pergaulan kehidupan
berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia tidak bisa begitu saja mencontoh atau
meniru model yang dilakukan bangsa lain, tanpa menyesuaikan dengan pandangan
hidup dan kebutuhan bangsa Indonesia sendiri.
2.8 Peran Pemerintah Dalam Globalisasi
PENTINGNYA peran negara dan pemerintah dalam pembangunan ekonomi
ditegaskan kembali dalam konferensi gabungan pebisnis dan pejabat pemerintah
Asia di Boao, China, awal pekan ini. Namun, bukankah peran swasta lebih
diandalkan dalam era globalisasi sekarang ini? Penegasan tentang peran
pemerintah yang disampaikan di forum pertemuan tahunan di Boao dianggap
penting lebih-lebih di tengah munculnya asumsi, peran negara dan pemerintah
cenderung melemah oleh tuntutan globalisasi yang lebih mengandalkan swasta dan
masyarakat.Pertemuan tahunan Boao Forum for Asia Annual Conference 2004
merupakan forum bersama bagi pejabat pemerintah dan pelaku bisnis dari 42
negara, terutama dari kawasan Asia. Meski tidak mempertentangkan peran
pemerintah dan masyarakat, forum pertemuan tahunan ketiga itu menekankan
pentingnya peran pemerintahan yang kuat.Forum

pertemuan pejabat pemerintah dengan pebisnis itu termasuk penting, antara lain
terlihat dari kehadiran Presiden Amerika Serikat George Walker Bush, Presiden
China Hu Jintao, Presiden Ceko Vaclav Klaus, dan masih banyak lagi.
PENEKANAN tentang pentingnya pemerintahan kuat terdengar paradoks dengan
tuntutan globalisasi yang menekankan fungsi masyarakat dan dunia swasta. Selama
ini berkembang wacana, peran pemerintah akan surut di tengah meningkatnya
peran masyarakat dalam bidang ekonomi dan berbagai bidang lainnya.Apalagi
peran pebisnis dan perusahaan besar sangat penting dan menentukan dalam
kegiatan perekonomian berskala global. Namun, di tengah hiruk-pikuk aktivitas
perdagangan dan perekonomian global, peran pemerintah sebagai regulator justru
semakin penting dan menentukan. Bayangkan, kekacauan akan mudah terjadi jika
tidak ada regulasi yang jelas.Fungsi regulasi pemerintah justru dibutuhkan untuk
menjamin kompetisi yang lebih sehat di kalangan swasta yang bertarung keras
dalam kegiatan ekonomi. Pebisnis perlu rambu jelas dalam kegiatannya sehingga
tidak kehilangan arah dalam arus perubahan global yang berlangsung cepat.
PEMERINTAH yang kuat maupun pebisnis yang tangguh sama-sama dibutuhkan
dan menjadi tuntutan globalisasi. Pebisnis dituntut melakukan kegiatan ekonomi
berskala global, melewati batas wilayah dan kawasan. Ruang dan kecepatan
bergerak para pebisnis bertambah cepat, yang dimungkinkan oleh kemajuan
teknologi telekomunikasi dan transportasi. Proses globalisasi pun berjalan secara
cepat dan serempak. Hambatan ruang dan waktu menjadi nisbi. Proses globalisasi
mempercepat pula langkah privatisasi dalam bidang ekonomi banyak negara.
Kegiatan ekonomi di mana-mana semakin berada dalam kendali dan kepemilikan
swasta. Badan-badan usaha yang dulu berada di bawah kendali dan kepemilikan
negara umumnya mengalami proses privatisasi.Proses privatisasi tidak hanya
menjadi fenomena di negara-negara kapitalis-liberal, tetapi sudah menjadi
kecenderungan global, termasuk di China yang secara politik masih menganut
komunisme. Proses privatisasi di China sudah berkembang pesat.TUNTUTAN
percepatan privatisasi di banyak negara tidak hanya karena dampak langsung
proses liberalisasi dan globalisasi ekonomi, tetapi juga karena badan usaha yang
berada dalam pengelolaan negara cenderung kurang efisien dan efektif.
Hambatan birokratis membuat biaya tinggi dan mendatangkan
kerugian.Pemerintah yang sudah memegang kendali kekuasaan mudah pula
tergoda menyalahgunakannya dengan melakukan kolusi dan korupsi. Maka
privatisasi diyakini sebagai bentuk jalan keluar. Meski pelaku ekonomi mengalami
pergeseran besar dari negara ke masyarakat, peran negara dan pemerintah tetap
strategis dan penting. Apalagi pergaulan antarbangsa dan negara
masih berdasarkan kerangka negara dan pemerintahan. Kerja sama internasional
pada berbagai bidang masih terikat pada negara dan pemerintah. Eksistensi negara
sama sekali tidak pudar dan surut di tengah meningkatnya peran masyarakat dalam
hubungan dan kerja sama ekonomi global. TENTU saja, posisi dan peran
pemerintah dalam era globalisasi sudah banyak berubah. Pemerintah dilepaskan
dari berbagai tanggung jawab mengelola langsung perusahaan atau badan usaha,
tetapi posisi dan perannya sebagai regulator justru meningkat tajam.Hanya saja,
standardisasi dan kualifikasi tentang peran dan fungsi pemerintah di tengah era
globalisasi semakin tinggi. Sudah menjadi tuntutan umum tentang
pentingnya pemerintahan baik dan bersih, good and clean governance.Pencitraan
tentang pemerintahan

kuat dan efektif tidak lagi diukur pada kemampuan melakukan intimidasi, tetapi
lebih pada kredibilitas dan kewibawaan menegakkan keadilan, memberantas
korupsi, menjamin supremasi hukum, perlindungan hak asasi, dan proses
demokratisasi.Tidak kalah pentingnya, bagaimana pemerintah mendorong
terciptanya lingkungan kondusif yang memungkinkan proses kreativitas
masyarakat dapat berkembang baik. Tanpa terciptanya situasi kondusif, investor
asing pun enggan datang menanamkan modalnya.
2.9 Masyarakat Dalam Menghadapi Globalisasi
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat sangat ramah ,menghargai perbedaan,
menghormati antar sesama dan berakhlak baik. Dalam menyelesaikan masalahpun
masyarakat Indonesia selalu dengan musyawarah ,sehingga mencapai persetujuan
yang sama . tetapi sekarang masyarakat indonesia sangat berbeda dengan apa yang
saya sebutkan tadi. Saat ini masyarakat Indonesia mengalami krisis moral sehingga
mereka berpikir pendek, tidak menghargai perbedaan, sangat labil emosinya dan
malas. Mengapa hal ini terjadi ? hal ini terjadi dikarenakan masyarakat sulit
menyaring informasi dari media seperti TV, Internet dan lain lain. Informasi yang
baik dan buruk mereka terima begitu saja dan di aplikasikan di kehidupan mereka .
faktor lainnya , dikarenakan pembangunan ekonomi yang tidak merata, hidup tidak
sejahtera dan kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya. Akibat adanya
globalisasi pada teknologi terdapat dampak buruk dan baik sehingga kita perlu
berhati hati .Kita perlu waspada terhadap informasi yang kita terima. Tidak semua
informasi harus kita terima begitu saja dan dilakukan di kehidupan . banyak
budaya luar yang seharunya kita tidak dapatkan, misalkan gaya hidup yang kurang
baik , etika berbicara yang kasar, mengikuti mode pakaian yang terlalu terbuka dan
lain lain yang menyebabkan hilangnya budaya pancasila dan aturan agama yang
diabakan, hal ini sudah di rasakan dengan fakta fakta yang terjadi dilingkungan
kita misalnya dimanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana untuk melakukan
penipuan , melakukan penghinaan terhadap agama/SARA , pornographi dan
mempelajari hal yang tidak baik. Hal itu disebabkan kemajuan teknologi pada
system jaringan yang tidak di saring informasi buruknya. dampak baik adanya
globalisasi, komunikasi dapat dilakukan dengan cepat. Teknologi selalu
berkembang dengan pesat, komputer dan handphone sebagai sarana nomor satu
dalam mencari informasi , pemahaman masyarakat terhadap internet semakin
tinggi dalam jaringan serta pemanfaat komputer dan sistemnya, semakin kreatifnya
anak bangsa dalam melakukan proses pembelajaran, mempermudah pekerjaan
misalnya internet banking, membeli barang, bersosialisasi, mencari pekerjaan dan
info lainnya. Manusia yang baik adalah manusia yang memahami apa yang baik
dan buruk bagi orang lain sehingga menghindari yang buruk dan mencari hal yang
baik demi mendapatkan lingkungan yang sejahtera bagi orang lain dan dirinya .
Namun dengan berkembangnya teknologi misalnya system komputer , teknologi
informasi dan globalisasi yang sudah ada sejak dahulu. Banyak dimanfaatkan
masyarakat untuk hal yang kurang bermanfaat dan tidak

Anda mungkin juga menyukai