Anda di halaman 1dari 2

1) Referensi Pasal 368 ayat (1) KUHP

Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan
hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan
barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain,
atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan,
dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

2) Referensi Pasal 335 KUHP

Selain itu, jika seseorang secara melawan hak memaksa orang lain untuk melakukan, tidak
melakukan atau membiarkan sesuatu, dengan memakai kekerasan, atau dengan ancaman
kekerasan, baik terhadap orang itu sendiri maupun orang lain dapat dikenakan Pasal 335
KUHP. Sesuai ketentuan ini, ancaman kekerasan (meski belum terjadi kekerasan) pun dapat
dikenakan pasal 335 KUHP jika unsur adanya paksaan dan ancaman ini terpenuhi. Proses
pidana melalui delik aduan sang korban.

1. b) Proses Pidana “Penipuan”

Dalam masalah tanah, sering terjadi penipuan terkait jual beli tanah dalam tujuan penguasaan
tanah secara melawan hukum di atas lahan yang telah dikuasai dan dimiliki secara sah oleh
seseorang.

Referensi Pasal 378 KUHP

“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan
melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat
ataupun dengan rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk menyerahkan sesuatu
benda kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam
karena penipuan dengan pidana penjara paling lama 4 tahun.”

1. c) Proses Pidana “Perusakan”

Bahwa sesuai ketentuan Pasal 406 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), seseorang
yang secara melawan hukum menghancurkan, merusakkan, barang sesuatu merupakan milik
orang lain maka diancam pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan.

Dengan unsur-unsur pidana yang harus dipenuhi sbb:


1. Barangsiapa (menunjuk pada pelaku, minimal pelaku yang diduga melakukan perusakan)
2. Dilakukan dengan sengaja dan melawan hukum (tanpa izin merusak
tanaman/pohon/bangunan/pagar milik seseorang)
3. Melakukan perbuatan menghancurkan, merusakkan, membuat tidak dapat dipakai atau
menghilangkan barang sesuatu.
4. Barang tersebut seluruhnya atau sebagian adalah milik orang lain
(pohon/tanaman/bangunan/pagar/kendaraan yang dirusak bukan milik pelaku).

Dalam hal semua unsur terpenuhi, maka pelaku yang melakukan perusakan dapat dihukum
pidana penjara maksimal 2 tahun 8 bulan sehingga dapat memberikan efek jera kepada pelaku.

Referensi : Pasal 406 KUHP yang berbunyi:

1) Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusakkan, membikin
tak dapat dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian milik
orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan.

2) Dijatuhkan pidana yang sama terhadap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum
membunuh, merusakkan, membikin tak dapat digunakan atau menghilangkan hewan, yang
merupakan milik orang lain.

1. d) Proses Pidana “Pencurian”

Sesuai ketentuan pasal 362 KUHP, bahwa seseorang yang mengambil barang sesuatu milik
orang lain secara melawan hukum, diancam pidana penjara paling lama lima tahun.

Pidana pencurian adalah delik formil yang dianggap terpenuhi apabila perbuatan pidana
dilakukan sebagaimana dimaksud dalam rumusan delik, yaitu sesorang mengambil barang
sesuatu kepunyaan orang lain

Referensi Pasal 362 KUHP:

“Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang
lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan
pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.”

Anda mungkin juga menyukai