Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN

Pada DM
SOP. ..
No. Dokumen : /7/UKP/VIII/
2018
SOP
No. Revisi : 00
Tanggal Mulai Berlaku : 01-08-2018
Halaman : 1-2

Puskesmas
dr.Hj.Syamsiah Densi.M.Kes
Mamajang
Nip 196010261989112001
1.Pengertian Asuhan Keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien / pasien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai suatu
profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistic,dan berdasarkan
pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak cukup
dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak efisien menggunakan insulin itu
sendiri. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula darah. Hiperglikemia atau
kenaikan kadar gula darah, adalah efek yang tidak terkontrol dari diabetes dan dalam
waktu panjang dapat terjadi kerusakan yang serius pada beberapa sistem tubuh,
khususnya pada pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner), mata (dapat terjadi
kebutaan), ginjal (dapat terjadi gagal ginjal), syaraf (dapat terjadi stroke) (WHO, 2011)

Diabetes Melitus merupakan gangguan metabolisme yang heterogen yang


ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah / hyperglikemia.
Diabetes ada 2 tipe yaitu :
 Tipe I ( Insulin dependent diabetes mellitus / IDDM )
Merupakan diabetes melitus yang tergantung insulin.
 Tipe II ( non insulin dependent diabetes mellitus / NIDDM )
Merupakan diabetes mellitus yang tidak tergantung insulin.
 Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya.
 Diabetes mellitus gestasional ( Gestational diabetes mellitus / GDM )
2.Tujuan Memberikan Asuhan Keperawatan kepada pasien secara komprehensif
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Mamajang No SK.002/1/ADM/VIII/2018 tentang jenis-jenis pelayanan
yang disediakan di Puskesmas
4.Referensi - Undang-undang RI No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
- Standar asuhan keperawatan PPNI.
- Doenges, E Marilyn, 2000 Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian keperawatan pasien, Edisi 3, ECG
- Carpenito, Lynda Juall, 2006, Buku saku diagnosa keperawatan, Jakarta, ECG

5. Prosedur NTERVENSI KEPERAWATAN

a. Kekurangan volume cairan b. d poliuri dan dehidrasi


Kriteria evaluasi : memperlihatkan intake cairan adekuat yang dibuktikan oleh
tanda-tanda vital yang stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan
pengisisan kapiler baik, haluaran urine tepat secara individu dan kadar elektrolit
dalam batas normal.

Tindakan Intervensi : Rasional


Mandiri
Dapatkan Riwayat Pasien/ Orang Membantu dalam memperkirakan
Terdekat Sehubungan Dengan kekurangan volume total. Tanda dan
Lamanya/ Intensitas Dari Gejala gejala mungkin sudah ada pada
Seperti Muntah, Pengeluaran Urine beberapa waktu sebelumnya (
Yang Sangat Berlebihan. beberapa jam sampai beberapa hari
). Adanya proses infeksi
mengakibatkan demam dan keadaan
hipermetabolik yang meningkatkan
kehilangan air tidak kasat mata.

Pantau Tanda-Tanda Vital, Catat Hipovolemia dapat diamnifestasikan


Adanya Perubahan Td Ortostatik. oleh hipotensi dan takikardia.
Perkiraan berat ringannya
hipovolemia dapat dibuat ketika
tekanan darah sistolik pasien turun
lebih dari 10 mmHg dari posisi
berbaring ke posisi duduk atau
berdiri.

Pola nafas seperti adanya Paru-paru mengeluarkan asam


pernafasan Kusmaull atau karbonat melalui pernafasan yang
pernafasan yang berbau keton. menghasilkan kompensasi alkalosis
respiratoris terhadap keadaan
ketoasidosis. Pernafasan yagn
berbau aseton berhubungan
pemecahan asam asetoasetat dan
harus berkurang jika ketosis harus
terkoreksi.

Frekuensi nafas dan kualitas Koreksi hiperglikemia dan asidosis


pernafasan, penggunaan otot bantu akan menyebabkan pola dan
pernafasan dan adanya periode frekuensi pernafasan mendekati
apnea dan munculnya sianosis. normal. Tetapi peningkatan kerja
pernafasan; pernafasan dangkal,
pernafasan cepat; munculnya
sianosis mungkin merupakan
indikasi dari kelelahan pernafasan
dan/atau mungkin pasien itu
kehilangan kemampuannya untuk
melakukan kompensasi asidosis.

Suhu, warna kulit atau Meskipun demam, menggigil dan


kelembabannya. diaforesis merupakan hal yang
umum terjadi pada proses infeksi,
emam dengan kulit yang kemerahan,
kering mungkin sebagai cerminan
dari dehidrasi.

Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, Merupakan indikator dari tingkat


turgor kulit dan membran mukosa. dehidrasi, atau volume sirkulasi yang
adekuat.

Pantau masukan dan pengeluaran, Memberikan perkiraan kebutuhan


cata berat jenis urine. akan cairan pengganti, fungsi ginjal
dan keefektifan terapi yanf diberikan.

Ukur berat badan setiap hari. Memberikan hasil pengkajian yang


terbaik dari status cairan yagn
sedang berlangsung dan selanjutnya
dalan memberikan cairan pengganti.

Pertahankan untuk memberikan Mempertahankan hidrasi/volume


cairan paling sedikit 2500 ml/hari sirkulasi.
dalam batas yang dapat ditoleransi
jantung jika pemasukan cairan
melalui oral sudah dapat diberikan.

Tingkatkan lingkungan yang dapat Menghindari pemanasan yang


menimbulkan rasa nyaman. Selimuti berlebihan terhadap pasien lebih
pasien denga selimut tipis. lanjut akan dapat menimbulkan
kehilangan cairan.
Kaji adanya perubahan mental /
sensori. Perubahan mental dapat
berhubungan dengan glukosa yang
tinggi atau yang rendah
(hiperglikemia atau hipoglikemia),
elektrolit yang abnormal, asidosis,
penurunan perfusi serebral dan
berkembangnya hipoksia. Penyebab
yang tidak tertangani, gangguan
kesadaran dapat menjadi
predisposisi aspirasi pasien.

Catat hal-hal yang dilaporkan seperti Kekurangan cairan dana lektrolit


mual, nyeri abdomen, muntah dan mengubah motilitas lambung, yang
distensi lambung. seringkali akan menimbulkan
muntah dan cara potensial akan
menimbulkan kekurangan cairan
atau elektrolit.
Observasi adanya perasaan Pemberian cairan untuk perbaikan
kelelahan yang meningkat, edema, yang cepat mungkin sangat
peningkatan berat badan, nadi tidak berpotensi menimbulkan kelebihan
teratur, dan adanya distensi pada beban cairan dan GJK.
vaskular.

Kolaborasi
Berikan terapi cairan yang sesuai Tipe dan jumlah dari cairan
indikasi. tergantung pada derajat kekurangan
cairan dan respons pasien secara
individual.

Pasang/pertahankan kateter urine Memberikan pengukuran yang tepat


tetap terpasang. dan akurat terhadap pengukuran
haluaran urine.

Pantau pemeriksaan laboratorium Pemantauan terhadap status


keadaan klien.

Berikan elektrolit melalui IV dan/atau Mencegah kekurangan elektrolit.


oral sesuai indikasi.

b. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b. d gangguan


keseimbangan insulin, penurunan masukan oral : anoreksia, mual,
peningkatan laju metabolisme ( demam / infeksi ).

Kriteria hasil yang diharapkan, pasien akan :


- Mencerna makanan jumlah kalori / nutrien yang tepat.
- Menunjukkan tingkat energi biasanya
- Memperihatkan berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang
biasanya/yang diinginkan dengan nilai laboratorium normal.

Tindakan Intervensi : Rasional


Mandiri
Timbang berat badan setiap hari Mengkaji pemasukan makanan yang
atau sesuai dengan indikasi. adekuat (termasuk absorbsi dan
utilisasinya).

Tentukan program diet dan pola Mengidentifikasi kekurangan dan


makan pasien dan bandingkan penyimpangan dari kebutuhan
dengan makanan yang dapat terapeutik.
dihabiskan pasien.

Auskultasi bising usus, catat adanya Hiperglikemia dan gangguan


nyeri abdomen/perut kembung, keseimbangan cairan dan elektrolit
mual, muntahan makanan yang dapat menurunkan motilitas/fungsi
belum sempat dicerna, pertahankan lambung yang akan memperngaruhi
keadaan puasa sesuai indikasi. pilihan intervensi.

Berikan makanan cair yang Pemberian makanan melalui oral


mengandung zat makanan (nutrien) lebih baik jika pasien sadar dan
dan elektrolit dengan segera jika fungsi gastrointestinal baik.
pasien sudah dapat mentoleransinya
melalui pemberian cairan melaui
oral. Dan upayakan pemberian
makanan yang lebih padat sesuai
dengan yang dapat ditoleransi.
Identifikasi makanan yang disukai Jika makanan yang disukai pasien
termasuk kebutuhan etnik/kultural. dapat dimasukkan dalam
perencanaan makan, kerja sama ini
dapat diupayakan setelah pulang.

Libatkan keluarga pasien pada Meningkatkan rasa keterlibatannya;


perencanaan makan ini sesuai memberikan informasi pada keluarga
dengan indikasi untuk memahami kebutuhan nutrisi
pasien.

Observasi tanda-tanda hipoglikemia, Karena metabolisme karbohidrat


seperti perubahan tingkat mulai terjadi ( gula darah akan
kesadaran, kulit lembab/dingin, berkurang, dan sementara tetap
denyut nadi cepat, lapar, peka diberikan insulin maka hipoglikemia
rangsang, cemas, sakit kepala, dapat terjadi. Jika pasien dalam
pusing, sempoyongan. keadaan koma, hipoglikemia
mungkin terjadi tanpa
memperlihatkan perubahan tingkat
kesadaran. Ini secara potensial
dapat mengancam kehidupan yang
harus dikaji dan ditangani secara
tepat.

Kolaborasi
Lakukan pemeriksaan gula darah Analisa di tempat tidur lebih akurat
dengan menggunakan “finger stick”. daripada pemeriksaan lewar urine
karena dapat dipengaruhi oleh
ambang ginjal pasien secara
individual.

Pantau pemeriksaan laboratorium. Gula darah akanmenurun perlahan


dengan penggantian cairan dan
terapi insulin terkontrol.

Berikan pengobatan insulin secara Insulin reguler mempunyai awitan


intermitten dengan metode IV. yang cepat sehingga cepat
pula membantu memindahkan
glukosa ke dalam sel.

Berikan larutan glukosa. Menghindari hipoglikemia.

Lakukan konsultasi dengan ahli diet. Bermanfaat dalam perhitungan dan


penyesuaian diet untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien dan
mengembangkan perencanaan
makanan.

Berikan obat metaklopramid, Mengatasi gejala neuropati otonom.


tetrasiklin.

c. Resiko tinggi infeksi b. d peningkatan glukosa darah.

Kriteria hasil yang diharapkan, pasien akan :


- Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi.
- Memperlihatkan teknik, perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya
infeksi.

Tindakan Intervensi Rasional

Mandiri
Obseravasi tanda-tanda infeksi atau Pasien mungkin masuk dengan
peradangan, seperti demam, infeksi yang biasanya telah
kemerahan, adanya pus atau luka, mencetuskan keadaan ketoasidosis
sputum purulen, urine warna keruh atau dapat mengalami infeksi
atau berkabut. nasokomial.
Tingkatkan upaya pencegahan Mencegah timbulnya infeksi
dengan melakukan cuci tangan nasokomial.
yang baik pada semua orang yang
berhubungan dengan pasien
termasuk pasiennya sendiri.

Pertahankan teknik aseptik pada Kadar glukosa yang tinggi dalam


prosedur invasif, pemberian obat darah akan menjadi media terbaik
intravena dan memberikan bagi pertumbuhan kuman.
perawatan pemeliharaan. Lakukan
pengobatan melalui IV sesuai
indikasi.

Pasang kateter/lakukan perawatan Mengurangi resiko terjadinya infeksi


perineal dengan baik. Ajarkan saluran kemih. Pasien koma mungkin
pasien wanita untuk membersihkan memiliki resiko yang khusus jika
area perinealnya dari depan ke arah terjadi retensi urine pada saat awal
belakang setelah eliminasi. dirawat.
Berikan perawatan kulit dnga teratur Sirkulasi perifer bisa terganggu
dan sungguh-sungguh, masase yangmenempatkan pasien pada
daerah tulang yang tertekan, juga peningkatan resiko terjadinya
kulit tetap kering, linen kering dan kerusakan pada kulit dan infeksi.
tetap kencang (tidak berkerut).

Auskultasi bunyi nafas. Ronki mengindikasikan adanya


akumulasi sekret yang mungkin
berhubungan dengan
pneumonia/bronkhitis, edema paru
sebagai akibat dari pemberian cairan
yang terlalu cepat.

Posisikan pasien pada posisi semi- Memberikan kemudahan bagi paru


Fowler. untuk berkembang, menurunkan
resiko tejadinya aspirasi.

Lakukan perubahan posisi dan Membantu dalam menventilasikan


anjurkan pasien untuk batuk semua daerah paru dan memobilisasi
efektif/nafas dalam jika pasien sadar sekret. Mencegah agar sekret tidak
dan kooperatif. Lakukan statis dengan terjadinya peningkatan
penghisapan lendir pada jalan nafas terhadap risiko infeksi.
dengan menggunakan teknik steril
sesuai keperluannya.

Berikan tisu dan tempat sputum Mengurangi penyebaran infeksi.


pada tempat yang mudah dijangkau
untuk penampungan sputum atau
sekret yang lainnya.

Bantu pasien untuk melakukan Menurunkan resiko terjadinya


hygiene oral. penyakit mulut/gusi.

Anjurkan untuk makan dan minum Menurunkan kemungkinan terjadinya


adekuat. infeksi. Meningkatkan aliran urine
untuk mencegah urine yang statis
dan membentu dalam
mempertahankan pH urine yang
menurunkan pertumbuhan bakteri
dan pengeluaran organisme dari
sistem organ tersebut.

Kolaborasi
Lakukan pemeriksaan kultur dan Untuk mengidentifikasi organisme
sensitivitas sesuai dengan indikasi. sehingga dapat memilih terapi
antibiotik yang terbaik.
Berikan obat antibiotik yang sesuai. Penanganan awal dapat membantu
mencegah timbulnya sepsis.
Masalah keperawatan lain yang mungkin muncul:
1. Kelelahan
2. Ketidakberdayaan
3. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar )

6. Unit terkait Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai