Anda di halaman 1dari 5

Melimpahnya Mineral Monasit dan Potensi Monasit di Masa Mendatang

Disusun oleh

Nama : Stephen Lim

NRP : 6217113

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

BANDUNG

2019
Monasit

Monasit ((Ce, La) (PO4) adalah mineral fosfat yang termasuk dalam logam tanah jarang yang
mengandung komposisi 60 % RE203 dan 20% P20, serta memiliki kandungan torium hingga 12% atau rata-
rata 6-7%. Torium dalam monasit dapat memancarkan radiasi pengion sehningga monasit juga memiliki sifat
radioaktif. Dalam jumlah tertentu, monasit dapat dikategorikan menjadi TENORNM (Technologically
Enhanced Naturally Occuring Radioacitve Material) yaitu zat radioaktif alam dikarenakan kegiatan
menggunakan teknologi sehingga terjadi peningkatan pemaparan potensial dibandingkan keadaan awal. Di
alam, monasit merupakan produk samping dari hasil penambangan timah daJam bentuk batuan Granit,
Granit genesik, Aplit dan Pegmati. Terkadang Ce dan La pada monasit di alam digantikan oleh yttrium
dengan cara substitusi sehingga menjadi mineral Xenotim, sedangkan Thorium bisa digantikan oleh
Uranium.

Pusat Sumber Daya Geologi memperikirakan cadangan monasit di seluruh dunia sekitar 12 ton, dua
per tiganya berasal dari pantai Timur dan Selatan India, dan lebih dari 951 ribu ton berada di Indonesia. Di
Indonesia, monasit dapat ditemukan di daerah Bangka dan Belitung (Jalur Timah) serta Kalimantan Barat
(Karimata, Ketapang, Rirang, dan Tanah Merah. Penelitian tentang monasit di Indonesia melibatkan
kerjasama antara BATAN dengan bantuan IAEA dan PT Timah Tbk.

Bedasarkan hasil penelitian IAEA tahun 1992, cadangan geologis monasit di Indonesia sebesar 27 ribu
hinggga 252 ribu ton sebagai cadangan geologi bedasarkan asumsi zona favorabel menerus ke bawah
permukaan. Hasil penelitian BATAN (1989-1998) , cadangan monasit di Indonesia sebesar 2.203,883 ton,
terciri dati 933,883 ton monasit tipe bongkah (placer) dan 1.270 ton monasit tipe urat, dengan metode
pemboran, sumur uji, parit uji dan kupasan.
Gambar 2. Diagram Proses pengolahan Mineral (Monasit/ Xenotim) secara umum

Unsur- unsur pada logam tanah jarang tanah jarang seperti monasit banyak dipergunakan untuk
perkembangan teknologi. Misalnya Lanthanum dan Yttrium dapat diekstrak dari Monasit dan kemudan dapat
dipakai sebagai bahan baku untuk pembuatan suatu bahan yang bersifat superkonduktor ( material yang tidak
memiliki hambatan ci bawah suatu rulai suhu tertentu). Selain itu, monasit mampu menghasilkan neomagnet
(magnet dengan medan magnet yang lebih baik) yang dipakai pada industri- industri seperti bahan baku
perangkat elektronik, optik elektronik, laser, glass, keramik, bahkan mobil bertenaga listirk. Kemampuan
monasit dalam tahan panas yang baik membuat industri pembuatan baja paduan rendah berkekuatan tinggi
(super alloy, stainless steel) sering menambahkan logam tanah jarang yang dipadukan dengan magnesium
dan aluminium untuk menambahkan kekuatan produk tersebut. Dari manfaat tersebut, potensi dari
keberadaan Monasit di Indonesia sangatlah menjanjikan.

Di Indonesia sendiri, pengolahan terhadap logam batu jarang terutama monasit masih dalam
percobaan litbang dalam skala pilot plan. Dalam hal ini PT. Timah TBK bekerja sama dengan BATAN
membuat suatu Pilot Plant Pemisahan Uranium, Torium, dan Logam Tanah Jarang dari Monasit (PLUTHO)
di Bangka Belitung. Pembangunan Pilot Plant ini merupakan salah satu proses industrialisasi Logam Tanah
Jarang di Indonesia yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Pilot
plant ini berfungsi untuk penelitian dan pengembangan teknologi LTJ dalam mengolah monasit menjadi
hidroksida. Kapasitas produksi PLUTHO saat ini mencapai 50 kg monasit per batch, dengan kualitas LTJ
yang semakin mendekati skala laboratorium (kandungan hidroksida mencapai 80% dan zat radioaktifnya
dibawah 50 ppm). Dengan kualitas itu, hidroksi monasit PLUTHO bisa mencapai harga US$ 230 per kg di
pasar dengan permintaan pasar yang cukup besar. Sampai bulan Desember 2017, telah diperoleh hidroksi
monasit sampai batch 12 sebesar 10-15 kg hidroksida monasit. Dari produksi tersebut, sebagian produk
hidroksida monasit dikirim ke Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA-BATAN), Yogyakarta untuk
diolah lagi menjadi Cerium oksida, Lantanum oksida, dan Neodimium hidroksida. Sebagiannya lagi dikirim
ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Puslitbang Tekmira), Kementrian
ESDM, Bandung untuk diolah lagi menjadi Gadolinium oksida. Kemudian turunan hidroksida monasit
tersebut diolah menjadi LTJ individu, paduan LTJm dan diaplikasikan sebagai bahan magnet, cat antiradar ,
dan contrast agent.
Gambar 3. Ruang lingkup PLUTHO

Sejalan dengan UU Minerba No. 4 tahun 2009 tentang larangan ekspor mineral mentah dan juga
PerMen ESDM 1/2014 Ps 4 ayat (2) tentang mineral logam berupa konsentrat zikron, ilmenit, rutil, monasit,
dan senotim wajib dilakukan pengolahan atau pemurnian dalam negeri, maka kedepannya industri yang dapat
dikembangkan dalam mengolah produk logam tanah jarang bergerak di bidang industri pembuatan RE(OH)3
(rare earth hydroxide) industri pembuatan REO (oksida tanah jarang), industri pembuatan unsur tanah jarang
(REE), industri pembuatan paduan tanah jarang dan industri pembuatan produk akhir yang menggunakan
paduan/unsur/oksida tanah jarang. Tujuannya agar mendorong industri di Indonesia untuk membuat produk
berteknologi tinggi dan memiliki nillai jual yang tinggi di dunia.
Tabel 1. Rencana Pengembangan Industri Logam Tanah Jarang di Indonesia

Daftar Pustaka

1. Virdhian Shinta, Afrilinda Eva; KARAKTERISASI MINERAL TANAH JARANG IKUTAN


TIMAH DAN POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS UNSUR TANAH
JARANG; Balai Besar Logam dan Mesin, Kementerian Perindustrian
2. Soeprapto Tjokrokardono, Bambang Soetopo, Ngadenin; TlNJAUAN SUMBERDAYA MONASIT
DI INDONESIA SEBAGAI PENDUKUNG LlTBANG/INDUSTRI SUPERKONDUKTOR; Pusat
Pengembangan Bahan Galian dan Geologi NukJir-BATAN
3. Achdiat Atmawinata, TELAAH PENGUATAN STRUKTUR INDUSTRI PEMETAAN POTENSI
LOGAM TANAH JARANG DI INDONESIA, Kementrian Perindustrian Republik Indonesia
4. https://www.dunia-energi.com/monasit-mineral-masa-depan-yang-mulai-dilirik/

Anda mungkin juga menyukai